Você está na página 1de 10

Artikel: Mengambil Kesempatan Dari Kelemahan System Hore, Hari Baru! Teman-teman.

Dalam tulisan pertama dan kedua saya sebelumnya, kita sudah membahas tentang prinsip dasar suatu system dari sudut pandang management dan bagaimana cara membuatnya. Otoritas pembuatan atau pembaruan suatu system berada ditangan supervisor, team leader atau manager unit alias pengambil keputusan di unit kerja tersebut. Pertanyaannya sekarang adalah; bagaimana seandainya Anda bukan seorang pengambil keputusan? Menurut hemat saya; ini adalah saat yang tepat bagi Anda untuk mengambil manfaat. Bagaimana caranya? Mungkin banyak orang yang mengambil kesempatan dari lemahnya system itu untuk mencari keuntungan pribadi atau mendiskreditkan atasan dan perusahaan. Namun hari ini, saya mengajak Anda untuk mengambil kesempatan dari lemahnya system di perusahaan Anda dengan tujuan dan sikap potitif. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar mengambil manfaat dari kelemahan system di unit kerjanya masing-masing secara positif, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini: 1. Ambil kesempatan untuk belajar. Tidak banyak orang yang mau belajar dari keadaan yang dihadapinya sehari-hari. Makanya banyak yang tidak peduli apakah unit kerjanya sudah baik atau belum. Apakah system di unit kerjanya masih up to date atau sudah usang. Bahkan di Perguruan Tinggi paling keren pun belum tentu Anda diajari tentang hikmah dari kelemahan system di perusahaan. Jadi kalau Anda menilai system di perusahaan Anda buruk, maka janganlah langsung mutung dan bersungut-sungut. Ambillah itu sebagai kesempatan untuk belajar merancang suatu system. Maka Anda akan menjadi orang yang langka. Anda akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari orang lain di unit kerja Anda. 2. Ambil kesempatan untuk bereksperimen. Tidak mudah lho mendapatkan kesempatan untuk bereksperimen. Padahal, eksperimen adalah satu-satunya cara untuk memupuk pengalaman. Anda boleh saja membaca text book yang tebal-tebal. Kuliah di sekolah bisnis terkemuka di berbagai negara. Mengikuti training dari para trainer hebat. Namun tanpa kesempatan bereksperimen; ilmu Anda hanya sebatas pengetahuan saja. Ambillah kesempatan dari lemahnya system di unit kerja Anda untuk bereksperimen dengan system yang Anda rancang. Maka Anda akan memiliki kemampuan serta pengalaman yang lebih tinggi dari orang lain di unit kerja Anda. 3. Ambil kesempatan untuk mengorganisasikan orang. Mengorganisasikan orang adalah nyawa dari kepemimpinan. Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang handal dimasa depan maka lemahnya system di perusahaan Anda bisa menjadi sarana untuk praktek mengorganisasikan orang. Ketika Anda belajar membuat system, maka Anda harus berdiksusi dengan atasan Anda untuk mengoreksi dan memberi masukan terhadap draft system yang Anda rancang. Ketika Anda bereksperimen untuk mengimplementasikannya, Anda harus melatih dan mengajak rekan-rekan kerja untuk mengikuti system yang Anda rancang dan telah disempurnakan oleh atasan Anda itu. Perhatikanlah, bukankah dengan begitu Anda sudah memprakekkan bagaimana cara mengorganisasikan orang? Maka dengan mengambil kesempatan itu, Anda membuka peluang

