Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas referat HALITOSIS ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan referat ini penulis banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan tulus ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga referat ini dapat selesai dengan baik. Terutama penulis ingin berterima kasih kepada pembimbing referat drg. Irfan. Yusuf, Sp.BM. Penulis juga ingin berterima kasih kepada : drg. Auliani Soraya drg. Diana Djafar drg. Enny Rumadja drg. Eulis Rustinah Sidharta drg. Flora Aritonang drg. Purwanti drg. Sri Banun Lubis drg. Yulianti Laksmi drg. Novita drg. Nurina drg. M. Hidayat semua perawat di Klinik Gigi RS Pelabukan Jakarta.
Atas semua bimbingannya selama ini. Penulis berharap agar tugas referat ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca sekalian. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa referat ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar kelak penulis dapat menulis dengan lebih baik lagi. Atas Perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 1
Referat HALITOSIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN ..3 I.I Epidemiologi .4 I.2 Etiologi . 4 I.3 Sejarah . 5 I.4 Patogenesis .. 5 BAB II HALITOSIS ..7 II.I Kondisi Kronik yang menyebabkan bau mulut..9 II.2 Halitosis yang disebabkan struktur di dalam mulut .11 II.3 Halitosis yang disebabkan struktur dalam system pernapasan...14 II.4 Halitosis yang disebabkan paru paru dan perut..16 BAB III DIAGNOSA 18 BAB IV PENGOBATAN 20 DAFTAR PUSTAKA.25
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 2
Referat HALITOSIS
BAB I PENDAHULUAN
Halitosis atau bau mulut, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan terasa bau yang tidak menyenangkan yang disebabkan faktor faktor fisiologis / patologis yang dapat berasal dari mulut / sistemik. Halitosis bukan merupakan suatu penyakit, tetapi hanya merupakan suatu gejala dari adanya suatu kelainan / penyakit yang tidak disadari atau hanya sekadar merupakan keluhan saja. Halitosis ini dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu : true halitosis dan halitophobia. Pada True Halitosis, penderita kadang kadang sadar bahwa ia menderita ini, tetapi dapat juga tidak menyadari keadaan ini. Sedangkan istilah Halitophobia dipakai untuk penderita tanpa halitosis tetapi mengeluh halitosis. Yang penting keadaan tersebut akan menimbulkan masalah baik bagi penderitanya sendiri, masyarakat di sekitarnya maupun bagi para dokter dan dokter gigi khususnya tempat dimana ia mencari pengobatan. Penderita halitosis biasanya akan menarik diri dari pergaulan karena rasa rendah diri dan makin jarang berkomunikasi secara terbuka sehingga penanggulangannya makin tidak berkesinambungan. Halitosis merupakan suatu keadaan di mana terciumnya bau mulut pada saat seseorang mengeluarkan nafas (biasanya tercium pada saat berbicara). Bau nafas yang bersifat akut, disebabkan kekeringan mulut, stress, berpuasa, makanan yang berbau khas, seperti petai, durian, bawang merah, bawang putih dan makanan lain yang biasanya mengandung senyawa sulfur. Setelah makanan di cerna senyawa sulfur tersebut diserap kedalam pembuluh darah dan di bawa oleh darah langsung ke paru-paru sehingga bau sulfur tersebut tercium pada saat mengeluarkan nafas. Selain itu juga kebersihan mulut yang sangat kurang sempurna karena kebanyakan kita menyikat gigi hanya sekitar 40 detik, menurut literature diperlukan sedikitnya 3 menit untuk membersihkan gigi dan meng eliminasi bakteri merugikan yang berperan dalam produksi senyawa sulfur. Bau nafas pagi hari hampir pada semua orang dewasa, merupakan contoh bau nafas yang bersifat sementara (karena kekeringan mulut selama tidur). Bau nafas khronis dilaporkan menimpa 25 % populasi penduduk di berbagai macam kalangan. Keadaan ini dapat berpengaruh dalam hubungan personal atau bahkan dapat menyebabkan bencana terhadap hubungan bisnis. Beberapa penelitian telah di lakukan untuk mengetahui bakteri-bakteri spesifik penyebab bau mulut tersebut. Di dalam mulut normal diperkirakan rata2 terdapat sekitar 400 macam bakteri dengan berbagai tipe. Meskipun penyebab bau mulut belum diketahui dengan jelas, kebanyakan dari bau tersebut berasal dari sisa makanan di dalam mulut. Masalah akan muncul
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 3
Referat HALITOSIS
bila sebagian bakteri berkembang biak atau bahkan bermutasi secara besar2an. Kebanyakan dari bakteri ini bermukim di leher gigi bersatu dengan plak dan karang gigi, juga di balik lidah karena daerah tersebut merupakan daerah yang aman dari kegiatan mulut sehari-hari. Bakteri tersebut memproduksi toxin atau racun, dengan cara menguraikan sisa makanan dan sel-sel mati yang terdapat di dalam mulut. Racun inilah yang menyebabkan bau mulut pada saat bernafas karena hasil metabolisme proses anaerob pada saat penguraian sisa makanan tersebut menghasilkan senyawa sulfide dan ammonia. Bau mulut juga dapat di sebabkan oleh penyakit diabetes, penyakit ginjal, sinusitis, tonsillitis, kelainan fungsi pencernaan, penyakit liver, alkohol dan juga berbagai macam obat-obatan yang dapat menyebabkan kekeringan mulut.Perawatan yang dilakukan, berdasarkan penyebab bau mulut tersebut, bila perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk melihat bakteri penyebab. Penggunaan penyegar nafas, permen karet dan obat kumur, biasanya bersifat asimptomatis dan sangat terbatas kerjanya hanya sementara saja, pada saat efek dari penyegar nafas hilang bau mulut akan kembali tercium. Halitosis dapat menjadi masalah sosial yang penting dalam perawatan gigi yang standar dan obat kumur yang sering direkomendasikan hanya memberikan bantuan sementara. Oral malodor terutama hasil dari metabolisme mikroba. Mulut adalah rumah bagi ratusan spesies bakteri dengan preferensi berbagai gizi. Organisme ini mencerna protein, dan beberapa zat berbau busuk muncul, menyebabkan bau mulut. Oral malodor dari pertumbuhan berlebih dari proteolitik, bakteri gram-negatif anaerob pada celah-celah dari dorsum lidah dapat berhasil didiagnosis dan diobati.
