Você está na página 1de 9

MAKALAH AUDIT PERBANKAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II

KELOMPOK 3
Ade Riyani (081017) Ajeng Dwi Kusuma Ningrum (080338) Anesya Meinda (081940) Avia Jaya Perkasa (081944) Dede N Fajriani (081952) Diah Uswatun Hasanah (081954)

Kelas : VI A AKUNTANSI

UNVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG-BANTEN 2011

AUDIT PERBANKAN

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan , lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan perhimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa.

PENGERTIAN BANK
Bank didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagai Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kegiatan Bank yaitu 1) Penghimpunan Dana Secara langsung berupa simpanan dana masyarakat (tabungan, giro, deposito), dan Secara tidak langsung dari masyarakat (kertas berharga, penyertaan, pinjaman/kredit dari lembaga lain) 2) Penyaluran Dana Untuk tujuan modal kerja, investasi, konsumsi Kepada badan usaha dan individu Untuk jangka pendek, menengah, dan panjang

FUNGSI BANK
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of services. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitor tidak akan menyalahgunkan pinjamannya, debitor akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor rill tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor rill tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor rill. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian. Agent of Service Di samping melakukan kegiatan perhimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarkat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

PERANAN BANK
 Bank selaku pelaksana lalu lintas pembayaran (LLP) berarti bank menjadi pelaksana penyelesaian pembayaran transaksi komersial atau financial dari pembayar ke penerima.  Lalu lintas pembayaran diartikan sebagai penyelesaian transaksi komersial dan atau finansial dari pembayar kepada penerima melalui media bank. LLP ini sangt penting untuk mendorong kemajuan perdagangan dan glonalisasi perekonomian, karena pembayaran transaski aman, praktisdan ekonomis.  Bank selaku stabilisator moneter diartikan bahwa bank mempunyai kewajiban ikut serta menstabilkan nilai atukar uang, nilai kurs, atau harga barang-barang relatif atau tetap, baik secara langasung maupun melalui mekanisme Giro Wajib Minimum (GWM) Bank, Operasi Pasar Terbuka atau un kebijakan diskonto.  Bank sebagai dinamisator perekonomian berarti bahwa bank merupakan pusat perekonomian, sumber dana, pelaksana lalu lintas pembayaran, memproduktifkan tabungan dan pendorong kemajuan perdagangan nasional dan internasional.

PENGERTIAN AUDIT PERBANKAN


Audit Perbankan yaitu Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan Bank yang telah disusun oleh manajemen beserta catatancatatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Alasan dilakukannya audit perbankan yaitu Sebagai bahan evaluasi pelayanan wealth management dikaitkan dengan SOP, manajemen risiko, internal control, dan pengelolaan human capital yang mengacu aturan BI, khususnya aturan kehati-hatian dan governance dalam melindungi nasabah dan mitigasi risiko. Wealth management adalah pengelolaan dana nasabah oleh bank baik untuk deposito yang ditawarkan bank maupun untuk investasi produk non-bank seperti reksadana dan bancassurance. Bank wajib mengikat kerjasama dengan manajer investasi yg mengelola produk reksadana dan bancassurance. Bentuk kerjasama antara bank dgn manajer investasi ini termasuk dalam obyek pemeriksaan BI dalam audit wealth management. Ini untuk memastikan risiko produk tersebut tetap ada di manager investasi reksadana dan bancassurance. Peran bank hanya sebagai channeling agent.

PROSEDUR AUDIT PERBANKAN


Jenis-jenis Akun Bank : Untuk memaksimalkan posisi kas, entitas melaksanakan prosedur yang mempercepat penagihan penerimaan kas dan menunda pembayaran pengeluaran kas. Dengan prosedur tersebut, dihasilkan pendapatan bunga atas kelebihan kas atau berkurangnya biaya pinjaman tunai.

