Você está na página 1de 6

781.

Betis

kiri dan pergelangan kaki kiri, setelah pasien terjatuh saat bermain bulutangkis. Pemeriksaan fisik: betis kiri tegang, nyeri tekan (+), massa ireguler di tengah. Diagnosis: a. Bursitis otot gastrocnemius b. Ruptur tendon Achilles c. Spasme otot gastrocnemius d. Tendinitis Achilles Jawaban : d. Tendinitis Achilles Pembahasan : Tendinitis achilles (juga disebut tendonitis achilles atau tendinopati achilles) adalah tendinitis pada tendon achilles. Secara umum dicetuskan oleh penggunaan berlebihan dari tungkai yang terkena dan lebih sering terjadi pada olahragawan. Penanganan segera untuk kasus ini adalah dengan menggunakan es yaitu terapi kompresi dingin, mengenakan pad tumit untuk mereduksi ketengangan pada tendon, dan latihan rutin untuk memperkuat tendon.
(www.google.com)

782.

Pria 30 tahun mengeluh betisnya terasa sakit. Hal ini diketahui pasien setelah terbentur kuat saat bermain bulutangkis. Dari pemeriksaan fisik didapatkan betis terasa tegang, nyeri bila ditekan, dan teraba massa ireguler di tengah betis. Diagnosis yang mungkin adalah... a. spasme otot gastrocnemius b. bursitis otot gastrocnemius c. tendinitis Achilles d. Ruptur Achilles e. Instabilitas tumit Jawaban : d. Tendinitis Achilles Pembahasan : Tendinitis achilles (juga disebut tendonitis achilles atau tendinopati achilles) adalah tendinitis pada tendon achilles. Secara umum dicetuskan oleh penggunaan berlebihan dari tungkai yang terkena dan lebih sering terjadi pada olahragawan. Penanganan segera untuk kasus ini adalah dengan menggunakan es yaitu t rapi e kompresi dingin, mengenakan pad tumit untuk mereduksi ketengangan pada tendon, dan latihan rutin untuk memperkuat tendon.
(www.google.com)

783. Pria

30 tahun mengeluh betisnya terasa sakit. Hal ini diketahui pasien setelah terbentur kuat saat bermain bulutangkis. Dari pemeriksaan fisik didapatkan betis terasa tegang, nyeri bila ditekan, dan teraba massa ireguler di tengah betis. Bagaimana penanganan awalnya a. analgetik b. kompres es c. antiinflamasi d. kortikosteroid e. imobilisasi Jawaban : b. Kompres es Pembahasan : Tendinitis achilles (juga disebut tendonitis achilles atau tendinopati achilles) adalah tendinitis pada tendon achilles. Secara umum dicetuskan oleh penggunaan berlebihan dari tungkai yang terkena dan lebih sering terjadi pada olahragawan. Penanganan segera untuk kasus ini adalah dengan menggunakan es yaitu terapi kompresi dingin, mengenakan pad tumit untuk mereduksi ketengangan pada tendon, dan latihan rutin untuk memperkuat tendon.
(www.google.com)

784. 12

orang anak SD yang tinggal di daerah perkumuhan menderita kuning dan mengeluh mual. Menurut dokter Puskesmas di desa lain kecenderungan itu tidak ada. Tindakan pencegahan apa yang bisa dilakukan? a. Pengobatan massal b. Penelitian epidemiologi c. Sekolah diliburkan d. Lapor ke Dinas Kesehatan setempat e. 12 anak SD yang sakit diisolasi Jawaban : b. Penelitian epidemiologi Definisi epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena massal (mass phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit menular. Epidemiologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari penyebaran atau perluasan suatu penularan penyakit didalam suatu kelompok penduduk (masyarakat). Sehingga tindak pencegahan yang sesuai untuk kasus diatas adalah melalui penelitian untuk mengetahui penyebaran penyakit untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

785. Dari penelitian

didapatkan data sebagai berikut:


