Você está na página 1de 41

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah ini memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat

kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik maka pengobatan harus rasional. Sejak tahun 1992, secara umum, penyakit menular merupakan sebab dari 37,2% kematian, diantaranya 9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi saluran nafas dan 7,5% diare. Namun untuk kelompok usia 1 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak ( 23,2% ) sedangkan urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi saluran nafas. Dari data-data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, oleh karena efektif, efisien dan biaya yang memadai. Yang dimaksud terapi rasional adalah terapi yang: 1) tepat indikasi, 2) tepat obat, 3) tepat dosis, 4) tepat penderita, dan 5) waspada terhadap efek samping obat. Dari hasil pengamatan kami mendapatkan jumlah anak yang masuk RS Budi Mulia Bitung dengan Gastroenteritis mencapai 49 anak pada bulan Mei 19 Juni 2008. Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan

keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorpsi. Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Beberapa cara penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit, pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap di beberapa penelitian. Namun secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan

elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara secara komprehensif, efisien dan efektif harus dilakukan secara rasional. Secara umum terapi rasional adalah terapi yang : 1) tepat indikasi, 2) tepat dosis, 3) tepat penderita, 4) tepat obat, 5) waspada terhadap efek samping. Jadi penatalaksanaan terapi diare yang

menyangkut berbagai aspek didasarkan pada terapi yang rasional yang mencakup kelima hal tersebut.

B. Tujuan 1. Mendeskripsikan teori medis dan keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis 2. Mendeskripsikan aplikasi Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis 3. Memberikan analisa perbandingan antara teori dan praktek Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis.

C. Manfaat Melalui makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca, sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi perawat dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis. 2. Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan praktek Keperawatan Anak selanjutnya.

D. Metode Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah: 1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan materi-materi yang relevan dari buku dan internet. 2. Studi kasus, yaitu dengan mengaplikasikan Asuhan Keperawatan secara langsung pada anak dengan Gastroenteritis di Ruang Sta. Theresia RSU Budi Mulia Bitung.

E. Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang terdiri latar belakang, tujuan, manfaat, metode dan sistematika. Bab II adalah tinjauan pustaka yang terdiri dari definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan terapeutik, pengkajian, diagnosa, intervensi, dan evaluasi. Bab III adalah aplikasi yang terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi. Bab IV adalah pembahasan yang meliputi . Bab V adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Dan makalah ini di akhiri dengan daftar pustaka.

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Definisi Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi lebih dari tiga kali sehari atau buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi&Yuliani Rita,2006). Gastroenteritis merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali sehari pada neonates dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat Azis,2006). B. Etiologi Faktor Infeksi: 1. Bakteri: enteropatogenic escerichia coli, salmonella, shigella, yersinia enterocolitica. 2. Virus: enterovirus, adenovirus, rotavirus. 3. Jamur: candida enteritis 4. Parasit: giardia clamblia, cryptosporidium 5. Protozoa Bukan faktor infeksi: 1. Alergi makanan: susu, protein 2. Gangguan metabolik atau malabasorbsi: penyakit celiac, cystic fibrosis pada pancreas. 3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan 4. Obat-obatan: antibiotic 5. Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis 6. Obstruksi usus (Hidayat Azis,2006).

C. Patofisiologi Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya: 1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit.

Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. 2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis. 3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan Gastroenteritis. 4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis,2006).

D. Manifestasi Klinik 1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer 2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering

3. Kram abdominal 4. Demam 5. Mual dan muntah 6. Anoreksia 7. Lemah 8. Pucat 9. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat 10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

E. Komplikasi 1. Dehidrasi 2. Hipokalemi 3. Hipokalsemi 4. Cardiac dysrhrythmias akibat hipokalsemi dan hipokalsemi 5. Hiponatremi 6. Syok hipovolemik 7. Asidosis

F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan 2. Kultur tinja 3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa 4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

G. Penatalaksanaan Terapeutik 1. Penanganan fokus pada penyebab; 2. Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi parenteral; 3. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.

H. Pengkajian Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi,psikal assessment. Kaji data menurut Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah: 1. Identitas klien. 2. Riwayat keperawatan. Awal serangan: Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare. 3. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer. 4. Riwayat kesehatan masa lalu. 5. Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi. 6. Riwayat psikososial keluarga: dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah. 7. Kebutuhan dasar. a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit atau jarang. b. Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan berat badan pasien. c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman. d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya. e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan

adanya nyeri akibat distensi abdomen. 8. Pemerikasaan fisik. a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat. b. Pemeriksaan sistematik : 1) Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan. 2) Perkusi : adanya distensi abdomen. 3) Palpasi : Turgor kulit kurang elastis 4) Auskultasi : terdengarnya bising usus. c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang: pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun. d. Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan tinja,darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

e. Diagnosa Keperawatan 1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis. 2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat. 3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran gastrointestinal. 4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare. 5. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,

lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan.

f. Intervensi Diagnosa keperawatan 1: Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis. Sasaran pasien1: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan

mempertahankan hidrasi adekuat. Intervensi Beri larutan rehidrasi oral (LRO). Untuk Rasional rehidrasi dan penggantian

kehilangan cairan melalui feses. Beri LRO sedikit tapi sering, Karena muntah, kecuali jika muntah itu hebat, bukanlah kontraindikasi

khususnya bila anak muntah.

untuk penggunaan LRO. Berikan dan pantau cairan IV sesuai Untuk dehidrasi hebat dan muntah. ketentuan. Beri agens antimikroba sesuai Untuk mengobati patogen khusus yang menyebabkan kehilangan cairan

ketentuan.

yang berlebihan. Setelah rehidrasi, berikan diet reguler Penelitian pada anak sesuai toleransi. menunjukkan pemberian

ulang diet normal secara dini bersifat menguntungkan untuk

menurunkan jumlah defekasi dan penurunan berat badan serta

pemendekan durasi penyakit. Ganti LRO dengan cairan rendah Mempertahankan terapi cairan. natrium seperti air, ASI, formula bebas-laktosa, atau formula yang mengandung setengah laktosa. Pertahankan pencatatan yang ketat Mengevaluasi keefektifan intervensi. terhadap masukan dan keluaran

(urin, feses, dan emesis). Pantau berat jenis urin setiap 8 jam atau Untuk mengkaji hidrasi. sesuai indikasi. Timbang berat badan anak. Untuk mengkaji dehidrasi.

Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, Untuk mengkaji hidrasi. membrane mukosa, dan status

mental setiap 4 jam atau sesuai indikasi. Hindari masukan cairan jernih seperti Karena cairan ini biasanya tinggi jus buah, minuman berkarbonat, dan gelatin. Instrusikan memberikan keluarga terapi yang karbohidrat, rendah elektrolit dan mempunyai osmolalitas tinggi. dalam Untuk menjamin hasil optimum dan tepat, memperbaiki kepatuhan terhadap aturan terapeutik.

pemantauan masukan dan keluaran dan mengkaji tanda-tanda dehidrasi.

Hasil yang diharapkan: Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat.

Diagnosa keperawatan 2: Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat. Sasaran 1: Pasien mengkonsumsi nutrsi yang adekuat untuk mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia. Intervensi Setelah dehidrasi, instrusikan Rasional ibu Karena hal ini cenderug mengurangi kehebatan dan durasi penyakit.

menyusui

untuk

melanjutkan

pemberian ASI. Hindari pemberian diet dengan pisang, Karena diet ini rendah dalam energi dan beras, apel, dan roti panggang atau teh. protein terlalu tinggidalam

karbohidratdan rendah elektrolit.

Observasi dan catat respon terhadap Untuk mengkaji toleransi pemberian pemberian makan. makan.

10

Instrusikan

keluarga

dalam Untuk

meningkatkan

kepatuhan

memberikan diet yang tepat.

terhadap program terapeutik.

Gali masalah dan prioritas anggota Untuk memperbaiki kepatuhan terhadap keluarga. program terapeutik.

Hasil yang diharapkan: Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan dan menunjukkan penambahan berat badan yang memuaskan.

Diagnosa

keperawatan

3:

Risiko tinggi

infeksi

berhubungan

dengan

mikroorganisme yang menembus saluran gastrointestinal. Sasaran 1: pasien (orang lain) tidak menunjukkan tanda infeksi gastrointestinal. Intervensi Implementasikan isolasi Rasional substansi Untuk mencegah penyebaran infeksi.

tubuh atau praktek pengendalian infeksi Rumah Sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang tepat, serta penanganan

specimen yang tepat. Pertahankan pencucian tangan yang Untuk mengurangi resiko penyebaran benar. Pakaikan popok dengan tepat. infeksi. Untuk mengurangi kemungkinan

penyebaran feses. Gunakan popok sekali pakai. Superabsorbent feses untuk dan menampung menurunkan

kemungkinan terjadinya dermatitis popok. Upayakan untuk mempertahankan bayi Untuk mencegah penyebaran infeksi. dan anak kecil dari menempatkan tangan dan objek dalam area

terkontaminasi. Ajarkan anak bila mungkin tindakan Untuk mengurangi resiko penyebaran perlindungan seperti pencucian infeksi.

11

tangan setelah menggunakan toilet. Instrusikan anggota keluarga dan

pengunjung dalam praktek isolasi, khususnya mencuci tangan. Hasil yang diharapkan: infeksi tidak menyebar ke orang lain

Diagnosa keperawatan 4: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare. Sasaran 1: Kulit pasien tetap utuh. Intervensi Ganti popok dengan sering. Rasional Untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan kering. Bersihkan bokong perlahan-lahan Karena feses diare sangat mengiritasi kulit.

dengan sabun lunak, non alkalin, dan air atau celupkan anak dalam bak untuk pembersih yang lembut.

Beri salep seperti seng oksida (tipe Untuk melindungi kulit dari iritasi. salep data bervariasi untuk setiap anak dan memerlukan periode

percobaan). Pajankan dengan ringan kulit utuh yang Untuk meningkatkan penyembuhan. kemerahan pada udara jika

mungkin; Berikan salep pelindung Untuk memudahkan penyembuhan. pada kulit yang sangat teriritasi atau kulit terekskoriasi. Hindari menggunakan tissue basah Karena yang dijual bebas yang akan menyebabkan rasa

menyengat.

mengandung alcohol pada kulit yang terekskoriasi. Observasi bokong dan perineum akan Sehingga adanya infeksi, seperti Candida. terapi yang tepat dapat

dimulai.

12

Berikan obat antijamur yang tepat.

Untuk mengobati infeksi jamur kulit.

Hasil yang diharapkan: Anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulit

Diagnosa keperawatan 5: Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress. Sasaran pasien 1: Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan. Intervensi Rasional

Beri perawatan mulut dan empeng Untuk memberikan rasa nyaman. untuk bayi. Dorong kunjungan dan partisipasi Untuk mencegah stress yang

keluarga dalam perawatan sebanyak yang mampu dilakukan keluarga.

berhubungan dengan perpisahan

Sentuh, gendong, dan bicara pada anak Untuk memberikan rasa nyaman dan sebanyak mungkin. menghilangkan stress.

