Você está na página 1de 10

Amanah

Rasulullah saw. bersabda, Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji. (Ahmad dan Ibnu Hibban) Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syari, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil. (An-Nisa: 58) Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini diperkuat dengan perintah-Nya: Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil. Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar. Itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw., Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. (Muttafaq Alaih) Dan Allah swt. berfirman: Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh. (Al-Ahzab 72) Dari nash-nash Al-Quran dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya. Amanah dan Iman Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Sabda Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji. (Ahmad dan Ibnu Hibban) Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah semoga Allah meridhainya, Rasulullah saw. bersabda, Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat. Sahabat bertanya, Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab, Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran. (Al-Bukhari) Macam-macam Amanah Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah ada amanah. Allah menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul dengan aturan Allah yang berlaku di alam semesta. Allah swt. berfirman: Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul, (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian

itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan). (Al-Araf: 172) Akan tetapi adanya fitrah bukanlah jaminan bahwa setiap orang akan selalu berada dalam kebenaran dan kebaikan. Sebab fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan penyakitpenyakit jiwa (hati). Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah tersebut agar fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan kebenaran. Kedua, amanah taklif syari (amanah yang diembankan oleh syariat). Allah swt. telah menjadikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorang kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah telah menetapkan fara-idh (kewajibankewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa. (hadits shahih) Ketiga, amanah menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah untuk menampilkan kebaikan dan kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun. (Hadits shahih) Keempat, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran Islam, seorang muslim memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada Islam itu. Seorang muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri. Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia. Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya: Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasihat yang baik. (An-Nahl: 125) Rasulullah saw. juga bersabda, Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan usaha Anda, maka hal itu pahalanya bagi Anda lebih dibandingkan dengan dunia dan segala isinya. (al-hadits) Kelima, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar manusia tunduk hanya kepada Allah swt. dalam segala aspek kehidupannya. Tentang amanah yang satu ini, Allah swt. menegaskan: Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya. (Asy-Syura: 13) Keenam, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan kewajiban, seorang muslim haruslah memahami Islam. Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. (AtTaubah: 122) Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (An-Nur: 55)
Tugas Manusia Di Bumi Prof. Dr. H. Muhaimin, MA Dalam perjalanan hidup dan kehidupannya, manusia sebagai makhluk Allah pada dasarnya mengemban amanah atau tugas-tugas kewajiban dan tanggungjawab yang dibebankan oleh Allah kepadanya agar dipenuhi, dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Al-Maraghy, ketika menafsirkan ayat Innallaha yamurukum an tuaddu al-amanaati ila ahliha ... (Q.S. al-Nisa: 58), ia mengemukakan bahwa amanah tersebut ada bermacam-macam bentuknya, yaitu: Amanah hamba terhadap Tuhannya, yakni sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga oleh manusia, yang berupa mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, serta menggunakan alat-alat potensialnya dan anggota badannya

