Você está na página 1de 7

KURIKULUM DAN GAJI GURU

Persyaratan lulusan siswa di Amerika Serikat ditentukan oleh tiap state, dan pada tahun 2001 sebanyak 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan produk, bukan tes tertulis. Produk yang dihasilkan antara lain berupa hasil riset yang dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS. Guru minimal berpendidikan S-1 di bidang mata pelajaran yang diajarkan, dan menguasai metode pembelajaran. Guru harus memiliki lisensi (semacam sertifikat) mengajar yang harus diperbarui setiap 5 tahun. Pembaruan lisensi dimaksudkan agar guru selalu mengikuti perkembangan dan menambah pengetahuannya. Caranya, guru harus mengambil course di perguruan tinggi sebanyak 6 kredit unit.

Kurikulum

Kurikulum adalah dokumen atau perencanaan dalam sistem sekolah yang menetapkan kerja guru dan berfungsi menfokuskan serta mengaitkan pekerjaan guru. Ada 3 macam kurikulum, yaitu: (a)written atau tertulis, (b)taught atau diajarkan, dan (c)tested atau diujikan. Guru harus tahu kurikulum yang tertulis, harus tahu materi dan cara mengajarkan materi tersebut. Selain itu guru harus menguji murid berdasar bahan yang diajarkan. Kurikulum harus divalidasi apakah sudah benar dan mengetahui bagaimana menguji kebenaran tersebut. Caranya antara lain dengan menggunakan (matrik validasi( dari berbagai segi (seperti menurut standar nasional, ebta, kebijakan, pendapat guru, alumni, textbook, dan lain-lain) terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anak didik.

Ada juklak kurikulum yang dibuat dengan memperhatikan 5 elemen, yaitu: (a)kejelasan dan validitas sasaran, (b)sesuai dengan yang diujikan, (c)tingkat sasaran yang diinginkan, (d)korelasi sumber daya dengan sasaran, dan (e)kegiatan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh guru. Masing-masing elemen diberi bobot antara 0-3. Bobot terendah (0) bila elemen tidak mendukung, dan bobot tertinggi (3) bila elemen sangat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian bobot terendah adalah 0 dan bobot tertinggi adalah 15. Kurikulum dikatakan baik jika bobotnya bernilai >12.

Jaminan untuk meningkatkan penilaian siswa ada 3, yaitu: (a)mengajarkan yang akan diujikan (content alignment), (b)mengajarkan sesuai dengan cara menguji (context alignment), dan (c)menguasai cara pembelajaran agar 90% siswa berhasil. Dalam kurva normal, pernyataan yang dapat diekspresikan adalah (a)(Saya ingin semua siswa belajar,( dan (b)(Saya ingin semua siswa lulus.( Keinginan agar siswa mendapat nilai di atas rata-rata adalah sesuatu yang tak mungkin dalam kurva normal. Hal ini dapat terjadi dalam kurva (J(, kondisi di mana semua siswa belajar dan hasilnya di atas rata-rata.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru harus berperan dalam berbagai hal, yaitu: (a)mengetahui kurikulum yang tertulis, (b)memantau kurikulum yang diajarkan, (c)memberi masukan terhadap kurikulum yang tertulis dan diujikan, (d)menganalisis data ujian, (e)menentukan rencana pengembangan pencapaian akhir siswa dengan melibatkan semua guru, dan (f)memberitahu orang tua siswa cara membantu anaknya agar berhasil. Personil

Jumlah guru merupakan problem di AS, karena masih dirasakan kekurangan jumlah guru, termasuk mahasiswa yang masuk di perguruan tinggi sebagai calon guru. Sertifikasi guru dilakukan oleh National Board for Professional Teaching Standards. Guru harus tahu isi pelajaran dan cara mengajarkannya.

Rekrutmen guru dilakukan dengan upaya: (a)mencari dan menginterview mahasiswa yang berpotensi, (b)menghadiri pameran kerja yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, (c)mengiklankan pelamar multikultur baik lokal, nasional, maupun internasional, (d)menawarkan bonus, dan (e)memasang website. Apabila ada calon guru yang mendaftar, maka seleksi dan penempatan dilakukan oleh Kantor Administrasi Kabupaten, termasuk penggajiannya. Kepala sekolah juga ikut menyeleksi.