Beri stimulasi sensoris dan pengalihan Untuk meningkatkan pertumbuhan dan yang sesuai dengan anak tingkat dan perkembangan yang optimal.

perkembangan kondisinya.

Hasil yang diharapkan 1: Anak menunjukkan tanda-tanda distress fisik atau emosional yang minimal. Hasil yang diharapkan 2: Keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak mungkin.

Diagnosa Keperawatan 6: Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan. Sasaran1: Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta memberikan perawatan. Intervensi Rasional

Berikan informasi kepada keluarga Untuk mendorong kepatuhan terhadap tentang penyakit anak dan tindakan program terapeutik, khususnya jika terapeutik. seudah berada di rumah.

13

Bantu keluarga dalam memberikan rasa Untuk memenuhi kebutuhan anak dan nyaman dan dukungan kepada anak. Izinkan anggota keluarga keluarga.

untuk Untuk mencegah penyebaran infeksi.

berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak yang mereka inginkan. Instrusikan pencegahan. Atur perawatan kesehatan keluarga mengenai Untuk menjamin pengkajian dan

pengobatan yang kontinu. pasca Untuk pengawasan perawatan di rumah sesuai kebutuhan. pada lembaga

hospitalisasi. Rujuk keluarga

perawatan kesehatan komunitas Hasil yang diharapkan: Keluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak, khususnya di rumah (Wong, 2004).

g. Evaluasi 1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan. 2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh. 3. Integritas kulit kembali noprmal. 4. Rasa nyaman terpenuhi. 5. Pengetahuan kelurga meningkat. 6. Cemas pada klien teratasi.

14

BAB III APLIKASI


A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data a. Identitas Anak AR umur 10 bulan diantar orang tuanya ke UGD RS Budi Mulia Bitung dengan keluhan utama muntah-muntah 2x dan bab cair sebanyak 5x. Keluhan ini dirasakan sejak masuk rumah sakit tanggal 8 juni 2008 jam 3 dini hari. Ibu anak mengatakan pada tanggal 7 juni anak diberi minum minuman bersuplemen, dan pada pukul 3 dini hari anak mulai bab sebanyak 5x dan muntah 2x. Anak juga sempat diberi minum ramuan obat tradisional oleh neneknya, yang menurut ibunya untuk mecegah sarampa masuk kedalam.

b. Keluhan Utama Anak tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, nadi 126 x/menit, respirasi 34x/menit,irama teratur, jenis pernapasan dada, suhu badan 37,2 C. Kulit pucat, akral dingin,turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering.

c. Persepsi Kesehatan Dan Pemeliharaan Kesehatan Saat dikaji ibu anak mengatakan bahwa anaknya yang pertama sempat dirawat karena penyakit Thipoid, sering menggunakan pengobatan tradisional dari neneknya. Menurut ibu anak bahwa anak pernah mendapatkan imunisasi polio, dan belum pernah mendapat imunisasi DPT, BCG, CACAR, CAMPAK, TT. Terlihat ibu memberikan mainan yang kotor dan dimasukan ke dalam mulut.

15

d. Pemeriksaan Fisik. Kulit kepala bersih dan berbau, rambut hitam, distribusi merata. Hygiene rongga mulut: tidak berbau, membran mukosa mulut kering, bibir pucat. Kulit pucat,dan kuku panjang dan kotor. Genital bersih, anus tidak ada tanda peradangan. Tidak ada tanda scar Vaccinasi BCG

e. Kajian Pola Nutrisi Metabolik Anak mengalami kehilangan cairan tubuh melalui diare 5x dan muntah 2x. Anak malas makan, dan berat badan menurun, finger print (+), Anak mendapat terapi IVFD Kaen 4B, Berat badan 8 Kg. Kesimpulan : kekurangan volume cairan tubuh. Abdomen : membusung, peristaltik usus 9x/menit. Nyeri perut (+), turgor kulit tidak elastis.

f. Pola Eliminasi BAB 5x, konsistensi cair tidak berbentuk, warna kuning. Peristaltik 9 x/mnt. Perfusi pembuluh perifer kuku : < 2 detik

g. Aktifitas harian: bantuan penuh

16

2. Analisa Data a. Aktual NO 1 DATA ETIOLOGI MASALAH Diare

S: Ibu anak mengatakan bahwa Iritasi anak sudah 5 kali sehari BAB sebelum konsistensi berbentuk. O: Feses cair, tidak berbentuk, warna kuning, bising usus masuk feses RS, cair dan tidak

hiperaktif, peristaltik 9 x/menit, 2 S: Ibu anak mengatakan bahwa Diare anak sudah 5 kali sehari BAB sebelum masuk RS, konsistensi feses cair tidak berbentuk, jarang BAK, dan berat badan menurun. O: Tampak lemah, BB 8 Kg, turgor kulit tidak elastis, Kekurangan volume cairan

membran mukosa kering, finger print positif 3 S: Ibu anak mengatakan bahwa Ketidakmampuan anak sudah 5 kali sehari BAB untuk mencerna sebelum masuk RS, konsistensi makanan feses cair tidak berbentuk, jarang BAK, malas makan, dan berat badan menurun. O: Tampak lemah, Peristaltik 9 kali/menit, bising usus hiperaktif, menolak untuk makan, dan BB 8 kg. 4 S: Ibu anak mengatakan, Tape Rendahnya tingkat Kurang Nutrisi tidak seimbang: kurang dari kebutuhan tubuh

17

anak

sarampa

ka

dalam. pendidikan dan

pengetahuan

Sebelum dirawat di RS, anak kesalahan informasi orang tua tentang sempat diberikan obat ramuan penyakit dan

tradisional dari neneknya. Ibu hanya lulus SD. O: Ibu anak kurang

perawatan anak

memperhatikan anak, dan takut untuk merawat anak.

b. Risiko Kerusakan integritas kulit Faktor risiko: Kelembaban yang berlebihan.

