Você está na página 1de 11

PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN
Ditinjau dari Perpektif Psikologi Perkembangan, Manusia adalah makhluk yang senantiasa mengalami perubahan atau change overtime. Sejak dari masa konsepsi hingga meninggal dunia secara bertahap mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan . salah satu aspekpewrkembanganpsikososial yang dialami manusia adalah Perkembanagan Tingkah Laku Prososial. Psikososial secara sederhana adalah sebuah cabang displin ilmu dalam ilmu psikologi. bila anda bertanya makna maka psikososial adalah sebuah cara pandang melihat suatu permasalahan komunal dalam masyarakat yang mempunyai pengaruh terhadap atribut perilaku tiap individu di dalam masyarakat tersebut. tetapi bila arti yang ditanyakan maka psikososial (menurut definisi ilmu psikologi ) sebuah cabang ilmu psikologi yang mempelajari atribut2 sosial dalam perilaku individu dalam sebuah masyarakat.

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Tingkah Laku Prososial
Secara sederhana Psikososial merupakan singkatan dari dua kata yaitu Psiko dan Sosial, dimana arti dari Psiko merupakan Psikis yaitu adalah keadaan kondisi kejiwaan seseorang, dan Sosial merupakan tempat dimana individu hidup dan beraktivitas dengan individu lainnya atau dengan kata lain tatanan kehidupan dalam masyrakat, kedua hal ini saling mempengaruhi individu dalam kehidupannya, yaitu jika individu dalam sisi kejiwaan tidak baik atau tertanggu maka akan mempengaruhi dirinya maupun lingkungan sosialnya demikian juga sebaliknya jika lingkungan sosialnya tertanggu maka akan mempengaruhi kondisi pribadi individu tersebut. Dalam memberikan definisi tentang Tingkah Laku Propsosial, ada beberapa ahli yang mengemukakannya sebagai berikut: a. Barfon Byrne (1991) Tingkah laku Prososial adalah tindakan menolong orang lain. b. Sears,dkk (1992) Tingkah laku Prososial adalah segala tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanapa memperdulikan motiv-motiv sipenolong. c. Sri Utari Pidada (dalam Jurnal ISPSI No.5.1994) Tingkah laku Prososial adalahsuatau tingkah laku yang mempunyai suatu akaibat atau konsekuensiposotif bagi sipartner interaksi.

d. Janusz Reskowski (dalam Esscimberg, 1982) Tingkah laku Prososial adalah mencakaup sejumlah fenomena yang luas, seperti menolong, berbagi, pengorbanan diri, dan mematuhi norma. e. Lead (dalam Staub, 1978) Menurut lead ada tiga criteria yang menetukan tingkah laku Altruistik (Prososial) 1. Tindakana yang bertujuan khusus menguntungkan orang lain tanpa mengharapakan reward external. 2. Tindakan yang dilakukan dengan suka rela. 3. Tindalakan yang menghasilakan sesauatu yang baik. Berdasarkan pendapat dari para pakar diatas jadi dapat kita pahami bahwa Tingkah laku prososial ini merupan suatu tingkah laku sosial positif yang bersifat spontan maupun direncanakan dengan tujuan memberikan bantuan dan pertolongan pada orang lain tanpa paksaan dan juaga mengharapkan balasan (reward).

2. Perkembangan Tingkah Laku Prososial


Perkembanagan tingkah laku prsosial ini memiliki enam tahapan yaitu sbb: a. Compliance & Concrete, Defined Reinsforment Pada thapan ini, individu melakukan tindakan menolong karenakan permintaan atau jaga karena perintah yang disertai dahulu dengan reward atau punishment. Contohnya; Seoarang ibu meminta tolong kepada anak -anaknya untuk menyapu halaman rumah, maka setelah itu sang anak diberikan kue.