Epidemiologi
Penelitian epidemiologi menunjukkan prevalensi halitosis (bau mulut) adalah sekitar 2,4% dari populasi orang dewasa. Menurut National Institute of Dental Research, sekitar 65 juta orang Amerika menderita halitosis (bau mulut) di beberapa titik dalam hidup mereka.
Etiologi
Mulut adalah rumah bagi ratusan spesies bakteri dengan preferensi berbagai gizi. Organisme ini biasanya menikmati protein, dan karena mereka mencerna beberapa protein zat berbau busuk muncul. Peran senyawa volatile sulfur (VSCs) dalam memproduksi bakteri yang membentuk koloni di lidah baru-baru ini dipahami sebagai penyebab utama halitosis (bau mulut). Yang paling umum VSCs, seperti methylmercaptan dan hidrogen sulfit, dapat dideteksi dengan menggunakan metode dan obyektif organoleptik, yang dapat mengidentifikasi dan melokalisasi sumber.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 4
Referat HALITOSIS
Sejarah
Bau mulut (halitosis) telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, disebutkan ladanum (damar wangi), resin berasal dari pohon lentiscus Pistacia, yang telah digunakan di negara-negara Mediterania untuk menyegarkan napas selama ribuan tahun. termasuk peterseli (Italia), cengkeh (Irak), jambu biji kulit (Thailand), dan kulit telur (Cina). Penelitian eksperimental pada subjek tanggal kembali selama 60 tahun. Sejak 1960-an, peneliti terkemuka dalam bidang ini Tonzetich. Dia dan rekan kerja menetapkan bahwa oral malodor (bau mulut) berhubungan dengan keberadaan senyawa belerang atsiri, terutama hidrogen sulfida, dan methylmercaptan.
Patogenesis
Dalam kebanyakan kasus (mungkin 85%), bau mulut (halitosis) berasal dari mulut itu sendiri. Cara termudah untuk membedakan oral dari etiologi nonoral adalah untuk membandingkan bau yang berasal dari pasien mulut dengan keluar dari hidung. Pada orang dengan kebersihan mulut yang baik, dapat terlihat pertumbuhan gigi yang baik dan periodontium tang sehat. penyebab utama bau mulut (halitosis) adalah mungkin bagian belakang lidah. Orang dengan lidah yang sangat beralur atau berkerut memiliki potensi lebih untuk mengumpulkan lapisan putih dibandingkan dengan permukaan lidah yang halus. Sebuah lapisan 0,1-0,2 mm tebal dapat mengurangi lingkungan oksigen. Bakteri yang menyebabkan bau mulut dapat berkembang dalam jenis "lingkungan anaerobik". Penelitian telah menunjukkan hubungan langsung antara jumlah lapisan pada lidah seseorang dan jumlah bakteri anaerob hadir dalam lapisan. Perbaikan bau yang berasal dari mulut biasanya terlihat sebagai jumlah bakteri anaerob pada lidah seseorang yang berkurang. Gigi palsu adalah penyebab penting lain dari lisan malodor (buruk napas), terutama jika mereka dipakai semalam. Biasanya bau yang memiliki karakter yang khas tetapi tidak menyenangkan agak manis dan mudah dikenali, terutama jika gigi palsu ditempatkan dalam kantong plastik dan berbau setelah beberapa menit. Air liur memainkan peran besar dalam eliminasi halitosis. Buruk napas (halitosis) pada siang hari berbanding terbalik dengan aliran air liur.Aliran air liur terendah di malam hari, setelah puasa dan karena tidak cukup asupan air, sehingga intensitas bau mulut (halitosis) meningkat. Sebaliknya, pada proses pengunyahan aliran air liur meningkat, seiring dengan pembersihan rongga mulut dan pengurangan malodor. Walaupun pengamatan umum ini, data dari studi
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 5
Referat HALITOSIS
aklinis 2 tidak mendukung pun hubungan antara laju alir air liur dan tingkat malodor. Satu penjelasan yang mungkin untuk pengamatan terakhir adalah bahwa malodor muncul terutama dalam suasana mikro alkalin, sedangkan air liur pada pasien dengan xerostomia biasanya asam sehingga timbul bau mulut. Bakteri yang paling sering ditemukan di antara orang dengan nafas segar adalah salivarius Streptococcus. Bakteri ini hadir hanya 1 dari 6 orang dengan halitosis (bau mulut), pada tingkat yang sangat rendah.
