Você está na página 1de 10

Analisis Real

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

ALJABAR HIMPUNAN DAN FUNGSI


A. PENDAHULUAN Sebelum mempelajari analisis real, diperlukan sekali konsep-konsep dasar dari aljabar himpunan dan fungsi. Dua konsep ini merupakan alat yang penting untuk belajar analisis, karena konsep himpunan dan fungsi tersebut akan digunakan dalam pembicaraan sistem bilangan real, barisan, limit fungsi, kontinuitas maupun pendiferensian. Untuk selanjutnya, kita anggap sama kata himpunan dengan kata klas, koleksi, atau keluarga. Demikian juga dengan kata fungsi kita anggap sama dengan pemetaan. Untuk himpunan, kita akan membahas mengenai aljabar himpunan, operasi himpunan, hasil kali ganda dan beberapa sifat yang terkait dengan operasi himpunan. Dengan pengertian hasil kali ganda ini, akan dikembangkan pengertian fungsi. Fungsi akan dijelaskan melalui definisi yang tepat maupun grafik. Metode khusus yang disebut induksi matematika juga dibicarakan dalam bagian ini. Metode induksi matematika tersebut merupakan sifat dasar dari sistem bilangan asli. B. URAIAN DAN CONTOH Himpunan dapat dipandang sebagai koleksi (himpunan) obyek-obyek yang ditentukan oleh beberapa sifat khusus. Obyek-obyek yang terdapat dalam himpunan disebut anggota atau elemen dari himpunan tersebut. Himpunan juga dapat didefinisikan dengan mendaftar elemen-elemennya. Sedangkan fungsi atau pemetaan dapat dipandang sebagai himpunan khusus/spesial, yaitu hasil pengembangan dari pengertian hasil kali ganda dua himpunan. Lebih lanjut, definisi fungsi yang tepat serta tipt-tipe khusus dari fungsi akan dibahas dalam bagian ini. 1. Aljabar Himpunan Jika A sebarang himpunan, dan x anggota A maka ditulis x A . Jika x bukan anggota A, ditulis x A . Himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan / kososng (empty set/null set), dinotasikan 0 . Sekarang, jika A dan B himpunan sehingga x A . Berakibat x B maka dikatakan bahwa A himpunan bagian B, dinotasikan A B atau B A . Jika A B dan terdapat anggota B yang bukan anggota A, maka A dikatakan himpunan bagian sejati dari B. Selanjutnya dua himpunan A dan b sama jika A dan B memuat elemen yang sama, ditulis A=B. Jadi, untuk membuktikan bahwa himpunan A dan B sama, maka harus ditunjukkan bahwa A B dan B A . Sekarang kembali pada definisi himpunan. Pernyataan sifat khusus pada definisi himpunan ternyata tidak mudah didefinisikan secara tepat, tetapi kita tidak perlu ragu menggunakannya. Jika P menyatakan sifat yang mempunyai arti dan kejelasan untuk koleksi elemen-elemen, maka di tulis {x : P( x)} untuk himpunan semua elemen x yang memenuhi sifat P. Namun, jika kita mengingkan kekhususan yang elemen-elemennya memenuhi sifat P, maka ditulis {x S : P( x)} , untuk himpunan semua elemen x yang memenuhi sifat P.