dalam berbagai aktivitas yang bisa menimbulkan kemanfaatan baginya dan dapat mendekatkan diri kepada Tuhannya, sehingga bila manusia melanggarnya, maka berarti dia berkhianat kepada Tuhannya; Amanah hamba terhadap sesama manusia, yakni mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya dan tidak mau menipu, serta menjaga rahasia seseorang yang tidak pantas dipublikasikan; dan Amanah manusia terhadap dirinya, yakni berusaha melakukan hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dirinya untuk kepentingan agama dan dunianya, tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya baik untuk kepentingan akhirat maupun dunianya, serta berusaha menjaga dan memelihara kesehatan dirinya. Di dalam al-Quran dinyatakan bahwa manusia termasuk makhluk yang siap dan mampu mengemban amanah tersebut ketika ditawari oleh Allah, sebaliknya makhluk yang lain justeru enggan menerimanya atau tidak siap dan tidak mampu mengemban amanah tersebut, sebagaimana firmanNya dalam Q.S. al-Ahzab : 72, yang artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dhalim dan bodoh (). Apa itu amanah? Ath-Thabathabai, ketika menafsirkan ayat tersebut, ia mengemukakan bermacam-macam pengertian dari amanah, yaitu: (1) tugastugas/beban kewajiban, sehingga bila orang mau mematuhinya, maka akan dimasukkan ke dalam surga, sebaliknya bila melanggarnya akan dimasukkan ke neraka; (2) akal, yang merupakan sendi bagi pelaksanaan tugas-tugas/beban kewajiban dan tempat bergantungnya pahala dan siksa; (3) kalimah La ilaaha illa Allah; (4) anggota-anggota badan, termasuk di dalamnya alat-alat potensial atau potensi-potensi dasar manusia, yang mampu mengemban dan melaksanakan amanah dari Allah yang harus dijaga dan hanya digunakan dalam batas-batas yang diridlai olehNya; (5) marifah kepada Allah. Pengertian yang keempat itulah, menurut Ath-Thabathabai, yang lebih mendekati kebenaran. Al-Raghib al-Asfahani, pakar bahasa al-Quran, mengemukakan beberapa pengertian tentang amanah, yaitu: (1) kalimah tauhid; (2) al-adalah (menegakkan keadilan); (3) akal. Menurut Al-Asfahani, bahwa pengertian yang ketiga itulah yang benar, karena dengan akal bisa tercapai marifah tauhid, bisa terwujudkan keadilan dan mampu menjangkau berbagai ilmu pengetahuan dan sebagainya, bahkan akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Dari beberapa pendapat ahli tafsir tersebut dapat difahami bahwa tugas hidup manusia - yang merupakan amanah dari Allah - itu pada intinya ada dua macam, yaitu : Abdullah (menyembah atau mengabdi kepada Allah), dan Khalifah Allah, yang keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. 1. Tugas manusia sebagai Abdullah (hamba Allah): Tugas hidup manusia sebagai Abdullah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara beban/tugas-tugas kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah atau kalimat tauhid, dan atau marifah kepadaNya. Sedangkan Khalifah Allah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara, memanfaatkan, atau mengoptimalkan penggunaan segala anggota badan, alat-alat potensial (termasuk indera, akal dan qalbu) atau potensi-potensi dasar manusia, guna menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup. Tugas hidup manusia sebagai abdullah bisa difahami dari firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Mengapa manusia bertugas sebagai abdullah? Untuk menjawab masalah ini bisa dikaitkan dengan proses kejadian manusia yang telah dikemukakan terdahulu. Dari uraian terdahulu dapat difahami bahwa pada dasarnya manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/materi dan roh/immateri. Jasad manusia berasal dari alam materi (saripati yang berasal dari tanah), sehingga eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-aturan atau hukum Allah yang berlaku di alam materi (Sunnatullah).

Sedangkan roh-roh manusia, sejak berada di alam arwah, sudah mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui Allah sebagai Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepadaNya (Q.S. al-Araf: 172). Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap eksistensi dirinya atau naturnya, maka salah satu tugas hidup yang harus dilaksanakannya adalah abdullah (hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh kepada aturan dan KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya). Hanya saja diri manusia juga telah dianugerahi kemampuan dasar untuk memilih atau mempunyai kebebasan (Q.S. al-Syams: 7-10), sehingga walaupun roh Ilahi yang melekat pada tubuh material manusia telah melakukan perjanjian dengan Tuhannya (untuk bersedia tunduk dan taat kepadaNya), tetapi ketundukannya kepada Tuhan tidaklah terjadi secara otomatis dan pasti sebagaimana robot, melainkan karena pilihan dan keputusannya sendiri. Dan manusia itu dalam perkembangannya dari waktu ke waktu suka melupakan perjanjian tersebut, sehingga pilihannya ada yang mengarah kepada pilihan baiknya (jalan ketaqwaan) dan ada pula yang mengarah kepada pilihan buruknya (jalan kefasikan). Karena itu Allah selalu mengingatkan kepada manusia, melalui para Nabi atau Rasul-rasulNya sampai dengan Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi/rasul terakhir, agar manusia senantiasa tetap berada pada naturnya sendiri, yaitu taat, patuh dan tunduk kepada Allah SWT. (abdullah). Setelah rasulullah SAW. wafat, maka tugas memperingatkan manusia itu diteruskan oleh para shahabat, dan para pengikut Nabi SAW. (dulu sampai sekarang) yang setia terhadap ajaran-ajaran Allah dan rasulNya, termasuk di dalamnya adalah para pendidik muslim. 