menjadi calon pemimpin masa depan. 4. Ambil kesempatan untuk menunjukkan sikap proaktif. Banyak orang yang hanya bertindak kalau sudah diperintah oleh atasannya. Padahal, banyak atasan yang lelah untuk terus menerus memerintah anak buahnya. Dengan melakukan ketiga langkah diatas Anda telah menghemat banyak waktu dan tenaga atasan Anda, karena Anda melakukannya secara proaktif. Sungguh orang proaktif untuk hal-hal yang positif itu sangat disukai oleh atasan. Ketika Anda datang kepadanya dengan solusi positif, maka atasan Anda akan meresponnya dengan rasa senang. Dia akan membantu Anda menyempurnakan draft atau usulan yang Anda ajukan. Dan dia akan membantu Anda agar rekan-rekan Anda mengikuti petunjuk yang Anda berikan. Hmmh., Anda tahu implikasinya, bukan? 5. Ambil kesempatan untuk mengambil tantangan. Mungkin Anda merasa jika atasan Anda terlalu sibuk untuk hal lain sehingga tidak cukup peduli dengan usulan yang Anda ajukan. Dalam situasi demikian, kebanyakan orang menjadi mutung. Tidak jarang juga yang memilih untuk hengkang. Anda? Akan rugi sendiri jika ikut-ikutan bersikap negatif seperti itu. Pepatah mengatakan; pelaut ulung tidak lahir dari samudera yang tenang. Maka jika Anda ingin menjadi professional handal, bukan kabur atau mutung. Melainkan menjadikan situasi itu untuk mengumpulkan banyak kemampuan, untuk ditabung. Dalam kelemahan system itu Anda memiliki 2 pilihan; membiarkannya begitu saja, atau mengambil ke-5 kesempatan yang saya paparkan diatas. Bahkan sekalipun Anda bukan pemegang otoritas, Anda bisa menjadi mitra bagi atasan Anda untuk memperbaikinya. Itu jika Anda berkenan untuk mengikuti ajakan saya. Bersediakah Anda? Mari Berbagi Semangat! Dadang Kadarusman - 9 Juni 2011 Natural Intelligence Inventor http://www.dadangkadarusman.com/training-programs/ Contact person in-house training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327 Catatan Kaki: Beruntunglah orang-orang yang dihadapkan pada kelemahan system di unit kerjanya, karena dia bisa belajar untuk menjadi professional handal sambil terus mendapatkan bayaran. Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain. Follow DK on Twitter @dangkadarusman Artikel: Mengatasi Rasa Rendah Diri

Hore, Hari Baru! Teman-teman.

Perasaan rendah diri bisa membunuh kita. Tentunya bukan dalam pengertian membunuh secara fisik, melainkan membunuh karakter pribadi. Orang yang rendah diri cederung menarik diri dari lingkungan. Kalaupun berbaur dengan orang lain, dia memposisikan dirinya di pojok ruangan yang nyaris tidak kelihatan. Orang-orang rendah diri tidak berani untuk menunjukkan siapa dirinya dan apa yang bisa dilakukannya lebih baik dari orang lain. Bukankah ini seperti sebuah kematian? Ya, kematian nilai diri seseorang.

Sifat rendah diri itu seperti keran air yang karatan. Dia sangat sulit untuk dibuka, sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar. Ada begitu banyak persediaan air dalam bak penampungan diatas atap, tetapi tidak bisa keluar karena alirannya terhalang oleh keran yang tersumbat. Ada begitu banyak persediaan potensi diri yang kita miliki, namun terkunci oleh perasaan rendah diri yang menghambat. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar mengatasi rasa rendah diri, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:

1. Menghargai diri sendiri. Penyebab utama perasaan rendah diri bukanlah cara orang lain memperlakukan kita, melainkan bagaimana cara kita memberikan penghargaan kepada diri sendiri. Jika Anda sendiri menghargai diri sendiri dengan baik, orang lain tidak akan berhasil menjatuhkan mental Anda; sekalipun mereka berusaha untuk merendahkan Anda. Namun sebaik apapun orang lain memperlakukan Anda, jika Anda sendiri memandang rendah kepada diri sendiri maka Anda tetap akan menjadi pribadi yang rendah diri. Untuk bisa mengatasi rasa rendah diri kita harus mulai dengan cara menghargai diri sendiri dengan sepantasnya terlebih dahulu.

2. Mengambil kendali atas hidup Anda. Mari perhatikan lagi orang-orang disekitar kita. Ada orang-orang yang wajahnya tidak secantik atau setampan kita. Pendidikannya tidak setinggi kita. Penampilannya tidak sebonafid kita. Tetapi mereka begitu percaya diri. Mereka tidak menghiraukan cibiran orang lain. Mereka tidak memperdulikan pandangan yang meremehkan. Walhasil, mereka dapat berkarya semaksimal mungkin, lalu menghasilkan pencapaian yang tinggi. Apakah Anda bisa menemukan orang yang seperti itu? Mereka telah membuktikan bahwa kemudi hidup berada dalam kendalinya, bukan ditentukan oleh penilaian orang lain atas dirinya. Dengan mengambil kendali hidup, mereka berkonsentrasi kepada usaha-usahanya. Meski pada awalnya berat, namun di garis akhir mereka mendapatkan penghargaan yang tinggi. Bahkan dari orang-orang yang sebelumnya menyepelekan.