Kanker Paru 5 20 Tidak Kanker Paru 45 30

Tidak merokok Merokok

Berapa resiko relatif merokok dengan kanker paru ... a. 1 d. 4 b. 2 e. 5 c. 3 Jawaban Pembahasan Exposed Non exposed : : d. 4 Disease (+) A C Disease (-) B D

Insidens kelompok yang terpapar (exposed) : A / (A + B) Insidens kolompok yang tidak terpapar (non exposed) : C / (C + D) Resiko Relatif : Insiden penyakit pada kelompok terpapar (exposed) Insiden penyakit pada kelompok tidak terpapar (non exposed) Pada soal : 20 / (20 + 30) 5 / (5 + 45) : 4 (Anonymous. Mengukur risiko dalam epidemiologi. [online] [cited 2011 July 19]. Available from: URL: http://www.google.com.)

786. Seorang

wanita 25 tahun datang ke bagian VCT. Pasien adalah seorang PSK. Setelah diperiksa ternyata HIV (+). Dokter akan menjelaskan keadaan pasien. Saat hendak dijelaskan, pasien terlihat ketakutan dan khawatir. Pasien takut mengetahui hasil pemeriksaan. Apa tindakan dokter ... a. Meminta paramedik untuk menjelaskan kepada pasien b. Menjelaskan apa adanya kepada pasien c. Menunda menjelaskan kepada pasien d. Menjelaskan pada keluarga pasien e. Tidak memberikan penjelasan apapun pada pasien Jawaban : b. Menjelaskan apa adanya kepada pasien Pembahasan : Kedokteran perbegang teguh kepada empat kaidah dasar moral (moral principles), yaitu otonomi, beneficence, nonmaleficence, dan justice. Beneficence berarti setiap tindakan medis harus ditujukan untuk kebaikan pasien. Nonmalficence berarti setiap tindakan medis harus tidak boleh memperburuk keadaan pasien. Dalam kasus ini kaidah yang dipakai adalah beneficence karena bila pasien tidak mengetahui penyakit yang diderita, maka dikhawatirkan keadaan penyakit pasien akan bertambah parah.

787. Dalam

2 bulan terakhir di PKM A banyak didapatkan kasus sakit kepala baik anakl kecil hingga orang tua. Dokter PKM ingin mengetahui hubungan sakit kepala dengan makan makanan yang mengandung formalin. Jika waktu penelitian relatif singkat, tipe penelitian apakah yang anda pilih... a. Cohort b. Crossectional c. Descriptional d. Case control e. Clinical trial

Jawaban : d. Case Control Pembahasan : 1. Penelitian case-kontrol Populasi 2 kelompok : Sakit (kasus) dan kontrol. Penelitian retrospective : meneliti kebelakang/ masa lampau faktor resiko terjadinya penyakit. Kedua kelompok dibandingkan setelah terjadinya penyakit, faktor resiko ditanyakan masa lalu Kasus kontrol - Efisien & praktis meneliti pyk jarang - faktor risiko sekaligus - Biaya << - Waktu << - Subjek << 2. Cross sectional - Kelebihan cepat & murah - Masalah kehilangan sampel tidak di jumpai - Langkah awal kohort studi atau eksperimental - Meneliti beberapa variabel tergantung/ efek sekaligus 3. Kohort - Akurat insidens & penyakit alamiah - Penyakit cepat + fatal - Beberapa penyakit Subyek pebelitian awalnya merupakan orang yang sehat dan diikuti perkembangannya selama beberapa tahun sampai timbulnya atau tidaknya outcome yg kita kehendaki disebut juga studi prospektif melibatkan kegiatan dimana investigator meneliti atau menseleksi satu kelompok individu yg terpapar suatu bahan (exposed group) dan satu kelompok lainnya yang tidak terpapar (unexposed group). 4. Penelitian eksperimental (uji klinik/ clinical trial), kohort, peneliti memanipulasi perlakuan (intervensi) dan mengawasi outcome
(kumpulan soal dan pembahasan FK Trisakti Agustus 2010).

