Você está na página 1de 7

A. Definisi Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang stenoid.

Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. (budiyanto, 2002) Hipofisa terletak dibawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak. Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisa merupakan organ yang relatif kecil ukurannya jika dibandingkan dengan ukuran tubuh, tetapi mempunyai pengaruh pada sejumlah proses vital dalam tubuh manusia maupun hewan. Pengaruh yang luas dari kelenjar hipofisa di dalam tubuh disebabkan olah kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa tersebut (Djojosoebagio, 1990). Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa ada sembilan macam, yaitu: ACTH, TSH, FSH, LH, STH, MSH, Prolaktin, Vasopresin, dan Oksitosin (Partodihardjo, 1987). FSH dan LH adalah dua hormon yang mempunyai daya kerja mengatur fungsi kelenjar kelamin. FSH mempunyai daya kerja merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium dan pada testis memberikan rangsangan terhadap spermatogenesis. LH mempunyai daya kerja merangsang ovulasi dan menguningkan folikel ovarium dan pada hewan jantan. Hormon ini merangsang fungsi sel-sel interstisial pada testis serta mempertinggi atau meningkatkan produksi hormon steroid, baik pada hewan betina maupun hewan jantan. Dalam budidaya ikan, salah satu hambatan yang umum dialami adalah tidak tersedianya benih yang cukup dan berkesinambungan (Hardjamulia dan Atmawinata, 1980). Telah banyak dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi benih dengan cara yang lebih maju, yaitu dengan penggunaan hormon atau hipofisasi. Hipofisasi adalah menyuntikkan suspensi kelenjar hipofisa kepada ikan yang akan dibiakkan. Kelemahan dari tekhnik hipofisasi adalah hilangnya sejumlah ikan donor untuk diambil hipofisanya. Usaha yang telah dilakukan untuk menekan sekecil mungkin kelemahan ini adalah dengan memanfaatkan ikan yang mempunyai nilai ekonomis rendah untuk dipakai sebagai ikan donor. Akan tetapi, lebih ekonomis lagi apabila kita dapat memanfaatkan limbah ternak hipofisasi. Hipofisa pada ikan dilakukan karena kelenjar hipofisa ikan mengandung gonadotropin semacam LH (LH-like gonadotropin), yang mana hormon ini akan merangsang ovarium untuk (hipofisa ternak) sepanjang tidak menyimpang dari prinsip

mempercepat ovulasi sehingga mempercepat terjadinya pemijahan atau ovulasi pada ikan. Demikian juga, pada ikan jantan akan dapat merangsang spermiasi. B. Syarat Donor Syarat indukan yang bisa diambil kelenjar hipofisanya adalah ikan jantan yang telah matang gonad. Perbandingan berat ikan jantan dengan ikan betina adalah 1,5 : 1 jadi ikan jantan seberat 1,5 Kg digunakan untuk hipofisasi induk betina yang memiliki berat 1 kg. Perbandingan diatas berguna jika donor dan penerima berasal dari satu spesies, jika menggunakan donor dari lain spesies maka dosisnya harus ditambah. Donor dari lain spesies disebut donor universal contohnya ikan mas, tetapi sebaiknya donor dan penerima tetap berasal dari satu famili. C. Kelebihan dan Kekurangan Hipofisasi Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik. Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon gonadotropin. D. Pengawetan Kelenjar Hipofisa Ada dua metode yang biasa dilakukan dalam mengawetkan kelenjar hipofisa yaitu metode kering dan metode basah. Metode kering dilakukan dengan menggunakan larutan aseton. Kelenjar hipofisa direndam dalam larutan aseton selama 8-12 Jam, kemudian larutan aseton dibuang dan kelenjar hipofisa dikeringkan lalau disimpan. (Susanto, 2001) Metode basah digunakan dengan larutan alkohol pekat. Kelenjar hipofisa dimasukan dalam larutan alkohol selama 24 jam. Dalam proses perendaman alkohol diganti selama 2-3 kali.

Setelah 24 jam kelenjar hipofisa dibiarkan terendam larutan alkohol sampai akan digunakan. (susanto, 2001) E. Hormon Reproduksi GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon): diekresikan oleh hipotalamus untuk merangsang hipofisa mengeskresikan kelenjar FSH (Folikel Simulating Hormon) pada betina untuk mematangkan ovarium dan LH (Luitenizing Hormon) pada Jantan Gametogenesis yaitu memacu kematangan telur dan sperma luteinizing hormone releasing hormone (LHRH) berfunsi untuk memunculkan sifat pariental care pada ikan. Hormon ini juga akan memacu kelenjar susu memproduksi air susu pada mamalia Prolaktin merupakan polipeptida yang mengandung gugus tirosil hormon ini berfungsi sebagai pemicu pariental care GTH adalah hormone gonadotropin fungsinya adalah merangsang ovulasi sel gamet. GIH (gonad Inhibitting Hormone) merupakan hormon penghambat pematangan gonad yang diskresikan oleh kelenjar yang terdapat di tangkai mata krustacea. GSH (Goanad Stimulating Hormone) akan bekerja jika kelenjar penghasil GIH diablasi. GSH berfungsi untuk merangsang vitelogenesis pada ovarium. F. TEKNIK HIPOFISASI PADA IKAN LELE DUMBO A. Persiapan Alat dan Bahan Beberapa peralatan yang harus disediakan dalam pelaksanaan kawin suntik dengan hormon hipofisa,antara lain sebagai berikut: a. b. c. alat sentripugal spuit/suntikan alat bedah

d. e. f. g. h.