18

3. PATOFLOW GASTROENTERITIS Rendahnya tingkat pendidikan Kesalahan informasi iritasi

Gastroenteritis (Dx 2) Kurangnya pengetahuan orangtua tentang Malabsorbsi makanan Tekanan osmotic dalam rongga

penyakit dan perawatan anak (Dx 4)

Pergeseran cairan & elektrolit kedalam rongga usus Pengeluaran isi lambung Anoreksia Kram abdomen Ketidakmampuan utk mencerna makanan Pengeluaran cairan dan elektrolit Kekurangan volume Nutrisi tidak seimbang (Dx 3) Diare cairan (Dx 1) Distress Gastrointestinal Motilitas usus

Kelembaban yang berlebihan (Dx 5)

19

B. Diagnosa Keperawatan NAMA PERAWAT

TANGGAL NO 12 -06-08 1

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diare berhubungan dengan iritasi, yang Sil, Alfa, ditunjukkan oleh Anggi, Angel,

DS: Ibu anak mengatakan bahwa anak Ria, Rili, Ebi, sudah 5 kali sehari BAB sebelum masuk Ivana, Peggy RS, dan konsistensi cair tidak berbentuk. DO: Feses cair, tidak berbentuk, warna kuning, bising usus hiperaktif, peristaltik 9 x/menit, 12-06-08 2 Kekurangan volume cairan berhubungan Sil, Alfa, dengan diare, yang ditunjukkan oleh Anggi, Angel,

DS: Ibu anak mengatakan bahwa anak Ria, Rili, Ebi, sudah 5 kali BAB sebelum masuk RS, Ivana, Peggy konsistensi cair tidak berbentuk, jarang BAK, dan berat badan menurun. DO: Tampak lemah, BB 8 Kg, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering, finger print positif 12-06-08 3 Nutrisi tidak seimbang: kurang dari Sil, Alfa,

kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anggi, Angel, ketidakmampuan untuk mencerna Ria, Rili, Ebi, Ivana, Peggy

makanan, yang ditunjukkan oleh DS: Ibu anak mengatakan bahwa anak sudah 5 kali sehari BAB dan muntah sebelum masuk RS, konsistensi cair tidak berbentuk, jarang BAK, malas makan, dan

20

berat badan menurun. DO: Tampak lemah, Peristaltik 9

kali/menit, bising usus hiperaktif, menolak untuk makan, dan BB 8 kg. 12-06-08 4 Kurang pengetahuan orang tua tentang Sil, Alfa, penyakit dan perawatan anak berhubungan Anggi, Angel, dengan rendahnya tingkat pendidikan dan Ria, Rili, Ebi, kesalahan informasi, yang ditunjukkan Ivana, Peggy oleh DS: Ibu anak mengatakan, Tape anak sarampa ka dalam. Sebelum dirawat di RS, anak sempat diberikan obat ramuan tradisional dari neneknya. Ibu hanya lulus SD. DO: Ibu anak kurang memperhatikan anak, dan takut untuk merawat anak. 12-06-08 5 Risiko gangguan integritas kulit Sil, Alfa,

berhubungan dengan kelembaban yang Anggi, Angel, berlebihan Ria, Rili, Ebi, Ivana, Peggy

21

C. Rencana Keperawatan DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Diare berhubungan dengan iritasi, yang ditunjukkan oleh HASIL YANG DIHARAPKAN Orang tua akan: NAMA PERAWAT

TANGGAL 12-06-08

INTERVENSI Mandiri pola

RASIONAL

Mengatakan anak BAB 1- 1. Kaji 3 kali sehari, feses lembek

BAB Pengkajian pola BAB

Ria, Alfa

(frekuensi BAB dan akan memban-tu karakteristik setiap hari. feses) penanganan lang-sung (Mertz et al, 1995; Hogam, 1998). Pendokumentasian haluaran memberikan pedoman dan Angel, Sil

DS: Ibu anak mengatakan berbentuk. bahwa anak sudah 5 kali Anak akan: BAB sebelum masuk RS, 1. Menunjukkan dan konsistensi feses cair tidak berbentuk. feses

lembek dan berben- 2. Observasi feses. tuk, warna kuning. bising

DO: Feses cair, tidak 2. Menunjukkan berbentuk, warna kuning, bising usus hiperaktif,

usus aktif, peristaltik 3-5 x/menit 3. Auskultasi usus bising Mengetahui fungsi Ivana, Rili

peristaltik 9 x/menit.

dan periksa usus.

peristaltik. 4. Berikan cairan sesuai Mencegah kekurangan Peggy, Sil kemampuan. volume cairan. Ivana, Rili feses

5. Dorong anak untuk Membantu makan sedikit tapi pembentukan

sering (makanan yang normal.