2. Tugas manusia sebagai Khalifah Allah Tugas hidup manusia juga sebagai khalifah Allah di muka bumi. Hal ini dapat difahami dari firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 30: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata khalf (menggantikan, mengganti), atau kata khalaf (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata salaf (orang yang terdahulu). Sedangkan arti khilafah adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, atau karena kematian orang yang diganti, atau karena kelemahan/tidak berfungsinya yang diganti, misalnya Abu Bakar ditunjuk oleh umat Islam sebagai khalifah pengganti Nabi SAW, yakni penerus dari perjuangan beliau dan pemimpin umat yang menggantikan Nabi SAW. setelah beliau wafat, atau Umar bin Khattab sebagai pengganti dari Abu Bakar dan seterusnya; dan adakalanya karena memuliakan (memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan orang yang dijadikan pengganti. Pengertian terakhir inilah yang dimaksud dengan Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana firmanNya dalam Q.S. Fathir ayat 39, Q.S. al-Anam ayat 165. Manusia adalah makhluk yang termulia di antara makhluk-makhluk yang lain (Q.S. al-Isra: 70) dan ia dijadikan oleh Allah dalam sebaik-baik bentuk/kejadian, baik fisik maupun psikhisnya (Q.S. al-Tin: 5), serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Karena itulah maka sudah selayaknya manusia menyandang tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi. Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S. Hud : 61), serta mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di muka bumi (Q.S. al-Maidah : 16), dengan cara beriman dan beramal saleh (Q.S. alRad : 29), bekerjasama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam menegakkan kesabaran (Q.S. al-Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah sejak manusia pertama hingga manusia pada akhir zaman yang akan datang, dan merupakan perwujudan

dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (abdullah). Tugas-tugas kekhalifahan tersebut menyangkut: tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri; tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga; tugas kekhalifahan dalam masyarakat; dan tugas kekhalifahan terhadap alam. Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri meliputi tugas-tugas: (1) menuntut ilmu pengetahuan (Q.S.al-Nahl: 43), karena manusia itu adalah makhluk yang dapat dan harus dididik/diajar (Q.S. al-Baqarah: 31) dan yang mampu mendidik/mengajar (Q.S. Ali Imran: 187, al-Anam: 51); (2) menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan (Q.S. al-Tahrim: 6) termasuk di dalamnya adalah menjaga dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan makanan yang halal dan sebagainya; dan (3) menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Kata akhlaq berasal dari kata khuluq atau khalq. Khuluq merupakan bentuk batin/rohani, dan khalq merupakan bentuk lahir/ jasmani. Keduanya tidak bisa dipisahkan, dan manusia terdiri atas gabungan dari keduanya itu yakni jasmani (lahir) dan rohani (batin). Jasmani tanpa rohani adalah benda mati, dan rohani tanpa jasmani adalah malaikat. Karena itu orang yang tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia sama halnya dengan jasmani tanpa rohani atau disebut mayit (bangkai), yang tidak saja membusukkan dirinya, bahkan juga membusukkan atau merusak lingkungannya. Tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga meliputi tugas membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera atau keluarga sakinah dan mawaddah wa rahmah/cinta kasih (Q.S. ar-Rum: 21) dengan jalan menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai suami-isteri atau ayah-ibu dalam rumah tangga. Tugas kekhalifahan dalam masyarakat meliputi tugas-tugas : (1) mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Q.S. al-Hujurat: 10 dan 13, al-Anfal: 46); (2) tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S. al-Maidah: 2); (3) menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S. al-Nisa: 135); (4) bertanggung jawab terhadap amar ma^ruf nahi munkar (Q.S. Ali Imran: 104 dan 110); dan (5) berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk di dalamnya adalah para fakir dan miskin serta anak yatim (Q.S. al-Taubah: 60, al-Nisa: 2), orang yang cacat tubuh (Q.S. Abasa: 1-11), orang yang berada di bawah penguasaan orang lain dan lain-lain. Sedangkan tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi tugas-tugas: (1) mengkulturkan natur (membudayakan alam), yakni alam yang tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia; (2) menaturkan kultur (mengalamkan budaya), yakni budaya atau hasil karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi alam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya; dan (3) mengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus tetap komitmen dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi. Dari berbagai uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah harus mampu mengemban amanah dari Allah, yaitu menjalankan tugas-tugas hidupnya di muka bumi. Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai dua tugas utama, yaitu: (1) sebagai abdullah, yakni hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan KehendakNya serta mengabdi hanya kepadaNya; dan (2) sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, dalam keluarga/rumah tangga, dalam masyarakat, dan tugas kekhalifahan terhadap alam.