3. Mengimbangi kekurangan dengan kelebihan diri. Keliru jika kita mengira orang lain lebih beruntung dari diri kita. Faktanya, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Orang-orang yang rendah diri adalah mereka yang terkurung dalam zona kekurangan dirinya sambil membiarkan potensi dirinya tersia-siakan. Sebaliknya, orang-orang

yang berhasil bukanlah mereka yang tidak memiliki kekurangan, melainkan yang senantiasa berfokus pada usaha untuk mengoptimalkan kelebihan yang dimilikinya. Mereka menyadari kekurangan dirinya, namun mengimbangi kekurangan itu dengan kelebihan dirinya.

4. Mengembangkan diri tiada henti. Diatas gunung ada gunung. Bahkan sekalipun Anda seorang yang percaya diri, bisa jadi merasa rendah diri ketika berhadapan dengan orang lain yang tingkatannya lebih tinggi dari Anda. Seorang Manager mungkin merasa lebih superior dihadapan para staffnya. Namun, ketika berhadapan dengan para direktur? Gemetaran juga, bukan? Hal itu bisa diatasi dengan usaha mengembangkan diri secara terus menerus. Faktanya, orang lebih menghormati kemampuan seseorang daripada jabatan yang disandangnya. Meski jabatan Anda tinggi, jika kapasitas aktual Anda tidak sepadan; orang lain akan meremehkan Anda. Tetapi, sekalipun jabatan Anda biasa saja; jika Anda bisa menunjukkan kapasitas diri yang tinggi, orang tetap menghargai Anda.

5. Berkontrisbusi kepada orang lain. Fakta menunjukkan jika siapapun sangat menyukai orang-orang yang memberi kontribusi. Ketika seseorang mampu berkontribusi, dia langsung dihormati tanpa ditanya; berapa banyak uang yang Anda miliki? Seseorang yang berkontribusi dimuliakan tanpa dipermasalahkan apakah hidungnya mancung atau pesek, apakah dia seorang pejabat atau rakyat. Jika hidup kita masih dirundung rasa rendah diri, itu mungkin karena kita belum berkontribusi. Berkontribusilah kepada orang lain, maka Anda akan dihormati. Kemudian dengan kehormatan yang Anda dapatkan itu, rasa rendah diri akan sirna dengan sendirinya.

Setiap manusia sama kedudukannya dimata orang lain. Yang membedakan adalah; apakah dia bisa memberi manfaat atau tidak kepada mereka. Guru kehidupan saya bahkan mengajarkan bahwa;sebaik-baik manusia adalah dia yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Betapa bangganya kita ketika bisa memberi manfaat. Ini bukan tentang rasa bangga dihadapan sesama manusia, melainkan kebanggaan dihadapan Tuhan. Karena dengan manfaat yang kita tebarkan, kita ikut menunjukkan; betapa Tuhan itu senang menebarkan kebaikan. Artikel: Benarkah Perusahaan Anda Tidak Punya System?

Hore, Hari Baru! Teman-teman.

Dalam beberapa forum saya mendengar orang-orang mengatakan; perusahaan tidak punya system. Saya bertanya;Apa iya? Nyatanya, banyak orang yang menyebut-nyebut kata system namun tidak benar-benar memahami maknanya. Pemahaman keliru itu menyebabkan

banyak yang mengira tidak ada system, padahal sudah ada. Banyak juga yang mengira bahwa untuk membuat suatu system diperlukan biaya besar. Padahal membuat system itu bisa murah dan sederhana. Kalau membuat system yang terkomputerisasi, bisa jadi memang sangat mahal sekali. Lho, dimana letak perbedaannya?