22

lunak) 6. Anjurkan untuk keluarga Makanan berserat dan Alfa, Anggi menghindari berlemak dapat

pemberian tinggi serat

makanan memperberat diare. (buah)

dan makanan tinggi lemak (susu). 7. Anjurkan ibu untuk Mencegah memberi ASI. kekuarangan cairan. Kolaborasi Berikan indikasi. 12-06-08 2. Kekurangan volume Orang tua akan: Mandiri haluaran urin Haluaran urin < 30 ml/jam tidak cukup untuk fungsi ginjal yang normal dan bebas menunjukkan hipovolemia atau serangan gagal ginjal akut. Alfa, Ria Trolit sesuai Mengganti cairan dan Angel, Rili elektrolit. volume Ria, Sil

cairan berhubungan dengan Mengatakan bahwa anak 1. Kaji diare, yang ditunjukkan oleh BAK sekurang-kurangnya DS: Ibu anak mengatakan 30 ml/jam. bahwa anak sudah 5 kali Anak akan: BAB dan muntah sebelum 1. Menunjukkan masuk RS, konsistensi feses

setiap 4 jam.

dari kelemahan umum.

cair tidak berbentuk, jarang 2. Menunjukkan BAK, dan berat badan peningkatan BB (> 8
23

menurun.

kg). N =

2. Kaji/Observasi penampilan anak setiap 4 jam.

Anak dengan kekurangan volume cairan akan tampak lemah, turgor kulit tidak elastic, mukosa mulut kering, dan mata cekung.

Angel, Jesica

DO: Tampak lemah, BB 8 3. Menunjukkan kg, turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering, finger print positif

100-140 x/menit dan SB = 36,5 - 37,5 C 4. Menunjukkan kulit

lembab, turgor kulit elastis, membran

mukosa lembab dan 3. Timbang berat badan lidah basah. 5. Menunjukkan print negatif. finger dengan timbangan yang sama, jenis pakaian yang sama, dan pada waktu yang sama setiap hari.

Perubahan berat badan Peggy, Sil menggambarkan perubahan volume cairan tubuh.

4. Ukur nadi dan suhu Penurunan volume badan setiap 4 jam. intravascular mengakibatkan hipotensi dan penurunan oksigenasi jaringan. Suhu akan menurun akibat penurunan metabolism, atau akan

Angel, Jesica

24

adanya infeksi atau hipernatremia (Metheny, 1996). 5. Periksa kelembaban kulit, turgor kulit, Kulit kering, turgor kulit tidak elastis, Sil, Anggi

membran mukosa dan membran mukosa dan lidah setiap 4 jam. lidah kering berhubungan dengan kekurangan volume cairan. 6. Berikan cairan per oral sesuai kebutuhan. Rute oral bermanfaat untuk mempertahankan keseimbangan cairan (Metheny, 1996). 7. Anjurkan ibu untuk menyusui anak sesering mungkin dan memberikan cairan per oral. Kolaborasi Berikan cairan Larutan hipotonik Ria, Rili Mengganti cairan yang hilang. Peggy, Angel Alfa, Ivana

25

parenteral, pertahankan kepatenan infuse, atur dan pertahankan kecepatan aliran infuse konstan sesuai anjuran

membantu rehidrasi intraseluler (Cullen, 1992); cairan isotonic membantu penggantian volume intravaskuler.

12-06-08

3. Nutrisi tidak seimbang: Orang tua akan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan ketidakmampuan dengan untuk Mengatakan makan bertambah.

Mandiri: nafsu 1. Kaji nafsu makan. anak Nafsu makan mempengaruhi masukan oral. 2. Kaji/Observasi bebas penampilan anak. Anak yang kurang Alfa, Rili Ria, Ivana

mencerna makanan tubuh, Anak akan: yang ditunjukkan oleh DS: Ibu anak mengatakan 1. Menunjukkan

gizi tampak lemah. Anak dengan kekurangan volume cairan akan tampak lemah, turgor kulit tidak elastic, mukosa mulut kering, dan mata cekung.

dari kelemahan umum. BB

bahwa anak sudah 3-5 kali 2. Menunjukkan BAB dan muntah sebelum masuk RS, konsistensi feses cair tidak berbentuk, jarang BAK, malas makan, dan berat badan menurun. DO: Tampak 9 lemah, kali/menit, hiperaktif, meningkat (> 8 kg).

3. Timbang BB anak.

Perubahan berat badan Rili, Ivana menggambarkan perubahan volume

Peristaltik bising

usus

26

menolak untuk makan, dan BB 8 kg.

cairan tubuh. 4. Berikan sedikit cairan Merangsang per oral sebelum makan. nafsu Peggy, Jesica

makan. 5. Berikan makan Makan sering rasa sedikit tapi Anggy, Sil

sedikit tapi sering.

mengurangi kenyang dan

menurunkan rangsangan muntah.

(Love, Seaton, 1991). 6. Anjurkan ibu untuk Memberikan memberikan dengan sering. 7. Anjurkan ibu untuk Istirahat memberikan istirahat untuk yang cukup kepada energi. anak. Kolaborasi Berikan cairan parenteral Mencegah kekurangan Ivana yang sumber elektrolit. mengandung cairan dan elektrolit. kalori dan diperlukan Ria konservasi ASI gizi. asupan Anggi, Peggy

27

12-06-08

4. Kurangya pengetahuan Orang tua akan: orang tua tentang penyakit 1. Menjelaskan dan perawatan anak dengan tingkat penyakit perawatan dengan tepat.

