Você está na página 1de 30

1. SIFAT DAN SUMBER KARBON a.

Sifat Karbon Rancangan Pada Karbon Kalau kita mengamati karbon dengan lebih teliti, kita dapat melihat bahwa tidak hanya susunan fisik unsur ini saja namun juga sifat kimianya dirancang secara sengaja agar menjadi seperti seharusnya. Karbon murni secara alamiah terjadi dalam dua bentuk: grafit dan berlian. Tetapi karbon juga membentuk senyawa dengan bermacam unsur lain dan hasilnya adalah berbagai jenis zat yang berbeda. Secara khusus benda organik kehidupan yang begitu beragam-membran sel dan kulit kayu, lensa mata dan tanduk rusa, bagian putih telur dan racun ular-semuanya tersusun oleh senyawa-senyawa yang berdasar karbon. Karbon, dicampur dengan hidrogen, oksigen, dan nitrogen dalam beragam jumlah dan susunan geometrik, menghasilkan begitu beragam materi dengan sifat-sifat yang jauh berbeda. Beberapa molekul senyawa karbon mengandung hanya beberapa atom, yang lain mengandung ratusan atau bahkan jutaan atom. Lebih jauh lagi, tidak ada unsur lain yang memiliki manfaat seberagam karbon dalam pembentukan molekul dengan daya tahan dan stabilitas seperti itu. Mengutip pendapat David Burnie dalam bukunya yang berjudul Life: Karbon merupakan unsur yang sangat tidak biasa. Tanpa adanya karbon dan sifat tidak biasanya, sepertinya tidak akan ada kehidupan di bumi. Mengenai karbon, ahli kimia Inggris, Nevil Sidgwick, menulis dalam buku Chemical Elements and Their Compounds: Karbon merupakan unsur unik dalam jumlah dan ragam senyawa yang dapat dibentuknya. Seperempat juta lebih telah diisolasikan dan dijelaskan, namun memberikan ide yang sangat tidak sempurna akan kekuatannya, karena karbon merupakan dasar dari semua benda hidup . Baik ditinjau dari sisi fisika atau kimia, tidak mungkin kehidupan berdasarkan pada unsur selain karbon. Pada suatu saat, silikon dikemukakan sebagai unsur lain yang mungkin sebagai dasar kehidupan. Namun sekarang kita tahu bahwa dugaan ini tidak mungkin. Mengutip pendapat Sidgwick lagi: Sekarang kami cukup tahu untuk meyakini bahwa ide akan sebuah dunia di mana silikon mengambil alih fungsi karbon sebagai dasar kehidupan tidaklah mungkin

Ikatan Kovalen Ikatan kimia yang mengikat karbon ketika membentuk senyawa organik disebut "ikatan kovalen". Ikatan kovalen terjadi ketika dua atom berbagi elektronnya.Elektronelektron sebuah atom menempati lapisan orbit spesifik yang mengelilingi inti atom. Orbit yang terdekat dengan nukleus dapat ditempati tidak lebih dari dua elektron. Pada orbit berikutnya elektron terbanyak adalah delapan elektron. Pada orbit ketiga, dapat mencapai delapan belas. Jumlah elektron semakin meningkat dengan penambahan orbit. Lalu, sebuah aspek yang menarik dari skema tersebut adalah atom "ingin" melengkapi jumlah elektron dalam orbit. Misalnya, oksigen memiliki enam elektron pada orbit kedua (dan yang paling luar), dan ini membuatnya lebih "berani" membentuk kombinasi dengan atom lainnya yang akan menyediakan dua kelebihan elektron yang diperlukan untuk menaikkan jumlahnya menjadi delapan. (Kenapa atom bertindak seperti itu adalah sebuah pertanyaan yang tidak terjawab. Namun dengan berperilaku seperti itu merupakan hal yang bagus: karena jika tidak, kehidupan tidak akan mungkin.) Ikatan kovalen merupakan hasil dari kecenderungan atom untuk melengkapi elektron pada orbitnya. Dua atau lebih atom dapat mengisi kekurangan dalam orbitnya dengan saling berbagi elektron. Sebuah contoh yang bagus adalah molekul air (H2O), yang unsur pembentuknya (dua Struktur metana: empat atom hidrogen dan satu atom oksigen) membentuk ikatan kovalen. Dalam senyawa ini, oksigen melengkapi jumlah elektron pada orbit kedua menjadi delapan dengan berbagi dua elektron (masing-masing satu elektron) dari orbit dua buah atom hidrogen; dengan cara yang sama, setiap atom

atom hidrogen membagi setiap satu elektron dengan sebuah atom karbon.