Peran amandel dapat timbul napas buruk kronis (halitosis) adalah jelas. Munculnya bau sementara selama infeksi amandel umumnya pada orang dewasa dan anak-anak. Meskipun mereka mungkin tampak normal pada pemeriksaan visual, ketika amandel ditekan dengan pisau lidah mereka dapat memancarkan bau busuk eksudat. Melebar dan mendalam tonsillar crypts mungkin berisi tonsilloliths. Batu-batu ini lunak biasanya berdiameter beberapa milimeter, kasar bermata, warnanya putih atau kekuningan, dan memiliki bau busuk, terutama bila ditekan.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 6
Referat HALITOSIS
BAB II HALITOSIS
Ada empat sumber yang menyebabkan bau mulut:
1. Mulut : ini termasuk gigi, gusi, dan permukaan atas (punggung) lidah, terutama bagian
paling belakang lidah. Karena jenis bau mulut adalah yang paling umum, diagnosis dan pengobatan akan dibahas secara ekstensif. Istilah untuk bau dari mulut adalah Fetor oris. Fetor berarti "bau ofensif kuat" dan merupakan istilah umum. Oris berarti "dari mulut". Bau mulut adalah bau 0ffensive kuat berasal khusus dari mulut.
o
Fetor oris adalah tipe yang paling umum dari bau mulut sekitar 80% dari semua kasus. Jika Anda masih muda dan umumnya sehat, kemungkinan masalah anda termasuk dalam kategori ini. Struktur dalam mulut yang bisa mengidap bau mulut adalah: 1. Gigi 2. Gusi 3. Lidah (terutama bagian belakang lidah)
2. Saluran pernapasan atas : Ini termasuk rongga hidung, sinus, tenggorokan, amandel dan laring (kotak suara). o Istilah untuk bau nafas dari saluran pernapasan atas adalah ozostomia o Ozostomia berada di urutan kedua yang menyebabkan bau mulut, dan paling sering dikaitkan dengan post nasal drip, tetapi dapat dikaitkan dengan infeksi pada berbagai organ dalam saluran pernapasan bagian atas juga, termasuk sinusitis, sakit tenggorokan dan radang tenggorokan.
3. Paru-paru : bau napas yang berasal dari paru-paru bisa berupa fenomena sementara yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan tertentu atau obat-obatan, atau merupakan masalah kronis yang disebabkan oleh proses penyakit.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 7
Referat HALITOSIS
o
Denny Widhiyanto Yanong 406091046 Stomatodysodia adalah istilah untuk bau mulut yang disebabkan oleh proses penyakit langsung di paru-paru, seperti berbagai infeksi, emfisema, bronkitis atau kanker paru-paru. Halitosis adalah istilah untuk bau mulut yang dihasilkan dari proses fisiologis di tempat lain dalam tubuh dan dibawa ke paru-paru oleh aliran darah, atau mulut dengan muntah kronis.
4. Perut : Secara teknis, jenis bau mulut adalah subkategori dari halitosis, bau napas berasal dari perut disebabkan oleh proses penyakit yang memproduksi muntah kronis.
Page 8
Referat HALITOSIS
Xerostomia Ini adalah istilah untuk dry mouth /mulut kering. Pada mulut kering terjadi dehidrasi dan konsentrat lapisan protein liur dan lendir yang melapisi struktur mulut. konsentrasi lendir, air liur dan sisa makanan ini menyebabkan pertumbuhan berlebih dari semua jenis bakteri yang berbeda di berbagai bagian mulut. Di beberapa bagian dengan mulut kering, bakteri anaerob tumbuh dengan cepat dan menghasilkan jumlah senyawa belerang atsiri / volatile sulfur. Pada daerah lain juga terdapat pertumbuhan berlebih dari bakteri aerob yang menghasilkan produk limbah volatile sendiri dimana bau dan rasa nya hampir sama buruknya dengan VSC yang yang diproduksi oleh bakteri anaerob.Bau napas paling sering disebabkan oleh mulut kering adalah morning breath / napas pagi, yang merupakan hasil dari bernapas melalui mulut saat tidur. Pada beberapa orang cenderung berkembang menjadi mulut kering kronis seperti pada kondisi Sindrom Sorgren. Orang lanjut usia juga cenderung mengalami mulut kering sebagian disebabkan proses penuaan, tetapi sebagian besar yang menyebabkan mulut kering karena banyaknya obat yang mereka konsumsi.
Obat obat tertentu cenderung menyebabkan mulut kering sehingga merupakan penyebab utama bau mulut kronis. Ini termasuk baik dengan resep dokter maupun obat bebas termasuk obat-obatan illegal / legal baik dan hukum. Obat obat yang menyebabkan mulut kering termasuk :
antihistamin (jenis lama seperti Benedryl) antidepressants (jenis lama seperti Elavil, Flexaryl) antidepresan (tipe lama seperti Elavil, Flexaryl dll) antikolinergik (sering digunakan sebagai dekongestan serta agen pengeringan bedah seperti atropin dan skopolamin) anorexiants (pil diet) antihipertensi (Obat-obatan tekanan darah), antipsikotik (obat psikiatris) anti-Parkinson agent diuretik
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 9
Referat HALITOSIS
Beberapa obat sebenarnya menyebabkan halitosis (tidak berasal dari mulut). Pada ruang Pemulihan dan kamar operasi semua dapat memyebabkan bau napas (yang berasal dari paruparu) yang dihembuskan oleh pasien yang telah pulih dari agen anestesi umum setelah operasi. Phenergan adalah antihistamin digunakan sebagai obat penenang dan untuk mengontrol mual dan muntah pada pasien pulih dari DT's (Delirium Tremens disebabkan oleh kecanduan alkohol kronis). Pasien yang diobati dengan obat ini dapat terkena halitosis. Perhatikan bahwa jenis bau mulut bersifat sementara, dan hanya terjadi selama sedasi. Hal ini tidak permanen karena sekali obat tersebut telah meninggalkan aliran darah maka bau mulut hilang. reaksi obat ilegal juga dapat menyebabkan mulut kering kronis dan dengan demikian merupakan sumber bau mulut. obat-obatan ilegal dapat merupakan gaya hidup yang berinteraksi dengan mulut kering dan membuat bau napas semakin parah dan bertambah buruk. Pecandu serta pengguna obat obatan ini sering mengabaikan kesehatan mulut mereka yang mengarah ke kerusakan gigi . Selain itu, kebersihan mulut yang buruk dikombinasikan dengan gizi buruk menyebabkan penyakit pada gusi . Kedua kondisi ini adalah penyebab utama bau mulut. Obat paling mungkin menyebabkan masalah dalam kategori ini adalah stimulan metabolik: Kokain, Crack, Ecstasy dan Methamphetamines. Heroin dan Marijuana tidak termasuk stimulan metabolik, namun mereka mempengaruhi pengguna untuk menggunakan gula tinggi dan dengan demikian terkait dengan bau mulut karena kerusakan gigi.
