Você está na página 1de 25

PT-PSP C 1.

1 - 2011

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL DAN IRIGASI TANAH DALAM

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI


DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011

KATA PENGANTAR

Buku pedoman ini dibagi menjadi 2 bagian, masingmasing terdiri dari Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dalam. Oleh karena itu, penggunaan atau pemanfaatan buku pedoman ini harus disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan di masing-masing daerah. Demikian semoga pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan/petunjuk oleh para pelaksana kegiatan dengan sebaikbaiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah (Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam) dalam menunjang pembangunan pertanian merupakan salah satu bentuk upaya pengembangan sumber air irigasi untuk usaha pertanian, baik untuk sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, maupun peternakan. Petunjuk/pedoman teknis pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam ini disusun dengan maksud untuk menjadi pedoman atau petunjuk atau acuan

Jakarta, Januari 2011 Direktur Pengelolaan Air Irigasi,

pelaksanaan bagi para pelaksana kegiatan pengelolaan air, khususnya pengembangan (Propinsi dan Kabupaten/ irigasi air tanah di daerah Kota). Pedoman teknis ini

diharapkan dapat membantu dan mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan, terutama dalam mengartikan dan merinci ketentuan-ketentuan teknis di tingkat lapangan. Dengan pertimbangan bahwa kondisi dan potensi antar daerah yang sangat bervariasi, maka pedoman teknis ini harus dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan oleh Satker Propinsi (Dinas-dinas lingkup Pertanian di tingkat Propinsi) dan selanjutnya dalam bentuk Petunjuk Teknis oleh Satker Kabupaten (Dinasdinas lingkup Pertanian di tingkat Kabupaten/Kota) sesuai dengan kondisi dan potensi di daerah masing-masing
i ii

Ir. Prasetyo Nuchsin, MM NIP. 19580208 198403 1 001

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

BAGIAN I

DAFTAR ISI
PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL

C. Pelaporan ................................................... 21 D. Pengendalian ............................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ..................................................23 LAMPIRAN

KATA PENGANTAR ................................................... i DAFTAR ISI .......................................................... iii I. PENDAHULUAN .................................................. 1 A. Latar Belakang .............................................. 1 B. Tujuan dan Sasaran......................................... 3 C. Pengertian ................................................... 4 II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ....... 6 A. Persyaratan Lokasi.......................................... 6 B. Persyaratan Petani/Kelompok ............................ 7 III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL ...................... 8 A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal ......................... 8 1. Sumur .................................................... 8 2. Pompa Air ............................................... 8 3. Jaringan Distribusi ..................................... 9 B. Kriteria Teknis ............................................. 10 IV. PELAKSANAAN..................................................13 A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana........ 13 B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal.............................................. 16 C. Operasi dan Pemeliharaan ............................... 17 D. Pembinaan .................................................. 17 E. Pelatihan .................................................... 18 F. Pemanfaatan ............................................... 18 G. Pembiayaan ................................................. 18 I. Waktu Pelaksanaan ........................................ 19 V. MONITORING DAN EVALUASI ................................20 A. Indikator Kinerja ........................................... 20 B. Monitoring dan Evaluasi................................... 20
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

iii

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

iv

BAGIAN II

DAFTAR ISI
PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DALAM
I. PENDAHULUAN .................................................43 A. Latar Belakang ............................................. 43 B. Tujuan dan Sasaran........................................ 45 C. Pengertian .................................................. 46 II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ......48 A. Persyaratan Lokasi......................................... 49 B. Persyaratan Petani ........................................ 50 III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DALAM.........................52 A. Komponen Irigasi Tanah Dalam .......................... 52 1. Sumur ................................................... 52 2. Pompa Air dan Perlengkapannya ................... 53 3. Rumah Pompa/Genset ............................... 54 4. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) ................... 55 B. Kriteria Teknis ............................................. 56 IV. PELAKSANAAN..................................................59 A. Survey Inve3. B. stigasi dan Desain Sederhana ............................ 59 B. Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dalam ...... 63 C. Operasi dan Pemeliharaan ............................... 65 D. Pelatihan .................................................... 65 E. Pembinaan .................................................. 66 F. Pemanfaatan ............................................... 66 G. Pembiayaan ................................................. 67 I. Waktu Pelaksanaan ........................................ 67 V. MONITORING DAN EVALUASI ................................68 A. Indikator Kinerja ........................................... 68 B. Monitoring dan Evaluasi................................... 68 C. Pelaporan ................................................... 69
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

