Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tugas Pendahuluan
ENZYME IMMUNOASSAY
Patricia M.Tauran, Nurul H, Tenri Esa Bagian Patologi Klinik FK-UNHAS/BLU RS Wahidin Sudirohusodo Makassar I. PENDAHULUAN Imunoasai adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau kadar antibodi dan antigen dalam cairan tubuh atau serum seseorang. Imunoasai dapat dibagi menjadi 2 kelompok menurut jenisnya, yaitu imunoasai tak berlabel dan imunoasai berlabel. Imunoasai tak berlabel terdiri dari beberapa teknik, yaitu : uji presipitasi, uji aglutinasi, uji hemaglutinasi, lisis imun dan fiksasi komplemen, serta uji netralisasi. Sedangkan imunoasai berlabel juga terdiri dari beberapa teknik yaitu : asai berlabel fluoresens atau (Fluorescent asai Immunoassay enzim atau FIA), asai berlabel radioisotop atau EIA), (Radioimmunoassay atau RIA), asai berlabel luminescent (Luminescent Immunoassay LIA), berlabel (Enzyme Immunoassay Immunochromatographic Assay atau ICA dan uji imunoperoksidase.1 Yalow dan Berson mengembangkan metode Radioimmunoassay (RIA) pada tahun 1959 dengan menggunakan label radioaktif yang dapat mengidentifikasi komponen immun pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada tahun 1960-an, para peneliti mulai mencari pengganti metode RIA karena kelemahannya menggunakan radioaktif isotop sebagai label.2 Kekurangan penggunaan radioaktif tersebut berkaitan dengan keselamatan petugas laboratorium, masalah pembuangan radioaktif, fasilitas laboratorium khusus dengan persyaratan gedungnya dan mahalnya peralatan yang dibutuhkan. 3 Kelemahan dari Radioimmunoassay mendorong para peneliti untuk mencari suatu label pengganti yang lebih sederhana, lebih murah, dengan reagen yang dapat tahan lebih lama dan dapat dipakai oleh hampir semua laboratorium serta mudah dibuat otomatis. Muncullah kemudian gagasan untuk memakai enzim sebagai label dan lahirlah suatu imunoasai yang baru yaitu Enzyme Immunoassays (EIA).1 Teknik EIA pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 oleh Anton Schuurs sebagai peneliti utama dan Bauke van Weemen di laboratorium penelitian NV Organon, Oss, Belanda. Pada tahun 1976 Organon Teknika kemudian sukses mengembangkan dan memasarkan sistem EIA berupa Hepatitis B surface antigen (HbsAg) dengan
menggunakan plate mikrotiter-96 sumur. Tes ini kemudian menjadi EIA yang pertama kali dikomersilkan dan kemudian diikuti oleh tes diagnostik mikrobiologi dan virologi lain seperti antigen Hepatitis B "e" (HBe), antibodi Rubella, antibodi Toxoplasma dan antibodi Human Immunodeficiency Virus pada tahun 1980-an.3 II. DEFINISI Enzyme immunoassay (EIA) adalah tes untuk mendeteksi antigen atau antibodi dengan penambahan enzim yang dapat mengkatalisa substrat sehingga terjadi perubahan warna.2,4 Metode EIA menggunakan sifat katalisa dari enzim untuk mendeteksi dan menghitung jumlah reaksi imunologi. Gabungan antibodi berlabel enzim atau antigen berlabel enzim digunakan pada pemeriksaan imunologi. Enzim dan substratnya mendeteksi keberadaan dan jumlah antigen atau antibodi yang terdapat pada sampel pasien.2 Untuk dapat digunakan pada EIA, enzim harus memenuhi kriteria : -
Stabilitas tinggi Spesifitas tinggi Tidak mengandung antigen atau antibodi Tidak ada perubahan oleh inhibitor dalam sistem.2 Tabel 1. Enzim-enzim yang Digunakan pada EIA2 Enzim Acetylcholinesterase Alkaline phosphatase -Galactosidase Glucose oxidase Glocose-6-phosphatase dehydrogenase (G6PD) Lysozyme Malate dehydrogenase Peroxidase Sumber Electrophorous electicus Escherichia coli Escherichia coli Aspergillus niger Leuconostoc mesenteroides Putih telur Jantung babi Lobak
Enzim berlabel yang sering digunakan yaitu horseradish peroxidase, alkaline phosphatase, Glocose-6-phosphatase dehydrogenase dan -galactosidase.2
5. Tidak ada bahaya radiasi selama pemberian label atau pembuangan sampah. B. Kerugian
1. Pengukuran aktivitas enzim dapat lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran dengan beberapa tipe radioisotop. 2. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh konstitusi plasma.