Produk Tembakau Selain menyebabkan bau mulut, merokok atau produk berbasis mengunyah tembakau dapat noda gigi, mengganggu jaringan gusi, dan memperparah kerusakan gigi.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 10
Referat HALITOSIS
BAU NAFAS YANG DISEBABKAN OLEH STRUKTUR DALAM MULUT (FETOR ORIS)
1. Gigi. Dalam keadaan sehat, gigi adalah struktur yang solid dan tidak rentan terhadap invasi bakteri yang berhubungan dengan bau mulut. Di sisi lain, orang yang menggunakan banyak gula akan menyebabkan luasnya kerusakan dalam gigi mereka. Lubang pada gigi menyediakan lingkungan anaerobik dan dengan demikian merupakan tempat yang tepat untuk metabolisme sulfur kuman. Lubang pada gigi menyebabkan bau yang buruk dengan sendirinya, dan karena peluruhan cukup lembut, menyerap cairan dari makanan yang dimakan, dan yang meluruh juga. Setiap daerah pembusukan / lubang memiliki potensi sebagai sumber bau napas. Selain itu, bahkan tanpa peluruhan / lubang, jika kebersihan mulut buruk, timbul plak / plaque , yang dibuat oleh bakteri, bersama dengan sisa-sisa makanan terkumpul pada dan di antara gigi. Bakteri dalam plak menghasilkan VSC's di daerah dimana oksigen yang terbatas, sehingga menyebabkan bau napas. Pada individu yang sehat, jenis ini umumnya bau mulut dapat dihilangkan hanya dengan menyikat gigi dan flossing gigi dengan benar satu kali sehari. flossing sangat penting karena daerah antara gigi lebih mungkin bebas dari oksigen dibandingkan daerah lain mulut, dan karena itu selalu merupakan sumber bau mulut jika tidak dijaga kebersihannya. Jika Anda memiliki masalah dengan bau mulut, cobalah mencium sepotong floss setelah menggunakannya untuk membersihkan antara gigi dan lihat sendiri.
2. Gusi
Nama lain untuk gusi adalah periodontium. Periodontium terdiri dari tulang yang terlihat seperti jaringan berwarna merah muda Dalam keadaan sehat, periodontium tidak mudah diinvasi oleh bakteri, dan karena itu tidak memberikan kontribusi untuk bau nafas. Di sisi lain, ketika periodontium menjadi sakit akibat kebersihan mulut yang buruk (terutama jika bakteri menginvasi dan terkumpul di antara gigi), bakteri
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 11
Referat HALITOSIS
mulai menginvasi jauh di lampiran gusi ke gigi, dan tulang yang memegang gigi mulai membusuk. proses ini disebut periodontal disease / penyakit periodontal. Bakteri tersebut seperti melipatgandakan dalam menciptakan ruang yang baru antara akar dan gusi karena semua hal mati yang terakumulasi di sana. Ruang ini menyediakan lingkungan oksigen terbatas yang memungkinkan pergeseran keseimbangan flora normal terhadap bakteri anaerob,. Gusi menjadi merah dan meradang dan perdarahan terus-menerus. Bakteri anaerobik mencerna darah dan jaringan gusi yang nekrotik (mati) banyak menghasilkan VSC's. Penyebab paling umum dari bau mulut (halitosis) adalah penyakit gusi. Gigi busuk pada akar gigi dapat menyebabkan abses di gusi dengan nanah berbau busuk, memberikan bau nafas. Bahkan lubang-lubang kecil di gigi dapat menyediakan tempat di mana kuman dapat berkembang biak dan melepaskan bau busuk. Orang dengan penyakit periodontal memiliki karakteristik yang sangat buruk pada bau napas mereka dimana dokter gigi biasanya mengakui begitu ia mendekati pasien. Kebanyakan orang hanya mengenalinya sebagai bau napas yang sangat buruk. Bau napas dari penyakit periodontal adalah bau napas yang buruk. Jika Anda memiliki bau napas yang buruk, dan Anda tidak membersihkan sela antara gigi secara teratur, maka ada kemungkinan bahwa Anda menderita setidaknya penyakit periodontal minor. Anda harus berobat ke dokter gigi untuk didiagnosis dan diobati penyakitnya jika Anda ingin mengobati bau mulut. Jika Anda di bawah usia 35 tahun, untuk menghentikan penyakit biasanya dengan rajin sikat gigi dan flossing, baik bau mulut maupun gusi akan kembali penyakit tersebut. Salah satu bentuk penyakit periodontal yang dapat menyebabkan bau mulut adalah impaksi partialis dari gigi yang berdampak sebagian pada gusi. Gigi yang terdapat di bawah gusi membentuk pocket antara gusi dan mahkota gigi yang cenderung ke arah kondisi anaerobik yang memungkinkan pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob. Dampak dari impaksi sebagian gigi rentan terhadap kondisi yang disebut pericoronitis , yang merupakan infeksi pada gusi di sekitar mahkota gigi yang belum erupsi. Penyembuhan untuk bau mulut yang disebabkan oleh impaksi gigi adalah ekstraksi gigi yang menyinggung oleh dokter bedah mulut , meski kondisi tersebut dapat diobati sementara oleh irrigasi bawah gusi dengan hydrogen peroksida dan antibiotik.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 12
Referat HALITOSIS
3. Lidah Bagian atas (dorsal) permukaan lidah ditutupi dengan struktur yang disebut papilla. Ada tiga jenis papila tetapi yang utama adalah papila filliformis. Papila ini secara mikroskopik proyeksi mirip rambut yang memproduksi pink, lapisan beludru pada permukaan atas lidah yang sehat. Papilla Filliformis. selalu tumbuh, persis seperti rambut di kepala. Umumnya, papillae tumbuh sampai panjang tertentu dan kemudian berhenti sejenak. Lebih mudah terjadi pada bagian anterior dari lidah karena selalu bergerak, dan karena itu sering membuat kontak dengan gigi saat berbicara dan makan. Shedding dari papila filliformis lebih lambat pada bagian belakang lidah, sehingga papila di sana cenderung lebih panjang. Rambut ini adalah tempat yang ideal untuk koloni bakteri untuk berkumpul. Bakteri anaerob berkembang dalam pembentukan lapisan dari lendir, sisa - sisa makanan, sel dan bakteri yang mati yang selalu terdapat pada daerah ini. Ketika seorang pasien menderita salah satu dari sejumlah penyakit demam, maka bisa terdapat suatu pertumbuhan berlebih dari papila filliform di lidah. Ini adalah lapisan di lidah yang dahulu digunakan untuk berbicara tentang kapan pasien menjadi demam. Nama untuk kondisi ini adalah white hairy tongue, atau, jika lapisan ini terwarnai oleh sisa-sisa makanan, black hairy tongue (lihat gambar di kanan). Bila kondisi ini berkembang, bakteri anaerob dapat berkembang di seluruh dorsum lidah menghasilkan bau yang lebih serius
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 13
Referat HALITOSIS
BAU NAPAS DISEBABKAN OLEH STRUKTUR DALAM SISTEM PERNAFASAN ATAS (OZOSTOMIA)
Sumber utama kedua adalah bau nafas hidung. Dalam kejadian ini, udara keluar dari lubang hidung memiliki bau tajam yang berbeda dari bau mulut. Bau hidung mungkin karena infeksi sinus atau benda asing .
Sinusitis tidak secara langsung menyebabkan bau mulut.. Namun, radang sinus kronis dapat menghasilkan jumlah lendir dengan berbagai ketebalan, yang cenderung mengarah ke tenggorokan,dan bagian belakang dari lidah. Kondisi ini disebut post nasal drip. Lendir terdiri dari protein yang tersusun seperti benang yang saling terkait, dan bakteri anaerob memiliki kemampuan untuk memecah protein dan menyebabkan bau busuk dan asam sulfur. Di samping itu, sekresi tebal menempel ke bagian belakang tenggorokan menyebabkan pasien ingin menelan. Sayangnya, lendir tetap melekat pada bagian belakang tenggorokan sehingga meninggalkan kesan ada rasa ingin menelan dari pasien. Pengobatan post nasal drip tergantung dari kondisi dan mengatasi penyebabnya..