D. Pengendalian ............................................... 70 LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN TITIK LOKASI PENGEBORAN..................................71 DAFTAR PUSTAKA ..................................................73 LAMPIRAN

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

vi

BAGIAN I
PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
I. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau, waduk, embung dan lain-lain telah lama dilakukan masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya belum proporsional dibandingkan dengan ketersediaannya terutama pada musim kemarau, maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada periode tersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan fakta empirik lain tersebut, untuk maka perlu dipikirkan air alternatif memenuhi kebutuhan

meningkatkan memungkinkan tanah.

produktivitas terjadinya Secara

pertanian sirkulasi

juga air

akselerasi teroritis,

berdasarkan

pemanfaatannya, maka ada dua jenis air tanah yaitu : (1) air tanah dangkal dan (2) air tanah dalam. Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan air tanah dan kebutuhan infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi sumber air tanah dangkal, pemanfaatannya akan lebih mudah karena infrastruktur yang diperlukan lebih sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani setempat secara mandiri ataupun jika memerlukan dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas. Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam lapisan-lapisan tanah yang tidak begitu dalam, sehingga memungkinkan untuk diangkat ke permukaan dengan menggunakan pompa. Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumur-sumur yang Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah relatif tetap apabila tidak diusahakan, maka pengisian air tanah (water recharging) tidak terjadi secara alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan permukaan tanahnya konstan. Pengambilan air tanah sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat dikembangkan untuk pertanian.

diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan biaya tambahan, baik untuk pengadaan pompa maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir) sebagai tandon air. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya
1
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

sehingga keberlanjutan (sustainability) usaha pompa dalam pendayagunaan air tanah dangkal dapat dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang mekanisme pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP) dalam kelompok (partisipasi kepada petani), agar dapat ketergantungan diminimalkan. B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan : Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah : a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada lahan pertanian, terutama pada lahan kering dan tadah hujan. b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas tanam, dan produktivitas usaha tani. c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan pendapatan petani. 2. Sasaran : a. Terbangunnya Irigasi Tanah Dangkal sebanyak 1807 unit (alokasi per kabupaten berdasarkan DIPA dan POK dapat dilihat pada Lampiran 1).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada lahan pertanian. c. Berkurangnya d. Meningkatnya produktivitas. C. Pengertian 1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. 2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah pada kedalaman < 30 meter. 3. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan pertanian, irigasi rawa. 4. Sumber Air : tempat atau wadah air alami dan/ atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. 5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, air termasuk untuk di menunjang dalamnya usaha air irigasi resiko produksi kegagalan usahatani usahatani melalui karena kekurangan air irigasi/kekeringan. peningkatan areal tanam dan peningkatan

pemerintah

permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat dipergunakan untuk irigasi. 6. Koordinat : letak/posisi suatu wilayah berdasar garis lintang, garis bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut. 7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan dan penyaluran irigasi air tanah yang mencakup penyediaan, pengambilan, penyaluran dan pembagian. 8. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di dalam sumur bor dihitung dari muka tanah setempat atau titik acuan lain.

II.

PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI Agar pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus dilakukan dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu diperhitungkan antara lain :

A.

Persyaratan Lokasi 1. Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air tanah dangkal, baik kuantitas maupun kualitasnya. Potensi sumber air tanah dangkal yang tersedia paling tidak dapat memberikan air irigasi suplementer (supplementary irrigation) pada areal seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis komoditas yang diusahakan. 2. Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah berkembang atau paling tidak daerah tersebut sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman pangan, peternakan. 3. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering mengalami kendala/masalah air/kekeringan. 4. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah hujan dan lahan kering kawasan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Untuk kawasan hortikultura, perkebunan, dan

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

peternakan, digunakan untuk hijauan makanan ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak. 5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI) yang memiliki jaringan irigasi di mana kondisi ketersediaan air pada musim kemarau tidak mampu mengairi lahan usaha tani. 6. Lahan usaha tani yang akan mendapat pelayanan Irigasi Tanah Dangkal yang akan dibangun adalah lahan milik petani. B. Persyaratan Petani/Kelompok

III. A.

KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL Komponen Irigasi Tanah Dangkal Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air irigasi, maka diperlukan upaya pengambilan/ pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan pompa. Minimal ada tiga komponen yang diperlukan agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi : (a) sumur (b) pompa air dan motor penggerak dan (c) jaringan distribusi. 1. Sumur Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu

1. Petani di lokasi memerlukan Irigasi Tanah Dangkal dan mampu memanfaatkan serta merawatnya dengan baik termasuk menyediakan dana operasional dan pemeliharaan yang dibuktikan dari surat pernyataan kelompok tani atas nama petani. 2. Diprioritaskan pada kelompok tani/P3A yang sudah terbentuk atau akan membentuk kelompok tani/ P3A/P3AT apabila dibangun Irigasi Tanah Dangkal. 3. Dalam pengelolaannya termasuk pemanfaatannya, sarana/fasilitas/peralatan Irigasi Tanah Dangkal tidak boleh dikuasai secara perorangan tetapi harus digunakan oleh anggota kelompok.

harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan. Sumur tersebut dapat berupa sumur gali (cara pengembangannya dengan digali) dan sumur bor/ sumur pantek (cara

pengembangannya dengan dibor). Kedalaman sumur yang dibuat disesuaikan air dengan kedalaman

tanah ( < 30 m ).

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

2. Pompa Air Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam tanah ke permukaan tanah. Jenis pompa air yang biasa digunakan untuk air tanah dangkal pada umumnya jenis Pompa pompa air B. sentrifugal.

dalam (water

pipa. losses) JIAT

Untuk dalam perlu

mengurangi kehilangan air penyaluran,

dibuat secara permanen dengan dilining ataupun menggunakan sistim perpipaan. Kriteria Teknis Pengertian 1 unit Irigasi Tanah Dangkal berdasarkan luas layanan oncoran adalah sebagai berikut : a. 1 (satu) buah pompa air dan motor penggeraknya dengan 1 (satu) atau lebih sumur bor/sumur gali termasuk saluran distribusinya, atau b. 2 (dua) buah pompa air dan motor penggeraknya dengan 2 (dua) buah atau lebih sumur bor/sumur gali termasuk jaringan distribusinya. Alternatif pilihan butir a atau b didasarkan pada kecukupan dana dan diuraikan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).

digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel atau bensin atau tenaga listrik atau tenaga angin (kincir angin). Pompa air tanah dangkal bersifat mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (satu) unit pompa air akan digunakan untuk melayani beberapa sumur. 3. Jaringan Distribusi Untuk mengalirkan air dari pompa ke lahan usahatani, maka perlu dibangun yang terdiri jaringan atas: dan katup irigasi air tanah (JIAT), saluran, bangunan pengatur berupa pintu dan boks pembagi, bangunan pengatur debit penutup yang berfungsi untuk mengatur arah aliran
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

10

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Irigasi Tanah Dangkal antara lain : a. Sumur : dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau sumur bor. Diameter sumur gali dengan diameter lebih kurang 1 meter. Bila struktur tanahnya labil, dinding sumur dapat diperkuat dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur bor/pantek, diameter selubungnya disesuaikan dengan kondisi jenis pompanya. Kedalaman b. Pompa air : tipe : sentrifugal atau axial. penggerak : motor bertenaga diesel atau bensin, tenaga listrik atau tenaga angin (kincir angin). dapat diterima petani, mudah dalam perawatan dan suku cadang tersedia di pasar setempat. Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau memiliki sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh pemerintah. sumur disesuaikan dengan kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer. c. Pipa-pipa : Pipa-pipa diperlukan untuk pipa selubung luar (casing pada sumur bor), pipa/selang hisap, dan pembuangan. Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon) cukup kuat. Diutamakan yang telah memiliki SNI atau sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga sertifikasi pemerintah. d. Jaringan Distribusi (JIAT) Penyempurnaan pompa seefektif kebocoran/ tersebut. Jaringan distribusi tersebut dapat berupa pipa atau selang yang tahan bocor. dapat jaringan dimanfaatkan dengan air distribusi seefisien pada dan dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari mungkin, kehilangan mengurangi saluran yang resmi ditunjuk oleh

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

11

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

12

IV.

PELAKSANAAN Tahapan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat dilaksanakan sebagai berikut :

Laporan hasil survei investigasi paling tidak memuat : a. Letak bujur lokasi dengan berdasarkan menggunakan daerah Global administratif dan koordinat lintang dan Positioning System/GPS atau ekstrapolasi dari peta topografi yang tersedia. dimaksudkan Irigasi untuk yang Tanah b. Kondisi usaha tani dan jenis komoditi yang layak dikembangkan. c. Gambar/sketsa saluran distribusi. d. Potensi air tanah dangkal untuk kebutuhan irigasi, meliputi kedalaman dan kapasitas pompa/air yang keluar dari mesin pompa. e. Luas layanan oncoran (command area) yang akan diairi. dibiayai oleh 2. Desain/rancangan sederhana Irigasi Tanah Dangkal Rancangan/desain sederhana disusun untuk lokasi yang ditetapkan sebagai calon lokasi Irigasi Tanah Dangkal pengembangan Irigasi Tanah Dangkal. Rancangan/desain sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas lahan yang akan diairi (daerah oncoran), letak/lokasi sumur (koordinat sumur), kedalaman sumur, dan rancangan jaringan irigasi yang akan dibangun. Satu hal yang
14

A.

Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana 1. Survey Investigasi Survey investigasi mendapatkan calon lokasi dan petani sesuai untuk pengembangan

Dangkal, baik dari segi teknis maupun sosial. Pelaksanaan survei investigasi dikoordinasikan dengan instansi/Sub Dinas terkait terutama dengan Sub Dinas yang menangani komoditas yang akan dikembangkan. Pelaksanaan survei investigasi daerah (tidak termasuk dalam dana TP yang dialokasikan) dan dilaksanakan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama dengan petugas Kecamatan. Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota sebagai lokasi pengembangan Irigasi Tanah Dangkal.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

13

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain sumur air tanah dangkal sederhana yaitu dalam hal tanah distribusi. dangkal Untuk yang menekan diangkat biaya dari operasional dalam hal distribusi air, maka air telah sumbernya dengan menggunakan pompa air dapat ditampung pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan menggunakan bak penampung air (jika dananya mencukupi), sehingga dapat didistribusikan ke lahan usaha tani dengan gaya gravitasi. 3. Kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin Berdasarkan diperlukan. hasil SID akan dapat diketahui kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin yang Data kedalaman dan potensi air tanah, ketinggian bak penampung dari posisi pompa air dan luas lahan oncoran dapat digunakan untuk menetapkan spefisikasi pompa air, dan yang spesifikasi motor penggerak pompa, spesifikasi diperlukan. kebutuhan pembangunan/perbaikan jaringan jumlah dan irigasi B.

4. Kebutuhan anggaran Meliputi perkiraan kebutuhan biaya untuk sumur, Perkiraan pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan perlengkapannya, pemasangan perbaikan jaringan pengembangan dan distribusinya. pipa-pipa, pengembangan/

kebutuhan anggaran ini dijadikan acuan dalam penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS). Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal 1. Pelaksanaan Konstruksi/pengembangan Irigasi

Tanah Dangkal dilaksanakan dengan pola Bansos (dana ditransfer langsung ke rekening kelompok tani). Pola pelaksanaan Bansos mengikuti ketentuan yang ada dalam Pedoman Umum Bansos Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2. Pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dilakukan (Rencana berdasarkan Usulan Kerja kepada usulan yang setelah diajukan oleh petani/kelompoktani seperti RUKK Kelompok) mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kab/Kota (contoh RUKK dapat dilihat pada Lampiran 2).

pipa-pipa,

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

15

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

16

C.

Operasi dan Pemeliharaan 1. Operasi dan pemeliharaan jaringan Irigasi Tanah Dangkal diserahkan kepada petani/kelompok tani. 2. Biaya operasi dan pemeliharaan Irigasi Tanah Dangkal menjadi tanggungjawab petani/kelompok tani sebagai penerima manfaat. 3. Besarnya iuran pelayanan irigasi yang dibutuhkan, ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah anggota/kelompok tani.

E.

Pelatihan 1. Petani/kelompok tani penerima manfaat diberikan pelatihan terutama teknis operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi air tanah. 2. Pelatihan teknis operasi jaringan Irigasi Tanah Dangkal dilaksanakan oleh pihak ketiga/pelaksana pengadaan dan pemasangan irigasi air tanah.

F.

Pemanfaatan Dengan pertimbangan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang relatif tinggi, maka pemanfaatannya harus dilakukan secara efektif dan efisien.

D.

Pembinaan 1. Pembinaan terhadap petani penerima manfaat dilakukan Dinas Pertanian Propinsi dan G. Kabupaten/Kota secara berkelanjutan. 2. Pembinaan antara lain meliputi teknik operasi dan pemeliharaan Irigasi Tanah Dangkal, pemilihan komoditas yang diusahakan, teknik budidaya, panen, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran hasil, serta pengembangan usaha lainnya.

Pembiayaan Biaya yang tersedia untuk pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dipergunakan untuk perlengkapannya, Kebutuhan biaya jaringan untuk SID pembuatan sumur irigasi/distribusi. dan pembinaan bor/gali, pengadaaan pipa-pipa, pompa air dan

disediakan dari APBD Propinsi, APBD Kabupaten/ Kota, dan partisipasi masyarakat.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

17

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

18

I.

