Você está na página 1de 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pimpinan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul Asma pada dewasa ini. Berbagai cara telah dilakukan dalam rangka penyelesaian makalah ini. Makalah ini tersusun atas prakarsa dari dosen pembimbing Ns.Yetty Mongdong, S.Kep yang banyak memberikan masukan kepada kami demi peningkatan mutu ilmu Keperawatan. Dalam penyelesaian makalah ini tidak lepas berkat kerjasama rekanrekan kelompok yang turut membantu baik secara moril maupun material. Penulisan makalah ini masih sangat banyak kekurangannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan baik dari cara penulisan, penyusunan maupun kurangnya referensi kepustakaan serta keterbatasan-keterbatasan lainnya. Atas perhatian diucapkan terima kasih.

Tomohon, Juli 2011 PENULIS

ANEKE BEE PARU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN

. . . 4

. 2 3 3

. 3 4-6 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. DEFINISI B. ETIOLOGI C. KLASIFIKASI D. GEJALA DAN TANDA F. KOMPLIKASI G. PENATALAKSANAAN

4 5 5-6 6 6 7-15 16 16 16 18

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK .

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesehatan ibu dan anak amat menentukan untuk tercapainya kualitas hidup yang baik pada keluarga dan masyarakat. Dewasa ini, kita dihadapkan pada masih tingginya angka kematian ibu dan kematian anak dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN yang menuntut tenaga kesehatan terutama di bidang keperawatan, agar mampu berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan.( Salmah et al , 2006 ). Pada makalah ini akan dibahas tentang ASMA pada Dewasa.

B. Tujuan Untuk mengetahui definisi ASMA Untuk mengetahui etiologi ASMA Untuk mengetahui klasifikasi ASMA. Untuk mengetahui gejala dan tanda ASMA. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang untuk dapat menegakkan diagnose ASMA. Untuk mengetahui komplikasi ASMA. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada pasien ASMA. Untuk bahan perbandingan penelitian selanjutnya, dokumentasi dan sebagai tambahan pustaka.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Asma adalah penyakit yang ditandai dengan obstruksi jalan nafas, kambuhan dan reversible dengan episode intermiten mengi dan dispnea. Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi obstruksi jalan nafas umumnya bersifat reversible, namun dapat berkurang reversible bahkan relative non reversible tergantung berat dan lamanya penyakit. Gejala serangan Asma sangat bervariasi dari waktu ke waktu baik dalam hal sifat, berat dan lamanya. Serangan dapat terjadi sangat ringan, singkat dan sembuh spontan. Namun sebaikanya dapat pula terjadi sangat berat, berlangsung lama sehingga sulit ditanggulangi.

B. Etiologi 1. Allergen : zat/bahan yang bisa menimbulkan alergi 2. Stimulasi pharmacology : aspirasi zat warna 3. Lingkungan dan polusi udara 4. Infeksi-infeksi saluran nafas

C. Klasifikasi a) Asma Akut Berat Adanya sesak nafas mendadak disertai bising mengi yang terdengar di seluruh lapangan paru. b) Asmatikus Suatu keadaan darurat medik berupa serangan asma berat kemudian bertambah berat yang refsakter bila setelah satu sampai dua jam pemebrian obat untuk serangan asma akut seperti adrenalin, subcutan, aninufilin intravena atau agonis B-2 tidak ada perbalikan atau masalah memburuk.

D. Gejala dan Tanda Asma Akut 1) Bising mengi dan sesak napas berat hingga tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dengan sekali napas atau kesulitan dalam bergerak. 2) Frekuensi napas lebih dari 25 kali / menit

3) Denyut nadi lebih dari 110 kali / menit 4) Arus puncak ekspirasi (APE) < 50% nilai dugaan atau nilai tertinggi yang pernah dicapai atau <20 liter / menit. 5) Penurunan tekanan darah sistolik pada waktu inspirasi, pulsus paradoksus lebih dari 10 mmHg. Status Asmatikus 1) Mengi yang tedengar tanpa bantuan stetoskop. 2) Susah bernapas 3) Ortopnea 4) Dehidrasi 5) Sianosis 6) Gelisah 7) Takikardi 8) Batuk 9) Lemah 10) Ketakutan 11) Penggunaan otot-otot asesori pernapasan / cuping hidung, tetrasi sternum, pengangkutan bahu saat bernapas. 12) Pulsus paradoks

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG GDA menunjukkan hipokapmia ( PaCO2, kurang dari 35 mmHg ). Disebabkan menurunnya perfusi ventilasi, selanjutnya PaCO2, meningkat diatas normal sesuai dengan meningkatnya tekanan jalan napas. Jumlah Sel Darah (JSD) menunjukkan adanya peningkatan kadar esinofil. Pemeriksaan fungsi paru-paru menunjukkan penurunan kekuatan kapasitas vital. Pengumpulan sample sputum untuk pemeriksaan kultur dan tes sinsivitus untuk menentukan infeksi dan mengidentifikasi antimikroba yang cocok dalam mengobati infeksi yang terjadi. Sinar-X paru memperlihatkan distensi alveoli.