By: Siti Lailiyah, M.Si. 1

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

Pendefinisian Himpunan Untuk mendefinisikan himpunan digunakan 4 cara, yaitu : 1. Mendaftarkan semua anggotanya. Contoh: - A = {a,e,i,o,u} - B = {2,3,5,7,11,13,17,19} 2. Menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya Contoh: Perhatikan himpunan pada contoh 1 di atas dan bandingkan dengan pendefinisian di bawah ini - A = Himpunan vokal dalam abjad latin - B = Himpunan bilangan prima yang kurang dari 20 3. Menyatakan sifat dengan pola Contoh: - P = {0,2,4,8,10,,48} - Q = {1,3,5,7,9,11,13,15,} Awas dalam kasus: R = { 2,3,5,7,,19}. Penulisan himpunan seperti ini bukan merupakan well-defined karena memunculkan ambigu, yaitu R dapat diartikan sebagai himpunan bilangan ganjil yang lebih besar dari 1 dan kurang dari 20. Sementara itu R dapat diartikan pula sebagai himpunan bilangan prima yang kurang dari 20. Oleh karena itu pendefinisian himpunan dengan menyatakan pola seperti ini harus sangat hati-hati agar tidak menimbulkan tafsiran lain. 4. Menggunakan notasi pembentuk himpunan Contoh: - P = {x | x himpunan bilangan asli antara 7 dan 15}(Maksudnya P = {8,9,10,11,12,13,14}) - Q = { t | t bilangan asli} (Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,} -R = { s | s2-1=0, s bilangan real}(Maksudnya R = {-1,1}) Contoh lain: a. Himpunan x N : x 2 3 x + 2 = 0 . Karena penyelesaian dari persamaan kuadrat x 2 3 x + 2 = 0 adalah x = 1 atau x = 2 , maka himpunan ini dapat dinotasikan dengan {1,2}. Dengan demikian himpunan dapat didefinisikan dengan mendaftar elemen-elemennya.

By: Siti Lailiyah, M.Si. 2

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

b. Kadang-kadang suatu rumus dapat digunakan untuk mendeskripsikan himpunan, misalnya himpunan semua bilangan asli genap dapat dinotasikan sebagai {2 x : x N } atau {y N : y = 2 x, x N } 2. Operasi Himpunan Definisi 1.1.1 (i) Jika A dan B himpunan, maka irisan dari A dan B, dinotasikan A B adalah himpunan dari semua anggota A dan B. Dengan kata lain: A B := {x; x A dan x B} (ii) Jika A dan B himpunan maka gabungan A dan B, dinotasikan A B adalah himpunan semua anggota A atau B. Dengan kata lain: A B := {x; x A atau x B} / (iii)Jika A dan B himpunan, A B = 0 , maka A dan B dikatakan saling asing. Teorema 1.1.1 Jika A, B dan C sebarang himpunan, maka: a. A A = A, A A = A (sifat idempoten) b. A B = B A , A B = B A (sifat komutatif) c. ( A B ) C = A (B C ) , ( A B ) C = A (B C ) (sifat assosiatif) d. A (B C ) = ( A B ) ( A C ) , (sifat distribusi irisan terhadap gabungan) A (B C ) = ( A B ) ( A C ) , (sifat distribusi gabungan terhadap irisan) Bukti: a. A A := {x; x A dan x A} = {x; x A} = A Begitu juga untuk A A = A caranya analog. b. A B := {x; x A dan x B} = {x; x B dan x A} = B A Pembuktian untuk c dan d ditinggalkan sebagai latihan Catatan: A = A1 A2 K An := {x : x A j untuk suatu j , j = 1,2, K , n}

B = A1 A2 K An := {x : x A j untuk semua j , j = 1,2, K , n}

Definisi 1.1.2 Jika A dan B himpunan, maka komplemen dari B relatif terhadap A adalah himpunan semua anggota A yang tidak menjadi anggota B, dan dinotasikan A \ B (dibaca A minus B). Kadang-kadang dinotasikan A B atau A ~ B atau C(B). Jadi A \ B := {x / x A dan x B}

By: Siti Lailiyah, M.Si. 3

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

Dibawah ini akan diberikan sebuah teorema tentang operasi himpunan yang berkaitan dengan A \ B dan pembuktiannya ditinggalkan sebagai latihan. Teorema 1.1.2 Jika A, B, C sebarang himpunan, maka : A \ (B C ) = ( A \ B ) ( A \ C ) A \ (B C ) = ( A \ B ) ( A \ C ) Hasil Kali Ganda (Cartesian Product) Definisi 1.1.3 Jika A dan B dua himpunan tidak kosong, AxB hasil kali ganda (Cartesian Product) dari A dan B adalah himpunan dari semua pasangan terurut (a,b) dengan a A dan b B . (lihat Gambar 1.1) AxB B b (a,b)