Mandiri tentang 1. Kaji dan anak tingkat Mengidentifikasi belajar Angel

pemahaman orang tua kebutuhan tentang penyakit dan orang tua. perawatan anak. 2. Dorong untuk orang tua Mengevaluasi

berhubungan rendahnya

pendidikan dan kesalahan 2. Mendemonstrsikan informasi, yang ditunjukkan oleh DS: Ibu anak mengatakan, Tape anak sarampa ka dalam. Sebelum dirawat di RS, anak sempat diberikan obat ramuan tradisional dari neneknya. Ibu hanya lulus SD. DO: Ibu anak kurang perawatan dengan tepat anak tanpa

Jesica

melakukan kemampuan ibu untuk

perawatan pada anak merawat anak. dengan tepat. 3. Berikan informasi Meningkatkan Rili, Alfa

rasa takut.

pada keluarga tentang pemahaman keluarga. penyakit dan

perawatan anak yang tepat dan sesuai

kebutuhan. 4. Demonstrasikan cara Memberikan perawatan anak yang kepada tepat. mengenai anak. contoh Ria, keluarga Anggi perawatan Sil,

memperhatikan anak, dan takut untuk merawat anak.

12-06-08

5. Risiko integritas

kerusakan Anak akan : kulit Menunjukkan

Mandiri area 1. Inspeksi kondisi kulit Inspeksi area perianal. dapat sistematis Alfa, Anggi

berhubungan dengan

perineal bebas dari iritasi


28

kelembaban berlebihan

yang

dan kemerahan.

mengidentifikasi masalah yang terkait secara dini (Krasner, Kane, 1996). 2. Berikan losion atau Mencegah iritasi pada Sil,Rili bedak pada daerah daerah perianal. perinanal. 3. Ganti popok/celana Mencegah Alfa, yang Ivana di area Ria,

dengan sering setiap kelembaban kali anak BAB atau berlebihan BAK. 4. Dorong untuk orang perianal.

tua Masukan nutrisi yang Anggi, adekuat Peggy orang

memberikan tidak menempatkan

nutrisi yang adekuat.

pada risiko kerusakan kulit memperlambat penyembuhan. 5. Anjurkan orang tua Bila untuk menjaga kulit kotor area perianal tetap dapat kulit. area dan terjadi perianal Rili, Sil lembab, iritasi dan

bersih dan kering.

29

D. Implementasi Keperawatan NAMA PERAWAT Ria, Angel

TANGGAL 13-06-08

WAKTU 09.00

NO Dx 2, 3

IMPLEMENTASI Mengkaji penampilan anak

HASIL Keadaan umum anak tampak lemah, pucat, akral dingin.

09.02

Mengukur nadi dan suhu setiap 4 jam

SB = 37,2 N = 126 R = 36.

Alfa

09.05

Mengkaji pola BAB

BAB 3x sehari, konsistensi cair, tidak berbentuk.

Ivana

09.07

Menginspeksi kondisi kulit area perianal.

Tidak terdapat iritasi. Orang tua mengerti penjelasan perawat.

Angel

09.10

Menganjurkan orang tua untuk menjaga kulit area perianal tetap bersih dan kering.

Ria

09.20

Memeriksa kelembaban Kulit kering, turgor kulit, turgor kulit, membran mukosa dan lidah setiap 4 jam. kulit tidak elastis, membran mukosa kering. Bising usus hiperaktif, peristaltik usus 9x/menit.

Peggy

09.25

Mengauskultasi bising usus dan memeriksa peristaltik.

Jesica

11.30

Mengkaji nafsu makan.

Anak malas makan.

Sil

11.32

1,2

Memberikan cairan peroral sesuai kemampuan anak.

Anak minum 30ml air putih.

Ria

11.35

1,2,3

Menganjurkan ibu
30

Ibu tampak

Angel,

untuk memberi ASI dan cairan peroral.

mengerti penjelasan perawat.

Jesica

11.37

Memberikan cairan parenteral.

Larutan KA EN 4B 10 gtt/menit Anak minum trolit.

Anggi

12.25

Memberian trolit sesuai indikasi.

14-06-08

08.45

2, 3

Mengobservasi penampilan anak setiap 4 jam.

Anak tampak sakit sedang, lemah, membran mukosa lembab, lidah basah, dan menangis mengeluarkan air mata.

Alfa, Ria

08.50

Mengukur nadi dan suhu setiap 4 jam.

N = 116x/menit, SB = 37,5 C. BAB saat dikaji 1x.

Ivana, Rili

08.55

Mengkaji pola BAB.

Alfa

08.59

Mengobservasi feses.

Konsistensi lembek berbentuk, berwarna kuning.

Sil

09.00

Menginspeksi kondisi kulit area perianal.

Tidak terdapat iritasi. Popok/celana diganti setiap kali kencing atau BAB.

Anggi

09.18

Mengganti popok/celana dengan sering setiap kali anak BAB dan BAK.

Alfa, Ichan

09.20

Memeriksa kelembaban Turgor kulit kulit, turgor kulit, membran mukosa dan lidah setiap 4 jam. elastis, membran mukosa & lidah lembab. Nafsu makan

Angel

11.50

Mengkaji nafsu makan.

Peggy

31

bertambah. 12.00 3 Memberikan sedikit cairan peroral sebelum makan. 12.15 1, 3 Mendorong anak untuk makan sedikit tapi sering. 12.20 1 Menganjurkan keluarga untuk menghindari pemberian makanan tinggi serat(buah) dan makanan tinggi lemak(susu). 13.15 2 Mengkaji haluaran urin setiap 4 jam. 14.02 1, 2 Memberikan cairan peroral sesuai kemampuan. 14.15 1, 2 Menganjurkan ibu untuk memberi ASI dan cairan peroral. 15.00 3 Menganjurkan ibu memberikan istirahat yang cukup pada anak. 15.05 4 Mengkaji tingkat pemahaman orang tua tentang penyakit dan perawatan anak. 15.10 4 Menganjurkan orang tua untuk melakukan perawatan pada anak dengan tepat. 15.15 4 Memberikan informasi Keluarga Peggy Orang tua mengerti Sil dan ingin merawat anak dengan tepat. Ibu mengerti penjelasan perawat. Ibu mengerti penjelasan perawat. Orang tua tidak paham tentang. penyakit anak. Alfa Ria Angel Anak kencing banyak. Anak sering minum ASI. Angel Anggi Anak minum air putih sebelum makan. Anak makan 3x sehari dengan porsi sedikit. Keluarga tidak memberikan buah dan susu pada anak. Rili Jesica Alfa, Ivana