3. Pada saat ini tes homogen memiliki sensitivitas 10-9M dan tidak sesensitif
radioimmunoassay.
4. EIA homogen untuk protein yang besar dapat dihasilkan tetapi membutuhkan
reagen imunokimia yang kompleks.5 III.METODE Pada tes EIA, sebuah manik plastik atau plat plastik dilapisi dengan antigen (contoh: virus). Antigen bereaksi dengan antibodi pada serum pasien. Manik atau plat kemudian di inkubasi dengan sebuah gabungan enzim-antibodi berlabel. Jika terdapat antibodi, gabungan tersebut bereaksi dengan kompleks antigen-antibodi pada manik atau plate. Aktivitas enzim diukur dengan spektrofotometer setelah penambahan substrat kromogenik spesifik. Misalnya, peroksidase mengkatalisa substratnya, o-dianisidine, menyebabkan perubahan warna. Pada beberapa kit, tes EIA dapat dibaca secara langsung (visual). 2,6 Hasil pada tes EIA dapat juga dinilai dengan membandingkan hasil spektofometer serum pasien dengan referensi serum kontrol. Keunggulan tes secara objektif adalah hasilnya tidak tergantung dari interpretasi teknisi. Pada umumnya prosedur EIA lebih cepat dan pekerjaan laboratorium lebih sedikit dibandingkan dengan metode serupa.2,6
IV. TIPE ENZYME IMMUNOASSAYS 2,4 3
antigen.
3. Ditambahkan suatu antibodi yang spesifik terhadap antigen tertentu yang berlabel
enzim (conjugate).
4. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika terdapat
enzim. Warna yang terbentuk sesuai dengan jumlah antigen yang terdapat pada sampel pasien.2,4
EIA antibody detection terdiri dari 3 tipe yaitu noncompetitive EIA, competitive EIA dan capture EIA. a. Noncompetitive EIA
1.
Antigen yang spesifik dilekatkan pada suatu permukaan fase padat Ditambahkan serum pasien yang mungkin mengandung atau tidak Ditambahkan antibodi yang spesifik terhadap antibodi sebelumnya yang Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika
mengandung antibodi.
3.
terdapat enzim. Warna yang terbentuk sesuai dengan jumlah antibodi yang terdapat pada sampel pasien.2,4
2.
ditambahkan ke dalam plate bersama-sama dengan penambahan antibodi berlabel enzim (conjugate) yang akan berkompetisi untuk memperebutkan antigen yang sama.
3.
terdapat enzim. Jumlah warna yang terjadi berbanding terbalik dengan jumlah antibodi yang terdapat pada sampel pasien.2,4
Gambar 3. Langkah-langkah pemeriksaan competitive EIA.4 c. Capture EIA Sebuah capture EIA dirancang untuk mendeteksi tipe spesifik dari antibodi, seperti IgG atau IgM.
1. Antibodi yang spesifik terhadap IgG atau IgM dilekatkan pada suatu permukaan
(conjugate).
5. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika terdapat
enzim. Warna yang terbentuk sesuai dengan jumlah antigen yang spesifik terhadap IgG atau IgM yang terdapat pada sampel pasien.2,4
Tabel 2. Klasifikasi EIA dan Contoh Tes :2,4 Tipe EIA Tes Antigen Detection Hepatitis B surface Antigen Antibody Detection Noncompetitive EIA CMV IgG Hantavirus IgG Hepatitis A
7
Hepatitis C Hepatitis B surface Antibody HIV Antibody Measles IgG Mumps IgG Rubella IgG VZV IgG Hepatitis B core Antibody Arbovirus IgM CMV IgM Hantavirus IgM Measles IgM Rubella IgM Toxoplasma IgM
DAFTAR PUSTAKA
1. Handoyo I. Pengantar Imunoasai Dasar. Airlangga University Press, Surabaya :
2003.
(ELISA). Washington DC: American Association for Clinical Chemistry, Inc; [cited 2005 September 22]. Available from: http://intl.clinchem.org
4. Laboratory Services Section. Enzyme Immunoassay (EIA). Texas: Texas
Department of State Health Services; [updated 2004 December 1]. Available from: www.dshs.state.tx.us/lab/serology_eia.shtm
5. Henry J.B.MD : Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 21st