F. KOMPLIKASI Hipertensi purmonal, aritmia jantung Pneumotoraks Pneumomediastinum dan empisema subkutis Atelektasis

Aspergilosis Bronkopulmonal Alergik Gagal nafas Bronkitis

G. PENATALAKSANAAN Prinsip penatalaksanaan asma adalah: 1. Menghilangkan edema bronkus, hipersekresi mucus, bronkospasme dan inbalanco ventilasi perfusi paru-paru 2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang menjadipencetus ashma Penatalaksanaan ashma bronchial dapat dibagi : 1. Terapi obat-obatan : bronkodialator, ekspektoran, kortikosteroid, antibiotika 2. Menyingkirkan/menghindari faktor pencetus Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada pengobatan: Fisiologi Psikoterapi : bila penderita menunjukkan keadaan ansietas atau depresi Penanganan pada penderita dan keluarga

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN I. PENGKAJIAN

a) Identitas Pasien Nama Umur Alamat Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Suku/Bangsa Agama Status No. RM Tanggal MRS Tanggal Pengkajian Ruang perawatan : : : : : : : : : : : : :

2. Penangguna Jawab Nama Umur Alamat Pekerjaan Hubungan dengan Penderita : ; : : :

b) Keluhan Utama : Sesak napas

c) Riwayat kesehatan sekarang: Klien sesak bernapas, mengi terdengar, penggunaan otot-otot pernapasan (cuping hidung, retratsi sternum, pengangkatan bahu sewaktu bernapas), dehidrasi, sianosis, gelisah, takikardi, diaforesis, lemah, ketakutan, dan batuk.

d) Riwayat kesehatan dahulu: Pernah MRS dengan keluhan yang sama.

e) Keadaan pasien o o o Keadaan umum Kesadaran Observasi vital sign : tampak lemah : Compos Mentis : penurunan tekanan darah pada waktu

inspirasi, pulsus paradoksus lebih dari 10 mmHg.

f)

Pemeriksaan Fisik o o o o o o o o o Kepala Wajah Mata Telinga Hidung Mulut Leher Kulit Dada : simetris, tidak ada kelainan : simetris, tidak ada kelainan : sklera putih, konjungtiva merah muda : simetris, tidak ada kelainan : pernapasan cuping hidung : membran mukosa kering : tidak ada kelainan : turgor kulit menurun, warna kulit abu-abu (sianosis) : 1. inspeksi Pergerakan simetris, bentuk barel chest, penggunaan otot-otot asesori pernapasan (retraksi sterum). 2. auskultasi terdengar bunyi ronkhi atau wheezing, bunyi

napasnya adalah mungkin redup dengan ekspirasi mengi, menyebar. 3. palpasi penurunan vokal fremitus o o o Abdomen : tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas atas : simetris, tidak ada kelainan Ekstremitas bawah: simetris, tidak ada kelainan 1. Bersihkan jalan napas tidak efektif, takipnea 2. pernapasan cepat, dalam, lambat, fase ekspirasi memanjang

menggunakan otot bantu pernapasan. 3. denyut nadi artri carotis kuat, tidaka ada pendarahan, warna kulit abuabu / cianosis, perifer dingin, berkeringat seluruh tubuh. 4. berespon terhadap suara, respon pupil baik dan tidak melebar.

g) PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM Asma

Masuknya zat alergen di saluran pernapasan

Menempel Pada Sel Mastoid

Ikatan antara Alergen dan Lg. E

(serangkian reaksi) Pelepasan Mediator Limia Seperti Histania, Leotoksin, Prostaglandia, Eosinophil, dan lain-lain

(menyebabkan) Odema Mukosa, Hiperaksi Kelenjar Mukosa, dan Infiltrasi

Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Kompensasi tubuh terhadap adanya kekurangan suplai O2 Obstruksi

Sesak Napas Pola Napas Tidak Efektif

h) Pola kegiatan sehari-hari (Gordon) a. Pola Persepsi Management Kesehatan : Tindakan pasien setelah mendapat serangan asma adalah minum obat asma Pasien mendapat serangan jika cuaca dingin dan berdebu. Pasien merasa lelah jika bekerja setelah > 1 jam.

