Você está na página 1de 9

Analisis Penulisan Judul Sebuah Artikel

Pendahuluan
Judul merupakan bagian penting dari sebuah berita.Dengan melihat judul saja kita dapat mengetahui isi sebuah berita. Deborah Potter dalam bukunya Jurnalisme Independen mengatakan Judul berita tidak hanya sekedar ringkasan berita tapi juga iklan berita yang membuat khalayak atau pembaca segera bisa menangkap ide berita. Judul ibarat etalase sebuah berita atau tulisan agar orang dapat melihat apa yang disajikan media kepada mereka. Judul tidak hanya sekedar memampatkan lead berita menjadi beberapa kata saja, tetapi juga harus menarik perhatian pembaca, membantu menyusun berita dihalaman-halaman koran, dan menunjukkan betapa pentingnya setiap berita

Sebuah judul yang bagus harus memenuhi empat kriteria penting yaitu :

1. 2. 3. 4.

Benar Sesuai dengan isi berita Harus menjual berita Menerangkan berita dan menghias berita.

Joel Pisetzner, seorang Redaktur koran Amerika dalam (Buku Jurnalisme Independen) berpendapat; Menciptakan judul berita sama dengan bermain teka-teki potongan gambar, sama dengan merakit sebuah catatan tentang penculikan, mengaduk-mengaduk lagi, mencampur dan mencocokkan. Karena itu ada beberapa hal yang harus dihindari dalam menentukan judul beri ta. 1. Harus menghindari kata-kata usang atau ungkapan yang berlebihan. 2. Harus hati-hati dengan permainan kata-kata dengan arti ganda. 3. Yang ada dalam judul harus ada dalam berita. 4. Akurat, jujur dan tidak menyesatkan.

Beberapa ketentuan lain dalam membuat sebuah judul artikel diantaranya :


1. Penulisan judul artikel atau tulisan/berita harus menggunakan huruf kapital pada setiap huruf awal kata yang digunakan, kecuali kata sambung (dan, oleh, yang, dsb) dan kata penunjuk tempat (di, ke). Contoh: Rahasia di Balik Kehidupan Elvis Untuk judul tulisan yang menggunakan sub judul (terdiri lebih dari 1 frasa/kalimat), berlaku ketentuan: judul pokok menggunakan huruf kapital semua, diikuti tanda titik dua, dan kemudian sub judul menggunakan huruf kapital di awal katakatanya saja. Contoh: HATIKU MERANA: Kenangan yang Tidak Terlupakan Penggunaan akronim (singkatan) sangat terbatas pada akronim yang sudah baku seperti PMI, UNESCO, RI, dan lain-lain, serta singkatan yang sudah sangat umum dikenal masyarakat, seperti SBYJK, Wapres, PDI-P, dan lain-lain.

2.

3.

Studi kasus!
Calo Karbon Gerayangi Delegasi Indonesia
NUSA DUA-Indonesia memiliki jutaan hektar hutan yang bakal dijual dalam skema perdagangan karbon. Calo-calo perdagangan karbon diduga telah gentayangan didalam delegasi Indonesia. Dikhawatirkan keuntungan perdagangan karbon hanya akan dinikmati oleh para broker.Calo-calo karbon sekarang sudah mengelilingi dan menjadi bagian dari delegasi Indonesia , kata Direktur Eksekutif Nasional Walhi Chalid Muhammad Di Bali International Covention Center rabu, (5/12)

Koreksi!
1. Seperti judul berita diatas, judul berita tidak menggambarkan fakta yang sebenarnya. Pilihan katagerayangi dalam judul terlalu berlebihan dan menyesatkan pembaca. Jika kita membaca judul ini yang tergambar dalam benak pembaca adalah ada calo-calo karbon yang melakukan tindakan tak senonoh/menggerayangi Delegasi Indonesia. Demikian juga kata gentayangandalam tubuh berita, jika kita ilustrasikan gentayangan merupakan sebuah ungkapan kata yang ditujukan kepada sesosok hantu yang menampilkan wujudnya dan berjalan tanpa arah. Deborah Potter menyebutkan, wartawan harus menghindari penggunaan kata-kata atau ungkapan berlebihan yang mungkin hanya akan membingungkan dan menyesatkan pemahaman khalayak saja. Judul harus ditulis bahasa sederhana dan langsung.

2.

Koreksi!
Dan ternyata dalam tubuh berita faktanya bukan seperti itu, Ini adalah informasi pertemuan tingkat tinggi konfrensi PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC) yang berlangsung di Bali. Dalam pertemuan tersebut, beberapa calo karbon diduga masuk sebagai anggota Delegasi Indonesia yang dianggap akan mempengaruhi kebijakan Delegasi Indonesia tentang jual-beli gas karbon. Ini juga masih dugaan karena belum diketahui siapa calo-calo gas karbon tersebut.

Referensi :
Lalengke Wilson. KabarIndoensia.com

Você também pode gostar