Você está na página 1de 5

ALKALIMETRI

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menetapkan kadar asam asetat glasial dengan larutan standar NaOH

B. ALAT DAN BAHAN
I. ALAT
1. Buret
2. Corong kaca
3. Neraca analitik
4. Labu takar
5. Gelas ukur
6. Gelas kimia
7. Gelas arloji
8. Pipet tetes
9. Pipet volume
10. Batang pengaduk
II. BAHAN
1. Asam oksalat hidrat (H
2
C
2
O
4
.2H
2
O)
2. Natrium hidroksida (NaOH)
3. Asam asetat glasial (CH
3
COOH)
4. Akuades

C. DASAR TEORI
Asidimetri dan alkalimetri merupakan salah satu metode volumetri. Tahap-tahap yang
harus dilakukan dalam analisis volumetri adalah:
1. Pembuatan larutan standar
2. Standardisasi larutan standar
3. Penentuan konsentrasi asam/basa dengan metode asidi/alkalimetri menggunakan larutan
standar (Widarti: 2008)
Asidi-alkalimetri didasarkan pada reaksi asam basa atau prinsip netralisasi. Larutan
analit yang berupa asam dititrasi dengan titran yang berupa larutan basa atau sebaliknya.
Titran umumnya berupa larutan standar asam kuat atau basa kuat misalnya larutan asam
klorida, HCl dan larutan natrium hidroksida, NaOH (Ibnu: 2005).
Larutan satandar yang digunakan sebagai titran harus diketahui dengan tepat
konsentrasinya. Biasanya, larutan standar dibuat dengan cara melarutkan sejumlah berat
tertentu bahan kimia pada sejumlah tertentu pelarut yang sesuai. Zat kimia yang benar-benar
murni bila dittimbang dengan tepat dan dilarutkan dalam sejumlah tertentu pelarut yang
sesuai menghasilkan larutan standar primer. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai
bahan membuat larutan standar primer harus memenuhi tiga persyaratan berikut:
1. Benar-benar ada dalam keadaan murni dengan kadar pengotor < 0,02%.
2. Stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan, dan tidak bersifat higroskopis
3. Memiliki berat ekivalen besar, sehingga meminimalkan kesalahan akibat penimbangan
(Ibnu: 2005).