b. Compliance Pada tahap ini, individu mewlakukan tindakan menolong karena tunduk pada ototritas, sedangkan ia sendiri tidak berinisitaif melakukannya. c. Internal Initiative & Concrete Reward Pada tahap ini, individu menolong karena tergantung pada penerimaan reward (hadiah) yang diterima. d. Normative Behavior Pada tahap ini, individu menolong orang lan untuk memenuhi tuntutan masyarakat karena ia ingin menjadi orang baik dimata masyarakat. Selain itu, tindakan sipenolong dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang ada didalam masyarakat. e. Generalized Reciprocity Pada tahap ini, tingkah laku menolong didasari atas prinsip-prinsip universal dan pertukaran, yakni seseorang memberikan pertolongan karena dia percaya ketika juga membutuhkan pertolongan maka akan mendapatkan pertolongan. f. Altruistic Behavior Pada tahap ini, individu melakukan tindakan menolong secara suka rela, tapa mengharapkan hadiah dan balasan. Dari penjelasan diatas jadi tahapan tahapan ini sebenarnya tergantung pada niat seseorang dalam memberikan pertolongan pada orang lain. Apakah itu karena permintaan, perintah atau karena menghapkan balasannya dan juga sudah kebiasaannya menolong orang lain.

3. keputusan tingkah laku prososial


Tingkah laku prososial (prosocial behavior) adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu risiko bagi orang yang menolong. Istilah altruisme (altruism) kadang-kadang digunakan secara bergantian dengan tingkah laku prososial, tetapi altruisme yang sejati adalah tingkah laku yang merefleksikan pertimbangan untuk tidak memetingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain. Dalam membuat keputusan apakah seseorang akan menolong atau tidak sangat dipengaruhi oleh banyak factor . Pertama, factor dalam diri manusia. Misalnya kepribadian,kemampuan,moral,kognitif,dan empati. Kedua, factor yang ada diluar diri manusia misalnya kehadiran orang lain , norma norma , dan situasi tempat kejadian. Hasil stdi penulisan empiris menunjukkan bahwa sulit sekali membedakan antara tekanan eksternal dan internal dalam membuat keputusan tingkah laku propososial. Peneliti tidak dapat memverifikasi (menunjukkan dengan sesungguhnya) perasaan dan pikiran yang dialami oleh subyek. Maka proporsi yang menyebutkan adanya rewards eksternal atau internal atau mungkin non rewards bersifat teoritis (bar-tal, 1976). Menurut Bar Tal (1976, hal.4) tingkah laku prososial adalah tingkah laku yang dilakukan secara sukarela dan menguntungkan orang lain tanpa antisipasi rewards eksternal, yang meliputi menolong, membantu, membagi, dan menyumbang. Menurut Sri Untari Pidada (dalam Jurnal ISPSI No. 5 1993/1994: 40) tingkah laku prososial variasinya sangat besar. Ini bisa mulai dari bentuk yang paling sederhana seperti sekedar memberi perhatian hingga yang paling hebat. Misalnya, mengorbankan diri demi orang lain. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa intensitas tingkah laku prososial berbed-beda, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Menurut Bar Tal (1976:52) dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan tingkah laku prososial, orang harus mengetahui bahwa ada seseorang yang membutuhkan bantuan. Selanjutnya, penolong mungkin menentukan apakah akan dibantu atau tidak, dan bagaimana cara memberi bantuan tersebut. Keputusan tersebut juga bergantung pada dua pertimbangan. Pertama, penolong mungkin menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap orang yang memerlukan bantuan, yang kedua, penolong menganalisis berapa besar reward yang diterima setelah memberikan pertolongan. Perilaku prososial memiliki beberapa aspek yaitu : a. Berbagi, taitu kesediaan untuk berbagi perasaan dengan orang lain dalam suasana suka maupun duka. b. Menolong yaitu kesediaan menolong orang lain yang sedang dalam kesulitan. Menolong meliputi membantu orang lain atau menawarkan sesuatu ayng menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain. c. Berderma, yaitu kesediaan untuk memberikan secara sukarela sebagian barang miliknya kepada orang yang membutuhkan.

d. Kerjasama, yaitu merupakan kesediaan untuk memberikan kerja sama dengan orang lain demi terciptanya suatu tujuan. Kerjasama ini biasanya saling menguntungkan, saling memberi, dan saling menolong. e. Jujur, yaitu kesediaan untuk berkata jujur dan tidak berbuat curang terhadap orang lain.

3.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

perkembangan tingkah

laku prososial.

Factor-factor yang mempengaruhi prilaku Prososial ini menurut Para ahli, antara lain: a. Menurut Staub (Daya Kisni & Hudaniah, 2006) terdapat beberapa factor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial, yaitu: * Self-Gain Adalah harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatau, misalnya: ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan. * Personal Values and Norms Adanya nilai-nilai dan norma sosial yang di amalkan atau diterapkan oleh individu selama proses sosialisasi yang meliputi, norma memberi dan norma tanggung jawab. * Emphty Adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau penglaman orang lain.

b.