golok dan talenan penggerus kelenjar hipofisa(mortal/tissue grinder) lap/sarung tangan seser dan ember wadah telur dan wadah sperma

Sedangkan bahan yang harus disediakan, antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. ikan resipien (induk ikan yang akan disuntik) kelenjar hipofisa yang diperoleh dari ikan donor aquabidest larutan psiologis/NaCl 0,9% kapas dan tissue alkohol (untuk sterilisasi alat)

B. Tahapan Dalam Pelaksanaan Hipofisasi

1. Seleksi Induk Kriteria induk yang digunakan dalam teknik hipofisasi antara lain seperti tercantum pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Kriteria induk jantan dan betina matang gonad Ciri-ciri Alat kelamin Bagian perut Warna tubuh/sirip Induk jantan Ujung papila memerah Langsing Kecoklatan Sehat dan morpologi lengkap Induk Betina Memerah dan membengkak Membesar tersa lembek bila diraba Keabu-abuan Sehat dan morpologi lengkap Lamban Gesit/lincah Keadaan ikan Gerakan

Induk jantan dan betina yang terseleksi berdasarkan kriteria diatas, kemudian induk diberok pada kolam pemberokan secara terpisah.

2. Membuat Larutan Hormon Hipofisa Larutan hormon hipofisa dibuat setelah melakukan penimbangan ikan resipien dengan tujuan untuk menentukan dosis. Hasil penimbangan induk resipien seberat 1 kg dan donor seberat 2 kg (2 dosis) Adapun tahapan pembuatan larutan hipofisa adalah sebagai berikut: a.  Mengambil kelenjar hipofisa: Menyiapkan alat dan bahan seperti: golok, seperangkat alat bedah, talenan,tissue,wadah untuk kelenjar hipofisa, NaCl 0,9%, aquabidest, dan ikan donor.   Memotong ikan donor pada bagian pangkal kepala sampai terpisah dari badan. Meletakan kepala ikan dengan kepala menghadap ke atas,kemudian memotngnya dari arah bukaan mukutnya.  Membersihkan dari bercak darah, kemudian mengangkat atau mennghancurkan tulang yang menutupi kelenjar hipofisa.  Mengambil kelenjar hipofisa dengan pinset/alat lain yag bisa digunakan.Kemudian membersihkan dari lemak dan darah. b. Membuat larutan hipofisa:  Menyiapkan alat dan bahan seperti; alat penggerus (mortal/tissue grinder), alat sentripugasi, spuit dan aquabidest.  Meletakan kelenjar hipofisa pada ujung penggerus kumudian menggerusnya sampai ancur sambil ditambahkan aquabidest sebanyak 2 ml.  Memindahkan pada tabung sentripugasi kemudian disentripugasi 15 menit  Mengambil cairan yang agak jernih dengan spuit supaya jaringan yang tidak diperlukan tidak terambil. Larutan hipofisa siap disuntikan.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. PENGGUNAAN EKSTRAK HIPOFISA TERNAK UNTUK MERANGSANG SPERMIASI PADA IKAN (Cyprinus carpio L.) http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/a.a.%20oka%20080302005.pdf. Diakses Tanggal 15 Juni 2011 pukul 15.00 WIB. Anonim. 2008. http://fery-perikanan.blogspot.com/. Diakses tanggal 15 Juni 2011 pukul 15.00 WIB. Heru Susanto. 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya. Jakarta. Komar Sumantadinata. 1979. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia.Sastra Hudaya. Bogor. Khairuman, dan Khairul Amri. 2002. Budidaya lele Dumbo secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Anonim. 2007. http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=11&iddtl=761.

Diakses tanggal 15 Juni 2011 pukul 15.00 WIB. Anonim. 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim . Diakses tanggal 15 Juni 2011 pukul 15.00 WIB. Budiyanto. 2002. Pengaruh Penyuntikan Ekstraks Kelenjar Hipofisa Ikan Patin Terhadap Laju Pertumbuhan Harian Ikan Koi yang Dipelihara Dalam Sistem Resirkulasi. (Skripsi tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikananan dan Ilmu Kelautan IPB Susanto, H. 2001. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Jakarta : Penebar Swadaya

MAKALAH HIPOFISA DAN TEKHNIK HIPOFISASI PADA LELE DUMBO (Clarias sp.)

TUGAS PENGGANTI PRAKTIKUM

Nama npm

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2011

Você também pode gostar