Você está na página 1de 6

Aset bank di Indonesia masih dikuasai 10 bank besar di Indonesia.

Dari total aset bank selama April 2011 sebesar Rp3.069,09 triliun, sekitar 63,46 persen dikuasai 10 bank besar atau senilai Rp1.947,58 triliun. Berdasarkan data Statistik Perbankan Bank Indonesia, jumlah aset bank pada April itu meningkat Rp3,26 triliun dalam sebulan jika dibanding Maret 2011 sebesar Rp3.065,82 triliun. Sementara itu, selama setahun, aset bank naik Rp492,85 triliun jika dibanding April 2010 sebesar Rp2.576,23 triliun. Aset bank terbesar pada April terdapat di bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Total aset bank BUMN itu sebesar Rp1.086,62 triliun dan bank umum swasta sebesar Rp1.249,24 triliun. Bank Mandiri masih menjadi bank terbesar dari sisi aset, yaitu Rp418,176 triliun atau menguasai pangsa pasar 13,69 persen. Aset Bank Mandiri pada April 2010 sebesar Rp368,05 triliun (14,29 persen). Peringkat dua juga tidak berubah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mencatat aset sebesar Rp364,44 triliun per April 2011 (11,8 persen). Sedangkan aset BRI pada April 2010 mencapai Rp319,28 triliun (12,39 persen). Berikut peringkat bank berdasarkan aset (per April 2011): Pangsa No Bank Aset Pasar Rp418,176 13,63 1 PT Bank Mandiri Tbk triliun persen PT Bank Rakyat Rp364,444 11,87 2 Indonesia Tbk triliun persen PT Bank Central Rp329,494 10,74 3 Asia triliun persen PT Bank Negara Rp233,538 7,61 4 Indonesia Tbk triliun persen PT Bank CIMB Rp146,104 4,76 5 Niaga Tbk triliun persen PT Bank Danamon Rp118,768 3,87 6 Indonesia Tbk triliun persen PT Pan Indonesia Rp110,239 3,59 7 Bank Tbk triliun persen PT Bank Permata Rp82,04 2,67 8 Tbk triliun persen Rp74,307 2,42 9 PT BII Tbk triliun persen PT Bank Tabungan Rp70,471 2,3 10 Negara Tbk triliun persen Total Rp1.947,58 triliun 63,46 persen

Kinerja 5 Bank Terbesar di Indonesia Triwulan Pertama 2011 Kenaikan BI rate di awal tahun ternyata tidak terlalu mempengaruhi kinerja perbankan Indonesia, di triwulan pertama ini perbankan Indonesia terus tumbuh baik dalam perkembangan aset ataupun laba. Berikut adalah aset dan laba 5 bank terbesar di Indonesia pada triwulan 1 2011: Tabel 1 Aset 5 bank terbesar di Indonesia Triwulan 1 2011 Bank Aset (Rp Trilliun) Growth Y-o-Y Q1 2010 Q1 2011 Bank Mandiri 399.34 466.08 16.71% BRI 303.84 366.73 20.70% BCA 284.23 326.47 14.86% BNI 215.66 244.37 13.31% CIMB Niaga 114.59 149.05 30.07% Sumber: laporan keuangan masing-masing bank Q1 2011 Tabel 2 Laba bersih 5 bank terbesar di Indonesia Triwulan 1 2011 Bank Laba bersih (Rp Milyar) Growth Y-o-Y Q1 2010 Q1 2011 Bank Mandiri 2,003 3,780 88.72% BRI 2,151 3,260 51.56% BCA 1,931 2,016 4.40% BNI 1,026 1,252 22.03% CIMB Niaga 524 728 38.93% Sumber: laporan keuangan masing-masing bank Q1 2011 Dari data diatas kita bisa lihat bahwa CIMB Niaga tumbuh cukup pesat selama setahun terakhir diikuti dengan BRI dan kemudian oleh Bank Mandiri, peningkatan aset ini sesuai dengan rencana bank untuk terus melakukan ekspansi bisnis. Pada triwulan pertama ini laba bersih Bank Mandiri meningkat cukup besar dikarenakan adanya pendapatan dari hasil IPO Garuda, bila pendapatan tersebut dikeluarkan maka laba bersih Bank Mandiri masih kalah dari laba bersih BRI. Kinerja Bank Mandiri Laporan Posisi Keuangan/Neraca Pada triwulan 1 ini ini Aset Bank Mandiri tumbuh sebesar 16.71% bila dibandingkan Q1 2010. Pertumbuhan aset ini sebagian besar berasal dari peningkatan jumlah kredit yang diberikan sebesar 24.7% dari Rp. 201.9 Triliun (Q1 2010) menjadi Rp. 251.8 Triliun (Q1 2011), peningkatan kredit terbesar berasal dari segmen consumer, micro, small dan commercial. Di lain pihak net NPL (non performing loan) Bank Mandiri masih berada dibawah 1% yaitu 0.67%. Dari aset Bank Mandiri sebesar Rp. 466 Triliun masih terdapat obligasi rekap dari pemerintah (sisa krisis ekonomi 1998) sebesar Rp. 78 Triliun (suku bunga rendah), hal ini membuat tidak semua

