Você está na página 1de 3

Analisis Data Praktikum ini menggunakan 2 koloni bakteri untuk masing-masing di amati dengan pewarnaan Gram dan pewarnaan

kapsula. Pewarnaan Gram menggunakan teknik Burke karena digunakan pada sel bakteri yang telah difiksasi. Sedangkan pewarnaan kapsula menggunakan dua macam metode, yaitu metode langsung dan tidak langsung (atau biasa disebut pewarnaan negatif). Semua pengamatan, baik pewarnaan Gram dan pewarnaan kapsula menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40X. Berdasarkan data hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa hasil pewarnaan Gram adalah: Koloni 1 berwarna merah, berarti bersifat gram negatif dengan bentuk sel bakteri basil (dominan) dan kokus. Koloni 2 berwarna merah, berarti bersifat gram negatif dengan bentuk sel bakteri basil (dominan) dan kokus.

Pada bakteri koloni 1 maupun 2 menunjukkan bakteri Gram negatif (ditandai dengan munculnya warna merah pada dinding sel bakteri). Kedua koloni bakteri kehilangan warna ungu setelah dicuci dengan alkohol 95% dan berwarna merah setelah diberi safranin, dimana bakteri Gram negatif melepas zat warna pertama dan mengikat zat warna kedua. Sedangkan berdasarkan data hasil menggunakan metode langsung adalah: pengamatan pada pewarnaan kapsula

Sel vegetatif bakteri Koloni 1 berwarna ungu dan kapsulanya berwarna biru, berarti bakteri koloni 1 mempunyai kapsula. Sel vegetatif bakteri Koloni 2 berwarna ungu dan kapsulanya berwarna biru, berarti bakteri koloni 2 mempunyai kapsula.

Kemudian berdasarkan data hasil pengamatan pada pewarnaan kapsula menggunakan metode tidak langsung atau biasa disebut pewarnaan negatif adalah: Sel vegetatif bakteri Koloni 1 transparan dan kapsulanya berwarna cokelat muda, berarti bakteri koloni 1 mempunyai kapsula. Sel vegetatif bakteri Koloni 2 transparan dan kapsulanya berwarna cokelat muda, berarti bakteri koloni 2 mempunyai kapsula.

Pembahasan Pada praktikum ini menggunakan 2 koloni bakteri yang dibiakkan pada medium miring untuk di uji dengan pewarnaan Gram dan pewarnaan kapsula. Sampel bakteri yang diambil dan dibiakkan berlokasi di tempat yang sering di lalui oleh manusia. Pengambilan sampel yang dilakukan di tempat yang sering dilalui manusia ini, diharapkan dapat ditemukannya bakteri dengan bentuk dan tipe Gram yang bervariasi. Pada pewarnaan Gram, data hasil pengamatan menunjukkan bahwa kedua koloni bakteri merupakan bakteri Gram negatif, terbukti dengan kedua koloni bakteri kehilangan warna ungu setelah dicuci dengan alkohol 95% dan berwarna merah setelah diberi safranin, dimana bakteri Gram negatif melepas zat warna pertama dan mengikat zat warna kedua (Suarsini, 2000). Seperti pada Dwidjoseputro (1998), adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Bakteri Gram negatif yang kehilangan warna ungu/violet tua dari kristal violet, hal ini disebabkan karena kristal violet yang tercuci oleh alkohol 95% akan kelihatan kabur. Inilah yang menyebabkan safranin diikat oleh bakteri sehingga preparat menjadi berwarna merah atau merah muda. Sedangkan bakteri golongan Gram positif tetap berwarna ungu karena teleh mengikat zat warna pertama dan tidak dipengaruhi oleh alkohol 95% dan safranin. Adanya perbedaan struktur dinding sel pada masing-masing bakteri inilah yang akan menyebabkan perbedaan reaksi pewarnaan dari bahan-bahan kimia yang diberikan sehingga warna yang dihasilkan pun berbeda. Bakteri yang termasuk kedalam Gram negatif mempunyai struktur dan komposisi dinding sel yang berbeda dengan bakteri Gram positif. Dinding sel bakteri Gram negatif umumnya dindingnya lebih tipis dari dinding sel Gram positif. Bakteri Gram negatif mengandung persentase lipid atau lemak pada dinding selnya lebih banyak dari dinding sel bakteri gram positif (Kusnadi, 2003). Selama perlakuan dengan alcohol 95%, lipid tersebut tertarik keluar sehingga menaikan permeabilitas dinding sel. Akibatnya, kristal violet tertarik keluar sehingga bakterinya kehilangan warna awal (warna ungu). Sedangkan pada bakteri Gram positif, dinding selnya lebih sedikit mengandung lipid sehingga akan mengalami dehidrasi karena perlakuan dengan alkohol 95%, sehingga ukuran pori-pori dan permeabilitas dinding sel menjadi berkurang dan CV-I tidak tercuci atau keluar dari dalam dinding sel, inilah yang menyebabkan bakteri Gram positif tetap berwarna ungu dan tidak terpengaruh. Pada kedua koloni yang di amati, bakteri bentuk basil sangat dominan daripada bakteri bentuk kokus. Walaupun ada dominasi diantara bakteri dalam kedua koloni, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat bakteri dalam bentuk basil dan kokus yang merupakan bakteri kosmopolit.

Menurut Schmidt K, (1985) dalam Baskoro T, (1994) bahwa suatu koloni dengan gram negative termasuk kedalam bakteri aerob dan anaerob, dan diantaranya ada beberapa yang dapat menyebabkan penyakit infeksi selaput lendir dan saluran cerna mamalia. Dimana manusia merupakan bagian dari kelompok mamalia. Gram negative yang paling terkenal adalah Veillonella alcalescens dan Megasphaera. Kedua-duanya tidak mampu meragikan karbohidrat. V. alcalescens ditemukan dalam ludah manusia dan hewan, dan juga dalam perut besar hewan pemamah biak. Bakteri ini meragikan asam-asam organik menjadi propionate, asetat, CO2 dan H2. Bakteri propionate merupakan bakteri perut besar dan usus hewan pemamah biak (sapi, biribiri). Di tempat ini bakteri ikut membentuk asam lemak, terutama asam propionate dan asam asetat, dalam perut besar. Inilah yang menyebabkan laktat yang terbentuk pada berbagai peragian di dalam perut besar sebagian besar diubah menjadi propionate. M. edsdenii meragikan asam glutaminat dan asam-asam amino lain, dan merupakan penghuni dari saluran cerna hewan.

Você também pode gostar