Gambar 1.1 Hasil Kali Ganda AxB Contoh 1.1.2 1) Misalkan A={1, 2, 3} dan B={4, 5} maka AxB adalah himpunan yang anggotanya adalah pasangan terurut (1,4), (1,5), (2,4), (2,5), (3,4), (3,5) 2) Jika A := {x R : 1 x 2} dan B := {x R : 0 x 1 atau 2 x 3} , maka AxB dapat digambarkan seperti dibawah ini: B 3 2 1 0 3. Fungsi Pada bagian ini akan dibahas pengertian fungsi atau pemeteaan dan tipe-tipe khusus dari fungsi. Para ahli matematika abad yang lampau, kata fungsi diartikan untuk mendefinisikan rumus, seperti f (x ) = x 2 6 x + 8 yang mengkaitkan setiap bilangan real x dengan bilangan real yang lain f ( x ) . Dalam perkembangannya, diberikan definisi 1 2 Gambar 1.2 A AxB

By: Siti Lailiyah, M.Si. 4

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

fungsi yang lebih umum, sehingga lebih jelas perbedaan fungsi itu sendiri dengan nilai dari fungsi tersebut. Perhatikan definisi berikut: Definisi 1.1.4 Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang mengawankan setiap anggota a A dengan tunggal anggota B, dinotasikan f (a ) . Himpunan A disebut domain dari f dinotasikan D(f) dan B disebut target dari f. Range dari f, R(f), adalah himpunan f ( A) = { f (a) B : a A} yang merupakan himpunan bagian dari B. Dibawah ini akan diberikan definisi fungsi sebagai himpunan khusus, yaitu dari perkembangan pengertian hasil kali ganda dua himpunan. Definisi 1.1.5 (Fungsi Sebagai Grafik) Misalkan A, B himpunan fungsi dari A ke B adalah himpunan f dari pasangan berurutan dalam AxB sehingga untuk setiap a A terdapat dengan tunggal b B , dengan (a, b) f , artinya jika (a, b) f dan (a, b )1 f maka b = b1 . (a, b) f dapat ditulis b = f (a) . (Lihat Gambar 1.3)

B b (a,b) f R(f)

A Gambar 1.3 Fungsi Sebagai Grafik Sekarang kita berikan fungsi f : A B dengan domain A dan range di dalam B. Jika f fungsi dengan D(f) dan D1 D( f ) , didefinisikan fungsi baru f1 dengan domain D1 oleh f1 ( x) := f ( x), x D1 . Fungsi f1 ini disebut fungsi yang dibatasi oleh f pada himpunan D1 (Restriction of f to the set D1 ). Jadi f1 ( x) := {(a, b) f , a D1 } atau f1 = f | D1 . Jika g fungsi dengan domain D(g) dan D2 D( g ) , maka sebarang fungsi g 2 dengan domain D2 sehingga g 2 ( x) = g ( x), x D( g ) . Fungsi g 2 disebut perluasan fungsi g pada himpunan D2 (Extension of g to the set D2 ).

By: Siti Lailiyah, M.Si. 5

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

Definisi 1.1.6 Diberikan fungsi f : A B , maka bayangan (direct image) dari E terhadap fungsi f adalah himpunan bagian f (E ) dari b yang diberikan oleh f ( E ) := { f ( x) : x E} . Jika H B , maka bayangan invers (invers image) dari H terhadap fungsi f adalah himpunan bagian f 1 ( H ) dari A yang diberikan oleh f 1 ( H ) := {x A : f ( x) H } . Contoh 1.1.3: Misalkan f : R R dengan f ( x) := x 2 . Direct image dari E := {x : 0 x 2} adalah himpunan f ( E ) := {y : 0 y 4}. Jika G := {y : 0 y 4} , maka inverse image dari G adalah himpunan f 1 (G ) := {x : 2 x 2}. Terlihat bahwa f 1 ( f ( E )) E . Tipe-Tipe Khusus dari Fungsi 1. Fungsi Injektif Fungsi f : A B disebut fungsi injektif (fungsi satu-satu) jika dan hanya jika untuk tiap a1, a2 A dan a1 a2 berlaku f (a1) f (a2). Contoh : A : {1,2,3} , B : {a,b,c} 1 a f : A B dinyatakan dalam pasangan terurut f : {(1,a), (2,b), (3,c)}. 2 b Tampak bahwa tiap anggota A yang berbeda c 3 mempunyai peta yang berbeda di B Fungsi f adalah fungsi injektif atau satu-satu. A Fungsi f 2. Fungsi Surjektif Suatu fungsi f : A B disebut fungsi surjektif atau fungsi onto atau fungsi kepada jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f sama dengan himpunan B atau Rf = B atau f ( A) = B . Contoh dalam diagram panah A : {1,2,3,4} , B : {a,b,c} 1 Fungsi f : A B dinyatakan dalam pasangan terurut : a f = {(1,a), (2,c), (3,b), (4,c)}. 2 b Tampak bahwa daerah hasil fungsi f adalah Rf : 3 {a,b,c} dan Rf = B maka fungsi f adalah fungsi c surjektif atau fungsi onto atau fungsi kepada. 4 A f B B