Menurut Faturocman (2006) Factor-faktornya adalah sbb: * Situasi Sosial Adanya korelasi negative antara pemberian pertolongan dengan jumlah pemerhati, makin banyak orang yang melihat suatu kejadian yang memerlikan pertolongan maka makin kecil munculnya dorongan untuk menolong. * Biaya menolong Dengan keputusan membrikan pretolongan berarti akan ada cost tertentu yang dikeluarkan untuk menolong. * Karakterristik orang-orang terlibat Makin banyak kesamaan antara sipenolong dengan yang ditolong, maka makin besar pula peluang untuk munculnya pemberian pertolongan. * Mediator internal mood Ada kecendrungan bahwa orang yang baru melihat atau mengalami kesediahan lebih sedikit memberi bantuan dari pada orang yang baru melihat atau mengalami hal-hal yang menyenagkan, tergantung perasaan(situasi dan kondisi).individu * Latar Belakang Kepribadian Individu Individu yang memmpunyai orientasi sosial yang tinggi cendrung lebih mudah memberi pertolongan, demikian juga orang yang memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.

4. Implikasi Perkembangan Tingkah Laku Prososial Dengan Pembelajaran


Sekolah merupakan tempat yang penting dan mendukung dalam mengembangkan keterampilan sosial yaitu bagi peserta didik. Berikut ini ada beberapa srategi yang dapat digunakan oleh seorang guru dalam upaya membantu dan mendorong peserta didik dalam memperoleh dan mewujudkan tingkah laku interpersonal yang efektif, yaitu: a. Mengajarkan keterampilan sosisial dan strategi pemecahan masalah social yaitu melalui intruksi verbal serta dorongan-dorongan dan tingkah laku pemodelan. b. Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Mengarahkan dan mengajarkan kepada siswa bagaimana cara memberi

pertolongan ,mencari pertolongan dan keterampilan dalm resolusi konflik serta pemahaman tentang keadilan. c. Memberikan Label Prilaku Yang Pantas Meningkatkan kesadaran siswa terhadap efektifitas ketereampilan sosial dengan mengidentifikasi dan membri pujian atas tindakan-tindakannya itu. d. Meminta siswa untuk memikirkan dampak dari prilaku yang dimiliki. Bagimana siswa mampu memikirkan konsekuensi serta manfaat dari setiap tindakan yang dilakukannya. e. Mengembagkan Program Mediasi Teman Sebaya. Bagaimana siswa melakukan intervensi terhadap perselisishan interpersonal yang terjadi dalam kelas secara efektif dan baik.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas jadi dapat kita pahami bahwa Tingkah laku prososial ini merupakan suatu tingkah laku sosial positif yang bersifat spontan maupun direncanakan dengan tujuan memberikan bantuan dan pertolongan pada orang lain tanpa paksaan dan juga mengharapkan balasan (reward). Perkembanagan tingkah laku prsosial ini memiliki enam tahapan yaitu sbb: a. Compliance & amp; Concrete, Defined Reinsforment b. Compliance c. Internal Initiative & amp; Concrete Reward d. Normative Behavior e. Generalized Reciprocity f. Altruistic Behavior Tahapan ini sebenarnya tergantung pada niat dan usaha seseorang dalam memberikan pertolongan pada orang lain. Implikasinya terhadap prrkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran sebenarnya adalah sebagai intervensi segala tindakan yang akan dilakukan dalam menjalin hubungan sebagai makhluk sosial yang saling melengkapi dan membutuhkan, baik dalam aspek manapun.

DAFTAR PUSTAKA
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA http://mautanya.com/questions/360/apa-sih-sebenarnya-psychosocial-psikososialitu http://moshimoshi.netne.net/materi/psikologi_pendidikan/bab_4.htm http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/perkembangan-fisik-motorikkognitif-psikososial-pada-anak.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

KELOMPOK : 11 ( SEBELAS ) KETUA : AGUNG ANGGOTA : 1. EKA RIZQI AMANDA PUTRI. 5. WIDYA ARUM.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROF.Dr.HAMKA

Você também pode gostar