hidrogen "meminjam" satu elektron dari atom oksigen untuk melengkapi kulitnya sendiri. Karbon sangat piawai dalam membentuk ikatan kovalen dengan atom lain (termasuk atom karbon) yang memungkinkan terbentuknya sejumlah besar senyawa. Salah satu contoh dari senyawa ini yang paling sederhana adalah metana: gas biasa yang dibentuk dari ikatan kovalen empat atom hidrogen dan satu atom karbon. Hanya dengan enam elektron, orbit terluar karbon kekurangan empat elektron untuk menggenapkan

menjadi delapan, tidak seperti oksigen yang kekurangan dua, dan karena inilah, empat atom hidrogen diperlukan untuk melengkapinya. Telah disebutkan bahwa karbon memiliki beragam kemampuan dalam membentuk ikatan dengan atom lain dan kemampuan inilah yang menghasilkan beragam senyawa. Kelompok senyawa yang dibentuk secara eksklusif dari karbon dan hidrogen disebut "hidrokarbon". Kelompok ini merupakan kelompok senyawa yang sangat beragam yang meliputi gas alam, bensin, kerosen, dan minyak oli. Hidrokarbon seperti etilen dan propilen adalah dasar pembentuk industri petrokimia modern. Hidrokarbon seperti benzena, toluena, dan terpentin tidak asing lagi bagi siapa pun yang kerjanya berhubungan dengan cat. Naptalen yang melindungi pakaian kita dari ngengat adalah hidrokarbon lainnya. Dengan tambahan klorin dalam senyawa, beberapa hidrokarbon menjadi zat bius; dengan tambahan florin, kita memiliki freon, gas yang banyak digunakan dalam AC. Terdapat kelompok senyawa penting lain bentukan dari karbon, hidrogen, dan oksigen yang berikatan kovalen satu dengan lainnya. Dalam kelompok ini kita temukan alkohol seperti etanol dan propanol, keton, aldehid, dan asam lemak, sebagai salah satu dari sekian banyak senyawa. Kelompok senyawa lain yang tersusun dari karbon, hidrogen, dan oksigen adalah gula, yang mencakup glukosa dan fruktosa. Selulosa yang menyusun kerangka kayu dan bahan kertas mentah adalah karbohidrat. Begitu juga dengan cuka. Demikian pula lilin lebah dan asam formiat. Setiap senyawa dan bahan-bahan yang begitu beragam yang terbentuk alami di dunia kita ini "tidak lebih" merupakan susunan berbeda dari karbon, hidrogen, dan oksigen yang diikat bersama oleh ikatan kovalen. Minyak zaitun, daging, dan gula merah: Segala sesuatu yang kita makan terbuat dari susunan hirogen, oksigen, dan karbon dengan penambahan atom lain seperti nitrogen.

Ketika karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen membentuk ikatan seperti itu, hasilnya adalah sekelompok molekul yang merupakan dasar dan struktur kehidupan itu sendiri: asam amino yang menyusun protein. Nukleotida yang menyusun DNA juga merupakan molekul yang dibentuk dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Singkatnya, ikatan kovalen yang mampu dibentuk oleh atom karbon sangat penting untuk keberadaan kehidupan. Andaikan hidrogen, karbon, nitrogen, dan oksigen tidak terlalu "berani" saling berbagi elektron, maka kehidupan tidak akan mungkin.

