Você está na página 1de 9

A.

LATAR BELAKANG Mesin gerinda adalah mesin perkakas yang mempunyai akuransi yang tinggi yang dipergunakan utnuk menggosok auatu benda kerja atau alat perkakas. Produk atau benda yang dihasilkan, harus mempunyai ukuran dan bentuk yang akurat dan kualitas permukaan yang tinggi. Hal ini dapat dicapai karena bagian -bagian mesin mempunyai konstruksi yang khusus. Alat dan roda gerinda pemotong dipilih, atas dasar pengetahuan pada stuktur roda gerinda, penyeimbangan dan pengasahan. Perlengkapan dipilih untuk fa silitas produksi pada spesifikasi.

B. TUJUAN

1. Kinerja yang dihara pkan


Siswa mampu menggerinda permuk aan, silinder, dan tanpa senter.

2. Kriteria keberhasilan
Hasil benda kerja gerindaan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang diinginkan dan dipersyaratkan .

3. Kondisi yang diberikan


Bahan benda kerja, pahat atau alat potong, kondisi mesin gerinda . C. SILABUS Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata kuliah/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar (kegiatan pembelajaran), pencapaian indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/referensi belajar. Prinsip-prinsip pengembangan silabus

1) Ilmiah .
Keseluruhan materi dalam kajian silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2) Relevan .
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial emosional, dan spiritual mahasiswa.

3) Sistematis.
Komponen-komponen silabus sal ing berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

4) Konsisten .
Adanya hubungan konsisten (taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,

materi okok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5) Memadai .
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6) Aktual dan kontekstual.


Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian harus memperhatikan perkemba ngan ilmu dan teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.

7) Fleksibel .
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keberaga -man mahasiswa, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di kampus dan tuntutan masyarakat. 8) Menyeluruh . Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, psikomotor, dan afektif).

D. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS 1) Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar


Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata mempertimbangkan hal -hal seperti berikut: (a) Urutan berdasarkan hirarkhis konsep disiplin dan/atau tingkat kesulitan materi (b) Keterkaitan antar unsur standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam materi ajar (c) Keterkaitan standar kompetensi dan komp etensi dasar antar mata kuliah kuliah dengan

2) Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar (a) Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi yang menunjukkan tanda tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau keterampilan mahasiswa. (b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata kuliah, dan

dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati. Indikator ini dapat dijadikan dasar untuk menyusun alat penilaian.

3) Mengembangkan Pengalaman Belajar (a) Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan
mahasiswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan mahasiswa.

(b) Pengalaman belajar memuat pengalaman hidup yang perlu diku asasi

mahasiswa.

(c) Rumusan pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan pengalaman


belajar mahasiswa. 4) Mengidentifikasi Bahan Kajian/Materi Pokok Mengindentifikasi bahan kajian/materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompeten si dasar dengan mempertimbangkan:

(a) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual


mahasiswa

(b) Kemanfaatan bagi mahasiswa


(c) Struktur keilmuan (d) Kedalaman dan keluasan materi

(e) Relevansi dengan kebutuhan mahasiswa dan tuntutan lingkungan


(f) Alokasi waktu 5) Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar mahasiswa dilakukan beradasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya ber upa proyek atau produk penggunaan portofolio dan penilaian diri. 6) Menentukan Alokasi Waktu Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,

kedalaman, tingkat kes ulitan dan tingkat kepentingan kompe -tensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk menguasai kompetensi dasar. 7) Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan ata u bahan yang digunakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal ini bisa berupa media cetak dan elektronik, nara sumber serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