The common cold, flu atau alergi sering menimbulkan post nasal drip. Pada akhirnya, pengobatan untuk post nasal drip adalah dengan menunggu berkurangnya gejala penyakit apabila telah sembuh dengan sendirinya maka post nasal drip berhenti juga. Ada langkah-langkah pasien dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan post nasal drip sementara kondisi ini bertahan. Umumnya langkah-langkah untuk mengurangi ketidaknyamanan dan bau napas melibatkan tiga obat dalam kombinasi : o Sudafed adalah decongestant. kapsul yang bekerja membuka sinus sekaligus mengurangi jumlah lendir yang dikeluarkan. o Guaifenesin adalah obat yang cukup aman yang mengeluarkan lendir yang dihasilkan dan membuatnya lebih mudah untuk menelan. Guaifenesin tersedia seperti Robitussin atau ekuivalen generik. Begitu juga dengan Mucinex untuk dosis besar dan relative aman. o Sebuah antihistamin seperti Benedryl adalah antihistamin baik untuk digunakan malam hari karena membuat pasien mengantuk. Salah satu antihistamin non-mengantuk yang lebih baru seperti Allegra dan CLARITIN adalah tepat untuk digunakan siang hari. Antihistamin membantu meringankan gatal, mata berair dan kecenderungan untuk bersin. Mereka juga mengurangi iritasi pada sinus yang mungkin menyebabkan pos nasal drip.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 14
Referat HALITOSIS
Satu saran tambahan: Perasaan bahwa anda selalu ingin menelan lendir di bagian belakang tenggorokan Anda cukup menjengkelkan dan mengganggu. Mungkin untuk menghilangkan lendir di bagian belakang tenggorokan dengan makan roti, batang seledri, atau makanan besar lainnya. Mukosa akan menyapu menuruni kerongkongan ketika Anda menelan makanan. Infeksi sinus menghasilkan lendir, yang jika terinfeksi akan menyebabkan bau bahkan sebelum dimetabolisme oleh bakteri dalam mulut. Pengobatan yang terbaik pada infeksi sinus adalah dengan menggunakan antibiotika. Standar antibiotik yang digunakan untuk infeksi saluran pernapasan pada semua pasien yang tidak alergi terhadap penisilin adalah amoksisilin. Jika pasien alergi terhadap penisilin, maka bisa digunakan klindamisin, Biaxin atau Zithromax adalah obat pilihan. Sementara pasien sedang dirawat untuk infeksi sinus, dianjurkan untuk dirinya untuk diberikan sudafed dan guaifenesin untuk menjaga sinus terbuka dan cukup membuat lendir tipis untuk membantu dalam bernapas. Tonsill itis dan Tonsillo liths Tonsilitis berarti infeksi amandel. Infeksi pada amandel umumnya disebabkan oleh streptokokus (seperti dalam strep tenggorokan). Amandel menjadi merah dan meradang sementara koloni putih kecil dari organisme streptokokus ditemukan dalam crypts tonsillar, yang lekukan kecil ditemukan pada permukaan amandel (gambar di kanan). Pasien dengan strep throat atau tonsilitis cenderung memiliki bau mulut (ozostomia) sampai infeksi itu sembuh. Obat pilihan untuk pasien yang tidak alergi untuk itu adalah penisilin. Untuk pasien yang alergi terhadap penisilin, klindamisin, Zithromax atau Biaxin adalah sebagai obat pilihan. Orang dengan sinusitis kronis dan post nasal drip dapat menjadi tonsilloliths yang bentuknya kecil, putih, berbau busuk yang berada di crypts tonsillar. Kadang-kadang tonsillolith dapat membongkar dari permukaan amandel seperti pensil atau alat kecil lainnya yang meninggalkan seperti lubang "kecil", namun, pada kenyataannya, hanya cript tonsillar yang terbentuk awalnya. Tonsilloliths kadang-kadang memberikan rasa seperti ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan. Dan ini juga dapat menyebabkan bau mulut. Beberapa orang memiliki masalah dengan tonsilloliths. Tindakan untuk pengobatan tonsilloliths kronis adalah dengan pengangkatan tonsil. Operasi dilakukan oleh spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan cukup sederhana dan aman. Operasi itu menyebabkan sakit tenggorokan yang sangat selama dua minggu pascaoperasi, tetapi manfaat adalah bahwa pasien tidak menderita tonsilitis atau tonsilloliths. Dengan menghilangkan amandel, bau mulut yang dapat diobati dengan berkumur dengan larutan 3% hidrogen peroksida atau mencuci mulut