Vonis tidak ada system sering digunakan secara salah kaprah. Banyak yang mengira bahwa system itu selalu berkaitan dengan komputer. Perusahaan Anda pasti sudah punya system, namun mungkin tidak terkomputerisasi. Tetapi apakah system yang ada itu harus selalu terkomputerisasi? Ya tidak harus begitu. Anda pun bisa menyajikan sebuah system yang efektif hanya dengan menggunakan beberapa lembar kertas. System di perusahaan Anda sudah ada, namun mungkin perlu segera diperbaharui. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar memahami system yang ada di perusahaannya, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:

1. Bedakan antara system dengan system terkomputerisasi. System itu adalah metode baku atau kerangka proses yang memaparkan prosedur, langkah-langkah dan konsekuensi logis yang dibuat untuk mengatur aktivitas atau menjalankan tugas-tugas tertentu. System tidak harus disajikan dalam suatu program komputer yang rumit. Jadi, tidak selalu berkaitan dengan komputerisasi. Fahamilah perbedaan antara system dengan system terkomputerisasi, maka Anda akan memiliki pandangan yang lebih jernih tentang system yang berlaku di perusahaan tempat Anda bekerja.

2. Bukan tidak ada system, melainkan system yang ada perlu segera dibenahi. Peraturan tentang tata cara Anda mengerjakan sesuatu, reward yang berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan, serta catatan atas semua hasil kerja Anda adalah bagian dari system. Jika hal-hal seperti itu sudah tidak sesuai dengan kondisi kerja aktual Anda, maka yang harus dilakukan bukanlah memvonis perusahaan dengan sebutan tidak memiliki system melainkan segera membenahi system itu supaya lebih mampu untuk mengakomodasi kondisi dan tuntutan kerja terkini.

3. System dapat dibuat secara sederhana hingga sangat kompeks. Janganlah terjebak pada pemikiran yang rumit dan kompleks. Suatu system yang baik justru harus dapat dengan mudah dipahami oleh orang-orang yang akan menggunakannya. Banyak perusahaan yang telah mengeluarkan biaya besar untuk membangun suatu system, namun para karyawannya enggan menggunakan system itu karena terlalu kompleks. Anda boleh membuat system yang rumit jika dan hanya jika memang tuntutan bisnis Anda mengharuskan demikian. Jika tidak, pastikan bahwa system yang Anda buat disajikan sesederhana mungkin.

4. System dapat dibuat pada level unit kerja. Unit kerja itu seperti sel-sel dalam tubuh kita. Dia merupakan miniatur dari keseluruhan kinerja organ-organ tubuh kita. Dia bekerja sejalan dengan proses kerja semua bagian tubuh kita namun mungkin mekanismenya berbeda-beda. Oleh sebab itu, setiap unit kerja harus memiliki dokumen yang memuat system kerja yang berlaku disana sehingga setiap orang dalam unit kerja itu akan melakukan aktivitas dengan standard dan tata cara yang sama.

5. Setiap atasan bertanggungjawab terhadap system kerja di unitnya. Banyak system kerja yang disajikan secara verbal. Terutama pada perusahaan-perusahaan yang belum memiliki tata kelola yang baik. Praktek seperti ini tentu sangat menyulitkan proses pengawasan. Orang yang paling bertanggungjawab untuk membenahinya bukanlah Presiden Direktur, melainkan pemimpin pada unit kerja itu sendiri. Mungkin supervisor atau unit manager. Setiap orang yang memiliki bawahan harus memastikan system kerja untuk semua bawahannya terdokumentasikan dan tersajikan dengan rapi sehingga mudah diakses dan dapat dijadikan acuan bagi semua orang dalam unit kerja yang dipimpinnya. Jika system itu belum ada, maka sebagai atasan Anda harus menjadikannya ada.

Suatu system dibuat untuk memastikan adanya standard kerja atau aktivitas yang baku dalam menyelesaikan penugasan atau pemecahan suatu masalah. Hanya karyawan pada level paling rendah alias tidak memiliki anak buah yang boleh mempertanyakan; mana systemnya?. Jika Anda memiliki bawahan, maka Andalah yang memiliki kewajiban untuk memastikan adanya system yang baik untuk dijalankan oleh setiap orang dalam unit kerja Anda. Sudah saatnya bagi seorang leader untuk berhenti mempertanyakan keberadaan system di perusahaan. Lalu memposisikan diri sebagai perumus dan pengontrol penerapan system yang berlaku di unit kerjanya masing-masing. Pada kesempatan berikutnya, mudah-mudahan kita bisa membahas langkah-langkah sederhana dalam proses penyusunan sebuah system di suatu unit kerja.