Perpindahan ke tempat tugas lain dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan dan senioritas guru. Guru pemula dibimbing dengan mentoring oleh guru berpengalaman secara sukarela (tidak ada honor bagi mentor), di luar jam sekolah, sekali dalam satu atau dua minggu. Materi bimbingan antara lain: desain kurikulum, pengelolaan kelas, pembuatan soal ujian, komunikasi dengan orang tua siswa, dan pengelompokan siswa karena cara pengajaran yang berbeda. Gaji guru

Bagi guru pemula, gaji antara $25.000 - $35.000 per tahun. Kalau dikurs dengan rupiah sekitar Rp25.000.000 per bulan. Tapi jangan dianggap sangat besar, karena kebutuhan hidup di

AS cukup tinggi, misal untuk sewa apartemen perbulan sekitar $1.000 atau ekivalen dengan Rp10.000.000. Biaya hidup untuk single paling irit $500 per bulan. Kenaikan gaji didasarkan atas masa kerja, bukan pengalaman atau pangkat. Pengarahan pengawas dan kepala sekolah terhadap guru pemula dilakukan secara bertahap dari laissez-faire ke otokratik, yaitu: (a)guru disuruh membuat perencanaan mengajar sesuai dengan keinginan, (b)rencana mengajar dibuat bersama secara kolaboratif, (c)rencana pengajaran sesuai dengan yang disarankan oleh pengawas, atau (d)rencana pengajaran dibuat oleh pengawas yang harus dilaksanakan oleh guru. http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-guru-a-dosen/38-umum/112-sekilas-modelpendidikan-di-amerika-serikat-2 VALIDASI KURIKULUM

Kurikulum yang diterapkan di AS divalidasi kebenarannya. Caranya antara lain dengan menggunakan (matrik validasi( dari segi standar nasional, ebta, kebijakan, pendapat guru, alumni, textbook, dan lain-lain terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anak didik. Untuk mengukur standar kurva normal kelulusan ada dua hal yaitu keinginan agar semua siswa belajar, dan keinginan semua siswa lulus. Keinginan agar siswa mendapat nilai di atas rata-rata adalah sesuatu yang tak mungkin dalam kurva normal. Guru dengan gaji awal sekitar Rp25 juta per bulan memili 6 peran, yaitu: (a)mengetahui kurikulum yang tertulis, (b)memantau kurikulum yang diajarkan, (c)memberi masukan terhadap kurikulum yang tertulis dan diujikan, (d)menganalisis data ujian, (e)menentukan rencana pengembangan pencapaian akhir siswa dengan melibatkan semua guru, dan (f)memberitahu orang tua siswa cara membantu anaknya agar berhasil.

Model pengambilan kebijakan Di AS juga ada kantor semacam dinas pendidikan. Di kota Arlington, misalnya, kantor tersebut bernama American Association of School Administrator (AASA). Ketika berbincangbincang dengan Kepala Bagian Public Policy dijelaskan bahwa pada intinya AASA melakukan

lobby untuk menggoalkan kebijakan yang diinginkan. Jika lobby dilakukan kepada orang-orang tertentu belum berhasil, maka masyarakat diberitahu issu yang dimunculkan agar masyarakat sendiri menelepon pihak penentu kebijakan. Karena banyak yang memunculkan issu dimaksud, bisa jadi pihak pengambil kebijakan memenuhi keinginannya. Lobby kepada orang-orang tertentu ternyata lebih baik ketimbang dengan cara pengambilan keputusan secara voting. Hal tersebut biasa dilaksanakan, termasuk saat sidang DPR. Ketika kunjungan ke AS peserta mendapatkan kesempatan untuk hadir dalam sidang di Capitol Hill yang membahas Ebtanas. Terjadi perdebatan tentang keperluan Ebtanas sebagaimana keinginan Presiden Bush (waktu itu) dan pemberian voucher (bantuan keuangan) kepada sekolah swasta (agama). Sidang hanya dihadiri oleh beberapa senator saja, karena yang lain melakukan lobby dengan pihak-pihak tertentu. Peranan federal dalam pendidikan Saat berkunjung ke anggota Kongres dari Virginia sempat ditemui oleh Tom Davis (Representatif), sedangkan senatornya sendiri, John Warner tidak dapat hadir. Pembicaraan berkaitan dengan rencana pembaruan di bidang pendidikan berupa tes secara nasional (ebtanas) dan pemberian voucher (bantuan uang) untuk sekolah swasta (agama). Sidang di Capitol sedang berlangsung, yang setiap kegiatan dapat dipantau dari sinyal jam dinding, seperti kapan harus masuk ke ruang sidang, dan lain sebagainya. Dari pandangan langsung ke ruang sidang, ternyata dari 100 orang senator wakil dari 50 negara bagian (@ 2 orang), yang hadir di ruang sidang lebih kurang dari 100 orang secara bergantian. Mereka datang ke sidang hanya untuk bicara, dan pergi lagi untuk melakukan lobby dengan pihak tertentu. Pengembangan profesi guru Pelaksanaan pengembangan guru dilakukan dengan cara mentoring, latihan reflektif, dan penelitian. Penelitian dilakukan karena bertitik tolak dari (kebimbangan( untuk mencapai sesuatu, bukan dari hipotesis yang akan dites kebenarannya. Mentoring terhadap guru pemula dilakukan oleh guru-guru berkualitas, multikultural, dari berbagai sekolah di bidang pengajaran melalui multilingual. Pembelajaran di sekolah Bagaimana kurikulum di sekolah SLTP misalnya? Ada sebuah sekolah model di kota Fairfax, Virginia yaitu SLTP Model Rachel Carson Middle School. Sekolah ini tergolong modern dan dilengkapi dengan peralatan dan teknologi terkini. Kelas dari beberapa guru bergabung dalam ruangan yang besar. Jumlah siswa 975 orang, 100 di antaranya makan pagi di sekolah. Siswa hanya terbebani 5 buah mata pelajaran wajib dan 2 buah pilihan. Pelajaran wajib terdiri dari: (a)bahasa Inggris, (b)sejarah AS, (c)IPS, (d)penjaskes, dan (e)matematika. Pelajaran pilihan antara lain: band, broadcasting, drama, ketrampilan dasar seperti menjahit, pilot pesawat terbang, pembuatan mobil-mobilan dan pesawat, robotic dan semacamnya, serta komputer. Pendidikan multikultural