ANALISA KOMPONEN SILABUS DI SMK N 2 PENGASIH A. Anlisa Indikator : Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perubahan dan/atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Persyaratan kerja didefenisikan dan urutan langkah kerja

ditentukan. Prosedur keselamatan kerja diperlukan sebelum siswa melakukan praktek. Dengan memperhatikan prosedur keselamatan kerja, siswa terhindar dari kecelakaan pada melakukan praktek. Pakaian kerja digunakan supaya terhindar dari serbuk hasil penggerindraan yang m ungkin mengenai tubuh sisw a, karena serbuk dari penggerindaan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. D engan menggunakan kaca mata, siswa terhindar dari percikan serbuk penggerindraan yang dapat mengenai mata siswa. Jika serbuk mengenai mata siswa, maka serbuk tersebut dapat merusak bagian mata dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan segera. Hal -hal tersebut harus diterapkan oleh sekolah sebagai bentuk penerapan K3( Kesehatan dan Keselamatan Kerja )dan sesuai SOP(Standar Operasional ). Prosedur tindakan keselamatan ke rja diperhatikan, pakaian pelindung, dan memakai kaca mata pengaman. Siswa perlu melakukan pemeriksaan terhadap peng aman yang terdapat pada mesin. Hal ini bertujuan agar serbuk gerinda tidak langsung mengenai siswa. Pendingin untuk menghila ngkan atau meredam panas akibat gesekan roda gerinda dan benda kerja. Panas yang ditimbulkan dapat memuaikan permukaan benda bahkan memecahkan dalam bentuk guratan halus pada permukaan benda kerja. Pemeriksaan pada pendingin bertujuan pada pengerjaan yang mnecegah penggeliatan atau pecah yang sanagt halus yang dapat ditimbulkan oleh

adanhya panas lokal yang tinggi. Hal ini diterapkan untuk melindungi permukaan roda gerinda dari muatan atau dipenuhin oleh chip. Untuk menjaga benda kerja yang teliti dan berk etelitian tinggi pada pengerjaan akhir. Dengan prosedur yang benar, maka kondisi mesin gerinda terutama komponen -komponennya lebih awet. Dengan melakukan pemahaman lewat gambar akan lebih mempermudah siswa dalam memahami jika dibandingkan hanya lewat pembi caraan saja. Dengan memahami gambar dan susuna n langkah kerja dengan benar, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami dan sesuai dengan proses yang benar. Dengan pemahaman yang benar, maka siswa akan lebih mudah dalam melakukan proses selanjutnya yaitu pr aktek.

Hasil analisa menunjukan bahwa hal -hal yang telah diuaraikan tersebut sudah sesuai karena suda h berdasarkan prosedur yang benar. Prosedur dimulai pada waktu sebelum siswa memasuki praktek dengan cara penerapan K3 pada siswa. Dengan menerapkan K3 pad a siswa maka keselamatan siswa akan terjamin. Perlengkapan kerja sebagai salah satu sub infra struktur komponen kegiatan di workh shop, bengkel atau industri merupakan persyaratan standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi, dalam rangka menunjang kesela matan kerja. Salah definisi mengatakan bahwa standar perlengkapan kerja yangf bertalian dengan keselamatan adalah kegiatan bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta caracara melakukan pekerjaan. Karena perlengkapan kerja merupakan persyaratan standar baku, maka menyangkut segala sesuatu peralatan yang dipakai, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil penjabaran di atas, maka indikator yang terdapat pada silabus ini sudah sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. B. Analisa Materi pembelajaran Materi merupakan struktur keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian, konsep, gugus isi atau konteks, proses, bidang ajar, dan ketrampilan. Materi pembelajaran pada silabus sudah cukup lengkap dan sesuai dengan indikator. Materi tidak hanya teori saja namun materi praktek juga diberikan dan sudah dengan prosedur yang seharunya dilakukan sebelum memulai praktek . Hal ini dilakukan agar siswa mampu memahami kelanjutan dari teori yang telah diberikan sebelumnya. Dengan praktek, siswa akan lebih mudah memahami proses dan akan tercipta suasana yang kondusif dalam belajar . Hal ini didapatkan dengan cara m engidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian st andar kompetensi dan kompetensi

dasar/subkompetensi dengan mempertimbangkan : 1. Potensi peserta didik 2. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik 3. Kebermanfaatan bagi peserta didik 4. Struktur keilmuan 5. Aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran 6. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, khususnya dunia kerja . 7. Alokasi waktu.