AIR DAN METANA: DUA CONTOH IKATAN KOVALEN YANG BERBEDA Dalam molekul air (atas), terdapat ikatan kovalen antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Dalam molekul metana (bawah), empat atom hidrogen membentuk ikatan kovalen dengan sebuah atom karbon. Yang memungkinkan karbon membentuk ikatan-ikatan tersebut adalah sebuah sifat yang disebut para ahli kimia sebagai "keadaan metastabil", sebuah keadaan dengan ambang yang sangat tipis di atas stabil. Ahli biokimia, J. B. S. Haldane, menjelaskan keadaan metastabil sebagai: Molekul metastabil berarti molekul yang mampu melepaskan energi bebas dengan transformasi, namun cukup stabil untuk bertahan lama kecuali diaktifkan oleh panas, radiasi, atau penyatuan dengan katalis. Istilah yang agak teknis ini berarti bahwa karbon memiliki struktur agak unik, oleh karenanya, sangat mudah bagi karbon membentuk ikatan kovalen dalam kondisi normal. Akan tetapi, tepat di sinilah karbon mulai membuat penasaran karena karbon metastabil hanya dalam kisaran suhu yang sangat sempit. Lebih tepatnya, senyawa karbon menjadi sangat tidak stabil jika suhu di atas 100oC.

Fakta ini sangat lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga sebagian besar dari kita tidak menganggapnya istimewa. Misalnya ketika kita memasak daging, yang kita lakukan sebenarnya adalah mengubah struktur senyawa karbonnya. Namun ada sesuatu yang perlu kita catat di sini: Daging matang menjadi benar-benar "mati"; yaitu struktur kimianya berbeda dengan yang dimiliki daging tersebut ketika masih merupakan bagian organisme hidup. Sesungguhnya sebagian besar senyawa karbon menjadi "tidak alami" pada suhu di atas 100oC: sebagian besar vitamin misalnya, terurai begitu saja; gula juga mengalami perubahan struktur dan kehilangan sebagian nilai gizi; dan pada suhu sekitar 150oC, senyawa karbon akan mulai terbakar. Dengan kata lain, jika atom karbon harus melakukan ikatan kovalen dengan atomatom lain dan jika senyawa yang dihasilkan harus tetap stabil, maka suhu lingkungan harus tidak lebih dari 100oC. Sebaliknya batas bawah adalah sekitar 0oC: Jika suhu turun jauh di bawah 0oC, biokimia organik menjadi tidak mungkin. Dalam kasus senyawa lain, secara umum keadaan ini bukanlah yang terjadi. Sebagian besar senyawa anorganik tidak meta-stabil; kestabilannya tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan suhu. Untuk mengetahuinya mari kita lakukan sebuah percobaan. Tusuk sepotong daging di ujung sebatang logam panjang, misalnya besi dan panaskan keduanya di atas api. Bersamaan suhu memanas, daging akan menghitam dan akhirnya terbakar jauh sebelum terjadi apa-apa dengan logam tersebut. Hal yang sama akan terjadi juga jika Anda mengganti logam dengan batu atau kaca. Anda harus meningkatkan panas sampai beberapa ratus derajat sebelum struktur benda-benda tersebut berubah. Saat ini, Anda tentu sudah mendapati kesamaan antara kisaran suhu yang diperlukan untuk pembentukan dan kestabilan ikatan kovalen senyawa karbon dan kisaran suhu yang umum pada planet kita. Seperti telah dibahas di bagian lain, di seluruh alam semesta, suhu berkisar dari jutaan derajat dalam pusat bintang sampai nol derajat mutlak (-273,15oC). Namun bumi, yang telah diciptakan untuk umat manusia agar hidup di dalamnya, memiliki kisaran suhu sempit yang mutlak diperlukan bagi pembentukan senyawa karbon sebagai unsur pembentuk kehidupan. Namun "kebetulan" yang menarik tidak berakhir di sini. Kisaran suhu yang sama merupakan satu-satunya keadaan di mana air tetap cair. Seperti yang telah kita bahas

pada bab sebelumnya, air yang cair merupakan salah satu syarat utama kehidupan, untuk tetap cair, air memerlukan suhu yang tepat sama dengan suhu senyawa karbon agar dapat terbentuk dan stabil. Tidak ada "hukum" fisika atau alam yang mengharuskan keadaan seperti ini, dan berdasarkan fakta ini, terbukti bahwa sifat fisik air dan karbon dan keadaan planet bumi diciptakan selaras antara satu dan lainnya. b. Sumber sumber Karbon