Waktu Pelaksanaan Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal mengacu pada jadwal palang pelaksanaan sebagaimana terdapat pada Lampiran 3.

V. A.

MONITORING DAN EVALUASI Indikator Kinerja Beberapa indikator kinerja yang digunakan sebagai ukuran berikut : untuk penilaian kinerja kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah sebagai

1. Output

: Terbangun dan berfungsinya Irigasi Tanah Dangkal. peningkatan keter-

2. Outcome : Terjadinya

sediaan air irigasi untuk usaha tani dengan memanfaatkan potensi air tanah dangkal.

3. Benefit

: Terjadinya

peningkatan

usaha

pertanian, seperti peningkatan luas tanam, intensitas pertanaman (IP), peningkatan produktivitas.

4. Impact

: Peningkatan produksi usahatani dan pendapatan petani.

B.

Monitoring dan Evaluasi 1. Monitoring pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dilakukan secara swakelola oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Propinsi. 2. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir tahun.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

19

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

20

C.

Pelaporan 1. Terdapat 2 (tiga) jenis laporan yang harus dibuat yaitu Laporan Bulanan dan Laporan Akhir. 2. Laporan Bulanan memuat perkembangan D. pelaksanaan kegiatan yang disusun setiap bulan, berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai bulan berjalan. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas Pertanian Pengelolaan Propinsi Air). dengan Laporan tembusannya Bulanan disusun

Pertanian c.q Direktur Pengelolaan Air Irigasi dengan alamat Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan, dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pertanian Propinsi. Pengendalian Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang intensif. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan dilaksanakan disusun setelah pelaksanaan Pelaksanaan Irigasi dengan Tanah mengikuti Dangkal acuan akan Sistem

disampaikan ke Pusat (Ditjen PLA dan Direkrotat mengacu pada Lampiran 4.1, 4.2 (diisi di tingkat Kabupaten/Kota) serta 4.3 dan 4.4 (diisi di tingkat Propinsi). 3. Laporan seluruh Akhir pembangunan Irigasi Tanah Dangkal selesai, berisi rangkaian kegiatan Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal. Agar lebih informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi dari setiap tahap kegiatan (kondisi sebelum kegiatan, saat dalam pelaksanaan dan setelah selesai kegiatan). Laporan Akhir agar mengikuti outline

Pengendalian Internal (SPI) sebagaimana tercantum pada Lampiran 6. propinsi dan Selanjutnya pelaksana di tingkat dapat membuat kabupaten/kota

daftar/check list pengendalian dengan mempedomani check list yang tercantum pada Lampiran 6 dimaksud.

seperti pada Lampiran 5. 4. Laporan Bulanan dan Laporan Akhir disampaikan kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

21

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

22

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Pedoman Teknis Konstruksi Jaringan Irigasi Air Tanah Sistim Perpipaan. Dit. Irigasi. Ditjen Sumber Daya Air. Departemen Pekerjaan Umum. 2004. ---------------. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. 2004. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta. Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan. Petunjuk Teknis Pengembangan Pompa Air Tanah Dangkal. Proyek Pengembangan Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura. 1994/1995. Jakarta. Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Pompa. Jakarta. Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian. 2004. Penyusunan Database Sarana Air Tanah Untuk Irigasi Pertanian. Laporan Akhir. PT. Gita Rencana Multiplan. Jakarta. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal 3 Nopember 2000 tentang Prosedur Pemberian Izin Pengeboran dan Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (Lampiran V). Jakarta. Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor). Hidrologi Untuk Pengairan. 2003. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

23

Lampiran 1

REKAPITULASI KEGIATAN PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL ALOKASI KEGIATAN DALAM BENTUK TUGAS PEMBANTUAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI, DITJEN PSP TAHUN 2011
Sub Sektor No Pusat/Prop/Kab/Kota Tanaman Pangan Unit TOTAL INDONESIA 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Prop. Jawa Barat Bandung Bandung Barat Ciamis Cianjur Cirebon Garut Indramayu Karawang Kuningan Majalengka Sukabumi Sumedang Tasikmalaya Kota Tasikmalaya 5 75,000,000 6 90,000,000 4 60,000,000 5 6 75,000,000 90,000,000 5 5 75,000,000 75,000,000 5 10 75,000,000 150,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000 5 19 5 75,000,000 285,000,000 75,000,000 10 150,000,000 654 32 Biaya 9,810,000,000 480,000,000 Unit 342 48 Hortikultura Biaya 5,130,000,000 720,000,000 Unit 342 Perkebunan Biaya 5,130,000,000 Unit 469 55 10 10 10 Peternakan Biaya 7,035,000,000 825,000,000 150,000,000 150,000,000 150,000,000 Unit 1,807 135 10 10 15 19 15 10 5 5 6 5 5 11 14 5 Jumlah Biaya 27,480,000,000 2,025,000,000 150,000,000 150,000,000 225,000,000 285,000,000 225,000,000 150,000,000 75,000,000 75,000,000 90,000,000 75,000,000 75,000,000 165,000,000 210,000,000 75,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