Berikut ini adalah jenis akun bank yang biasa digunakan : Akun kas umum Akun kas umum merupakan akun kas utama bagi kebanyakan entitas. Sumber utama penerimaan kas untuk akun ini adalah proses pendapatan, sedangkan sumber utama pengeluaran kas adalah proses pembelian dan sumber daya manusia. Akun kas impress Akun bank impress berisikan sejumlah uang tertentu yang digunakan untuk tujuan terbatas. Akun impress sering kali digunakan untuk pembayaran gaji dan cek dividen. Untuk keperluan penggajian digunakan akun bank terpisah bersaldo minimum. Pengeluaran dapat dilakukan menggunakan cek atau setoran langsung. Akun cabang Akun kas cabang dapat dioperasionalkan dengan beberapa cara. Pada beberapa entitas, akun cabang merupakan akun impress untuk pembayaran pengeluaran cabang yang saldo minimumnya telah ditetapkan. Cabang menyerahkan laporan kas secar periodic kepada kantor pusat, dan akun cabang menerima cek atau transfer dari akun kas umum.

 Prosedur Analitis Substantif Kas Karena sifatnya yang bersisa, kas tidak memiliki hubungan yang dapat diprediksi dengan akun laporan keuangan lain. Maka prosedur analitis substantive untuk audit kas terbatas hanya pada perbandingan saldo kas dengan saldo tahun sebelumnya dan dengan saldo anggaran. Penggunaan terbatas dari prosedur analitis substantif ini pada umumnya dapat digantikan dengan (1) Pengujian Pengendalian dan/atau pengujian substantif ekstensif atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas, atau (2) Pengujian ekstensif atas rekonsiliasi bank entitas.

Tujuan pengujian substantif terhadap saldo kas adalah : 1) Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas. 2) Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di neraca. 3) Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang dicantumkan di neraca. 4) Membuktikan kewajaran penilalain kas yang dicantumkan di neraca. 5) Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca.

 Pengaruh Pengendalian Pengendalian utama yang mempengaruhi langsung audit kas adalah pembuatan rekonsiliasi bank bulanan oleh karyawan klien yang terpisah dari fungsi penanganan dan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas. Rekonsiliasi bank tersebut memastikan bahwa saldo per buku klien mencerminkan jumlah yang sama dengan saldo bank setelah unsur-unsur yang direkonsiliasi dimasukkan. Pengendalian dapat lebih baik ditingkatkan jika fungsi independen seperti auditor internal mereview rekonsiliasi bank.  Audit Akun Kas Umum Untuk mengaudit akun kas, auditor harus mendapatkan dokumen-dokumen berikut ini : a. Salinan rekonsiliasi Bank b. Bentuk standar untuk mengonfirmasi informasi saldo akun pada lembaga keuangan c. Pisah batas rekening Koran

Kertas Kerja Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation Working Paper) Auditor biasanya mendapatkan salinan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh karyawan klien. Pada kertas kerja dilakukan rekonsiliasi terutama adalah setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan penyesuaian lain, seperti biaya jasa bank dan cek yang dikembalikan karena pelanggan tidak memiliki kas yang mencukupi dalam akunnya untuk membayar cek (cek kosong) Bentuk Konfirmasi Bank Standar (Standar Bank Confirmation Form)

Auditor biasanya melakukan konfirmasi atas informasi saldo akun dengan setiap bank atau lembaga keuangan dimana klien memiliki akun.

Perhatikan bahwa bentuk konfirmasi ini tidak meminta karyawan bank untuk melaksanakan penyelidikan menyeluruh dan terinci atas catatan bank yang melebihi informasi akun yang diminta dalam konfirmasi. Pisah Batas Rekening Koran (Cutoff Bank Statement) Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi Bank adalah melakukan verifikasi atas ketepatan unsur-unsur yang direkonsiliasi seperti setoran dalam perjalanan dan cek yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas rekening Koran untuk menguji unsur-unsur yang terdapat dalam rekonsiliasi bank.