D. TABEL PENGAMATAN
I. Standardisasi
Judul percobaan: standardisasi larutan NaOH dengan larutan standar primer asam oksalat
secara alkalimetris
Berat zat standar primer (H
2
C
2
O
4
.2 H
2
O) ditimbang dengan teliti sebanyak 100 gram,
dilarutkan dengan H
2
O dalam volumetric flask 100 mL sehingga diperoleh konsentrasi
sebesar 0,03 molar atau 0,06 normal. Selanjutnya larutan standar primer ini digunakan untuk
titrasi terhadap larutan NaOH yang akan terstandardisasi.
Pengamatan: (Data hasil titrasi)
No.
Volume titran
(H
2
C
2
O
4
standar primer)
Normalitas titran
(H
2
C
2
O
4
standar primer)
Skala Buret
Awal-Akhir
Volume rerata titrat
(NaOH)
1. 25 mL
0,06 N
0,0 14,2
15,23 mL 2. 25 mL 14,2 29,7
3. 25 mL 29,7 45,8
Penambahan zat/larutan ke-3: - sebanyak: - ml.
Indikator yang digunakan (pp) unutk setiap perlakuan titrasi sebanyak: 2 tetes, sehingga saat
tercapainya TE/EP mengalami perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah
muda/pink.
Reaksi dasar:
H
2
C
2
O
4
.2 H
2
O H
2
C
2
O
4
+ 2 H
2
O
H
2
C
2
O
4
(aq) + 2 NaOH (aq) Na
2
C
2
O
4
(aq) + 2 H
2
O (l)
Perhitungan: V
titran
x N
titran
(H
2
C
2
O
4
standar primer) = V
titrat
x N
titrat
(NaOH)
Kesalahan relatif = 2 %
Kesimpulan: Normalitas larutan NaOH yang sesungguhnya = 0,098 N
II. Penetapan/ penyelidikan
Judul percobaan: menetapkan kadar asam asetat glasial dengan larutan standar NaOH
dengan cara alkalimetris
Berat sampel/titrat (CH
3
COOH glasial) yang ditimbang teliti 1,00 gram, dilarutkan dalam
volumetric flask/ labu ukur dengan H
2
O 100 mL selanjutnya ditetapkan atau diteliti tingkat
kemurnian/kandungannya dengan menggunakan larutan standar (NaOH standar) dengan
normalitas yang sesungguhnya = 0,098 N.
Pengamatan: (data titrasi untuk penetapan/penelitian)
No.
Volume titrat
(CH
3
COOH glasial)
Normalitas titran
(NaOH standar)
Skala Buret
Awal-Akhir
Volume rerata titran
(NaOH standar)
1. 25 mL
0,06 N
0,0 16,3
16,067 mL 2. 25 mL 16,3 32,2
3. 25 mL 32,2 40,2
Penambahan zat/larutan ke-3: - sebanyak: - ml.
Indikator yang digunakan (pp) unutk setiap perlakuan titrasi sebanyak: 2 tetes, saat
tercapainya TE/EP akan mengalami perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah
muda/pink.
Reaksi:
CH
3
COOH (aq) + NaOH (aq) CH
3
COONa (aq) + H
2
O (l)
Perhitungan:
V
titrat
x N
titrat
(CH
3
COOH glasial) = V
titran
x N
titran
(NaOH standar)
Kesimpulan:
Tingkat kemurnian/rendemen asam asetat glasial atau kandungan sampel asam asetat glasial
= 94,5 %

E. PEMBAHASAN
I. Pembuatan larutan NaOH 0,1N
Untuk membuat larutan NaOH 0,1N, terlebih dahulu dilakukan penimbangan 2,50
gram NaOH padat dan dilarutkan dengan 100mL air suling. Setelah dilakukan pelarutan,
larutan didiamkan beberapa saat. Molaritas yang terjadi (M
1
) adalah



Larutan yang telah dibuat tadi diambil sebanyak 25mL untuk dicampur dengan 25
mL larutan NaOH 1g/L dengan Molaritas (M
2
) adalah



Kedua larutan tersebut dicampurkan, kemudian diencerkan dengan air suling hingga
volumenya 250 mL. larutan yang didapat akan dilakukan distandardisasi dengan larutan
standart baku primer asam oksalat melalui metode alkalimetri.

II. Standardisasi larutan NaOH dengan larutan standar primer asam oksalat secara
alkalimetris
Untuk membuat larutan NaOH 0,1 N terlebih dahulu dilakukan standardisasi dengan
larutan standar primer (asam oksalat) yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat.
Larutan asam oksalat dibuat dengan menimbang dengan teliti 0,10 gram padatan asam
oksalat lalu diencerkan dengan 25 mL akuades. Pebuatan larutan ini dilakukan sebanyak tiga
kali sehingga mendapatkan larutan asam oksalat dengan konsentrasi:



Konsentrasi larutan asam asetat yang didapat adalah 0,03 molar atau 0,06 normal. Larutan
asam oksalat yang didapat digunakan untuk menstandardisasi larutan NaOH secara
alkalimetris.
Titrasi larutan NaOH dengan 25 mL larutan asam oksalat dilakukansebanyak tiga kali
sehingga didapatkan volume titrat (NaOH). Dari hasil pengamatan, terjadi perubahan warna
larutan dari tidak berwarna menjadi merah muda atau pink karena adanya indikator
phenolptalein (pp) yang ditambahkan pada laruta asam oksalat sebelum titrasi sehingga titik
ekivalen dapat diketahui dengan tepat. Volume NaOH hasil titrasi adalah 14,2 mL, 15,5 mL,
dan 16,1 mL. Hasil hitung rata-rata volume NaOH adalah 15,23 mL. Dari hasil titrasi
diperoleh volume rata-rata sehingga normalitas larutan NaOH dapat diketahui.
Reaksi:
H
2
C
2
O
4
.2 H
2
O H
2
C
2
O
4
+ 2 H
2
O
H
2
C
2
O
4
(aq) + 2 NaOH (aq) Na
2
C
2
O
4
(aq) + 2 H
2
O (l)
Perhitungan:
V
titran
x N
titran
= V
titrat
x N
titrat
V (H
2
C
2
O
4
) x N (H
2
C
2
O
4
) = V (NaOH) x N (NaOH)
25 mL x 0,06 N = 15,23 mL x N (NaOH)
N (NaOH) = 0,098 N
Kesalahan ielatif