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 15
Referat HALITOSIS
dengan Peridex . Penggunaan guaifenesin dan pseudafed untuk mengurangi post nasal drip juga efektif.
Stomatodysodia adalah bau mulut yang disebabkan oleh proses penyakit langsung di paru-paru. Ini termasuk infeksi, bronkitis dan abses paru, serta masalah kronis seperti tuberkulosis, pneumonia, emfisema, dan kanker paruparu. Hal ini juga termasuk bau dari akumulasi stagnan lendir di paru-paru karena istirahat yang berkepanjangan, serta asap rokok stagnan di dalam situ. Orang-orang dengan kondisi ini umumnya sudah tahu mereka memilikinya, dan bau mulut setidaknya sebagian dari kondisi penyakit mereka. Halitosis adalah istilah yang diciptakan pada tahun 1921 oleh perusahaan Listerine. Ini berarti bau mulut berasal dari kondisi metabolisme sistemik termasuk bahan kimia dari kondisi penyakit sistemik yang dibawa ke paru-paru melalui aliran darah. Dengan kata lain, bau tersebut berasal dari bahan kimia yang diekskresikan melalui paru-paru. Halitosis juga merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan tenggorokan dan bau mulut karena muntah. Ada tiga jenis halitosis : o fisiologis halitosis adalah bersifat sementara dan terjadi ketika pasien makan makanan aromatik tertentu seperti sayuran, rempah-rempah, kari, bawang, bawang putih, lobak, lobak dan daun bawang, atau minuman jenis tertentu seperti anggur, brendi, wiski, bir, teh dan kopi. Makanan adalah sumber yang paling umum dari yang bersifat bau nafas sementara. Dan untuk mengatasi fisiologis halitosis adalah dengan menghindari makanan aromatik. o Patologis halitosis berasal dari paru-paru disebabkan oleh pelepasan bahan kimia dari proses penyakit di tempat lain di tubuh, dan dibawa ke paru-paru dengan aliran darah.. Jenis halitosis ini tidak mudah dihilangkan dan cenderung tetap jika tanpa pengobatan Cara terbaik untuk mengobati bau nafas yang disebabkan oleh patologis halitosis adalah untuk mengobati kondisi yang mendasarinya. Yang paling umum yang menyebabkan kondisi patologis halitosis adalah sebagai berikut: Diabetes - diabetes tidak terkontrol akan menyebabkan akumulasi metabolit abnormal dalam aliran darah, dan ini diekskresikan melalui paru. Termasuk keton seperti asam acetoacetic, asam hydroxybutyric dan aseton. Uremia - Urin dalam aliran darah yang disebabkan oleh gagal ginjal.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 16
Referat HALITOSIS
Denny Widhiyanto Yanong 406091046 Gastritis - Radang selaput perut. tukak lambung karena lokal infeksi bakteri di lapisan lambung. Penyakit hati, atau Hepatitis - Secara khusus, Fetor Hepaticus, dimana bau mulut disebabkan oleh kegagalan hati kronis. Juga dikenal sebagai "breath of the dead. Fetor hepaticus adalah kondisi yang terlihat pada hipertensi portal dimana hati tidak kompeten sehingga dilewati mercaptans langsung ke dalam aliran darah, dan akhirnya ke paru-paru. Ini adalah tanda akhir gagal hati. Kemungkinan penyebab lainnya adalah adanya amonia dan keton di napas. Napas nya akan berbau seperti kotoran. Patologis halitosis berasal dari perut disebabkan oleh kondisi yang memproduksi muntah kronis. Dalam hal ini, asal dari bau mulut adalah perut, namun sesungguhnya disebabkan muntah yang yang tertahan di tenggorokan dan struktur mulut dan menghasilkan bau busuk. Acid Reflux Disease (ARD - Sebelumnya dikenal sebagai GERD) .Umumnya dikontrol dengan menggunakan H 2 blocker seperti Tagamet, Zantac atau Pepsid. Stenosis pilorus adalah kondisi yang ditemukan pada bayi yang menyebabkan muntah, dan dikoreksi dengan pembedahan.