Pada silabus terdapat cakupan materi pembelajaran tentang sik ap, pengetahuan dan ketrampilan. Persyaratan kerja gerinda adalah beberapa ketentuan yang diperlukan agar kondisi kerjanya sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa persyaratan tersebut antara lain; 1). Dapat membaca gambar kerja 2). Menguasai matematika ter apan 3). Mempunyai pengetahuan tentang bahan 4). Mempunyai pengetahuan teknik bengkel 5). Mempunyai sikap dan keselamatan kerja di bengkel kerja mesin Dengan materi yang sudah lengkap, maka akan tercapai Kompetensi Dasar yang telah ditentukan . penerapan prinsip yaitu : 1. Prinsip relevansi kesesuaian antara uraian materi pokok dengan KD yang ingin dicapai 2. Prinsip konsistensi keajegan antara materi pokok dan uraian materi pokok dengan KD dan SK, dan 3. Prinsip edukasi adanya kecukupan materi ya ng diberikan untuk mencapai KD Hal ini dib uktikan dengan pencapaian -pencapaian hasil

C. Analisa Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik. Pengalaman belajar dikembangkan untuk mencapai KD melalui strategi pembelajaran. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang tepat siswa diharapkan dapat mencapai dan mempunyai kemampuan kognitif, p sikomotorik dan afektif yang sekaligus telah mengintegrasikan kecakapan hidup (life skill) . Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah cukup sesuai karena : a. Pengalaman belajar melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. b. Bervariasi dan berpusat pada peserta didik, memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. c. Memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pemb elajaran secara profesional.

d. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar/subkompetensi. e. Sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. f. Minimal mengandung dua unsur: kegiatan siswa dan materi.

Menurut analisa saya, menunjukan bahwa u rutan langkah pembelajaran sudah disusun secara berurutan untuk mencapai KD. Urutan langkah pembelajaran juga sudah diperhatikan, terlebih untuk materi bahasan yang memerlukan prasyarat tertentu. Urutan langkah pembelajaran disusun berdasar pendekatan yang bersifat spiral, dari mudah ke yang lebih suk ar, dari kongkrit ke lebih yang abstrak, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks dan urutan pembelajarannya terstruktur. Rumusan pengalaman belajar memberi inspirasi terhadap metode pembelajaran atau metode mengajar.

D. Analisa penilaian Penilaian hasil belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses pendidikan. Semua proses di lembaga pendidikan formal pada akhirnya akan

bermuara pada hasil belajar yang diwujudkan secara kuantitatif berupa nilai. Hasil belajar siswa tidak selalu mudah untuk dinilai. Sebagaimana diketahui, tujuan pembelajaran meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah pengetahuan (kognitif) dan sikap (afektif) relatif sulit untuk diamati, meski pun dapat diukur. Oleh karena itu, dalam proses penilaian hasil belaja r langkah yang pertama harus dimulai dari perumusan tujuan pembelajaran yang memungkinkan untuk diamati dan diukur (observable and measurable ). Berangkat dari tujuan pembelajaran yang dirumuskan, maka disusunlah instrumen untuk mengamati dan mengukur hasil pembelajaran. Dengan menggunakan instrumen, diperoleh data yang mencerminkan ketercapaian tujuan pembelajaran pada seorang peserta didik. Data ini selanjutnya harus diolah dan dimaknai sehingga menjadi informasi yang bermakna. Selain itu berdasarkan data tersebut penilai dapat membuat keputusan mengenai posisi atau status seorang peserta didik, misalnya naik atau tidak naik kelas, lulus atau tidak dan sebagainya. Seluruh proses penilaian hasil belajar tentu harus dilakukan dengan cermat, mulai dari penyusunan instrumen, pelaksanaan tes, pengolahan, sampai pada penetapan hasil akhir. Pada setiap tahapan diperlukan keterampilan khusus yang perlu dipelajari. Namun pada silabus hanya terdapat dua cara penilaian hasil belajar, yaitu hanya melalui penilaia n secara tertuli dan pengamatan. Jadi menurut analisis saya, penilaian yang terdapat pada silabus masih kurang dan kurang menerapkan prinsip penilaian.