Tujuan utama multikultural adalah keberhasilan semua siswa, terutama yang memiliki hambatan bahasa karena berasal dari berbagai belahan dunia. Penyajian pelajaran dilakukan dengan memasukkan kultur siswa, sehingga mudah dicerna. Rasa prejudice atau kecurigaan dikurangi agar terjadi pemerataan pedagogi berdasarkan keperluan dan kemampuan siswa. Perbedaan budaya di rumah dan di sekolah didekatkan. Praktek pengajaran seperti ini akan disinggung dalam membicarakan model pembelajaran di Falls Church High School. http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-guru-a-dosen/38-umum/119-sekilas-modelpendidikan-di-amerika-serikat-3

PERBEDAAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA VS AMERIKA


Sistem Pendidikan di Indonesia. Permasalahan di dunia pendidikan memang sangat kompleks. Bahkan dikatakan, dunia pendidikan di negeri ini seperti benang kusut yang sulit memulainya dari mana. Di antara permasalahan tersebut adalah kualitas pendidikan yang rendah yang mengakibatkan matinya kreativitas anak didik pasca sekolah dan jatuhnya rasa percaya diri siswa didik ketika menghadapi dunia kerja yang keras. Lulusan sekolah sering kali justru menjadi anak cengeng dengan sifat ABG-nya yang kental, dan semakin jauh dari realitas masyarakat di sekitarnya. Di samping persoalan mendasar tersebut, masalah lain yang mengemuka adalah relatif rendahnya kesejahteraan guru, minimnya sarana Pendidikan Dasar, dan terbatasnya biaya operasional pendidikan. Hal ini harus dicarikan solusinya, meskipun dilakukan secara bertahap.

Mengapa Pendidikan Dasar mendapat tekanan khusus dibandingkan jenjang pendidikan lain? Karena menurut para pakar pendidikan adalah Pendidikan Dasar ini yang paling parah. Sarananya saja paling banyak rusak dibandingkan SLTP dan SLTA. Belum lagi menyangkut masalah pelaksanaan proses belajarnya. Dengan telah disahkannya undang-undang pendidikan nasional, kita berharap agar dana sebesar 20% dari APBN benar-benar direalisasikan dan diberikan untuk dunia pendidikan di negeri ini. Sering kali dana pendidikan tersebut dialokasikan ke birokrasi dan seremonial pendidikan yang kurang bermanfaat. Kita mengharapkan agar birokrasi pendidikan lebih dapat memanfaatkan anggaran pendidikan negara dengan efektif efisien sehingga menyentuh kebutuhan riil anak didik. Sistem Pendidikan di Indonesia

Negara serikat atau federal yang dipilih Amerika Serikat (AS) juga tercermin dari sistem pendidikannya yang menganut desentralisasi melalui negara-negara bagian (states). Penanggung jawab utama semua urusan pendidikan adalah departemen pendidikan yang berkedudukan di Washington. Sedang urusan sehari-hari diserahkan penuh pada tiap negara bagian.