Artikel: Membuat Sebuah System Di Unit Kerja

Hore, Hari Baru! Teman-teman.

Ijinkan saya melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang system kerja di perusahaan Anda. Memang ada perbedaan arti dari istilah system dalam terminologi teknik, biology, dan management. Tetapi dalam pengelolaan perusahaan atau unit kerja, menggunakan sudut pandang

management tentunya jauh lebih relevan. Komputer itu hanyalah salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi dan utilisasi system yang kita rancang. Dan sebagai alat, komputer bukanlah segalanya. Jadi, janganlah terlalu berkecil hati jika perusahaan Anda belum memiliki system yang terkomputerisasi. Tentu bagus jika sanggup menyediakan alat itu. Tetapi jikapun belum; Anda masih bisa membangun system yang handal di unit kerja Anda.

Kemarin kita sudah membahas tentang pentingnya (1) memahami proses bisnis atau alur kerja yang berlaku di unit kerja Anda saat ini dan (2) menentukan alur kerja yang diperlukan. Dengan membandingkan temuan pada kedua langkah itu kita akan menemukan gap atau selisihnya. Selisih itu bisa besar, bisa kecil bergantung kepada cakupan system yang sudah ada itu terhadap tuntutan kerja. Jika system itu benar-benar belum ada berarti gapnya 100%. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar membuat system di unit kerjanya masing-masing, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:

1. Kumpulkan informasi yang diperlukan. Sangat penting untuk memperoleh informasi secara internal dalam unit kerja Anda agar bisa memastikan system yang Anda bangun nanti benar-benar sesuai dengan kebutuhan kerja mereka. Namun, informasi eksternal pun tidak kalah pentingnya. Informasi eksternal dari unit kerja yang lain mungkin hanya digunakan untuk benchmark, tetapi pemahaman Anda terhadap system yang berlaku di level korporasi sangat berarti untuk memastikan bahwa system yang Anda buat sejalan dengan system yang lebih besar.

2. Buatlah draft system kerja yang hendak Anda terapkan. Sebagai unit Manager atau Supervisor Anda tidak bisa menunggu orang lain membuatkan suatu system kerja yang dibutuhkan oleh unit kerja Anda. Jadi, mulailah membuat draftnya dengan berbekal pemahaman Anda terhadap proses bisnis, kebutuhan aktual dan informasi internal-external yang Anda peroleh. Mungkin tidak sempurna, namun itu merupakan langkah yang sangat menentukan apakah unit kerja Anda akan memiliki system yang baik atau tidak. Jika Anda diam saja, belum tentu seratus tahun lagi ada orang yang peduli. Jadi, buatlah draftnya sekarang juga.

3. Diskusikan draft awal Anda dengan orang-orang yang berkepentingan. Anda tentu mengharapkan agar semua orang dalam unit kerja Anda bekerja sesuai dengan system yang Anda buat. Maka sangat penting bagi Anda untuk mendengarkan pandangan mereka. Tidak semua anak buah Anda harus diminta pendapatnya. Pilihlah mereka yang selalu kritis namun positif dan konstruktif. Mereka yang pasif, sinis, dan selalu bersikap negatif hanya akan menghambat pembuatan system Anda. Selain bawahan, Anda juga patut meminta pandangan dari atasan karena system Anda erat kaitannya dengan kinerja atasan. Rekan sejawat Anda di unit kerja yang lain juga bisa diminta pendapatnya, terutama mereka yang mempunyai keterkaitan kinerja.