2. PEMBUATAN KARBON 3. SENYAWA DAN REAKSI REAKSI KARBON Senyawa karbon yang disebut juga senyawa organik yang akan dibahas pada kesempatan ini hanyalah senyawa organik yang sederhana dengan pengelompokan golongan berdasarkan gugus fungsional yang telah dibahas terdahulu. Berdasarkan gugus fungsionalnya senyawa organic dikelompokan menjadi enam yaitu, Alkohol, Alkoksi,Alkanal, Alkanon, Asam Alkanoat dan Alkil Alkanoat. Secara rinci perbedaan dari masing masing kelompok tersebut adalah sebagai berikut : A. Alkohol 1. Rumus Umum Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom H nya diganti dengan gugus OH (hidroksil). Sehingga seperti terlihat pada tabel 4.1 rumus umum senyawa alkohol adalah ROH dimana R adalah gugus alkil. Untuk itu rumus umum golongan senyawa alkohol juga dapat ditulis CnH2n+1 OH Contoh : Tabel 5.1 GUGUS ALKIL DAN RUMUS MOLEKUL ALKOHOLNYA

2. Klasifikasi Alkohol Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus OH pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) Alkohol primer yaitu jika gugus OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung )

2) Alkohol sekunder yaitu jika gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain).

3) Alkohol tersier yaitu jika gugus OH terikat pada atom C tersier ( atom C yang mengikat secara langsung tiga buah atom C yang langsung )

Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama. Cara yang bisa digunakan untuk membedakan adalah mengoksidasi menggunakan KMnO4 , K2Cr2O7 , H2CrO4 atau O2 dengan perbedaan sebagai berikut : a) Alkohol primer jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa aldehidenya dan jika dioksidasi lebih lanjut dihasilkan senyawa asam karboksilatnya. Contoh :

b) Alkohol sekunder jika dioksidasi akan dihasilkan senyawa alkanonnya.

Contoh

c) Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi

Berdasarkan jumlah gugus fungsinya alkohol dibedakan menjadi alcohol monovalen dan alkohol polivalen. a) Alkohol monovalen adalah alkohol yang hanya mempunyai satu gugus fungsional OH. Contoh :

b) Alkohol polivalen adalah jenis senyawa alkohol yang mempunyai gugus fungsional lebih dari satu. Contoh :

3. Sifat Sifat Alkohol Secara umum senyawa alkohol mempunyai beberapat sifat, sebagai berikut : a) Mudah terbakar

b) Mudah bercampur dengan air c) Bentuk fasa pada suhu ruang : dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak dengan C 10 atau lebih berupa zat padat

d) Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi dibandingkan alkananya. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen atas molekulnya. 4. Pembuatan Alkohol Metanol Metanol adalah jenis alkohol yang bersifat racun keras, dapat menyebabkan kebutaan dan kematian. Metanol biasanya dibuat dan campuran CO dan H2 menggunakan katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 4000C dan tekanan 200 atm.

Etanol Berbeda dengan metanol etanol merupakan senyawa alkohol yang tidak bersifat racun. Etanol dapat dibuat dari fermentasi karbohidrat.

Dalam industri etanol, biasanya dibuat dengan jalan etana menggunakan air.

5. Beberapa Reaksi Spesifik dari Alkohol 1) Reaksi alkohol dengan logam-logam aktif (Na, K, Mg dll) akan ditandai terbentuknya gas H2. Semua jenis alkohol akan bereaksi dengan logam aktif tersebut.

Contoh :

2) Alkohol akan bereaksi dengan Asam Karboksilat membentuk senyawa ester. Reaksi ini sering dikenal dengan nama Reaksi Esterifikasi.