Setiap kondisi yang menyebabkan muntah kronis berpotensi menyebabkan halitosis patologis. Ini termasuk sakit kepala, migraine, morning sickness, keracunan makanan, alergi makanan, bulimia, alkoholisme, obat tertentu dan kemoterapi pada pasien kanker.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 17
Referat HALITOSIS
Page 18
Referat HALITOSIS
tertentu seperti bawang putih dan bawang memproduksi sulfur dalam napas selama 48 jam dan dapat menghasilkan pembacaan yang salah. Halimeter juga sangat sensitif terhadap alkohol, sehingga harus menghindari minum alkohol atau menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol minimal 12 jam sebelum dites. Mesin analog ini kehilangan sensitivitas dan memerlukan kalibrasi ulang secara berkala dari waktu ke waktu tetap akurat. Gas kromatografi : mesin portabel, seperti OralChroma, saat ini sedang diperkenalkan. Teknologi ini dirancang khusus untuk digital mengukur tingkat molekul dari tiga VSCs utama dalam sampel udara mulut ( hidrogen sulfida , metil mercaptan , dan dimetil sulfida ). Hal ini akurat dalam mengukur komponen sulfur napas dan menghasilkan hasil visual dalam bentuk grafik melalui interface komputer. Bana test : tes ini diarahkan untuk menemukan tingkat air liur dari enzim yang mengindikasikan keberadaan bakteri halitosis-istimewa tertentu. -galaktosidase uji: kadar air liur enzim ini ditemukan berkorelasi dengan bau mulut. Meskipun instrumentasi tersebut dan pemeriksaan yang banyak digunakan dalam klinik napas, yang penting pengukuran paling buruk nafas (standar emas) adalah sebenarnya mengendus dan penilaian dari tingkat dan jenis bau yang dilakukan oleh ahli yang terlatih ("pengukuran organoleptik"). Tingkat bau biasanya dinilai dengan six point scale.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 19
Referat HALITOSIS
BAB IV PENGOBATAN
Pada saat sekarang, halitosis kronis sangat kurang dipahami, sehingga pengobatan yang efektif tidak selalu mudah ditemukan. Ada Enam strategi mungkin disarankan:
Setelah membersihkan lidah, langkah kedua dalam perawatan bau mulut adalah untuk membersihkan volatile sulfur serta bakteri anaerob yang menetap setelah Scraping. Hal ini mudah dicapai dengan berkumur atau menyikat lidah dengan 1,5% larutan. Hidrogen peroksida. membebaskan oksigen. Itulah mengapa timbul gelembung ketika kontak dengan bakteri atau darah. Hidrogen peroksida yang tersedia di toko merupakan solusi 3%. Umumnya akan dicairkan setengah
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 20
Referat HALITOSIS
dan setengah larutan peroksida dengan air untuk berkumur dengan itu, namun Anda dapat memilih untuk menggunakan hidrogen peroksida 3% langsung ke lidah dengan menggunakan sikat gigi Dengan menyikat menggunakan hidrogen peroksida akan membantu menghilangkan bakteri yang pada saat yang bersamaan juga oksigen pada daerah tersebut. Gunakan jumlah yang agak banyak peroksida. Solusi hidrogen peroksida memenuhi dua operasi simultan: o Oksigen yang dibebaskan oleh hidrogen peroksida bergabung dengan mengeluarkan VSC's kemudian menetralisirnya sehingga efektif menghilangkan komponen kimia VCS yang menyebabkan bau mulut. o Oksigen yang dibebaskan oleh hidrogen peroksida membunuh bakteri anaerob bertanggung jawab untuk menghasilkan VSC's. Hidrogen peroksida harganya murah dan sangat efektif dalam menetralisir VSC, dan dalam membunuh bakteri anaerob, tapi rasanya tidak enak, yang menyebabkan ingin berkumur setelah menggunakan itu, selain itu bisa juga dengan Peridex , yang tersedia dengan resep, bukan peroksida (. Listerine tipe yang asli) juga efektif dalam membunuh bakteri anaerob dan menetralkan VSC's.