III. Menetapkan kadar asam asetat glasial dengan larutan standar NaOH secara
alkalimetris
Untuk menyelidiki kadar asam asetat glasial dengan menggunakan larutan NaOH
standar atau larutan standar sekunder, langkah pertama adalah menimbang dengan teliti asam
asetat (CH
3
COOH) sebanyak 1,00 gram kemudian dilarutkan dengan 100 mL akuades dalam
volumetricflask. Langkah selanjutnya adalah menitrasi larutan asam asetat tersebut dengan
larutan NaOH yang telah diketahui normalitasnya pada percobaan pertama, yaitu sebesar
0,098 N. Dalam hal ini, larutan asam asetat bertindak sebagai titrat sedangkan larutan NaOH
standar sebagai titran.
Volume larutan asam asetat glasial yang dititrasi sebanyak 10 mL dan dilakukan
berulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh volume titran (NaOH standar) untuk masing-
masing pengulangan. Dari hasil pengamatan, terjadi perubahan warna pada titrat (CH
3
COOH
glasial) pada saat dititrasi dari tidak berwarna menjadi berwarna merah muda atau pink.
Perubahan warna tersebut disebabkan oleh adanya indikator phenolptalein (pp) dan
menunjukkan telah tercapainya titik ekivalen titrasi. Dari hasil percobaan, diperoleh volume
NaOH standar yang digunakan untuk menitrasi larutan asam asetat glasial, yaitu 16,3 mL
untuk titrasi pertama, 15,9 mL untuk titrasi kedua, dan 16,0 mL untuk titrasi ketiga sehingga
volume rata-rata NaOH standar untuk menitrasi larutan asam asetat glasial tersebut adalah
sebanyak 16,067 mL.
Reaksi yang terjadi selama titrasi adalah reaksi penetralan asam asetat glasial oleh
larutan standar NaOH, dengan persamaan reaksi:
CH
3
COOH (aq) + NaOH (aq) CH
3
COONa (aq) + H
2
O (l)
Dari data yang diperoleh pada percobaan, dapat ditentukan normalitas CH
3
COOH
glasial, yaitu:
V
titran
x N
titran
= V
titrat
x N
titrat
V (CH
3
COOH glasial) x N (CH
3
COOH glasial) = V (NaOH standar) x N (NaOH standar)
10 mL x N (CH
3
COOH glasial) = 16,067 mL x 0,098 N
N (CH
3
COOH glasial) = 0,158 N
Dengan mengetahui normalitas CH
3
COOH glasial dan berat molekulnya (Mr CH
3
COOH =
60) maka dapat dihitung persen kemurnian (rendemen) atau kandungan sampel, yaitu:




F. KESIMPULAN
1. Normalitas larutan standar sekunder NaOH yang didapat 0,098 N dengan tingkat
kesalahan relatif sebesar 2%.
2. Tingkat kemurnian (rendemen) asam asetat glasial tersebut adalah 94,5%.


DAFTAR PUSTAKA
Ibnu, M. Sodiq, dkk. 2005. Kimia Analitik I. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang
Widarti, Hayuni Retno, dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik.
Malang : Jurusan Kimia FMIPA UM.

Você também pode gostar