4. Uji cobalah system baru Anda dan revisi lagi sesuai hasil evaluasi. Uji coba memberi Anda peluang untuk memeriksa kembali apakah system yang Anda bangun itu benar-benar handal atau tidak. Ini memperkecil resiko yang bisa ditimbulkan dari kesalahan yang mungkin terjadi. Jauh lebih baik melakukan revisi pada saat uji coba daripada membongkar ulang setelah system itu diterapkan secara keseluruhan. Pada tahap ini juga Anda bisa menemukan hal-hal yang tidak dijelaskan didalam text book. Faktanya, perhitungan diatas kertas tidak selalu cocok dengan kenyataan di lapangan. Bergantung kompleksitas system Anda, uji coba bisa dilakukan selama beberapa hari hingga beberapa bulan.

5. Latihlah semua orang dalam unit kerja Anda. Salah satu penyebab utama kegagalan penerapan system di banyak perusahaan adalah kurangnya keterampilan karyawan dalam menggunakannya. Tidak peduli sehebat dan sekeren apapun system yang Anda bangun, jika orang-orang dalam unit kerja Anda tidak mengerti dan tidak terampil untuk menerapkannya; pasti akan menjadi sia-sia saja. Sudah banyak system yang terbengkalai, padahal dibuat dengan biaya yang sangat mahal. Janganlah ikut menambah jumlahnya dengan system Anda yang menganggur. Jadi, latihlah mereka sampai benar-benar terampil menjalankannya.

Jika Anda mempunyai budget yang cukup untuk membuat otomasi system baru Anda itu dengan seperangkat komputer, silakan Anda lakukan. Jika budget Anda terbatas, maka Anda bisa menggunakan program sederhana semisal microsoft excel atau microsoft access. Jika untuk itu pun belum memungkinkan, maka Anda bisa menerapkan system baru Anda secara manual saja. Ingatlah, bahwa system kerja Anda adalah nyawanya, sedangkan system komputer hanyalah alat penunjangnya. Memang bagus jika Anda bisa memiliki keduanya. Tetapi jika harus memilih salah satunya; maka lupakanlah system komputer, dan berfokuslah kepada system kerjanya. Artikel: Menyikapi Penolakan Yang Menyakitkan

Hore, Hari Baru! Teman-teman.

Beri tahu saya jika didunia ini ada orang yang tidak pernah mendapatkan penolakan. Soalnya saya meyakini jika setiap orang pernah ditolak. Ketika menyatakan cinta. Saat melamar pekerjaan. Atau mungkin sewaktu mengajukan proposal penjualan. Dalam menyampaikan penolakan, perilaku orang juga bermacam-macam. Ada yang menolak dengan lembut, ada juga yang melakukannya secara kasar. Ada yang berbicara sopan, ada pula yang menghardik bahkan mengumpat-umpat. Ada yang sambil tetap menjaga perasaan, dan tentunya ada juga yang

sekalian menyakiti hati. Kita tidak bisa menuntut orang lain untuk menolak dengan cara yang kita sukai. Tetapi kita bisa melatih diri untuk menyikapi penolakan yang kita alami secara positif.

Seseorang yang menyikapi penolakan secara negatif pasti hatinya terasa sakit. Dia bisa tenggelam dalam kekecewaan berkepanjangan sehingga seluruh sisa hidupnya ikut terpengaruh. Sedangkan orang yang mampu menyikapi penolakan secara positif akan bisa mendamaikan suasana hatinya, menentramkan perasaannya, terus tersenyum, dan yang terlebih penting lagi; sanggup menjalani sisa hidupnya dengan tidak kurang indahnya. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar menyikapi penolakan secara positif, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:

1. Fahamilah bahwa penolakan tidak berarti Anda buruk. Setiap penolakan selalu menghasilkan ganjalan didalam hati. Tetapi jika orang lain menolak Anda, boleh jadi hal itu karena mereka mengira Anda terlalu baik untuk diterima. Jika kualifikasi Anda terlalu tinggi untuk suatu posisi yang ditawarkan misalnya, Anda pun tidak akan mendapatkan jabatan itu. Seseorang juga bisa menolak cinta Anda hanya karena dia menilai Anda terlalu baik bagi dirinya. Dia menginginkan Anda mendapatkan pasangan hidup yang lebih baik. Penolakan juga bisa terjadi karena orang lain menilai Anda belum saatnya diterima. Akan ada saat yang tepat baginya untuk menerima kehadiran Anda. Jika Anda ditolak, janganlah terlalu bersedih hati, karena penolakan tidak selalu berarti Anda buruk.