Contoh :

(perhatikan gugus alkil pada ester (etil) berasal dari alkoholnya (etanol)) Reaksi antara alkohol dengan logam aktif dan reaksi esterifikasi biasanya digunakan untuk mengidentifikasi adanya alkohol dalam suatu zat. B. Eter / Alkoksi Alkana 1. Rumus Umum Eter atau alkoksi alkana adalah golongan senyawa yang mempunyai dua gugus alkyl yang terikat pada satu atom oksigen. Dengan demikian eter mempunyai rumus umum :

dimana R dan R1 adalah gugus alkil, boleh sama boleh tidak Contoh :

2. Penamaan Eter Ada dua cara penamaan senyawa-senyawa eter, yaitu : 1) 2) Contoh : Tabel 5.3 TATA NAMA ETER Menurut IUPAC, eter diberi nama sesuai nama alkananya dengan awalan rantai karbon terpendek yang mengikat gugus fungsi O ditetapkan rantai karbon yang lebih panjang diberi nama sesuai senyawa alkananya Menurut aturan trivial, penamaan eter sebagai berikut : menyebutkan alkoksi dengan ketentuan sebagai berikut : sebagai gugus fungsi alkoksinya.

nama kedua gugus alkil yang mengapit gugus O kemudian diberi akiran eter.

3. Sifat sifat Eter Berbeda dengan senyawa-senyawa alkohol, eter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1) Titik didih rendah sehingga mudah menguap 2) Sulit larut dalam air, karena kepolarannya rendah 3) Sebagai pelarut yang baik senyawa-senyawa organik yang tak larut dalam air 4) Mudah terbakar 5) Pada umumnya bersifat racun

6) Bersifat anastetik (membius) 7) Eter sukar bereaksi, kecuali dengan asam halida kuat (HI dan H Br)

Dengan ketentuan : gugus alkil yang panjang yang membentuk alkohol gugus alkil yang pendek membentuk alkil halida Contoh

C. Aldehide 1. Rumus Umum

Senyawa aldehide atau alkanal mempunyai rumus umum Contoh :

dengan R

gugus alkil sehingga rumus umum senyawa aldehide juga dapat ditulis sebagai berikut :

Tabel 5.4

PEMBENTUKAN RUMUS MOLEKUL ALDEHIDE

2. Tata Nama Aldehid Untuk memberi nama senyawa-senyawa aldehide menurut aturan IUPAC adalah sebagai berikut : beri nama sesuai nama alkana dengan mengganti aliran ana menjadi anal . Selain aturan IUPAC senyawa-senyawa alkanal juga mempunyai nama-nama trivial. Contoh : Tabel 5.5 TATA NAMA ALDEHIDE

Untuk senyawa-senyawa aldehide dengan rumus struktur bercabang menurut IUPAC aturan penamaannya sebagai berikut : 1) 2) Tentukan rantai utama dengan cara : pilih deretan C yang paling panjang Penomoran rantai utama dimulai dari atom C yang mengikat gugus dan mengandung gugus fungsi kemudian beri nama seperti tabel 5.5 di atas. fungsi : aturan yang selanjutnya sama dengan yang berlaku untuk senyawa-senyawa hidrokarbon. Contoh :

3. Sifat sifat Aldehid 1) Senyawa-senyawa aldehide dengan jumlah atom C rendah (1 s/d 5 atom C) sangat mudah larut dalam air. Sedangkan senyawa aldehide dengan jumlah atom C lebih dari 5 sukar larut dalam air. Contoh :

2) Aldehide dapat dioksidasi menjadi asam karboksilatnya Aldehide dapat direduksi dengan gas H2 membentuk alkohol primernya. Contoh :

4. Reaksi spesifik sebagai identifikasi gugus aldehide 1) Gugus aldehide mampu mereduksi larutan fehling (CUO) menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O

2) Gugus aldehide mampu mereduksi larutan perak amoniak (larutan AgNO3 dalam larutan NH3 berlebih) yang biasa disebut bereaks Tollens (Ag2O), menghasilkan cermin perak, yaitu endapan perak yang membentuk cermin pada dinding tabung reaksi.

Kedua reaksi spesifik ini yang biasanya digunakan sebagai identifikasi adanya senyawa aldehide dalam suatu zat. Sekaligus membedakan aldehide dari keton. D. Keton / Alkanon

1. Rumus Umum

Alkanon merupakan golongan senyawa karbon dengan gugus fungsi karbonil Gugus fungsi karbonil terletak di tengah, diapit dua buah alkil. Sehingga alkanon mempunyai rumus umum sebagai berikut :

Contoh :

2. Tata nama Penamaan senyawa-senyawa alkanon atau keton juga ada dua cara yaitu : 1) 2) Contoh : Tabel 5.6 Menurut IUPAC mengikuti nama alkanannya dengan mengganti akhiran Dengan cara Trivial yaitu dengan menyebutkan nama kedua gugus ana dalam alkana menjadi anom dalam alkanon. alkilnya, kemudian diikuti akhiran Keton .