aset Bank Mandiri bisa dimanfaatkan untuk pemberian kredit. Dana pihak ketiga Bank Mandiri pada triwulan 1 adalah sebesar Rp. 356.7 Triliun atau tumbuh sebesar 14% dari tahun sebelumnya, dengan presentase dana murah sebesar 56.9%. Laporan Rugi Laba Pendapatan bunga bersih Bank Mandiri triwulan 1 2011 adalah sebesar Rp. 5,837 Milyar, NIM (selisih pendapatan bunga dan beban bunga) sebesar 5.08% atau turun 1.5% (Y-o-Y) dengan yield on asset 8.65% dan cost of fund 3.77%. Fee based income (termasuk pendapatan perusahaan anak) Bank Mandiri Q1 2011 sebesar Rp. 1,497 Milyar atau meningkat 37.5% (Y-oY). Laba bersih Bank Mandiri bila tidak memperhitungkan hasil IPO Garuda adalah Rp. 2,681 Milyar dan bila memperhitungkan hasil IPO Garuda Rp. 3,780 Milyar. Rencana 2011 Fokus Bank Mandiri pada 2011 adalah pada 3 pilar yaitu: wholesale transaction banking, retail deposit dan retail financing. Untuk itu Bank Mandiri terus melakukan inovasi diantara dengan meluncurkan layanan mobile banking dan terus melakukan ekspansi dengan membangun 2,000 mesin ATM baru, 45,000 mesin EDC, 400 cabang mikro baru, 60 cabang baru dan melakukan investasi di sumber daya manusia dan IT untuk bisa menunjang pertumbuhan Bank. Kinerja BRI Laporan Posisi Keuangan/Neraca Pada triwulan 1 ini Aset BRI tumbuh sebesar 20.78% bila dibandingkan Q1 2010. Pertumbuhan aset ini sebagian besar berasal dari peningkatan jumlah kredit yang diberikan sebesar 19.24% dari Rp. 208.9 Triliun (Q1 2010) menjadi Rp. 249.1 Triliun (Q1 2011), peningkatan kredit terbesar berasal dari segmen consumer, micro, dan small commercial. Di lain pihak net NPL (non performing loan) BRI masih berada dibawah 1% yaitu 0.76%. Dari total kredit BRI hampir 76% nya berasal dari segmen yang menghasilkan pendapatan bunga lumayan tinggi yaitu consumer (21.2%), micro (31.7%) dan small commercial (23.3%), hal inilah yang membuat NIM BRI cukup tinggi bila dibandingkan dengan Bank Mandiri. Dana pihak ketiga BRI pada triwulan pertama ini adalah sebesar Rp. 290.6 Triliun atau tumbuh sebesar 20.32% dari tahun sebelumnya, dengan presentase dana murah sebesar 55.8%. Laporan Rugi Laba Pendapatan bunga BRI triwulan pertama ini adalah Rp. 11,355 Milyar, NIM (selisih pendapatan bunga dan beban bunga) sebesar 9.67% dengan cost of fund 4.85%. Fee based income BRI Q1 2011 sebesar Rp. 1,219 Milyar atau meningkat 26.49% (Y-o-Y). Laba bersih BRI adalah Rp. 3,260 Milyar atau meningkat 51.56% bila dibandingkan Q1 2010. Rencana 2011 BRI sebagai market leader untuk kredit mikro dan kecil akan terus berusaha mempertahankan posisinya dengan cara terus melakukan ekspansi dan inovasi diantaranya dengan membangun 400 Teras BRI baru pada tahun ini. Disamping itu BRI juga akan terus berupaya menjadi Bank dengan Aset terbesar di Indonesia mengalahkan Bank Mandiri. Kinerja BCA