2. Ingatlah selalu bahwa bumi ini sangatlah luas. Kita sering terlalu lama membenamkan diri dalam rasa kecewa terhadap penolakan yang baru saja dialami. Harapan seolah sirna begitu saja karena penolakan itu. Padahal, di luar sana ada begitu banyak kesempatan. Jika ditolak saat melamar pekerjaan, bukankah didunia ini begitu banyak perusahaan hebat yang memberikan peluang karir yang juga tidak kalah menggiurkannya? Jika yang menolak itu pujaan hati Anda; kenyataannya banyak sekali wanita yang lebih cantik dan lebih memahami Anda. Atau lelaki yang lebih sabar dan lebih pengertian dari orang yang menolak Anda. Sungguh, dunia ini sangatlah luas. Mengingat betapa banyaknya kesempatan yang ditawarkan oleh dunia, membuat hati kita yakin bahwa selalu ada harapan untuk mendapatkan yang lebih baik dari orang-orang yang telah menolak kita.

3. Introspeksilah terhadap kemungkinan perlunya memperbaiki diri. Tetap berbesar hati memang sangat penting. Namun, mawas diri juga tidak kalah pentingnya. Penolakan yang Anda terima bisa jadi merupakan isyarat agar Anda melakukan introspeksi diri. Jujur kepada diri sendiri, sangat menentukan keberhasilan proses perenungan Anda. Dengan kejujuran itu, Anda akan menemukan apa saja yang harus diperbaiki, dan apa saja yang layak dipertahankan. Ketika Anda berhasil memperbaiki kekurangan diri, maka Anda akan tampil sebagai pribadi yang

mumpuni. Orang yang dulu menolak Anda, mungkin akan bertemu lagi dengan Anda beberapa tahun kemudian. Saat pertemuan itu terjadi, dalam hati dia berkata;Orang ini sudah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

4. Berlatihlah untuk meningkatkan kemampuan adaptasi Anda. Keterampilan teknis atau kemampuan Anda dalam melakukan sesuatu bisa jadi bukanlah alasan terjadinya penolakan. Mungkin sikap kaku Anda. Mungkin juga karena Anda belum berhasil memperlihatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan budaya, gaya, dan pola mereka. Memang tidak adil jika mereka menilai Anda tanpa memberi cukup waktu untuk menunjukkan kemampuan adaptasi Anda. Namun, begitulah kenyataan hidup yang harus kita hadapi. Mereka menilai kita, sedangkan kita tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pembelaan. Itu berlaku nyaris dimana saja, sehingga berlatih untuk menyesuaikan diri dan adaptasi Anda bisa menjadi cara yang efektif. Kecuali jika Anda sudah tidak lagi menginginkannya; beradaptasi dengan gaya mereka bukanlah gagasan yang buruk untuk dicoba.

5. Yakinlah Tuhan memiliki rencana lain yang lebih baik untuk Anda. Setelah berjuang secara maksimal dan bersungguh-sungguh, namun Anda masih ditolak juga; mengapa harus bersedih hati? Memang, penolakan itu bisa menjatuhkan mental Anda. Penolakan juga menghempaskan harapan-harapan Anda. Tapi, bukankah Anda tidak tahu persis mana yang benar-benar baik dan mana yang kelihatannya saja baik untuk Anda? Tidak ada yang mengetahui segala sesuatu melebihi yang Tuhan ketahui tentangnya. Ketika Anda mengkombinasikan usaha maksimal dengan kepasrahan kepada Tuhan, maka Dia akan menunjukkan hal terbaik bagi Anda. Tuhan tidak akan membiarkan Anda diterima untuk sesuatu yang bukan hal terbaik bagi Anda. Dia akan membiarkan Anda ditolak, lalu mengarahkan Anda kepada hal lain yang lebih baik dimataNya.

Penolakan dan penerimaan itu seperti sebuah kesetimbangan. Ketika penolakan datang, maka penerimaan mengiringinya dari arah yang lain. Kita hanya perlu menemukan letaknya penerimaan itu saja. Dan tugas itu akan jauh lebih mudah lagi jika kita sering berkonsultasi dengan Sang Maha Mengetahui.

Você também pode gostar