A. AMANAH ALLAH BAGI MANUSIA

M a n u s i a d i h a d i r k a n d i a t a s b u m i i n i d e n g a n t u j u a n y a n g m u l i a . Allah swt telah merancang sedemikian rupa penciptaan manusia untukdapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan kemuliaan pula. Allahjuga memberikan bagi manusia amanah yang harus di pertanggungjawabkan.Amanah tersebut pernah ditawarkan kepada gunung, tapi gunungtak sanggup memikulnya. Ditawarkan kepada lautan, lautanpun takmampu mengembannya. Dan semua makhluk menolak untukmengemban amanah. Hanya manusialah yang bersedia mengembanamanah tersebut.Amanah yang Allah berikan kepada manusia adalah sebagaiAbdullah, sebagai khalifatullah dan bertugas menyebarkan kebenaran,melakukan amar maruf nahi munkar. 1. Manusia sebagai Abdullah Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah, menghambakandiri kepada Tuhan semesta alam. Dalam Al-Quran Allah berfirman: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan s u p a y a mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat, 51:56)Beribadah adalah menjalankan apa yang diperintahkan Allahs e b a g a i b e n t u k p e n y e m b a h a n s e o r a n g h a m b a k e p a d a S a n g K h o l i q . Ibadah bisa berupa ibadah maghdzoh dan ghoiru maghdsoh. Ibadahmaghdzoh contohnya, menegakkan sholat, menunaikan zakat,berpuasa, pergi haji ke Mekah, membaca Al-Quran, mencari ilmu untukp e l a k s a n a a n i b a d a h , d a n l a i n s e b a g a i n y a , y a n g s e c a r a k e s e l u r u h a n dilakukan untuk mencari keridloan Allah swt. Ibadah ghoiru mahdzohmenyangkut seluruh aktivitas (amal sholeh) manusia yang dikerjakanmenurut aturan atau syariah, dengan niat ikhlas hanya karena Allahs e m a t a , s e p e r t i b e k e r j a , m e m b a n t u s e s a m a , m e m i k i r k a n p e r k e m b a n g a n d a n k e m a j u a n m a s y a r a k a t , b a n g s a , n e g a r a d a n l a i n sebagainya. Ibadah maghdzoh juga merupakan wujud dari tanggungjawab manusia dalam mengemban amanahNya sebagai seorangkhalifatullah. 2.Manusia sebagai Khalifatullah. K h a l i f a t u l l a h a r t i n y a w a k i l A l l a h d i b u m i i n i , y a n g m e n j a l a n k a n tanggung jawabnya untuk memakmurkan bumi, dan mensejahterakanmasyarakat atau umat manusia. Allah menciptakan manusia di muka 53509284.doc 222 bumi untuk menjadi khalifahNya. Sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:" S e s u n g g u h n y a A k u h e n d a k m e n j a d i k a n s e o r a n g k h a l i f a h d i m u k a bumi." (QS. Al-Baqarah, 2 : 30)Untuk menjalankan amanah ini, ada dua penjelasan yang perlu kitaketahui. Pertama, m e n j a l a n k a n k e r j a , m e n j a l a n i p r o f e s i n y a s e c a r a professional, mengikuti aturan dan persyaratan yang telah ditetapkandengan tidak menyimpang dari etika dan norma-norma Islam. Misalnyaseorang petani yang mengolah lahan garapan. Dia menanam,m e r a w a t , m e n y i r a m dan memupuk tanaman hingga ada buah yangbisa dipanen. Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagikeluarganya, istri dan anaknya s e r t a d i g u n a k a n u n t u k b e r i b a d a h kepada Allah.Seorang ahli geodesi bekerja secara professional, melakukanpenambangan untuk mengangkat mineral atau barang tambang yanga d a d a l a m p e r u t b u m i , d e n g a n t e t a p m e m p e r h a t i k a n d a n m e n j a g a ekosistem, berarti mereka menjalankan amanah sebagai khalifatullah.S e o r a n g pebisnis yang menjalankan usahanya secara professional,tidak melakukan penipuan, tidak melakukan kecurangan dan tetapmengikuti etika bisnis d e n g a n t e r u s m e n g i n g a t A l l a h , m e r e k a t e l a h melaksanakan amanah sebagai khalifatullah.Dalam menjalankan amanah sebagai khalifah, manusia akanm e l a k u k a n n y a dengan memperhatikan syariat, menjagakeseimbangan alam dan akhirnya m a m p u m e m a k m u r k a n b u m i i n i . Akan diperoleh keberkahan dan keberlimpahan dalam kehidupanmasyarakatnya. Kedua, seorang yang mengambil tanggung jawab sebagaipemimpin (penguasa), yang menjalankan kepemimpinan secara jujur,adil, arif, bijaksana, disiplin dan penuh tanggung jawab sesuai dengana t u r a n d a n k e t e t a p a n A l l a h , d i a b e r a r t i t e l a h m e n j a l a n k a n amanahsebagai seorang khalifah. Allah berfirman dalam Al-Quran s e b a g a i berikut. Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa)di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusiad e n g a n a d i l d a n j a n g a n l a h k a m u m e n g i k u t i h a w a n a f s u , k a r e n a i a akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.

