Você está na página 1de 21

KEBIJAKAN PEMERIKSAAN BPK DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Disampaikan oleh: Hasan Bisri Anggota BPK RI Pada Rapat Koordinasi Pengawasan Pendidikan pada Regional III

Background
Reformasi diberbagai aspek kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat Kebutuhan dan harapan pemilik kepentingan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara Amandemen UUD 1945 Terbitnya 3 (tiga) paket UU Keuangan Negara

Background
Hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang = keuangan negara Clean government dicapai melalui suatu good governance dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara Good governance atas Pengelolaan dan tanggung jawab diperlukan suatu accountibility dan transparansi

Background
Audit oleh lembaga audit yang independen merupakan kebutuhan accountibility dan transparansi
Auditor

Penugasan

Fungsi Audit

St. Holder

Auditee

Fungsi Pertanggungjawaban

Keuangan Negara
UU No 17 tahun 2003, dapat dilihat 4 perspektif yaitu obyek, subyek, proses dan tujuan. Obyek : semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dapat dipisahkan, serta segala sesuatu baik merupakan uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut

Keuangan Negara
Subyek : Seluruh obyek keuangan negara di atas yang dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Proses Seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek keuangan negara di atas mulai dari kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban Tujuan : Seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek keuangan negara adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pengelolaan Keuangan Negara


Pasal 3 ayat (1) UU 17/2003 menyatakan bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin terciptanya check and balance dalam pengelolaan KN diperlukan pemisahan antara kewenangan administratif dan kewenangan perbendaharaan. Kewenangan Administratif
Kementrian negara/lembaga Perikatan/tindakan terjadinya penerimaan/belanja Pengujian & pembebanan tagihan Memerintahkan pembayaran & menagih penerimaan

Kewenangan Perbendaharaan
Menteri Keuangn sebagai Bendahara Umum Negara Sebagai kasir, pengawas dan manajer keuangan Terbatas aspek rechmatigheid dan wetmatigheid

Pertanggungjawaban KN
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat(LKPP) yang terdiri dari LRA, Neraca dan Laporan Arus Kas disertai Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dep/Lembaga yang terdiri dari LRA, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan, yang disusun berdasarkan LK Satker Disusun dan disajikan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) PP NO 24 Tahun 2005 LKP disampaikan kepada DPR/DPRD selambatlambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Pemeriksaan atas PTJKN


Legal basis : Pasal 23 E UUD 1945, UU No 5/1973, UU No 15/2004. BPK sebagai lembaga pemeriksa yang bebas dan mandiri Mandat konstitusi dan pemenuhan harapan kepentingan pemilik kepentingan menjadi dasar pijakan kebijakan pemeriksaan BPK Kewenangan pemeriksaan meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Pemeriksaan atas PTJKN


Jenis informasi Data yang digunakan Kriteria Yang Digunakan Pemeriksaan Keuangan Hanya data keuangan Standar Akuntansi Pemerintah Pemeriksaan Kinerja Data keuangan dan nonkeuangan Spesifik untuk setiap pemeriksaan

Hasil Akhir (Isi Laporan)


Aspek Yang Dinilai

Opini atas laporan keuangan


Ketaatan pada peraturan/prinsipprinsip akuntansi Lebih sempit Disebutkan tahun buku yang spesifik Lebih sempit: Akuntansi

Saran/Rekomendasi
Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas Lebih luas Relatif Lebih luas: manajemen kegiatan atau program Perbaikan sistem pengendalian manajemen,tindakan kuratif

Lingkup Penilaian Periode yang diperiksa Pengetahuan dan Ketrampilan Yang Diperlukan Tindak lanjut

Koreksi angka dan perbaikan sistem akuntansi

Pemeriksaan atas PTJKN


Dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksa menerbitkan laporan hasil eksaminasi (examination), reviu, atau prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures) mengenai suatu hal atau asersi atas suatu hal yang merupakan tanggung jawab manajemen Contoh pemeriksaan tersebut pemeriksaan atas pengendalian intern, pemeriksaan investigatif dan pemeriksaan lingkungan

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan


Pasal 20 UU No 15/2004 mengatur kewajiban entitas menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK selambat-lambatnya 60 hari Tindak lanjut merupakan suatu upaya continuous improvement atas kinerja instansi dan sebagai katalisator akuntabilitas publik Bagi BPK tindak lanjut merupakan suatu evaluasi tentang kualitas hasil pemeriksaan

Renstra BPK
Visi
Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang bebas, mandiri, dan profesional, serta aktif dalam mewujudkan tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

Misi
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam rangka mendorong terwujudnya akuntabilitas dan transparansi keuangan negara, serta berperan aktif dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, dan transparan

Nilai-nilai dasar
Independensi, Integritas dan Profesionalisme

Renstra BPK
Tujuan Strategis
Tujuan 1
Mewujudkan BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang independen

Tujuan 2
Memenuhi semua kebutuhan dan harapan pemilik kepentingan

Tujuan 3
Mewujudkan BPK sebagai pusat regulator di bidang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

Tujuan 4
Mendorong terwujudnya tata kelola atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

Prioritas Pemeriksaan Secara Nasional


Pemeriksaan atas Lap. Keuangan Pemerintah Pusat, LK Dep/Lembaga, dan Lap Keuangan Pemda Pemeriksaan atas Bank-Bank Negara Pemeriksaan atas pengeluaran negara yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur Pemeriksaan atas pengeluaran yang rawan KKN seperti pengadaan barang/jasa. Pemeriksaan atas pendapatan negara

Prioritas Pemeriksaan pada Depdiknas


Wajar 9 tahun dan BOS Dana Dekonsentrasi Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi (PT BHMN) guna mendorong menjadi contoh entitas yg transparan dan akuntabel Pengadaan barang dan jasa Laporan KeuanganDepartemen/Lembaga guna mendorong Depdiknas dapat memperoleh opini WTP paling lambat 2008

Isu-isu penting
Hasil pemeriksaan atas LKDep/Lembaga al :
SPI yang masih lemah (data sumber belum dicatat,
validasi& rekonsiliasi belum berjalan dan pelaporan berjenjang belum optimal)

Inventarisasi aset milik negara Kuantitas dan kualitas SDM Akuntansi Peranan Aparat Pengawas Intern Persiapan pemberian Opini atas LK Dep/Lembaga mulai TA 2006

Isu-isu penting
Program Wajar 9 Tahun dan BOS yang merupakan program yang menyangkut pelayanan publik yang menyita sumber daya yang signifikan di Depdiknas. Aspek transparansi dan akuntabilitas PTNBHMN Status kelembagaan Perguruan Tinggi Negeri

Isu Penting
Pengadaan barang dan Jasa yang masih rawan KKN Anggaran berbasis kinerja (money follows the function) Pertanggungjawaban Anggaran Dana Dekonsentrasi yang belum tertib Aset-aset eks dana dekonsentrasi yang belum dicatat, dilaporkan dan diamankan secara memadai

Law Enforcement
Pasal 14 ayat (1) UU No 15 tahun 2004 apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi terkait Pasal 26 ayat (2) UU No. 15 Tahun/2004 menyatakan bahwa setiap orang yg tidak memenuhi kewajiban utk menindaklanjuti LHP dipidana paling lama 1 thn 6 bln dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000. Dalam semua jenis pemeriksaan harus mewaspadai adanya unsur TPK Kerja sama dengan Instansi Penegak Hukum

Terima Kasih

Você também pode gostar