788. Seorang

dokter di PKM A ingin mengetahui penyebab tingginya kejadian sakit kepala di wilayah PKM A yang mengenai anak-anak hingga dewasa. Diketahui banyak konsumsi makanan yang mengandung formalin. Dokter ingin mengetahui hubungan kejadian sakit kepala dengan konsumsi makanan mengandung formalin. Waktu untuk penelitian tidak banyak. Jenis penelitian yang sesuai adalah: a. Cross sectional b. Cohort c. Case control d. Deskriptif e. Clinical trial

Jawaban : d. Case Control Pembahasan : 1. Penelitian case-kontrol Populasi 2 kelompok : Sakit (kasus) dan kontrol. Penelitian retrospective : meneliti kebelakang/ masa lampau faktor resiko terjadinya penyakit. Kedua kelompok dibandingkan setelah terjadinya penyakit, faktor resiko ditanyakan masa lalu Kasus kontrol - Efisien & praktis meneliti pyk jarang - faktor risiko sekaligus - Biaya << - Waktu << - Subjek << 2. Cross sectional - Kelebihan cepat & murah - Masalah kehilangan sampel tidak di jumpai - Langkah awal kohort studi atau eksperimental - Meneliti beberapa variabel tergantung/ efek sekaligus 3. Kohort - Akurat insidens & penyakit alamiah - Penyakit cepat + fatal - Beberapa penyakit Subyek pebelitian awalnya merupakan orang yang sehat dan diikuti perkembangannya selama beberapa tahun sampai timbulnya atau tidaknya outcome yg kita kehendaki disebut juga studi prospektif melibatkan kegiatan dimana investigator meneliti atau menseleksi satu kelompok individu yg terpapar suatu bahan (exposed group) dan satu kelompok lainnya yang tidak terpapar (unexposed group). 4. Penelitian eksperimental (uji klinik/ clinical trial), kohort, peneliti memanipulasi perlakuan (intervensi) dan mengawasi outcome
(kumpulan soal dan pembahasan FK Trisakti Agustus 2010).

789. Seorang

pria 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak, sesak meningkat bila beraktivitas. RR 30 kali.mnt, JVP 5 + 2 cm, edema pretibial (+). Foto radiologi: Bat wing appearance (+), garis kerley B (+), dan disertai bayang radioopaque homogen di basal paru kiri dengan garis Ellis (+), sinus costophrenicus kanan tumpul. Apakah yang terjadi pada pasien ini... a. Meningkatnya tekanan hidrostatik vaskuler b. Menurunnya tekanan koloid osmotik vaskuler c. Menurunnya tekanan koloid osmotik pleura d. Meningkatnya permeabilitas vaskuler e. Obstruksi aliran limfe pleura Jawaban : a. Meningkatnya tekanan hidrostatik vaskuler Pembahasan : Pada keadaan normal selalu terdapat sisa darah di rongga ventrikel pada akhir sistol. Dengan berkurangnya curah jantung pada gagal jantung, maka pada saat akhir sistol terdapat sisa darah yang lebih banyak dari keadaan normal. Pada fase diastol berikutnya maka sisa darah ini akan bertambah lagi dengan darah yang masuk ke ventrikel kiri, sehingga tekanan akhir diastol menjadi lebih tinggi. Dengan berjalannya waktu, maka pada suatu saat akan timbul bendungan di daerah atrium kiri. Tekanan darah di atrium kiri yang pada keadaan normal berkisar antara 10-12 mmHg akan meninggi karena bendungan tersebut. Hal ini akan diikuti oleh peninggian tekanan darah di vena pulmonalis dan di pembuluh darah kapiler paru-paru. Karena ventrikel kanan yang masih sehat memompa darah terus sesuai dengan jumlah darah yang masuk ke atrium kanan, maka dalam waktu cepat tekanan hidrostatik di kapiler paru akan menjadi begitu tinggi, sehingga melampaui 18 mmHg dan terjadi transudasi cairan dari pembuluh kapiler paru-paru.
(Rilanto LI, Baraas F, Karo SK, Roebiono PS. Buku ajar kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002).

Você também pode gostar