By: Siti Lailiyah, M.Si. 6

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

Fungsi f : A B disebut fungsi into atau fungsi ke dalam jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f merupakan himpunan bagian murni dari himpunan B atau Rf B. Contoh : A : {1,2,3,4} , B : {a,b,c} 1 a fs f : A B dinyatakan dalam pasangan terurut f : {(1,a), (2,b), (3,a), (4,b)}. 2 b Tampak bahwa daerah hasil fs f : Rf : {a,b} dan Rf 3 c B, maka fungsi f adalah fungsi into atau fungsi ke dalam. 4 A f B

By: Siti Lailiyah, M.Si. 7

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

3. Fungsi Bijektif Fungsi f : A B disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika fungsi f sekaligus merupakan fungsi surjektif dan fungsi injektif. Contoh : A : {1,2,3} , B : {a,b,c} 1 a fs f : A B, dinyatakan dalam pasangan terurut f : {(1,a), (2,c), (3,b)}. 2 b Tampak bahwa fungsi f adalah fungsi surjektif c 3 sekaligus fungsi injektif. fungsi f adalah fungsi bijektif atau korespondensi satu-satu. A B Fungsi f

Contoh 1.1.4
x adalah fungsi injektif. x 1 b. Fungsi f : R A dengan A := {x R : x 0} dan f ( x) = x 2 adalah fungsi surjektif. c. Fungsi f : [0,1] [0,1] dengan f ( x) = x adalah fungsi bijektif.

a. Fungsi f : A R dengan A := {x R : x 1} dan f ( x) =

Definisi 1.1.7 Misalkan f : A B fungsi injektif dengan domain A dan R(f) didalam B. Jika g := {(b, a) BxA : (a, b) f } maka g injeksi dengan domain D ( g ) = R ( f ) . Fungsi g disebut fungsi invers dari f dan dinotasikan f 1 . Jadi x = f 1 ( y ) jika dan hanya jika y = f (x ) . Fungsi-Fungsi Komposisi Untuk membuat komposisi dua fungsi, pertama dapatkan f(x) kemudian aplikasikan g untuk mendapatkan g(f(x)). Namun, ini mungkin terjadi hanya jika f(x) anggota domain g. Jadi haruslah range dari f termuat dalam domain g. Definisi 1.1.8. Misalkan f : A B dan g : B C , Fungsi komposisi g o f adalah fungsi dari A ke C didefinisikan oleh ( g o f )( x ) = g ( f ( x )), x A . Contoh 1.1.5 Untuk x R, f ( x ) = 2 x dan g ( x ) = 3 x 2 1 . Fungsi komposisi ( g o f )( x) = g ( f ( x)) = 3(2 x) 2 1 = 3(4 x 2 ) 1 = 12 x 2 1 ( f o g )( x) = f ( g ( x)) = 2(3 x 2 1) = 6 x 2 2 Terlihat bahwa ( g o f ) ( f o g ) .

By: Siti Lailiyah, M.Si. 8

BAB PENGANTAR 1

ANALISIS REAL

Latihan 1.1 1. Buktikan Teorema 1.1.2! 2. Jika {A1 , A2 , K , An } koleksi himpunan dan E sebarang himpunan, tunjukkan E U A j = U (E A j ) dan E U A j = U (E A j )
n n n n j =1 j =1 j =1 j =1

3. Jika f : A B dan E, F adalah himpunan bagian dari A, tunjukkan f (E F ) = f ( E ) f ( F ) dan f (E F ) f ( E ) f ( F ) ? 4. Berikan contoh dua fungsi f, g dari R ke R sehingga f g tetapi f o g = g o f ?

By: Siti Lailiyah, M.Si. 9

Você também pode gostar