Você está na página 1de 6

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN AKUISISI (Pada perusahaan PT KALBE FARMA Tbk) Untuk periode 2006-2008 dan 2002-2004

Tahun 2006 ROI = ROA = ROE = EPS = OP = ROI and OA = OMP = = 23,1% = 17,64% 64,1 = 82,3% = 23,59% = 36,39%

Tahun 2007 ROI = ROA = ROE = EPS = = 103 = 34,22% = 51,92%

OP = ROI and OA = OMP = = 21,90% = 16,12%

= 83,87%

Tahun 2008 ROI = ROA = ROE = EPS = OP = ROI and OA = OMP = = 20,65%

Untuk tahun periode 2002-2004


Tahun 2002 ROI = ROA = ROE = EPS = OP = ROI and OA = OMP = = 21,72%

Tahun 2003 ROI = ROA = ROE = EPS = OP = ROI and OA = OMP = = 21,81%

Tahun 2004 ROI = ROA = ROE = EPS = OP = ROI and OA = OMP = 21,49% 24,32% 24,31% = 21.62%

1. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI) . Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan. Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha tersebut. Dengan kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang memberikan konstribusi terhadap pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba usaha) tidak dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga tidak diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi 2. Rasio Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets, ROA) .Dengan rasio akan nampak seberapa besar tingkat produktifitas seluruh aset. Perbedaan hasil perhitungan antara ROI dengan ROA akan diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset penunjang atau tidak produktif dan hasil sampingan perusahaan. 3. Rasio Laba Bersih atas Modal (Return on Equity) .Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal. Pengertian modal disini adalah semua modal yang tertanam di perusahaan, termasuk di dalamnya saldo laba (laba ditahan). 4. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share, EPS) Rasio ini untuk mengukur laba bersih per lembar saham (maksimum) yang mungkin diperoleh pemegang saham. Dikatakan maksimum, karena yang dibagi biasanya adalah kurang dari EPS. Rasio ini adalah satu-satunya rasio yang muncul di laporan keuangan, bisanya dicantumkan di bawah laba bersih 5. Operating Ratio. Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen. 6. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating Assets) Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktivaaktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan operasi sehari-hari. 7. Rasio Laba Usaha atas Penjualan (Operating Margin Ratio).Laba usaha (laba operasi) adalah laba dari kegiatan utama perusahaan. Oleh karena itu sudah seharusnya laba ini memberikan hasil lebih besar dibanding dari laba yang bukan utama.

Aanalisis PT KALBE FARMA Tbk. 1. Rata-rata ROI pada perusahaan PT KALBE FARMA Tbk sebelum akuisisi dan setelah akuisisi sebesar 31,32% : 29,90% disini Return of investment mengalami penurunan. 2. Rata-rata ROA pada perusahaan saat sebelum akuisisi dan sesudah akuisis sebesar 21,72% : 26,15%, kenaikan tersebut dikarenakan adanya kenaikan tingkat produktifitas perushaan. 3. Return on equity pada perusahaan ini saat sebelum aluisis dan sesudah akuisisi sebesar 104,8% : 40,27%, ROE ini mengalami penurunan yang signifikan hampir tiga kali lipat. Penurunan tersebut dikarenakan adanya penurunan investor terhadap perusahaan ini yang mungkin investor belum memahami pada persahaan yang baru tersebut. 4. Earning per shere pada perusahaan ini mengalami peningkatan yang semula 40,43% menjadi 78,80%, peningkatan tersebut disebabkan kinerja perusahaan setelah akuisisi berubah menjadi semakin baik, yang secara otomatis membuat harga saham yang beredar meningkat. 5. Operating ratio pada kasus ini mengalami peningkatan dari 79,60% menjadi 83,88%, peningkatan tersebut dikarenakan adanya peningkatan harga bahan baku yang suit di kendalikan. Semakin tinggi operating ratio semakin jelek kinerja perusahaan, karena hasil penjualan lebih banyak terserap pada bahan baku. 6. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha pada perusahaan ini mengalami sedikit penurunan sebelum akuisisi dan setelah akuisisi sekitar 2%, ini dikarenakan penurunan kinerja umum perusahaan. 7. Rasio Laba Usaha atas Penjualan, mengalami penurunan sekitar 4%, yang mungkin penurunan tersebut dikarenakan penjualan yang menurun dengan adanya produk-produk baru yang di keluarkan setelah diakuisisi.

Você também pode gostar