Você está na página 1de 4

KLIPING AKHLAK

NAMA : DANI EKO NUGROHO


NO : 07
KELAS : XI TB

TAHUN PELAJARAN 2010/2011


SMK MUHAMMADIYAH I MOYUDAN
Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah (Arab: ‫ الفاتح‬, al-Fātihah, "Pembukaan") adalah surah pertama dalam al-Qur'an.
Surah ini diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-
tama diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Al-Qur'an. Surah ini disebut
Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan
Ummul Qur'an (induk Al-Quran/‫م القرءان‬ ّ ‫ )أ‬atau Ummul Kitab (induk Al-Kitab/‫م الكتاب‬
ّ ‫ )أ‬karena dia
merupakan induk dari semua isi Al-Quran. Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang
berulang-ulang/‫ )السبع المثاني‬karena jumlah ayatnya yang tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam
salat.

Unsur Pokok
Keimanan
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas
bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta
dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Di antara nikmat itu ialah : nikmat
menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rabb (‫ب‬ ّ ‫ )ر‬dalam kalimat
Rabbul-'aalamiin (‫ب العالمين‬ ّ ‫ )ر‬tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung
arti tarbiyah (‫ )التربية‬yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala
nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari
Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuhan
oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya,
sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan
manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena
keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka di dalam surat Al-Faatihah tidak
cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka
na'budu wa iyyaka nasta'iin/‫عين‬ ِ ‫َس َت‬
ْ ‫كن‬
َ ‫وإِيَّا‬
َ ‫ك نَع ُْب ُد‬
َ ‫( إِيَّا‬hanya kepada Engkau-lah kami
menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala
terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang
berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada
siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan
ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan
kepada Allah.

Hukum-hukum
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan
dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya
keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak,
hukum-hukum dan pelajaran.

Kisah-kisah
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-
ayat Al -Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang
dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin/
‫ديقين‬ّ ‫( ص‬orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'/‫( شهداء‬orang-orang yang mati
syahid), shaalihiin/‫( صالحين‬orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang
yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang
lain.

Al-Fatihah
Al-Fatihah merupakan satu-satunya surah yang dipandang penting dalam salat. Salat dianggap tidak
sah apabila pembacanya tidak membaca surah ini.[4] Dalam hadits dinyatakan bahwa salat yang
tidak disertai al-Fatihah adalah salat yang "buntung" dan "tidak sempurna".[5] Walau begitu, hal
tersebut tidak berlaku bagi orang yang tidak hafal Al-Fatihah. Dalam hadits lain disebutkan bahwa
orang yang tidak hafal Al-Fatihah diperintahkan membaca:
"Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada tuhan kecuali Allah, Allah Maha Besar,
tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah."[6]

Dalam pelaksanaan salat, Al-Fatihah dibaca setelah pembacaan Doa Iftitah dan dilanjutkan dengan
"Amin" dan kemudian membaca ayat atau surah al-Qur'an (pada rakaa'at tertentu). Al-Fatihah yang
dibaca pada rakaat pertama dan kedua dalam salat, harus diiringi dengan ayat atau surah lain al-
Qur'an. Sedangkan pada rakaat ketiga hingga keempat, hanya Al-Fatihah saja yang dibaca.[7]
Disebutkan bahwa pembacaan Al-Fatihah seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad adalah
dengan memberi jeda pada setiap ayat hingga selesai membacanya[8], misal:
Bismillāhir rahmānir rahīm (jeda) Alhamdu lillāhi rabbil ʿālamīn (jeda) Arrahmānir rahīm
(jeda) Māliki yaumiddīn (jeda) dan seterusnya.

Selain itu, kadang bacaan Nabi Muhammad pada ayat Maliki yaumiddīn dengan ma pendek dibaca
Māliki yaumiddīn dengan ma panjang.[9]
Dalam salat, Al-Fatihah biasanya diakhiri dengan kata "Amin". "Amin" dalam salat Jahr biasanya
didahului oleh imam dan kemudian diikuti oleh makmum. Pembacaan "Amin" diharuskan dengan
suara keras dan panjang.[10] Dalam hadits disebutkan bahwa makmum harus mengucapkan "amin"
karena malaikat juga mengucapkannya, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa "amin"
diucapkan apabila imam mengucapkannya.[11]
Pembacaan Al-Fatihah dan surah-surah lain dalam salat ada yang membacanya keras dan ada yang
lirih. Hal itu tergantung dai salat yang sedang dijalankan dan urutan rakaat dalam salat. Salat yang
melirihkan seluruh bacaannya (termasuk Al-Fatihah dan surah-surah lain) dari awal hingga akhir
salat, disebut Salat Sir (membaca tanpa suara). Salat Sir contohnya adalah Salat Zuhur dan Salat
Ashar dimana seluruh bacaan salat dalam salat itu dilirihkan. Selain salat Sir, terdapat pula salat
Jahr, yaitu salat yang membaca dengan suara keras. Salat Jahr contohnya adalah salat Subuh, salat
Maghrib, dan salat Isya'. Dalam salat Jahr yang berjamaah, Al-Fatihah dan surah-surah lain dibaca
dengan keras oleh imam salat. Sedangkan pada saat itu, makmum tidak diperbolehkan mengikuti
bacaan Imam karena dapat mengganggu bacaan Imam dan hanya untuk mendengarkan. Makmum
dipererbehkan membaca (dengan lirih) apabila imam tidak mengeraskan suaranya.[11] Sementara
dalam Salat Lail, bacaan Al-Fatihah diperbolehkan membaca keras dan diperbolehkan lirih, hal ini
seperti yang tertera dalam hadits:
"Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Bakar, saya telah lewat di depan rumahmu ketika engkau
salat Lail dengan bacaan lirih." Abu Bakar menjawab, "Wahai Rasulullah, Dzat yang aku
bisiki sudah mendengar." Beliau bersabda kepada Umar, "Aku telah lewat di depan rumahmu
ketika kamu salat Lail dengan bacaan yang keras." Jawabnya, "Wahai Rasulullah, aku
membangunkan orang yang terlelap dan mengusir setan." Nabi SAW. bersabda, "Wahai Abu
Bakar, keraskan sedikit suaramu." Kepada Umar beliau bersabda, "Lirihkan sedikit
suaramu."[12]

Penutup
Surat Al-Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan
perinciannya oleh ayat-ayat Al-Quran yang 113 surat berikutnya.
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Fatihah
merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang
sesudahnya.
Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh
Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al
Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.

Nama Lain
Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surah ini sering juga disebut Fatihatul Kitab (Pembukaan
Kitab), Ummul Kitab (Induk Kitab), Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh
yang Diulang). Selain keempat sebutan tersebut, banyak ulama tafsir yang menyebutnya dengan:
Ash-Shalah (Arab: ‫الصالة‬, Salat), al-Hamd (Arab: ‫الحمد‬, Pujian), Al-Wafiyah (Arab: ‫الوافية‬,
Yang Sempurna), al-Kanz (Arab: ‫الكنز‬, Simpanan Yang Tebal), asy-Syafiyah (Yang
Menyembuhkan), Asy-Syifa (Arab: ‫الشفاء‬, Obat), al-Kafiyah (Arab: ‫الكافية‬, Yang Mencukupi),
al-Asas (Pokok), al-Ruqyah (Mantra), asy-Syukru (Syukur), ad-Du'au (Do'a), dan al-Waqiyah (Yang
Melindungi dari Kesesatan).[1

Você também pode gostar