Você está na página 1de 12

2.

6 Gangguan Haid Adapun tanda-tanda gangguan haid adalah: Bagi perempuan tertentu, tidak teraturnya haid merupakan keadaan wajar, namun bagi perempuan lainnya keadaan ini dapat merupakan tanda bagi penyakit menahun, kekurangan darah (anemia), gangguan gizi (malnutrisi), atau mungkin adanya infeksi atau tumor dalam rahim (uterus). Apabila haid tidak terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa haid yang tidak teratur atau tidak mendapat haid sering merupakan keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan haid dan bagi perempuan yang berusia diatas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan haid. Apabila perdarahan mulai terjadi selama kehamilan, hal ini hampir selalu menjadi tanda permulaan suatu keguguran atau abortus (kematian bayi didalam kandungan) Apabila masa haid berlangsung lebih dari enam hari, dan darah yang dikeluarkan banyak dan tidak seperti biasanya, atau haid lebih dari satu kali dalam sebulan, maka anda harus meminta nasehat dokter. Gangguan haid dan siklusnya, khususnya dalam masa reproduksi, dapat digolongkan kedalam: 1. kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: a. hipermenorea atau menoragia b. hipomenorea 2. kelainan siklus: a. polimenorea b. oligomenorea c. amenorea

3. perdarahan diluar haid: a. metroragia 4. gangguan lain yang ada hubungan dengan haid: a. premenstrual tension (ketegangan prahaid) b. mastodinia c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d. Dismenorea 2.6.5 Amenorea Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid, sedangkan pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.

AMENOREA Adalah keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian amenorea primer dan amenorea sekunder.amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan kongential dll. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dala kehidupan wanita, seperti gangguan gizim tumor, dll. Istilah kriptomenorea menunjuk kepada keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tida keluar berhubung ada yang menghalangi misal pada ginatresia himenalis dll.

Klasifikasi Amenore Patologik 1. Gangguan Organik pusat 2. Gangguan kejiwaan

3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis 4. Gangguan hipofisis 5. Gangguan gonad 6. Gangguan glandula suprarenal 7. Gangguan glandula teroidea 8. Gangguan pankreas 9. Gangguan uterus, vagina 10. Penyakit-penyakit umum

Rencana pemeriksaan 1. Pemeriksaan foto roentgen dari thoraks terhadap tuberkulosis pulmonum, dan dari sella tursika untuk mengetahui apakah ada perubahan pada sella tersebut. 2. Pemeriksaan sitologi vagina untuk mengetahui adanya estrogen yang dapat dibuktikan berkat pengaruhnya. 3. Tes toleransi glukosa untuk mengetahui adanya diabetes mellitus. 4. Pemeriksaan mata untuk mengetahui keadaan retina, dan luasnya lapangan visus jika ada kemungkinan tumor hipofisis. 5. Kerokan uterus untuk mengetahui keadaan endometrium, dan untuk mengetahui adanya indometritis tuberkulosa. 6. Pemeriksaan metabolisme basal atau, jika ada fasilitasnya, pemeriksaan T3, dan T4 untuk mengetahui fungsi glandula teroidea.

Tinjauan umum tentang penanggulangan amenorea Tiap penderita harus diobati sesuai dengan sebabnya amenorea. Dalam rangka terapi umum dilakukan tindakan memperbaiki gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang. Pengurangan berat badan pada wanita obesitastidak jarang mempunyai pengaruh baik terhadap amenorea dan oligomenorea.Pemberian teroid diberikan jika ada hipotiroidi. Sedangkan pemberian kortikosteroid hanya bermanfaat pada amenorea berdasarkan gangguan fungsi glandula suprarenal (penyakit Addison laten). Terapi yang penting bila ada pemeriksaan ginekologi tiadak ada kelainan yang mencolok yang dapat menyebabkan ovulasi. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, pertama pemberian

hormon gonadotropin yang berasal dari hipofisis, dan pemberian klomifen. SELENGKAPNYA di: Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid dan Gangguan Haid askep askeb | asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc

AMENOREA bawah judul Definisi Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu: 1. Amenorea primer

Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea 2. primer terjadi pada 0.1 2.5% wanita usia reproduksi sekunder

Amenorea

Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 5%

Penyebab Amenorea bisa terjadi secara fisiologis dan patologis, ada beberapa penyebab amenorea fisiologis, yaitu kehamilan, menopause, prepubertas. Dan laktasi. Sedangkan pada amenorea patologis bisa disebabkan oleh beberapa hal , diantaranya : ada kelainan pada otak, gangguan pada kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, klenjar ovarium, kelianan kejiwaan, gangguan pada hipothalamus.

Penyebab

amenorea

primer

yaitu

Tertundanya menarke, kelainan bawaan pada sistem kelamin ( misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina , serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina ), penurunan berat badan yang drastis, kelainan kromosom, obesitas yang ekskrim, hipoglikemia, disgenesis gonad, hipogonadisme hipogonadotropik,sindrom feminisasi testis, hermafrodit sejati, penyakit menahun, kekurangan gizi, penyakit cushing, fibrosis kistik, penyakit jantung bawaan, tumor ovarium, hipotiroidisme, sindroma adrenogenital, sindroma

prader

Willi,

penyakit

ovarium

polikista,

hiperplasia

adrenal

kongenital.

Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:


y y y y y

Pubertas terlambat Kegagalan dari fungsi indung telur Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina) Gangguan pada susunan saraf pusat Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal

Penyebab

Amenorea

sekunder

Kehamilan, kecemasan akan kehamilan, penurunan berat badan yang drastis, olah raga yang berlebihan, lemak tubuh kurang dari 15 17 extreme, mengkomsumsi hormon tambahan, obesitas, stress emotional, menopause, kelainan endokrin, obat obatan, prosedur dilatasi dan kuretase, kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:

Stress

dan

depresi

Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Penyakit kronik dan Sindrom Gangguan Gangguan hipotalamus indung dan hipofisis telur Obat-obatan Asherman

Tanda

dan

gejala

Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.

Gejala bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika gejala yang ada, adalah kegagalan mengalami pubertas , maka tidak akan ditemukan tanda - tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, rambut ketiak, serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.

Gejala lain yang biasa ditemukan adalah :


y y y y y y

Sakit kepala Galaktorea Gangguan penglihatan Penurunan berat badan yang berarti Vagina yang kering Hirsutisme Penunjang

Pemeriksaan

Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan USG, histerosalpingografi, histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH dan LH.

Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorea sekunder, maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh. Selain itu kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progestogen Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :


y y

Biopsi endometrium Progestin withdrawal

y y y y y y y

Kadar prolaktin Kadar hormon Tes fungsi tiroid Tes kehamilan Kadar FSH,LH,TSH Karotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom CT scan kepala

Tinjauan umum tentang Penanggulangan Amenorea


y

Tidak selalu memerlukan terapi, misalnya pada wanita berumur > 40 th dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memerlukan pengobatan

Dalam kategori ini, yang memerlukan terapi adalah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau sangat terganggu dengan tidak datangnya haid.

Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang.

y y y y

Pengurangan berat badan pada wanita obesitas Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenalis (Penyakit Addison laten) Pemberian estrogen dan progesteron dapat menimbulkan perdarahan siklik, dan perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding, bukan merupakan suatu haid yang didahului oleh ovulasi.

Penyakit Kelainan Kejiwaan


y y

yang

dapat

disertai

amenorea

Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi. Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya haid dapat kembali dalam 3 bulan.

Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil yang negatif.

Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis


y

Sindrom amenorea galaktorea: ditemukan amenorea, dan pada mamma dapat dikeluarkan air susu. Dasarnya ialah gangguan endokrin berupa gangguan produksi releasing factor dengan akibat menurunnya kafar FSH dan LH dan gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Dapat ditemukan setelah kehamilan, disini masa laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasanya (sindrom Chiari Frommel).Dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang memproduksi prolaktin (sindrom Forbes-Albright).

Sindrom Stein-Leventhal : terdiri dari amenorea, hirsutisme dan pembesaran polikistik ovarium.

Amenorea hipotalamik

Gangguan Hipofisis
y

Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan dan Penyakit Simmonds).Gejalanya adalah amenorea, hilangnya laktasi, hipotiroidea, atrofi alat-alat genital dan sebagainya. Terapi terdiri atas pemberian hormon sebagai subsitusi, antara lain kortison, bubuk tiroid, dan sebagainya.

y y

Tumor Hipofisis Kelainan kongenital pada Hipofisis Gonad

Gangguan

Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom Turner): Trias klsiknya : infantilisme, webbed neck dan kubitus vagus. Penderita ini memiliki genitalia eksterna wanita dengan klitoris agaj membesar pada beberapa kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Pola kromosom kebanyakan 45XO, pada sebagian dalam bentuk 45-XO/46-XX; pada sebagian dalam kelahiran bayi wanita. Selain trias, biasanya dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai

dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali ginjal dan sebagainya.
y y y y

Sindrom feminisasi Testikuler Menopause prematur Sindrom ovarium yang Tidak Peka (The insensitive ovary syndrome) Tumor-tumor ovarium

Gangguan Glandula suprarenalis


y

Sindrom Adrenogenital: bersifat kongenital, akan tetapi dapat tumbuh kemudian. Penyebabnya ialah hiperplasia adrenal. Biasanya bayi dengan sindrom ini adalah bayi wanita, dengan pembesaran klitoris dengan kadang-kadang hipospadia. Pada wanita yang lebih dewasa terdapat amenorea, klitoris membesar, atrofi mamma dan membesarnya suara.

Sindrom Crushing: pembuatan hormon glandula suprarenalis yang berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protein dan elektrolit. Gejalanya ialah obesitas, moon face, amenorea, hirsutisme, osteoporosis, hipertensi, striae terutama pada dinding perut.

Penyakit Addison

Gangguan Uterus dan vagina


y

Sindrom Asherman: terjadi karena destruksi endometrium serta tumbuhnya sinekia pada dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum.

Endometritis tuberkulosa: umumnya skunder pada penderita salpingitis tuberkulosa. Terapi yang kausal terhadap tuberkulosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi.

Terapi Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorea diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat.

Saluran reproduksi 1. Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen 2. Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil) 3. Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi nonbedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft 4. Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak) 5. Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi

pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim Gangguan Indung Telur 1. Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual 2. Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses autoimun 3. Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal Gangguan Susunan Saraf Pusat 1. Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor 2. Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan penyebabnya 3. Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksia nervosa atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikiater

SELENGKAPNYA di: AMENOREA askep-askeb-kita.blogspot.com | asuhan-keperawatankebidanan.co.cc

Você também pode gostar