32

pada keluarga tentang penyakit dan perawatan anak yang tepat sesuai kebutuhan. 15.20 4 Mendemonstrasikan cara perawatan dengan tepat. 16-06-08 09.00 2, 3 Mengobservasi penampilan anak setiap 4 jam.

mendapatkan informasi tentang perawatan anak dengan tepat. Orang tua memperhatikan cara perawatan. Keadaan umum anak tampak tenang,tidak pucat, membran mukosa lembab, turgor kuilt elastis. N =118x/menit, Sil, Anggi Angel, Ria

09.15

Mengukur nadi dan suhu setiap 4 jam.

SB = 36,9 C

Ivana, Alfa

09.20

Mengobservasi feses.

Konsistensi lembek, warna kuning.

Ria, Jesica

09.25

Memeriksa kelembaban Kulit lembab, kulit, turgor kulit, membran mukosa dan lidah setiap 4 jam. turgor kulit elastis, membran mukosa lembab. Nafsu makan meningkat.

Angel, Rili

09.30

Mengkaji nafsu makan.

Ria

09.35

Menganjurkan ibu memberikan istirahat yang cukup pada anak.

Ibu mengerti penjelasan dari perawat. BB = 8,3 kg

Jesica

09.40

Timbang berat badan

Sil

33

E. Evaluasi Keperawatan

TANGGAL WAKTU 13-06-08 12.30

NO Dx 1

EVALUASI (SOAP)

NAMA PERAWAT

S : Ibu mengatakan anak minum Sil, Alfa, air putih, BAB 5x dengan Anggi, Angel, Ria, Rili, Ebi,

konsistensi cair, tidak berbentuk. O: Bising usus

hiperaktif, Ivana, Peggy

peristaltik usus 9x/menit, anak minum 30 ml air putih A: Diare masih ada. P: 1. Kaji pola BAB. 2. Auskultasi bising usus

dan periksa peristaltik. 3. Berikan cairan peroral

sesuai kemampuan anak. 4. Anjurkan ibu untuk

memberi ASI dan cairan peroral.

12.40

S: Ibu anak mengatakan bahwa Sil, Alfa, anak sudah 5x BAB dengan Anggi, Angel, konsistensi feses cair tidak Ria, Rili, Ebi,

berbentuk, jarang BAK, dan Ivana, Peggy berat badan menurun, anak malas makan. O: tampak lemah, BB 8 kg, turgor kulit tidak elastis,

membran mukosa kering, finger print positif. A: volume cairan belum adekuat. P:
34

1. Kaji

haluaran

urine

setiap 4 jam. 2. Observasi penampilan

anak setiap 4 jam. 3. Ukur nadi dan suhu

badan setiap 4 jam. 4. Periksa kulit, kelembaban turgor kulit,

membran mukosa dan lidah setiap 4 jam. 5. Berikan cairan peroral sesuai kebutuhan. 6. Anjurkan ibu untuk

menyusui anak sesering mungkin. 12.50 3 S: Ibu anak mengatakan bahwa Sil, Alfa, nafsu makan anak berkurang. Anggi, Angel,

O: Anak tampak lemah, anak Ria, Rili, Ebi, makan beberapa sendok. A: Nutrisi tidak seimbang. P: 1. Kaji penampilan umum anak. 2. Kaji nafsu makan anak. 3. Dorong anak untuk Ivana, Peggy

makan sedikit tapi sering. 4. Berikan cairan oral

sedikit pada anak sebelum makan. 13.00 4 S: Ibu anak mengatakan tape Sil, anak sarampa ka dalam. O: Ibu cemas, ibu Alfa,

Anggi, Angel, anak Ria, Rili, Ebi,

memasukan mainan yang kurang Ivana, Peggy

35

bersih pada mulut anak. A: Kurang pengetahuan keluarga. P: 1. Berikan informasi tentang penyakit orangtua. 2. Ajarkan perawatan benar. 14.10 5 S: Ibu anak mengatakan bahwa Sil, anak BAB 5 kali sehari. O: Daerah perianal Alfa, anak tentang yang anak pada

Anggi, Angel, tidak Ria, Rili, Ebi,

menunjukkan infeksi.

tanda-tanda Ivana, Peggy

A: Kerusakan integritas kulit tidak terjadi. P: 1. Kaji daerah perianal. 2. Anjurkan pada keluarga untuk sering mengganti popok/celana setiap kali anak BAB/BAK. 14-06-2008 12.30 1 S: Ibu anak mengatakan bahwa Sil, Alfa, dari pagi anak baru satu kali Anggi, Angel, BAB. Konsistensi feses lembek, Ria, Rili, Ebi, berbentuk. O: Turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, kulit lembab. A: Diare berkurang. P: 1. Kaji pola BAB anak. 2. Observasi feses. 3. Anjurkan ibu untuk tetap Ivana, Peggy