TATA NAMA ALKANON

Untuk senyawa-senyawa keton dengan rumus struktur bercabang akan lebih mudah jika penamaannya menggunakan aturan IUPAC, sebagai berikut : a) b) Tentukan rantai utama dengan cara pilih deretan C yang terpanjang dan Penomoran rantai utama dimulai dari ujung yang memberikan nomor mengandung gugus fungsi kemudian beri nama seperti tabel 5.6 di atas. serendahrendahnya bagi atom C gugus fungsi. Aturan selanjutnya sama dengan yang berlaku pada senyawa hidrokarbon. Contoh :

3. Sifat sifat Alkanon Beberapa sifat yang dimiliki senyawa-senyawa Alkanon antara lain : a. b. c. d. Contoh : Alkanon dengan jumlah C 1 s/d 5 berupa cairan tak berwarna Pada umumnya larut dalam air Alkanon seperti aldehide mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi Alkanon dapat direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol sekundernya.

dari pada senyawa non polar.

dengan dasar sifat ke-4 ini, maka pada umumnya alkanon dibuat dengan cara mengoksidasi alkohol sekundernya. Contoh :

E. Asam Alkanoat 1. Rumus Umum Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsional COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus umum asam alkanoat adalah :

Contoh : Tabel 5.7 PEMBENTUKAN RUMUS STRUKTUR ASAM ALKANOAT

2. Tata Nama

Penamaan senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat juga ada dua cara yaitu 1) Menurut IUPAC : mengikuti nama alkananya dengan menambahkan nama asam di depannya dan mengganti akhiran ana pada alkana dengan akiran anoat pada asam Alkanoat. 2) Contoh : Tabel 5.8 PENAMAAN SENYAWA ASAM ALKANOAT Menurut Trivial, penamaan yang didasarkan dari sumber penghasilnya.

Untuk senyawa-senyawa asam alkanoat yang mempunyai rumus struktur bercabang aturan penamaan IUPAC adalah sebagai berikut : 1) atas. 2) Contoh : Penomoran atom C dimulai dari atom C gugus fungsi, sedang aturan selanjutnya sama dengan yang berlaku pada senyawa-senyawa hidrokarbon. Tentukan rantai utama dengan memilih deretan C paling panjang dan mengandung gugus fungsi COOH, kemudian diberi nama seperti pada tabel 5.8 di

3. Sifat sifat asam alkanoat Secara umum senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat mempunyai sifatsifat sebagai berikut : 1. dan larut sempurna dalam air b. Asam alkanoat dengan atom C5 sampai C9 berbentuk cairan kental dan sedikit larut dalam air c. Asam alkanoat suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang sukar larut dalam air. 2. Titik didih asam alkanoat lebih tinggi dibandingkan titik didih alkohol yang memiliki jumlah atom C yang sama a. Asam alkanoat yang mengandung C1 sampai C4 berbentuk cairan encer

3. Contoh :

Asam alkanoat pada umumnya merupakan asam lemah. Semakin panjang

rantai karbonnya semakin lemah sifat asamnya. HCOOH Ka = 1,0 . 104 CH3COOH Ka = 1,8 . 105 CH3CH2COOH Ka = 1,3 . 105 4. Asam alkanoat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam. Reaksi

ini disebut reaksi penetralan.

5.

Asam alkanoat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan senyawa

ester. Reaksi ini dikenal dengan reaksi esterifikasi

F. Ester / Alkil Alkanoat 1. Rumus Umum Ester merupakan senyawa turunan asam alkanoat, dengan mengganti gugus hidroksil ( OH) dengan gugus OR1. Sehingga senyawa alkil alkanoat mempunyai rumus umum :

R dan R1 merupakan gugus alkil, bisa sama atau tidak. Contoh :

2. Tata Nama Untuk memberi nama senyawa ester, disesuaikan dengan nama asam alkanoat asalnya, dan kata asam diganti dengan kata dari nama gugus alkalinya.