b. Pola Nutrisi Metabolic 1. Makanan Jika makan tidak merasa mual/muntah Porsi makan tidak berkurang Tidak terjadi gangguan menelan

2. Minuman Jumlah air yang diminum Jenis air yang diminum : :

c. Pola Eliminasi Buang Air Kecil : Rasa Nyeri, frekuensi BAK, warna urine, bau urine. Buang Air Besar : Rasa nyeri , frekuensi, konsistensi, warna faeces, d. Pola Aktivitas dan Latihan 1. Mobilisasi Aktivitas : Bisa dilakukan sendiri/pakai alat bantu. Gangguan lain yang dirasakan pasien saat beraktivitas adalah kelelahan. 2. Respirasi sesak nafas setelah bekerja > 1jam.

e. Pola Tidur/Istirahat : Waktu istirahat apakah cukup. f. Pola Kognitif Perceptual Status Mental Kemampuan berbicara, membaca dan interaksi Penglihatan Pasien

g. Pola Persepsi/Konsep Diri Harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri serta ideal diri pasien tidak terganggu.

10

h. Pola Peran Hubungan Peran dan hubungan pasien dengan orang-orang terdekat : baik. i. Pola Seksual/Reproduksi Dampak sakit terhadap pola seksual pasien akan terganggu. j. Pola Koping Toleransi. Masalah utama pasien selama ini adalah penyakit asma yang dialami sudah cukup lama. k. Pola Nilai Kepercayaan. Agama yang dianut pasien. Apakah pasien taat menjalankan ibadah Apakah pasien yakin akan sembuh dari penyakit.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pengertian : ketidakmampuan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga bersihan jalan napas. Batasan karakteristik: Dispnea Penurunan suara napas Suara napas tambahan : rales,crakles,ronkhi,wheezing Batuk tidak efektif atau tak dapat batuk Produksi sputum Perubahan ritme dan frekuensi pernapasan

Faktor yang berhubungan : A. Obstruksi jalan napas Spasme jalan napas Mucus banyak Sekresi yang bertahan

B. Fisiologi Penyakit paru obstruksi kronik Infeksi

11

NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION ( NOC ) Defenisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna memperthankan jalan napas yang bersih . Hasil yang disarankan : Kontrol Aspirasi . Status pernapasan : airway patency ( kepatenan jalan napas ) Status pernapasan : pertukaran gas Status pernapasan : ventilasi

Hasil yang ditambahkan : Kemampuan kognitif Tingkatan kesenangan Daya tahan Kontrol hipersensitif kekebalan tubuh Status infeksi Fungsi otot Status persarafan Tingkatan / derajat nyeri Kontrol gejala Perawatan sikap : keadaan sakit atau luka

NURSING INTERVENSIONS CLASSIFICATION ( NIC ) Defenisi : Suatu keadaan seseorang tidak dapat untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk memeprtahankan jalan napas yang paten . Intervensi yang disarankan : PENANGANAN / PELAKSANAAN JALAN NAFAS Pengertian : suatu usaha yang tepat / nyata untuk memudahkan jalan nafas. PENATALAKSANAAN : 1. Buka jalan nafas, dengan menggunakan teknik angkat dagu dan dorong rahang bawah (mandibula) secara tepat. 2. 3. Posisi pasien berada dalam keadaan ventilasi maksimal. Identifikasi / tentukan pasien yang benar benar memerlukan jalan nafas buatan. 4. 5. 6. Lakukan jalan nafas lewat mulut (oral ) atau nasfaring secara tepat. Lakukan penangan fisik dinding dada secara tepat. Bersihkan lendir dengan cara merangsang batuk atau dengan bantuan suction(alat penghisap lendir).

12

7.

Dirangsang secara perlahan, menarik napas dalam, secara bergantian, dan batukkan.

8. 9. 10.

Beri petunjuk bagaiman cara batuk yang tepat. Bantu dangan alat spirometer intensif, secara tepat. Auskultasi (dengarkan) suara pernafasan, tidak adakah daerah yang terdapat penurunan atau hilang ventilasi (sirkulasi) dan munculnya suara pernapasan.

11.

Lakukan pengisapan lendir lewat endotracheal (mulut) atau nasotrachel(hidung).

12. 13. 14. 15. 16. 17.