24

Sub Sektor No 2 Pusat/Prop/Kab/Kota Prop. Jawa Tengah Tanaman Pangan Unit 51 10 Biaya 765,000,000 150,000,000 3 5 5 75,000,000 75,000,000 4 60,000,000 4 5 5 2 75,000,000 30,000,000 5 5 5 5 75,000,000 75,000,000 75,000,000 10 5 2 2 75,000,000 30,000,000 5 30,000,000 75,000,000 150,000,000 4 60,000,000 2 75,000,000 5 30,000,000 10 150,000,000 4 60,000,000 75,000,000 2 30,000,000 5 75,000,000 60,000,000 75,000,000 5 75,000,000 45,000,000 5 5 75,000,000 75,000,000 Unit 19 Hortikultura Biaya 285,000,000 Unit 39 5 Perkebunan Biaya 585,000,000 75,000,000 2 30,000,000 Unit 32 Peternakan Biaya 480,000,000 Unit 141 15 2 3 5 10 9 4 10 5 7 5 7 7 19 5 10 4 5 2 5 2

Jumlah Biaya 2,115,000,000 225,000,000 30,000,000 45,000,000 75,000,000 150,000,000 135,000,000 60,000,000 150,000,000 75,000,000 105,000,000 75,000,000 105,000,000 105,000,000 285,000,000 75,000,000 150,000,000 60,000,000 75,000,000 30,000,000 75,000,000 30,000,000

15 Blora 16 Boyolali 17 Brebes 18 Cilacap 19 Demak 20 Grobogan 21 Jepara 22 Kendal 23 Klaten 24 Kudus 25 Magelang 26 Pati 27 Pemalang 28 Purbalingga 29 Purworejo 30 Rembang 31 Semarang 32 Sragen 33 Sukoharjo 34 Tegal 35 Kota Semarang

*Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

25

Sub Sektor No 3 Pusat/Prop/Kab/Kota Prop. DIY Bantul Gunung Kidul Kulon Progo Sleman 4 Prop. Jawa Timur Bangkalan Bayuwangi Gresik Jombang Lamongan Madiun Magetan Malang Mojokerto Nganjuk Ngawi Pacitan Pamekasan Probolinggo Sampang Tuban Tulungagung 16 20 240,000,000 300,000,000 7 105,000,000 15 10 225,000,000 150,000,000 2 30,000,000 18 270,000,000 10 150,000,000 5 5 75,000,000 75,000,000 7 105,000,000 5 75,000,000 10 150,000,000 8 120,000,000 15 225,000,000 2 30,000,000 44 25 10 660,000,000 375,000,000 150,000,000 10 150,000,000 5 5 75,000,000 75,000,000 20 143 300,000,000 2,145,000,000 32 480,000,000 10 150,000,000 Tanaman Pangan Unit 30 Biaya 450,000,000 Unit 22 22 Hortikultura Biaya 330,000,000 330,000,000 Unit 29 9 4 6 10 57 Perkebunan Biaya 435,000,000 135,000,000 60,000,000 90,000,000 150,000,000 855,000,000 27 5 405,000,000 75,000,000 2 30,000,000 Unit 2 Peternakan Biaya 30,000,000 Unit 83 31 14 8 30 259 5 44 25 20 5 7 10 8 15 7 5 18 15 21 35 17 2

Jumlah Biaya 1,245,000,000 465,000,000 210,000,000 120,000,000 450,000,000 3,885,000,000 75,000,000 660,000,000 375,000,000 300,000,000 75,000,000 105,000,000 150,000,000 120,000,000 225,000,000 105,000,000 75,000,000 270,000,000 225,000,000 315,000,000 525,000,000 255,000,000 30,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

26

SubSektor No Pusat/Prop/Kab/Kota Unit


5 Prop. NAD Aceh Utara Bireun Pidie 6 Prop. Sumatera Utara Dairi Tanah Karo Simalungun Tapanuli Selatan Toba Samosir Nias Barat 7 Prop. Sumatera Barat Lima Puluh Kota Agam Mentawai Padang Pariaman Pesisir Selatan Sijunjung Tanah Datar Kota Padang Panjang Kota Pandang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Dharmas Raya Solok Selatan Pasaman Barat -