Tabel 5.9 PENAMAAN SENYAWA ALKIL ALKANOAT

3. Sifat sifat Ester Senyawa senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1) buahan. 2) 3) 4) 5) Contoh : Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol Ester merupakan senyawa karbon yang netral Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-

pembentuknya.

6)

Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan

dihasilkan dua buah senyawa alkohol.

Contoh : 7) Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam (sabun) dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi / penyabunan. Contoh :

6. EFEK FISIOLOGI DAN MANFAAT KARBON a. b. Efek Fisiologi Karbon Manfaat Karbon dan Senyawanya Kegunaan Alkohol 1) Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut. Misal : lak dan vernis 2) Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik. 3) Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik. 4) Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama Spirtus. 5) Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras. lain : 1) Dietil eter (etoksi etana) biasanya digunakan sebagai pelarut senyawasenyawa organik. Selain itu dietil eter banyak digunakan sebagai zat arestesi (obat bius) di rumah sakit. 2) MTBE (Metil Tertier Butil Eter) Kegunaan Eter Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

Senyawa eter ini digunakan untuk menaikan angka oktan besin menggantikan kedudukan TEL / TML, sehingga diperoleh bensin yang ramah lingkungan. Sebab tidak menghasilkan debu timbal (Pb2+) seperti bila digunakan TEL / TML. Kegunaan Aldehide

Senyawa aldehide yang paling banyak digunakan dalam kehidupan adalah Formal dehide dan Asetaldehide, antara lain sebagai berikut : 1) Larutan formaldehide dalam air dengan kadar 40% dikenal dengan nama formalin. Zat ini banyak digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium musium. 2) Formaldehide juga banyak digunakan sebagai : a) Insektisida dan pembasmi kuman b) Bahan baku pembuatan damar buatan c) Bahan pembuatan plastik dan damar sintetik seperti Galalit dan Bakelit 3) Asetaldehide dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan sebagai a) b) c) Bahan untuk membuat karet dan damar buatan Bahan untuk membuat asam aselat (As. Cuka) Bahan untuk membuat alcohol Kegunaan Alkanon

Senyawa alkanon yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah seton (propanon). Aseton banyak digunakan sebagai : 1) Pelarut senyawa karbon misalnya : sebagai pembersih cat kuku 2) baku pembuatan zat organik lain seperti klaroform yang digunakan sebagai obat bius. 3) Selain aseton, beberapa senyawa alkanon banyak yang berbau harum sehingga digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya Kegunaan Asam Alkanoat 1) Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut merupakan cairan tak berwarna dengan bau yang merangsang. Biasanya digunakan untuk: a) menggumpalkan lateks (getah karet) b) obat pembasmi hama 2) Asam asetat atau asam etanoat yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan nama asam cuka. Asam cuka banyak digunakan sebagai pengawet makanan, dan penambah rasa makanan (baksa dan soto) 3) Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng Penggunaan asam alkanoat dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

4) Asam stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan sehari-hari terutama digunakan untuk membuat lilin. Kegunaan Ester 1) Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak 2) Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan polyester yang digunakan sebagai bahan pembuat kain. 3) Karena baunya yang sedap maka ester banyak digunakan sebagai esen pada makanan antara lain : Tabel 5.10 CONTOH AROMA SENYAWA ESTER Ester banyak digunakan dalam kehiduapn sehari-hari antara lain :

Kamis, 23 Maret 2006 00:53:02 Artikel Iptek - Bidang Nanoteknologi dan Material Nanokarbon: Penghantar Obat Kanker Oleh Purwadi Raharjo Unsur karbon (C) memang unik. Kumpulan atomnya bisa beraneka ragam bentuk, tergantung cara atom-atom karbon itu saling mengikat satu sama lainnya. Kalau dilihat dari jenis atomnya, arang, graphite, intan, fullerene yang ditemukan tahun 1985 berbentuk seperti bola sepak dan nanotube. Bahan-bahan tersebut berasal dari atom-atom karbon yang sama, perbedaannya terletak pada bentuk dan susunan molekul atom-atomnya. Keunikan lainnya adalah masing-masing bentuk mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Partikel nanokarbon bermacam-macam bentuknya, diantaranya adalah nanotube, nano