Prinsip penilaian yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut : a. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Artinya setiap guru melaksanakan proses pembelajaran ia harus melaksanakan kegiatan penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian formatif. Tidak ada proses pembelajaran tanpa penilaian. Dengan demikian maka kemajuan belajar siswa dapat diketahui dan guru dapat selalu memperbaiki kualitas proses pe mbelajaran yang

dilaksanakannya b. Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas kemampuan apa yang harus dinilai, materi atau isi bahan ajar ya ng diujikan, alat penilaian yang akan digunakan, dan interpretasi hasil penilaian. Sebagai patokan atau rambu -rambu dalam merancang penilaian hasil belajar adalah kurikulum yang berlaku terutama tujuan dan kompetensi mata pelajaran, ruang lingkup isi atau bahan ajar serta pedoman

pelaksanaannya. c. Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotiris. Dalam aspek kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi secara proporsional d. Alat penilaian harus valid dan reliabel. Valid artinya mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Reliabel artinya hasil yang diperoleh dari penilaian adaalah konsisten atau ajeg (ketetapan). e. Penilaian hasil belaj ar hendaknya diikuti dengan tidak lanjutnya. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan program pembelajaran, memperbaiki kelemahan -

kelemahan pembelajaran, dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya. f. Penilaian hasil belajar harus obyektif dan adil sehingga bisa

mengambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya . Penilaian pada siswa bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dari hasil pembelajaran yang telah dipelajari. Penilaian yang d ilkukan tidak hanya berdasar pada teori saja namun disertai dengan penilaian hasil pengam atan. E. Analisa Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap Kompetensi Dasar didasarkan pada jumlah minggu. Alokasi didasarkan dengan mempertimbangkan jumlah kompe tensi dasar keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan Kompetensi dasar. Alokasi yang dicantumkan daalm silabus merupakan perkiraan waktu rerata

untuk menguasai kompetensi dasar

yang dibutuhkan. Rencana pembelajaran

dilakukan dalam dua bentuk pertama dalam bentuk tatap muka di kelas yang diarahkan pada pencapaian kompetensi pemahaman Sedangkan model pendekatan kedua adalah dengan praktek sekolah. Pada silabus Kompetensi dasar yang pertama sudah cukup, karena materi masih bersifat teori dasar dan belum melaksanakan praktek pengerjaan secara langsung. Pada Kompetensi Dasar yang kedua tedapat Praktek Sekolah dan dirasa sudah cuku p karena praktek masih bersifat dasar juga. Pada Kompetensi dasar yang ketiga terdapat banyak waktu yang dibutuhkan karena siswa sudah memulai pengerjaan untuk menghasilkan sebuah produk. Pada Kompetensi Dasar yang keempat, dibutuhkan jauh lebih sedikit. Menurut hasil analisa saya, alokasi waktu yang terdapat pada SMK N 2 Pengasih sudah cukup efisien dan efektif dalam pembagiannya. Dengan alokasi waktu yang demikian, diharapkan siswa mampu menggerinda alat potong baik pahat bubut dan mencapai kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan hasil benda kerja gerinda alat sesuai dengan be ntuk dan dimensi yang diinginkan dan dipersyaratkan sebagai alat potong. F. Analisa Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan atau alat/bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pembe lajaran kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. Pada silabus ini sumber belajar didapatkan dari media cetak(modul pembelajaran) dan dengan melakukan pengamatan/observasi langsung. Dengan melakukan pengamatan secara langsung, siswa akan mudah memahami dari apa yang telah dijelaskan sebelumnya. Jadi, silabus ini sudah cukup dalam meyertakan sumber belajar. Mungkin perlu ditambah dengan sumber belajar lain misalnya saja buku -buku diktat/buku panduan adar siswa lebih banyak mendapat refrens i dalam belajar. Dengan mengoptimalkan sumber belajar, maka siswa akan lebih mudah juga dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh sekolah. Bisa juga ditambahkan dengan membuat strategi pembelajan yang berbeda agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar. Dengan penggu naan bebarapa alat/media , maka akan tercipta suasana belajar yang lebih kondusif .

Você também pode gostar