Sesungguhnya orang-orangyang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karenamereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shaad, 38 : 26) 53509284.doc 223 Dalam suatu komunitas yang dipimpin oleh seorang yang amanah,dengan menggunakan nilainilai Islam dipastikan akan membawakondisi dalam masyarakatnya dalam kehidupan yang damai, sejahteradan penuh kemakmuran. 3. Tugas Manusia untuk Menyebarkan Kebenaran Dalam kehidupan di dunia ini, dalam masyarakat atau lingkungansekitarnya, seseorang harus berpedoman pada kebenaran yang datangdari Allah dan RosulNya.Menyampaikan kebenaran yang telah didapat,dipahami dan dijalankannya merupakan sebuah kewajiban. Denganm e l a k u k a n k e r j a d a k w a h , m e n g a j a k p a d a k e b a j i k a n d a n m e n c e g a h kemungkiran, diharapkan masyarakat akan menggunakan nilainilaik e b e n a r a n d a n m e n j a l a n k a n k e b e n a r a n t e r s e b u t d a l a m k e h i d u p a n pribadi, keluarga maupun lingkungan sosialnya.Menyampaikan dan menyebarkan kebenaran sebagai kerjadakwah, merupakan kerja para nabi dan rosul, yang dilanjutkan olehp a r a s a h a b a t , s e r t a p a r a p e n g i k u t n y a y a n g s e t i a . M e r e k a a d a l a h orango r a n g y a n g t e l a h d i b e r i p e t u n j u k o l e h A l l a h d a l a m h a t i n y a . Sehingga menjalankan tugas dakwah menjadi kenikmatan yangm e m b a h a g i a k a n . M a k a , s e b a g a i u m a t N a b i M u h a m m a d s a w , s u d a h semestinya kita mengambil amanah ini, yaitu berdakwah, mengajaksesama manusia untuk taat kepada Allah dan Rasulullah,menyelamatkan manusia dari ancaman siksa api neraka.Allah berfirman dalam AlQuran : K a m u a d a l a h u m a t y a n g t e r b a i k y a n g d i l a h i r k a n u n t u k m a n u s i a , menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, danberiman kepada Allah. (QS. Ali Imran, 3 :110)M e r e k a y a n g m a u m e n j a l a n k a n t u g a s i n i , A l l a h a k a n b e r i k a n kemuliaan pada mereka dan Allah menyiapkan pahala bagi mereka.Mereka adalah umat terbaik diantara manusia ini. Di dunia ini merekam e n d a p a t k a n k e b a h a g i a n d a n d i a k h i r a t k e l a k a k a n d i k u m p u l k a n dengan para nabi dan orang-orang sholih.Inilah amanah yang Allah berikan kepada manusia, hidup di duniai n i . A l l a h m e n u r u n k a n m a n u s i a d i b u m i i n i t a k l a i n d a n t a k b u k a n adalah untuk menjalankan amanah yang telah diberikanNya. B. POTENSI DIRI SEBAGAI KARUNIA ALLAH U n t u k m e n j a l a n k a n a m a n a h , A l l a h m e n g a r u n i a k a n p o t e n s i y a n g luar biasa pada diri setiap manusia. Potensi ini diberikan Allah sejakmanusia dicipta dalam rahim atau kandungan ibunya. Allah berfirmandalam Al-Quran. 53509284.doc 224 K e m u d i a n D i a m e n y e m p u r n a k a n d a n m e n i u p k a n k e d a l a m n y a r o h (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS As-Sajdah, 32 : 9)Dari ayat diatas bisa kita pahami bahwa Allah memberikan potensipada manusia berupa jasad (tubuh), ruh (jiwa), pendengaran,p e n g l i h a t a n ( i n d r a ) d a n f u a d ( h a t i ) . P e n d e n g a r a n d a n p e n g l i h a t a n merupakan alat indra untuk menangkap seluruh fenomena yang terjadidi alam semesta yang kemudian di kirim ke otak atau akal manusia.Sedangkan fuad juga bisa dimaknai sebagai akal maupun hati, yangberfungsi untuk memikirkan dan merasakan. Dari penjelasan tersebut,bisa ditafsirkan bahwa untuk menjalankan amanahNya, manusiadilengkapi dengan potensi-potensi ruh, jasad, akal, dan hati.U n t u k b i s a l e b i h m e m a h a m i t e n t a n g p o t e n s i y a n g A l l a h b e r i k a n kepada manusia, kita akan membahasnya dalam uraian berikut: 1. Ruh Ruh secara umum dipahami sebagai suatu unsur yangm e n g h i d u p k a n j a s a d . D a l a m k a n d u n g a n s e o r a n g i b u , s e t e l a h j a s a d disempurnakan maka akan ditiupkan Allah ruh ciptaanNya, sehinggaJ a n i n d a p a t h i d u p d a l a m k a n d u n g a n s a n g i b u . D e n g a n r u h i n i l a h jasad manusia bisa hidup, tumbuh dan berkembang, bergerak,b e r a k t i v i t a s , t e r m a s u k b e r p i k i r d a n b e r k a r y a . T a n p a a d a n y a ruh,seorang manusia akan menjadi seonggok daging yang mati, t i d a k memberikan manfaat apapun.Dalam kehidupan manusia, setelah dia dilahirkan, dengan adanyar u h d i d a l a m n y a , d i a a k a n t u m b u h d a n b e r k e m b a n g b a i k j a s a d n y a , maupun pikiran dan perasaannya. Se.orang bayi akan menjadi anak-anak,