2.
3.
Permen karet
mulut kering dapat meningkatkan penumpukan bakteri dan menyebabkan atau memperburuk bau mulut, mengunyah permen karet dapat membantu dengan produksi air liur ,dengan demikian membantu mengurangi bau mulut. Mengunyah dapat membantu terutama saat mulut kering, atau ketika orang tidak dapat melakukan prosedur kebersihan mulut setelah makan (terutama makanan kaya protein ). Ini membantu dalam penyediaan air liur, yang menyapu bakteri mulut, memiliki sifat antibakteri dan mempromosikan aktivitas mekanik yang membantu membersihkan mulut. Beberapa permen karet mengandung bahan-bahan khusus anti-bau mulut, antara lain biji adas, batang kayu manis, damar wangi permen karet, atau peterseli yang umum obat tradisional
4.
Berkumur
tepat sebelum tidur dengan obat kumur yang efektif. Beberapa jenis komersial obat kumur telah terbukti mengurangi malodor berjam-jam di studi ilmiah. Obat kumur dapat mengandung bahan-bahan aktif yang dilemahkan oleh sabun hadir di sebagian besar pasta gigi . Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak menggunakan obat kumur secara langsung setelah menyikat gigi dengan pasta. Obat kumur sering mengandung zat
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 21
Referat HALITOSIS
antibakteri termasuk klorida cetylpyridinium , klorheksidin , seng glukonat , minyak esensial , dan klorin dioksida. Seng dan klorheksidin memberikan efek sinergis yang kuat. Mereka juga mungkin mengandung alkohol , yang merupakan agen pengeringan. Bilasan dalam kategori ini termasuk Ruang Lingkup Listerine . Solusi lain mengandalkan eliminator bau seperti oksidasi untuk menghilangkan bau mulut yang ada pada basis jangka pendek. Bilasan dalam kategori ini termasuk SmartMouth , Therabreath , Closys dan lain-lain. Sebuah pendekatan yang relatif baru untuk perawatan bau mulut adalah dengan minyak yang mengandung obat kumur. Penggunaan minyak esensial telah dipelajari, ditemukan efektif dan sedang digunakan dalam obat kumur beberapa komersial, serta penggunaan dua-fasa (minyak: air) obat kumur, yang telah terbukti efektif dalam mengurangi malodor.
5.
6.
Mempertahankan tingkat air di dalam tubuh dengan minum beberapa gelas air
dalam satu hari.
Page 22
Referat HALITOSIS
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 23
Referat HALITOSIS
Sikat gigi tiga kali sehari dan floss sekali dalam sehari. Bersihkan lidah Anda sebelum tidur oleh gesekan dengan pembersih lidah plastik atau menyikat lembut. Mintalah dokter gigi Anda untuk merekomendasikan sistem pembersih khusus yang dapat membantu membersihkan mulut agar lebih menyeluruh daripada hanya menyikat biasa. Menjaga kebersihan hidung dan sinus. Merangsang aliran air liur dengan asam buah-buahan seperti jeruk dan lemon atau gusi sitrat tanpa gula dan permen. Makan sayuran berserat seperti peterseli dan wintergreen untuk merangsang aliran air liur. Minum minimal 8 gelas air setiap hari untuk mempertahankan kelembapan mulut dan membantu membilas bakteri pembentuk bau. Mintalah dokter untuk melihat apakah obat yang dikonsumsi mengakibatkan masalah mulut kering yang mungkin mengarah ke bau nafas.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 24
Referat HALITOSIS
DAFTAR PUSTAKA
1. Rosenberg M, McCulloch CA F Rosenberg, CA McCulloch. Measurement of oral malodor: current methods and future prospects. Periodontol. J. 1992 Sep;63(9):776-82. 2. Tonzetich J. Production and origin of oral malodor: a review of mechanisms and methods of analysis. Periodontol. J. 1977 Jan;48(1):13-20. 3. Thrane PS, Young A, Jonski G, Rlla G (2007) "A new mouthrinse combining zinc and chlorhexidine in low concentrations provides superior efficacy against halitosis compared to existing formulations: a double-blind clinical study". J Clin Dent 18 (3): 826. 4. Young A, Jonski G, Rlla G (2003). Young A Jonski G,, Rolla G (2003). "Combined effect of zinc ions and cationic antibacterial agents on intraoral volatile sulphur compounds (VSC)". Int Dent J 53 (4): 23742. 5. Yaegaki K, Coil JM, Kamemizu T, Miyazaki H. Tongue brushing and mouth rinsing as basic treatment measures for halitosis. Int Dent J . 2002 Jun;52 Suppl 3:192-6. 6. Carvalho MD, Tabchoury CM, Cury JA, Toledo S, Nogueira-Filho GR. Carvalho MD, CM Tabchoury, JA Cury, Toledo S, Nogueira-Filho GR. Impact of mouthrinses on morning bad breath in healthy subjects. J Clin Periodontol. 2004 Feb;31(2):85-90. 7. Scully C, Rosenberg M. Halitosis. Dent Update. 2003 May 8. http://drevy-omfs.blogspot.com/2006/12/halitosis.html 9. http://emedicine.medscape.com/ 10. http://www.doctorspiller.com/halitosis.htm 11. http://www.home-remedies-for-you.com/remedy/Halitosis.html 12. en.wikipedia.org/wiki/Halitosis
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RS. Pelabuhan Jakarta Periode 29 Maret 01 Mei 2010
Page 25