36

memberi ASI pada anak. 12.40 2 S: Ibu anak mengatakan bahwa Sil, Alfa, anak tidak muntah, anak sering Anggi, Angel, menetek, anak mau mium air Ria, Rili, Ebi, putih O: Turgor kulit elastis, membran mukosa lembab, finger print negatif. A: Volume cairan mulai adekuat. P: 1. Kaji penampilan anak. 2. Anjurkan memberikan ibu ASI untuk dan Ivana, Peggy

minum air putih pada anak. 12.50 3 S: Ibu anak mengatakan bahwa Sil, Alfa, anak mau makan bubur, anak Anggi, Angel, mau menetek dan minum air Ria, Rili, Ebi, putih. O: Anak makan bubur, anak suka menetek. A: Nutrisi mulai adekuat. P: 1. Kaji pola makan anak. 2. Anjurkan orangtua untuk memberi anak makan Ivana, Peggy

sedikit tapi sering. 13.05 4 S: Ibu anak mengatakan bahwa Sil, dia akan menjaga Alfa,

anaknya Anggi, Angel, Ria, Rili, Ebi, Ivana, Peggy

dengan baik. O: Ibu selalu bersama anak. A: Pengetahuan tentang Gastroenteritis bertambah namun

37

ibu belum mengaplikasikannya. P: 1. Beri penjelasan pada

orangtua tentang penyakit anak. 2. Anjurkan orangtua untuk menjaga kebersihan

dalam merawat anak. 13.15 5 S: ibu anak mengatakan bahwa Sil, Alfa, anak BAB 1 x. O: Perianal tidak terdapat iritasi A: Tidak terjadi Anggi, Angel, Ria, Rili, Ebi,

kerusakan Ivana, Peggy

integritas kulit. P: 1. Pantau area perianal. 2. Ganti popok/celana setiap kali anak BAB/BAK. 16-06-2008 12.40 1 S: Ibu mengatakan anak BAB pagi ini 1 kali dengan konsistensi lembek berbentuk, dan anak tidak muntah. O: Feses lembek dan berbentuk, warna kuning. Menunjukkan bising usus aktif, peristaltik normal (3-5 x/menit). A: Diare berhenti. P:12.50 2 S: Ibu mengatakan bahwa anak suka menetek, anak minum air putih, dan anak banyak BAK O: Turgor kulit elastik, membran mukosa lembab, lidah basah, finger print negatif. Sil, Alfa, Sil, Alfa, Anggi, Angel, Ria, Rili, Ebi, Ivana, Peggy

Anggi, Angel, Ria, Rili, Ebi, Ivana, Peggy

38

A: Volume cairan adekuat. P: 13.05 3 S: Ibu mengatakan anak tidak muntah dan nafsu makan meningkat. O: Anak tidak muntah, nafsu makan meningkat dan anak menghabiskan makanan yang diberikan A: Nutrisi seimbang P:13.15 4 S : Ibu mengatakan bahwa ia akan memberikan makanan yang bersih dan sehat. O: ibu tidak mencuci tangan dan masih menggunakan barangbarang yang tidak bersih saat memberi makan, ibunya memberikan mainan yang tidak bersih dan dimasukan ked ala mulut, pakaian anak jarang diganti, kuku anak terlihat kotor. A: Pengetahuan ibu bertambah tapi belum diaplikasikan P : Buat discharge planning. Sil, Alfa, Anggi, Angel, Ria, Rili, Ebi, Ivana, Peggy Sil, Alfa,

Anggi, Angel, Ria, Rili, Ebi, Ivana, Peggy

39

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Dalam melaksanakan pengkajian kelompok menemukan bahwa Anak A.R mengalami gangguan dalam pola nutrisi anak A.R malas minum. Anak A.R juga mengalami gangguan pola eliminasi yakni jarang BAK dan BAB 5x/hari dengan konsistensi feses cair, tidak berbentuk, gangguan eliminasi dialami sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit akibat iritasi abdomen. Pada auskultasi abdomen, didapatkan bising usus hiperaktif dan peristaltik usus 9x/menit. Pada pemeriksaan fisik yang menunjang data diatas ditemukan bahwa turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering, finger print positif. B. Diagnosa Keperawatan Pada diagnosa keperawatan kelompok mengangkat masalah-masalah yang sedang terjadi pada pasien kelolaan kelompok. Dari 6 diagnosa keperawatan teori yang ada kelompok mengangkat 4 diagnosa aktual dan 1 diagnosa risiko sesuai dengan masalah yang ada pada anak A.R. C. Intervensi Keperawatan Dalam menyusun intervensi keperawatan kelompok menyusun sesuai dengan teori yang ada tetapi disesuaikan dengan keadaan yang dialami oleh klien anak A.R. D. Implementasi Keperawatan Pada pelaksanaan asuhan keperawatan hampir semua tindakan yang telah direncanakan di laksanakan. Tindakan yang tidak dilaksanakan karena anak telah menunjukkan perubahan yang baik sehingga tidak memerlukan tindakan diagnostik langsung tetapi berupa edukatif kepada keluarga. E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan dilaksanakan setiap hari yakni sebelum pertukaran dinas pagi ke dinas siang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam evaluasi keperawatan yakni mengevaluasi setiap tindakan yang dilaksanakan pada anak A.R dari pagi sampai evaluasi dilaksanakan.
40

DAFTAR PUSTAKA

Hadayat aa. 2006. Pengantar ilmu keperawatan anak buku 2. Salemba Medika: Jakarta

Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit. EGC: Jakarta

Nursalam, ddk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan bidan). Salemba Medika: Jakarta

Suriadi, dkk. 2001. Asuhan keperawatan pada anak. CW Sagung Seto: Jakarta

Will kj. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria hasil NOC. EGC: Jakarta

Wong dll. 2004. Pedoman klinis keperawatan pediatric edisi 4. EGC: Jakarta

41

Você também pode gostar