tumbuh menjadi remaja dan menjadi manusia dewasa. Jika Allahm e n g h e n d a k i , p a d a s a a t n y a m a n u s i a a k a n d i c a b u t k e m b a l i r u h n y a oleh Allah saat itulah terjadi kematian. Bisa jadi kematiaan ini akandialami saat seseorang masih dalam usia kanakkanak, remajaa t a u p u n d e w a s a a t a u p a d a u s i a t u a . S e t i a p y a n g b e r j i w a p a s t i a k a n mengalami kematian, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran. T i a p - t i a p y a n g b e r j i w a a k a n m e r a s a k a n m a t i . D a n s e s u n g g u h n y a pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu (QS. Ali Imran, 3 :185)Bagaiamanakah rupa atau bentuk dari ruh itu? Manusia takmengetahuinya. Pengetahuan tentang ruh hanya milik Allah, manusiahanya mengetahui sedikit tentang ruh, sebagaimana firman Allah. 53509284.doc 225 Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itut e r m a s u k u r u s a n T u h a n - k u , d a n t i d a k l a h k a m u d i b e r i p e n g e t a h u a n melainkan sedikit". (QS. Al-Israa, 17 : 85)Meski demikian, kita yakin akan adanya ruh sebagai potensi yangluar biasa dari Allah swt. 2. Jasad J a s a d a t a u t u b u h m a n u s i a m e r u p a k a n u n s u r e f i s i k y a n g d a p a t dilihat, diraba dan dirasakan keberadaaanya. Jasad atau tubuhm a n u s i a t e r d i r i d a r i b e r b a g a i unsur. Unsur yang paling kecil dalamjasad manusia dikenal dengan nama s e l . S e j u m l a h s e l m e m b e n t u k suatu jaringan berupa daging, tulang, otot, darah dan lain sebagainya.S e j u m l a h j a r i n g a n m e m b e n t u k s e b u a h o r g a n d a l a m t u b u h manusias e p e r t i j a n t u n g , p a r u - p a r u , o t a k , g i n j a l d a n l a i n s e b a g a i n y a . D a r i sejumlah organ tubuh manusia ini, terbentuk berbagai macam systemmetabolism tubuh, berupa system pernafasan, system pencernaan,system peredaran darah, system reproduksi, system pengeluaran sisamakanan dan sebagainya. Seluruh sel, jaringan, organ, system dalamtubuh manusia bekerja secara terkoordinasi dengan rapi dan teraturdalam gerakan mengikuti kehendak Allah swt.Dalam setiap sel manusia, terdapat apa yang disebut nucleus atauinti sel. Dalam nucleus ini terdapat suatu zat yang disebutdioxyribonucleit acid (DNA). DNA juga dikenal dengan Gen, pembawas i f a t k e t u r u n a n . S e o r a n g a n a k m e m i l i k i k e c e n d e r u n g a n s i f a t y a n g sama dengan orang tuanya melalui Gen ini.Dalam temuan penelitian eorang ahli Genetika Dunia asal Jepang,Kazoa Murakami, diyakini bahwa dalam DNA manusia terdapat sifatp o s i t i f m a u p u n n e g a t i v e . B a h w a d a l a m d i r i m a n u s i a t e r d a p a t s i f a t yang positif maupun negative tersebut sesuai dengan penjelasan Allahdalam Al-quran. Dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allahmengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.s e s u n g g u h n y a b e r u n t u n g l a h o r a n g y a n g m e n s u c i k a n j i w a i t u , d a n sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Asy-Syams, 91 :7-10)P e n d a p a t K a z o a s e l a n j u t n y a , b a h w a s i f a t ( p o t e n s i ) p o s i t i f a t a u negative ini bisa dinyalakan atau dipadamkan. Jika ingin potensi positif yang tumbuh dan berkembang, maka potensi itulah yang dinyatlakan.U n t u k m e n y a l a k a n s i f a t s i f a t p o s i t i f i n i d e n g a n c a r a m e n g g u n a k a n berpikir dan bertindak positif. Berpikir positif dapat menyalakanseluruh potensi positif dalam sel tubuh kita.