Laporan Posisi Keuangan/Neraca Pada triwulan 1 ini Aset BCA tumbuh sebesar 14.9% bila dibandingkan Q1 2010. Pertumbuhan aset ini sebagian besar berasal dari peningkatan jumlah kredit yang diberikan sebesar 24.4% dari Rp. 120.8 Triliun (Q1 2010) menjadi Rp. 150.3 Triliun (Q1 2011), peningkatan kredit terbesar berasal dari segmen consumer loan 36.2%. Di lain pihak net NPL (non performing loan) BRI masih berada dibawah 1% yaitu 0.7%. Sampai Q1 2011 Loan Deposit Ratio BCA masih 54.4% atau masih jauh dari ketentuan Bank Indonesia (78%), hal ini membuat BCA harus banyak menaruh dananya di Bank Indonesia. Dana pihak ketiga BCA pada Q1 ini adalah sebesar Rp. 275.8 Triliun atau tumbuh sebesar 13.8% dari tahun sebelumnya, dengan presentase dana murah sebesar 76.6%. Laporan Rugi Laba Pendapatan bunga bersih BCA Q1 2011 sebesar Rp. 3,847 Milyar atau meningkat 40.7% (Y-oY), NIM (selisih pendapatan bunga dan beban bunga) sebesar 5.42% dengan yield on asset 8% dan cost of fund 2.76%. Fee based income BCA Q1 2011 sebesar Rp. 1,576 Milyar atau turun 19.5% (Y-o-Y). Laba bersih BCA adalah Rp. 2,016 Milyar atau meningkat tipis sebesar 4.4% bila dibandingkan Q1 2010. Rencana 2011 Di tahun 2011 ini BCA berencana untuk meningkatkan kegiatan transaksional banking yang sudah cukup baik, serta meningkatkan pemberian kredit kesemua segmen. Ekspansi kredit ini didukung dengan cost of fund yang lebih rendah dibandingkan dengan bank bank lain. Kinerja BNI Laporan Posisi Keuangan/Neraca Pada triwulan 1 ini Aset BNI tumbuh sebesar 13.3% bila dibandingkan Q1 2010. Pertumbuhan aset ini sebagian besar berasal dari peningkatan jumlah kredit yang diberikan sebesar 16.6% dari Rp. 118.8 Triliun (Q1 2010) menjadi Rp. 138.6 Triliun (Q1 2011), peningkatan kredit terbesar berasal dari segmen consumer loan 29.8% dan corporate loan 26.4% dan. Di lain pihak gross NPL (non performing loan) BNI 4.09%. Dana pihak ketiga BNI pada Q1 ini adalah sebesar Rp. 188.6 Triliun atau tumbuh sebesar 7.8% dari tahun sebelumnya, dengan presentase dana murah sebesar 60%. Laporan Rugi Laba Pendapatan bunga bersih BNI Q1 2011 sebesar Rp. 2,891 Milyar atau hampir sama dengan posisi Q1 2010, NIM (selisih pendapatan bunga dan beban bunga) sebesar 5.7%. Fee based income BNI Q1 2011 sebesar Rp. 1,485 Milyar atau naik 7.8% (Y-o-Y). Laba bersih BNI adalah Rp. 1,252 Milyar atau meningkat sebesar 22.1% bila dibandingkan Q1 2010. Rencana 2011 Di tahun 2011 ini BNI akan fokus kepada segmen business banking serta consumer & retail banking, disamping itu BNI juga akan fokus untuk meningkatkan dana murah dan meningkatkan fee based income.