Mirip dengan di Indonesia, selain pemerintah, swasta dan organisasi keagamaan juga diperkenankan mendirikan sekolah-sekolah. Jenjang sekolah yang mereka dirikan bervariasi dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sekolah-sekolah swasta ini juga diperbolehkan menggunakan sistem pendidikan yang berbeda dengan yang digunakan negara bagian bersangkutan. Boarding school (sekolah asrama) adalah contoh jenis sekolah yang dibuka oleh

swasta atau organisasi keagamaan. Khusus mengenai pendidikan tinggi, pendidikan tinggi di AS dapat dibedakan menjadi College dan University. College umumnya dengan beberapa perkecualian- lebih berfokus menyelenggarakan pendidikan program sarjana (undergraduate), sedangkan university menyelenggarakan baik sarjana (undergraduate) dan pasca sarjana (graduate). Di university istilah college menjadi mirip dengan fakultas. Sebagai contoh, di university akan kita temukan College of Engineering (Fakultas Teknik) atau College of Economics (Fakultas Ekonomi).

Meskipun demikian, seperti telah disebutkan sebelumnya, college di university ini hanya mengurusi program sarjana (undergraduate). Jadi jika ada calon mahasiswa asal Indonesia ingin mendaftar program Master Teknik Pertambangan, dia mesti berhubungan dengan Graduate College (Program Pasca Sarjana). Graduate college ini kemudian akan meneruskan lamaran ke Department of Mining Engineering yang selanjutnya akan dikembalikan lagi ke Graduate College untuk diputuskan apakah calon mahasiswa itu diterima atau tidak. Jika akhirnya diterima, mahasiswa tersebut akan terdaftar secara administratif di Graduate College dan secara akademis di Department of Mining Engineering.

Untuk program pasca sarjana, tidak semua universitas menawarkan program doktor. Beberapa diantaranya hanya menawarkan hingga jenjang master, terutama jika program itu ditujukan untuk mendidik lulusannya sebagai praktisi yang siap di dunia kerja. Program master ini juga ada 2 macam. Master terminal dan master berkelanjutan. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, master terminal adalah program untuk menyiapkan lulusannya sebagai praktisi. Setelah selesai pendidikan, dia diharapkan langsung balik ke dunia kerja. Sedang lulusan master berkelanjutan diperuntukkan bagi yang berkeinginan meneruskan pendidikannya ke jenjang doktor. Jadi jangan sampai salah memilih. Rencana masa depan sangat berpengaruh dalam pemilihan jenis jenjang Perbedaan Kurikulum Amerika dengan Indonesia Kadang orang banyak berfikir mengenai sekolah di luar negeri pasti lebih bagus kualitasnya. Memang saya akui indonesia masih kalah, tapi ada baiknya kita melihat dari sisi yang lain. Berdasarkan asas filosofis antara Amerika dan Indonesia mempunyai perbedaan yang mendasar dalam kurikulumnya. Sebagai contoh, di Amerika tidak ada kewajiban bagi sekolah untuk mengajarkan suatu agama. Bagi masyarakat amerika, agama merupakan hak individu masingmasing, bukan urusan negara. Karenanya, tidak ada kewajiban bagi negara untuk menyelenggarakan pendikan agama di sekolah-sekolah. Sedangkan indonesia, dengan asas filosofi Pancasilanya, mengharuskan negara untuk menyelenggarakan pendidikan agama di sekolah-sekolah.

Ini sebagai pertimbangan saja sih, mau sekolah dimana terserah sampean lah. Ada hadis yang menyebutkan "tuntutlah ilmu walau ke negeri cina". finally this now Up to your opinion (tahu

deh bener ga tulisan englishnya!). lepas segel PERJALANAN KURIKULUM INDONESIA Membentuk manusia yang good and smart adalah filosofi dasar pendidikan menurut Socrates pada 2400 tahun yang lalu. Berbicara tentang pendidikan tidak akan terlepas dari kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat terlepas dari kurikulum yang sedang berlaku saat itu. Kurikulum merupakan salah satu hal yang cukup vital bagi dunia pendidikan. Sejak Indonesia merdeka, kurikulum yang ada di Indonesia telah mengalami perubahan beberapa kali. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut dimaksudkan untuk membuat sistem pendidikan di Indonesia semakin membaik, namun apakah sistem pendidikan di Indonesia saat ini telah sesuai dengan tujuan pendidikan? Berikut ini adalah perjalanan kurikulum di Indonesia (Soekisno, 2007). Kurikulum 1947 pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Kurikulum 1952 pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. http://thepanzel.blogspot.com/2011/04/perbedaan-sistem-pendidikan-indonesia.html

Você também pode gostar