TanamanPangan Biaya
-

Hortikultura Unit
-

Perkebunan Unit
-

Peternakan Unit
25

Jumlah Unit
25

Biaya

Biaya

Biaya
375.000.000

Biaya
375.000.000

10 150.000.000 10 150.000.000 10 150.000.000 10 150.000.000 5 75.000.000 5 75.000.000


15 225.000.000 17 255.000.000 71 1.065.000.000 103 1.545.000.000

10 150.000.000 17 255.000.000 5 75.000.000 27 405.000.000 19 285.000.000 2 30.000.000 2 30.000.000

20 300.000.000 20 20 300.000.000 20 10 150.000.000 10 10 16 240.000.000 33 5 75.000.000 10


61 915.000.000 107

300.000.000 300.000.000 150.000.000 150.000.000 495.000.000 150.000.000


1.605.000.000

20 300.000.000

5 2 5 5

75.000.000 30.000.000 75.000.000 75.000.000

8 120.000.000 4 60.000.000 7 105.000.000 1 15.000.000

2 30.000.000

7 8 5 5 5 5 2 5 2

105.000.000 120.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 30.000.000 75.000.000 30.000.000

7 24 5 5 8 4 14 8 6 5 5 5 4 5 2

105.000.000 360.000.000 75.000.000 75.000.000 120.000.000 60.000.000 210.000.000 120.000.000 90.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 60.000.000 75.000.000 30.000.000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

27

Sub Sektor No 8 Pusat/Prop/Kab/Kota Prop. Riau Indragiri Hilir Indragiri Hulu Kuantan Singingi Pelalawan Rokan Hilir Rokan Hulu Siak 9 Prop. Sumatera Selatan Ogan Komering Ilir Kota Prabumulih Kota Lubuk Linggau Ogan Ilir 10 Prop. Lampung Lampung Barat Lampung Selatan Lampung Utara Kota Bandar Lampung 10 3 150,000,000 45,000,000 13 195,000,000 24 10 14 360,000,000 150,000,000 210,000,000 30 450,000,000 29 29 435,000,000 435,000,000 2 5 1 30 30,000,000 75,000,000 15,000,000 450,000,000 17 255,000,000 8 120,000,000 Tanaman Pangan Unit Biaya Unit 17 Hortikultura Biaya 255,000,000 Unit Perkebunan Biaya Unit 18 2 3 3 3 3 2 2 25 25 Peternakan Biaya 270,000,000 30,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 30,000,000 30,000,000 375,000,000 375,000,000 Unit 35 2 3 3 3 3 2 19 62 54 2 5 1 67 10 14 40 3

Jumlah Biaya 525,000,000 30,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 45,000,000 30,000,000 285,000,000 930,000,000 810,000,000 30,000,000 75,000,000 15,000,000 1,005,000,000 150,000,000 210,000,000 600,000,000 45,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

28

Sub Sektor No 11 Pusat/Prop/Kab/Kota Prop. Kalimantan Tengah Kotawaringin Timur 12 Prop. Kalimantan Timur Berau Kutai Kertanegara Kota Samarinda 13 Prop. Sulawesi Utara Minahasa Minahasa Selatan 14 Prop. Sulawesi Tengah Donggala Kota Palu Parigi Moutong Tojo Una-Una Sigi 7 7 105,000,000 105,000,000 17 255,000,000 15 10 5 14 225,000,000 150,000,000 75,000,000 210,000,000 37 10 10 555,000,000 150,000,000 150,000,000 1 15,000,000 8 120,000,000 1 15,000,000 Tanaman Pangan Unit Biaya Unit Hortikultura Biaya Unit Perkebunan Biaya Unit 3 3 14 6 Peternakan Biaya 45,000,000 45,000,000 210,000,000 90,000,000 Unit 3 3 15 6 1 8 15 10 5 51 10 10 7 7 17

Jumlah Biaya 45,000,000 45,000,000 600,000,000 90,000,000 15,000,000 120,000,000 225,000,000 150,000,000 75,000,000 765,000,000 150,000,000 150,000,000 105,000,000 105,000,000 255,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