3. Akal Akal adalah potensi besar yang Allah berikan pada m a n u s i a . Sebagaimana penjelasan pada uraian terdahulu, dengan akal manusiadapat berfikir, mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.Dengan akal membedakan, seorang manusia dengan seekor binatang.Jika akal digunakan dengan semestinya akan membuat manusiad i m u l i a k a n o l e h A l l a h , m e m i l i k i k e c e r d a s a n , b i s a d i g u n a k a n untukmencari ilmu dan pengetahuan. Kemudian ilmu dan p e n g e t a h u a n tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kehidupan ini denganmengemban amanah yang Allah berikan pada manusia.K e r j a a k a l a t a u p i k i r a n i n i d i l a k u k a n o l e h o r g a n m a n u s i a y a n g disebut otak. Dalam terminology modern sekarang ini, secaraanatomis, otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan belahan otakk a n a n . B e l a h a n o t a k k i r i m e m p u n y a i k e r j a d a l a m b i d a n g b i d a n g matematika, logika, analisa, sistematis, bicara, menulis dan kerja lainyang bersifat baku dan mengikuti suatu pakem tertentu. Otak kiri inik e m a m p u a n

m e n y i m p a n m e m o r y j a n g k a p e n d e k a t a u s h o r t t e r m memory. S e d a n g k a n b e l a h a n o t a k k a n a n m e m p u n y a i k e r j a d a l a m bidang-bidang, intuitif, spasial, gambar, warna, kreatifitas, seni, musicd a n p e k e r j a a n l a i n y a n g b e b a s m e n e m b u s b a t a s . D a n k e m a m p u a n menyimpan memory otak kiri ini relative lebih lama atau disebut longterm memory.U n t u k m e n i n g k a t k a n k w a l i t a s k e r j a o t a k k i t a , p e r l u d i l a k u k a n aktifitas yang mampu mengkoordinasikan kerja otak kiri dan kanan.Koordinasi yang baik antara belahan otak kiri dan belahan otak kananakan meningkatkan kecerdasan dan inerja yang luar biasa.Tentu saja, dengan senantiasa memohon bimbingan danperlindungan Allah, kerja yang koordinatif otak kiri dan otak kanan bisadimaksimalkan dalam rangka untuk mengemban amanah Allah. 4. Hati Hati atau qolbun adalah potensi yang Allah berikan kepadam a n u s i a d e n g a n k e r j a yang lebih dahsyat lagi. Jika akal manusiadisebut sebagai pikiran s a d a r ( c o s i o u s m i n d ) , m a k a h a t i d i s e b u t sebagai pikiran bawah sadar (subconsiuos mind). Pikiran sadarmemiliki kapasaitas 12 % dan pikiran bawah sadar memiliki kapasitas8 8 % . D a l a m s e b u a h r i w a y a t , r a s u l ; u l l a h p e r n a h b e r s a b d a Dalamtubuh manusia terdapat segumpal daging, yang apa bila dia b a i k , m a k a b a i k l a h s e l u r u h t u b u h n y a d a n a p a b i l a d i a b u r u k , m a k a a k a n buruk seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu disebut qolbu atau hati.Dalam hati manusia terletak kekuatan yang demikian besar. Hatiini merupakan pusat pengelolaan emosi dan spiritual manusia.Kemampuan mengelola emosi dan spiritual seseorang, tergantung darikemampuan kerja hatinya, yaitu hati yang bersih, bebas dari segalapenyakit dan kotoran. Orang yang beriman hatinya telah bebas dari 53509284.doc 227 segala penyakit dan kotoran. Kemampuan hati yang luar biasa Allahsampaikan dalam sebuah hadits qudsi.Alam semesta tidak cukup mampu menampungKu, namun dalamhati orang-orang yang beriman mampu menampung kebesaranKu.Begitulah gambaran hati manusia yang bersih dari segala penyakitd a n k o t o r a n s e p e r t i i r i , d e n g k i , t a k a b u r , ujub, suudzdzon dan lains e b a g a i n y a , A l l a h a k a n b e r s e m a y a m d i d a l a m n y a d e n g a n s e g a l a kedahsyatannya.Dengan kekuatan pikiran (akal) manusia berihtiar dengan segaladaya, disertai dengan kekuatan doa (hati), seseorang yang mengambils i k a p p a s r a h d a n i k h l a s y a n g b e n a r , m a k a d e n g a n m u d a h a k a n terwujudkan. Karena Allah cuku mengatakan Kun, fayakun. Jadi! Makaj a d i l a h a p a y a n g d i k e h e n d a k i N y a . A p a p u n k e i n g i n a n k i t a , j i k a i t u diyakini sepenuhnya, dipikirkan dengan sungguh-sungguh, d i s e r t a i dengan penggunaan perasaan dan berdoa pada Allah, pastilah Allahakan mengabulkan. Keinginan kita akan dapat terwujudkan. Udunifastajib lakum (berdoalah kepadKu, maka Aku akan kabulkan.Bahkan dalam hadits qudsi yang lain, Allah berfirman: Jikahambaku melaksanakan sunah, sehingga Aku menyukainya danAkupun mencintainya, maka Akulah pendengaran yang dia gunakanuntuk mendengar, Akulah penglihatan yang ia gunakan untuk melihat,Akulah lidah yang dengannya dia merasakan Jika seluruh anggota tubuh yang kita gunakan untuk beraktivitasyang datang dari Allah, maka betapa dahsyatnya apa yang