 Menguji rekonsiliasi Bank (Test of the Bank Reconciliation) Auditor menggunakan prosedur audit berikut untuk menguji rekonsiliasi bank : 1. Uji akurasi matematis kerta kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo menurut buku dengan buku besar. 2. Cocokkan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada konfirmasi bank standar 3. Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening Koran 4. Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek yang dibatalkan pada pisah batas rekening Koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah dan endorsement. 5. Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi bank. 6. Cocokkan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas

 Prosedur Audit Yang terkait dengan kecurangan Jika klien tidak memiliki prosedur pengendalian yang memadai atau auditor menduga terdapat kecurangan atau penyalahgunaan kas, maka diperlukan prosedur audit kas yang lebih luas.Tiga prosedur audit yang khususnya digunakan auditor untuk menemukan kecurangan pada akun kas adalah : 1. Prosedur Rekonsiliasi bank yang diperluas Prosedur Rekonsiliasi Bank yang diperluas (Extended Bank Reconciliation Procedure) Dalam beberapa hal, rekonsiliasi bank akhir tahun dapat digunakan untuk menutupi penyalahgunaan kas. Hal ini dilakukan dengan manipulasi unsur yang harus direkonsiliasi dalam

rekonsiliasi bank. Sebagai contoh, misalkan karyawan klien mencuri $5.000 dari klien. Maka saldo kas klien di bank akan lebih rendah $5.000 dari yang dilaporkan di buku klien. Pada rekonsiliasi bank, kekurangan $5.000 tersebut dapat disembunyikan. Oleh karena itu, pendekatan khusus untuk menyelidiki kemungkinan kecurangan adalah dengan memperluas prosedur audit atas rekonsiliasi bank dengan memeriksa penghapusan unsure yang harus direkonsiliasi bank bulan sebelumnya dan unsur yang harus direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank bulan berjalan.

2. Pembuktian kas Pembuktian kas (Proff of Cash), pembuktian kas digunakan untuk merekonsiliasi penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat pada buku klien dengan kas yang disetorkan atau yang dikeluarkan dari akun bank pada suatu periode tertentu. Pembuktian kas sering kali disebut juga sebagai pembuktian kas empat kolom. Keempat kolom itu terdiri atas : Rekonsiliasi bank awal periode. Rekonsiliasi antara kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan kas yang di catat pada jurnal penerimaan kas. Rekonsiliasi antara kas yang dikeluarkan dari akun bank dengan pengeluaran kas yang di catat pada jurnal pengeluaran kas, yaitu Rekonsiliasi bank akhir periode

3. Pengujian untuk kitting Pengujian untuk kitting (Test for kiting), jika kas dicuri oleh karyawan, sangatlah untuk menutupi kekurangan kas dengan praktik yang dikenal sebagai kitiing. Yaitu, karyawan menutupi kekurangan kas dengan melakukan transfer dari satu akun bank ke akun bank lain dan tidak mencatat transaksi tersebut dengan benar dalam buku klien. Pendekatan yang umumnya dilakukan auditor untuk menguji kitting adalah membuat skedul transfer antar bank. Audit akun Impres Penggajian atau Cabang. Audit atas akun kas impres seperti akun penggajian dan cabang mengikuti langkah audit dasar yang sama dengan audit atas akun kas umum. Pengujian audit akun ini tidak terlalu luas, untuk dua alasan. Pertama, saldo akun impres tersebut tidak material, akun penggajian dan cabang tersebut dapat hanya berisikan saldo sebesar $ 1.000. Kedua, jenis pengeluaran adalah homogen.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin & Loebbecke, JK, Auditing on integrated Approach,Prentice Hall Messier, Glover & Prawitt, Auditing & Assurance Services A Systematic Approach. Standar Profesional Akuntan Publik, 2001, Ikatan Akuntan Indonesia Triandaru, Sigit. 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, PT. Salemba Empat www.idx.co.id

Você também pode gostar