Gunakan bronchodilator, secara tepat. Jelaskan kepada pasien bagaimana penggunaan inhaler secara tepat. Gunakan penanganan aerosol secara tepat. Gunakan penanganan ultrasonik nebulizer secara tepat. Gunakan udara atau oksigen secara tepat. Atur pemberian cairan sampai tercapai keseimbangan cairan yang optimal.

18. 19.

Posisi untuk mengurangi kesulitan bernafas diatur. Awasi keadaan nafas dan pemberian oksigen secara tepat.

2. Pola nafas tidak efektif b/d. Kekambuhan asma karena ketidakmampuan keluarga mengenal cara perawatan keluarga dengan penyakit asma. Pengertian adekuat. Batasan karakteristik : Penurunan tekanan inpirasi/ekspirasi Penuruna ventilasi permenit Penggunaan otot nafas tambahan untuk bernafas Pernafasan nasal faring Dispnea Orthopnea Penyimpangan dada Nafas pendek Posisi tubuh menunjukkan posisi 3 poin Nafas pursed-lip (dengan bibir) Ekspirasi memanjang Peningkatan diameter anterior-posterior Frekwensi nafas : : ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak

13

o o o o o o

Bayi 1-4 thn 5-14 thn > 14 thn

: < 25 atau > 60 : <20 atau > 30 : <20 atau >30 : <11 atau >24

Kedalaman nafas : Volume tidal dewasa saat istirahat 500 ml Volume tidal bayi 6-8 ml/kgBB

Timing rasio Penurunan kapsitas vital

a. NOC : RESPIRATORY STATUS : VENTILATION (0403) Domain Class Scale Indikasi : 040301 040302 040303 040305 040306 040307 040309 040313 040315 Jumlah pernafasan Ritme pernafasan Pernafasan dalam Istirahat cukup Pergerakan sputum keluar dari jalan udara Kekuatan vokal Aksesories tonus otot tidak ada Dispnue tidak ada Orthopnea tidak ada : Physiologic health (II) : Cardiopulmonary (E) : Extremely compromised to not compromised (a)

b. NIC : ACID-BASE MANAGEMENT (1910) Aktivitas : Pertahankan kepatenan jalan masuk IV Pertahankan jalan nafas Pantau ABC (acid-base management) dan tingkat elektrolit, jika didapatkan Pantau status hemodinamik yaitu CVP, MAP, PCWP, jika diperlukan

14

Pantau untuk kekurangan cairan (mis : muntah, diare, diuresis) jika diperlukan

Posisi untuk fasilitasi kekuatan ventilasi (mis : buka jalan nafas dan mengangkat kepala dari tempat tidur)

Pantau status pernafasan Berikan terapi oksigen, jika diperlukan

15

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Asma adalah penyempitan jalur pernafasan yang menyebabkan penderita sulit bernafas. Penderita asma umumnya memiliki jalur pernafasan yang sensitif sehingga hal-hal seperti debu, serbuk sari tumbuhan, bulu hewan, asap rokok, dan suhu dingin dapat menjadi pemicu terjadinya serangan asma. Ciri-ciri : Penderita mengalami kesulitan bernafas dan biasanya mengeluarkan bunyi mengik. Penderita tampak gugup atau tertekan (stress) Pada kasus yang parah, akan tampak kebiruan pada bibir, tangan, dan kaki; terkadang disertai kesulitan untuk berbicara.

B. Saran Pertolongan Pertama : 1. Tenangkan penderita 2. Bantu penderita untuk duduk secara perlahan dengan posisi badan sedikit condong ke depan. 3. Bantu penderita menggunakan obatnya. Biasanya dalam bentuk spray aerosol. Penderita asma umumnya sudah mengetahui cara penggunaan dan dosis dari obatnya. 4. Cek denyut nadi dan pernafasan penderita setiap 10 menit. 5. Apabila serangan asma terus berlanjut dan tidak tersedia obat-obatan, segera panggil ambulans dari rumah sakit terdekat dari tempat tinggal Anda.

16

DAFTAR PUSTAKA

Bunner and Suddarth , 2002 , Buku ajar , Keperawatan Medical Bedah , Edisi 8 , Volume 3 , EGC , Jakarta Budi Santoso, Keperawatan, Defenisi dan Klasifikasi . Nursing Outcomes Classification , 1997 . Nursing Intervension Classification , 1996 . Soeparman , 1990 , Ilmu Penyakit Dalam , Jilid 2 , Balai penerbit FKUI , Jakarta . Judith .M Welkinson , 2007 , Buku Saku Diagnosa Keperawatan denganIntervensi NIC dan kriteria hasil NOC , Edisi , 7 . NANDA Internasional , 2005 2006 , Panduan Diagnosa

17

Você também pode gostar