dilakukan.Apa yang tak bisa dikerjakan? Semua bisa dan semua mudahdilakukan! Semua bisa diwujudkan. C. KEMBALI KEPADA FITRAH Untuk bisa mengoptimalkan seluruh potensi yang Allah berikan,kita harus bersihkan segala kotoran dan penyakit dalam pikiran danhati. Kita harus hilangkan ego negative seperti ingkar kepada Allah,suka membantah, cinta dunia dan takut mati, melampui batas,tergesa-gesa, bersusah payah serta berkeluh kesah dan kikir.Ego negative akan menimbulkan berbagai penyakit hati seperti iri,dengki, takabur, ujub, suudzdzon dan lain sebagainya. Ego negativedan penyakit hati tersebut akan menghalangi seseorang untukmenggunakan potensi yang dimilikinya, bahkan akan mendorongnyasemakin jauh dari Allah, hilangnya spiritualitas, menurunnyakecerdasan emosional dan kecerdasan intelektualitas.Untuk membersihkan kotoran dan penyakit hati, ego negative yangada dalam diri kita dengan cara taharoh atau bersuci dan tazkiyatunnafs. Toharoh mensucikan diri kita dari hadats besar maupun hadats 53509284.doc 228 kecil, dilanjutkan dengan sholat tobat dan istighfar. Tazkiyatun nafsmembersihkan hati dengan berdzikir, mengingat dan menyebut AsmaAllah, bertasbih, bertahmid dan bertahlil yaitu mengagungkan Allah,memuji Allah dan meneguhkan keyakinan akan

keimanan kita kepadaAllah swt.Dengan membersihkan kotoran, penyakit hati dan ego negative ini,akan membawa seseorang kepada idul fitri, kembali kepada kesuciandiri. Dalam syariat Islam, untuk bisa kembali kepada fitroh, seseorangharus melakukan puasa wajib di bulan romadhon dan melaksanakanamalan-amalan ibadah seperti sholat lail, tadarus AlQuran, shodaqah,iktikaf di Masjid untuk mendekatkan diri pada Allah. Seluruh amalandilakukan dengan ikhlas dan mengharap keridloan Allah semata. Apayang dilakukan umat Islam dalam bulan Romadhon ini sesungguhnyamerupakan proses tazqiyatunnafs dalam rangka untuk kembali kepadafitrah.Jika proses pembersihan segala kotoran dan penyakit hati,menghilangkan negative ini berlangsung dengan baik maka seseorangakan mencapai pada situasi dan kondisi fitrah, kesucian sebagaimanaawal kelahirannya di dunia.P a d a k o n d i s i f i t r a h i n i l a h s e l u r u h p o t e n s i d i r i m a n u s i a , b a i k ruh,j a s a d , a k a l d a n h a t i a k a n b e r f u n g s i s e c a r a o p t i m a l d a n s e o r a n g manusia akan mampu mengemban amanah Allah sebagai Abdullah,khalifatullah dan senantiasa menyerukan kebenaran yang dating dariAllah swt. D. MENJADI INSAN KAMIL Manusia yang sempurna atau insane kamil merupakan peringkattertinggi yang hendak kita tuju dalam kehidupan di dunia ini. Siapakahinsane kamil itu?Muhyidin Ibnu Arabi mengatakan, Insan kamil adalahmikrokosmos yang sesungguhnya, sebab sebenarnyalah diamemanifestasikan semua sifat dan kesempurnaan Ilahi. Manifestasis e m a c a m i n i t i d a k l a h s e m p u r n a t a n p a p e r w u j u d a n p e n u h k e s a t u a n hakiki dengan Tuhan. Insan Kamil adalah miniature dari kenyataan.Menurut Abdul Karim Al-Jilli, manusia adalah suatu wujud yang utuhdan merupakan manifestasi Ilahi dan alam semesta. Manusia adalahcitra Tuhan dan dalam kenyataannya ia adalah rantai yangmenyatukan Tuhan dan alam semesta. Manusia adalah tujuan utamay a n g a d a d i b a l i k p e n c i p t a a n a l a m k a r e n a t i a d a c i p t a a n l a i n y a n g mempunyai sifat-sifat yang diperlukan untuk menjadi cermin sifat-sifatIlahi sesungguhnya.S e d a n g k a n m e n u r u t M u h a m m a d I q b a l , I n s a n k a m i l a d a l a h s a n g mukmin yang dalam dirinya terdapat kekuatan wawasan, perbuatan 53509284.doc 229 dan kebijaksanaan. Sifat-sifat luhur ini dalam wujudnya yang tertinggitergambar dalam akhlak nabawi. Sang mukmin menjadi tuan nasibnyasendiri dan secara bertahap mencapai kesempurnaan.D a l a m p r o s e s p e r j a l a n a n k e h i d u p a n m a n u s i a , b a g a i m a n a k i t a memiliki visi yang menembus batas langit, tidak hanya berpandanganjangka pendek keduniawian belaka tapi sekaligus punya pandanganjauh ke depan menuju keakhiratan. Visinya adalah berbahagia duniadan akhirat, menjadi insane kami, manusia sempurna di mata SangKhaliq.Insan kamil dalam wujud riil di dunia ini adalah mereka, para nabid a n r a s u l , p a r a s a h a b a t , p a r a p e n g i k u t s e t i a a j a r a n y a n g d i b a w a Rasulullah Muhammad saw. Mereka para kekasih A l l a h y a n g d a l a m menjalani kehidupannya akan melakukan aktivitas yang optimal,memikirkan umat manusia agar terselamatkan dari api nereka,sehingga umat manusia dalam kehidupan di dunia ini mendapatkankeselamatan, damai sejahtera dan berkelimpahan dalam naungan IlahiRobbi

Você também pode gostar