fullerene, dan nanohorn. Nanotube berbentuk seperti selembar jala dengan ronggarongga segienam yang digulung membentuk sebuah tabung (Gambar 1). Tabung mungil karbon dengan diameter beberapa nanometer (seperseratus juta meter) ini, mempunyai sifat yang kuat terhadap tarikan dan tidak mudah patah jika dilenturkan. Sifat lainnya adalah penghantar listrik yang baik. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1991 oleh Iijima Sumio, nanotube banyak diharapkan penggunaannya pada berbagai aplikasi.

Gambar 1. Nanotube yang menyerupai tabung jala berukuran nanometer [1] Sifat mekaniknya yang kuat, menyebabkan nanotube bila dicampurkan pada bahan plastik akan diperoleh komposit plastik yang kuat dan ringan. Contoh produknya dapat kita temukan pada mobil NISSAN X-trail, raket badminton NANOSPEED produksi YONEX. Penggunaan nano karbon lain yang menarik adalah sebagai penghantar obat kanker atau tumor di bidang kedokteran (drug delivery system). Baru-baru ini NEC bekerjasama dengan Japan Science and Technology Agency (JST) dan Cancer Insitute Japan, berhasil membuat sistem penghantar obat di dalam aliran darah menggunakan nanohorn. Nanohorn, sejenis nanotube yang salah satu ujung silindernya meruncing dan tertutup seperti tanduk. Bersifat aman bagi tubuh karena berasal dari unsur karbon dan butiran obat kanker (cisplatin) sebesar sekitar 1-2 nanometer dapat dimasukkan dalam rongga nanohorn, layaknya obat dalam kapsul. Sistem penghantar obat ini lebih efektif untuk pemusnahan sel penyakit dan sel tumor.

Gambar 2. Sekelompok nanohorn yang mengandung obat kanker (cisplatin) di dalam rongganya (kiri). Satu butiran cisplatin yang berada di dalam suatu rongga nanohorn (kanan). Bintik hitam dalam foto elektron mikroskop diatas menunjukkan butiran-butiran cisplatin Kumpulan nanohorn sebesar 100 nanometer yang mengandung obat (Gambar 2), setelah disuntikan ke dalam tubuh pasien akan mengalir di dalam darah, tidak menyebar ke seluruh tubuh melainkan akan terakumulasi di dalam sel-sel kanker. Hal ini karena sifat sel kanker yang lebih mudah menyerap benda-benda berukuran sekitar 100 nanometer dibandingkan sel tubuh lainnya. Sehingga, efek samping chemotherapy yang dapat merusak sel-sel tubuh lainnya seperti selama ini sering terjadi, dapat dihindarkan. Setelah berkumpul di dalam sel kanker, obat kanker dalam kapsul nanohorn ini dapat secara perlahan lepas untuk mematikan sel kanker secara efektif (Gambar 3).

Gambar 3. Sel kanker berbentuk lingkaran-lingkaran kecil dalam waktu 72 jam dapat berkembangbiak dengan cepat (kiri). Sel kanker tersebut hampir semuanya mati setelah diberikan nanohorn yang mengandung cisplatin (kanan) Banyak manfaat nanokarbon yang tentunya bisa dielaborasi terkait dengan sifat listriknya. Beberapa riset yang sedang dikembangkan dewasa ini antara lain adalah pembuatan super kapasitor yang suatu saat kelak dapat digunakan untuk sistem pembangkit listrik dalam mobil hibrid. NEDO Jepang dewasa ini juga sedang mengembangkan proyek riset penggunaan nanotube dalam LSI sebagai bahan penghantar listrik pengganti tembaga dan aplikasi nanotube dalam monitor display dan FET transistor. Sekarang karbon tidak hanya dikenal sebagai arang untuk kayu bakar, banyak manfaatmanfaat lainnya yang dapat diperoleh daripadanya sebagai sebuah karunia Ilahi yang sangat besar manfaatnya.

Você também pode gostar