Kinerja CIMB Niaga Laporan Posisi Keuangan/Neraca Pada Q1 2011 ini Aset CIMB Niaga tumbuh sebesar 30% bila dibandingkan Q1 2010. Pertumbuhan aset ini sebagian besar berasal dari peningkatan kredit yang diberikan sebesar 31% dari Rp. 83.7 Triliun (Q1 2010) menjadi Rp. 109.9 Triliun (Q1 2011), peningkatan kredit terbesar berasal dari segmen retail loan 32% dan corporate loan 34%. Di lain pihak gross NPL (non performing loan) CIMB Niaga 2.9%. Dana pihak ketiga CIMB Niaga pada Q1 ini adalah sebesar Rp. 120.55 Triliun atau tumbuh sebesar 29% dari tahun sebelumnya, dengan presentase dana murah sebesar 57.7%. Laporan Rugi Laba Pendapatan bunga bersih CIMB Niaga Q1 2011 sebesar Rp. 1,876 Milyar atau tumbuh 13 % (Yo-Y), NIM (selisih pendapatan bunga dan beban bunga) sebesar 5.51%. Fee based income CIMB Niaga Q1 2011 sebesar Rp. 573 Milyar atau naik 92% (Y-o-Y). Laba bersih CIMB Niaga adalah Rp. 728 Milyar atau meningkat sebesar 39% bila dibandingkan Q1 2010. Rencana 2011 Di tahun 2011 ini CIMB Niaga akan fokus kepada high margin business, peningkatan dana murah, diversifikasi sumber pendapatan bank, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan efisiensi. KESIMPULAN Kenaikan aset 5 bank terbesar di Indonesia pada triwulan pertama 2011 sebagian besar disebabkan dari peningkatan kredit yang diberikan, terlebih pada segmen micro, small dan consumer dimana pada segmen-segmen tersebut menghasilkan pendapatan bunga yang cukup besar bila dibandingkan dengan segmen corporate. Selain berfokus pada peningkatan pendapatan bunga, bank saat ini juga fokus untuk meningkatkan fee based income, hal ini dilakukan untuk mendiversifikasi sumber pendapatan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. PROYEKSI KE DEPAN Prospek perbankan Indonesia tahun ini masih cukup bagus apalagi didukung dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6% yang sebagian besar didorong oleh konsumsi masyarakat, BI sendiri memproyeksikan pertumbuhan kredit yang diberikan tahun ini sebesar 15-20%. Akan tetapi ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian yaitu: 1. Kondisi perekonomian global. Di era globalisasi seperti sekarang ini, kondisi perekonomian suatu negara akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global. Kenaikan harga sebuah produk di pasar dunia (khususnya minyak) akan mempengaruhi perekonomian suatu negara, jika harga minyak terus naik maka pemerintah bisa menaikkan harga BBM yang bisa mendorong inflasi yang ujung-ujungnya bisa menaikkan kredit macet. Selain itu peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara lain bisa mempengaruhi negara lain, seperti peristiwa gempa jepang yang bisa menganggu kinerja debitur yang mempunyai bisnis dengan jepang (baik secara langsung maupun tidak langsung). Untuk mengantisipasi halhal tersebut maka Bank harus secara terus-menerus melakukan monitoring terhadap kondisi

ekonomi, kredit yang mereka berikan, kondisi usaha debitur dan kalau perlu melakukan stress test. 2. Regulasi perbankan. Industri perbankan adalah industri yang mempunyai banyak sekali aturan. Setiap aturan pasti akan mempengaruhi bisnis bank, seperti aturan mengenai LDR 78% yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Aturan tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang baik untuk mendorong bank agar lebih sering menyalurkan kredit kepada masyarakat, akan tetapi aturan ini juga bisa mempunyai efek negatif dimasa yang akan datang. Untuk mencapai LDR yang sesuai dengan aturan (78%) maka bank yang LDR nya dibawah itu bisa saja memperlonggar persyaratan kredit kepada nasabah dan akhirnya kualitas kredit yang diberikan kurang bagus. Untuk mengatasi hal ini bank harus bisa membuat sistem dimana kredit bisa tetap ekspansif tanpa mengurangi kualitas dari kredit yang diberikan, selain itu Bank Indonesia sebagai regulator juga harus bisa mengawasi perbankan dengan baik. 3. Kasus-kasus perbankan. Kasus perbankan yang terjadi akhir-akhir ini mau tidak mau akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap bank, di sisi lain hal ini juga akan membuat regulasi semakin ketat sehingga akan mempengaruhi bisnis bank. Oleh karena itu bank dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi akibat kasus-kasus perbankan, agar bisa survive dan terus maju menghadapi persaingan. DISCLAIMER Informasi keuangan triwulan pertama 5 bank terbesar di Indonesia beserta rencana tahun 2011 diperoleh dari website bank tersebut, sedangkan proyeksi kedepan berasal dari pemahaman dengan membaca beberapa surat kabar yang membahas mengenai industri perbankan.

Você também pode gostar