29

Sub Sektor No 15 Pusat/Prop/Kab/Kota Prop. Sulawesi Selatan Bantaeng Barru Bulukumba Enrekang Gowa Jeneponto Luwu Luwu Utara Maros Sinjai Takalar Kota Makassar Kota Palopo 16 Prop. Sulawesi Tenggara Buton Buton Utara Konawe Kolaka Muna Konawe Selatan Konawe Utara Bombana Kolaka Utara 5 5 5 5 5 5 11 5 90 5 5 15 15 5 20 5 10 10 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 165,000,000 75,000,000 1,350,000,000 75,000,000 75,000,000 225,000,000 225,000,000 75,000,000 300,000,000 75,000,000 150,000,000 150,000,000 5 10 10 25 5 10 75,000,000 150,000,000 150,000,000 375,000,000 75,000,000 150,000,000 10 14 150,000,000 210,000,000 2 4 25 30,000,000 60,000,000 375,000,000 65 975,000,000 55 825,000,000 10 150,000,000 10 150,000,000 5 75,000,000 3 45,000,000 Tanaman Pangan Unit 61 Biaya 915,000,000 Unit Hortikultura Biaya Unit 3 Perkebunan Biaya 45,000,000 Unit 20 10 Peternakan Biaya 300,000,000 150,000,000 Unit 84 10 5 3 10 10 5 5 5 5 5 5 11 5 210 5 7 24 50 15 45 20 34 10

Jumlah Biaya 1,260,000,000 150,000,000 75,000,000 45,000,000 150,000,000 150,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 75,000,000 165,000,000 75,000,000 3,150,000,000 75,000,000 105,000,000 360,000,000 750,000,000 225,000,000 675,000,000 300,000,000 510,000,000 150,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

30

Sub Sektor No 17 Pusat/Prop/Kab/Kota Prop. Maluku Kota Tual 18 Prop. Bali Bangli Kota Denpasar 19 Prop. NTB Bima Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Kota Bima Sumbawa Barat 20 Prop. NTT Kota Kupang Timor Tengah Utara Belu Lembata Sikka Sumba Barat Daya Sumba Tengah 5 17 75,000,000 255,000,000 20 300,000,000 5 75,000,000 44 2 660,000,000 30,000,000 10 150,000,000 10 150,000,000 15 225,000,000 20 10 300,000,000 150,000,000 10 10 150,000,000 150,000,000 25 25 375,000,000 375,000,000 80 1,200,000,000 68 5 10 23 10 10 1,020,000,000 75,000,000 150,000,000 345,000,000 150,000,000 150,000,000 Tanaman Pangan Unit 10 10 Biaya 150,000,000 150,000,000 Unit Hortikultura Biaya Unit 10 10 1 1 Perkebunan Biaya 150,000,000 150,000,000 15,000,000 15,000,000 15 10 5 225,000,000 150,000,000 75,000,000 Unit Peternakan Biaya Unit 20 20 16 11 5 148 5 35 48 10 30 10 10 69 2 10 10 20 5 5 17

Jumlah Biaya 300,000,000 300,000,000 240,000,000 165,000,000 75,000,000 2,220,000,000 75,000,000 525,000,000 720,000,000 150,000,000 450,000,000 150,000,000 150,000,000 1,035,000,000 30,000,000 150,000,000 150,000,000 300,000,000 75,000,000 75,000,000 255,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

31

Sub Sektor No 21 Pusat/Prop/Kab/Kota Prop. Papua Kota Jayapura Pegunungan Bintang Sarmi 22 Prop. Bengkulu Bengkulu Selatan Seluma Kepahiang 23 Prop. Banten Kota Serang 24 Prop. Gorontalo Boalemo Pohuwato Bone Bolango 25 Prop. Kepulauan Riau Bintan Kota Batam 26 Prop. Papua Barat Manokwari 19 7 12 285,000,000 105,000,000 180,000,000 18 18 270,000,000 270,000,000 10 3 150,000,000 45,000,000 6 6 90,000,000 90,000,000 13 195,000,000 6 3 3 90,000,000 45,000,000 45,000,000 20 300,000,000 9 135,000,000 20 300,000,000 Tanaman Pangan Unit Biaya Unit Hortikultura Biaya Unit Perkebunan Biaya Unit 65 20 20 25 12 3 Peternakan Biaya 975,000,000 300,000,000 300,000,000 375,000,000 180,000,000 45,000,000 Unit 65 20 20 25 32 3 20 9 6 6 19 3 13 3 19 7 12 18 18

Jumlah Biaya 975,000,000 300,000,000 300,000,000 375,000,000 480,000,000 45,000,000 300,000,000 135,000,000 90,000,000 90,000,000 285,000,000 45,000,000 195,000,000 45,000,000 285,000,000 105,000,000 180,000,000 270,000,000 270,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

32

Você também pode gostar