Você está na página 1de 5

Mekanisme kerja disinfektan :

1. Garam Logam Berat Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat menumbuhnkan bakteri, daya mana disebut oligodinamik. Bekerja dengan cara mengendapkan protein pada bakteri dan oksidasi golongan sulfydril.

2. Zat Perwarna Bersifat sebagai bakterisid. Bekerja dengan cara berinteraksi dengan asam nukleat dari bakteri. Beberapa macam zat warna dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada umumnya bakteri gram positif lebih peka terhadap pengaruh zat warna

daripada bakteri gram negatif. Hijau berlian, hijau malakit, fuchsin basa, kristal ungu sering dicampurkan kepada medium untuk mencegah pertumbuhanbakteri gram positif. Kristal ungu juga dipakai untuk mendesinfeksikan luka-luka pada kulit. Dalam penggunaan zat warna perlu diperhatikan supaya warna itu tidak sampai kena pakaian. 3. Klor dan senyawa klor Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit.Mekanisme kerjanya adalah menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara menghambat enzim-enzim yang terlibatdalam metabolisme karbohidrat . Kelebihan dari disinfektan ini adalah mudah digunakan, dan jenis mikroorganisme yang dapat dibunuh dengan senyawa ini juga cukup luas, meliputi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.Kelemahan dari

disinfektan berbahan dasar klorin adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah (suasana asam), meskipun sebenarnya pH rendah diperlukan untuk mencapai efektivitas optimum disinfektan ini. Klorin juga cepat terinaktivasi jika terpapar senyawa organik tertentu.

4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis Fenol adalah zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dalam koefesien fenol. Mekanisme kerja fenol sebagai desinfektan yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol bersifat bakteriostatik yaitu menghambat metabolisme bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma dan mendenaturasi protein sel. Persenyawaan fenolat dapat bersifat bakterisidal tergantung dosis atau konsentrasi yang digunakan.

Senyawa turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein sel dan membran sitoplasma mengalami lisis.

5. Kresol Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak d irusak oleh adanya bahan organik. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.

6. Alkohol Etanol 70 % lebih aktif pada bakteri gram negatif yaitu Escherichia coli dari pada bakteri gram positif. Etanol bersifat basa sehingga mekanisme etanol dalam mendesinfeksi bakteri dengan mendenaturasi protein yang ada di dalam bakteri dengan ionisasi gugus karboksil dan amino. Etanol (etil alkohol) umumnya digunakan untuk medesinfeksi kulit.

7. Formaldehida Bekerja melalui alkylation amino, karboksil, hidroksil dan sulfydryl grup. Dapat menyebabkan kerusakan asam nukleat pada sel bakteri.Dapat membunuh hampir semua mikroorganisme termasuk spora. Grup sulfydril dialkilasi dengan cara penggantian atom hydrogen secara langsung dengan grup hidroksi metil. Bersifat bakteriostatik. Reaksi grup sulfidril pada protein enzim adalah sebagai berikut :

8. Etilen Oksida Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi.

9. Hidogen Peroksida Hidrogen peroksida bekerja dengan cara menghasilkan hidroksil radikal bebas yang dapat merusak protein dan dna.

10. Betapropiolakton Merupakan agen alkilasi dan bertindak melalui alkilasi karboksil dan hidroksilkelompok

11. Senyawa ammonium kuartener Pada senyawa ini memiliki bahan aktif permukaan bakterisida yaitu senyawa kationik yang memiliki residu hidrofobik diseimbangkan dengan muatan positif grup hidrofilik seperti inti ammonium kuartener. Ketika bakteri

terpapar ini maka grup yang bermuatan positif akan berhubungan dengan grup fosfat fosfolipid membran, sedangkan bagian nonpolar akan menembus ke dalam interior hidrofobik membran. Hal ini menyebabkan membrane

kehilangan semipermeabilitasnya dan kebocoran senyawa yang mengandung nitrogen dan fosfor. Bahan kationik dapat memasuki sel dan mendenaturasi protein.

12. Sabun dan Detergen Sabun dan detergen bekerja terhadap ruang antarmuka antara lipid yang mengandung membran sel bakteri dan daerah sekitarnya yang media berair. Senyawa ini memiliki hidrokarbon rantai panjang yang larut dalam lemak dan ion penukar yang larut dalam air. Karena mengandung kedua subtituen ini maka dapat mengganggu membran dan menyebabkan kebocoran sel pada bakteri.

Soeharmie.2010. DISINFEKTAN. Available at : http://soeharmiekav45.wordpress.com/2010/06/01/desinfektan/

Você também pode gostar