Você está na página 1de 7

Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah benda asing.

Ketika sebuah substansi tak dikenal masuk, antigen, tubuh serta merta akan meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja lebih giat. Normalnya, sistem kekebalan tubuh akan memproteksi tubuh dari daya rusak yang dilakukan benda asing tersebut, bakteri atau racun. Akan tetapi, jika tubuh melakukan reaksi berlebihan atas substansi pelemah tersebut, terjadi hipersensivitas. SIFAT-SIFAT ALERGI :

1. Pencetus suatu alergi disebut allergen. Debu, pollen, tumbuh-tumbuhan tertentu, obat-obatan, jenis
2. 3. makanan spesifik, bulu serangga, virus, atau bakteri, tergolong dalam hal ini. Reaksi yang terjadi bisa timbul di satu titik, seperti di kulit, bulu mata, atau mungkin juga di sekujur tubuh. Biasanya timbul satu atau beberapa gejala pengiring yang mengikuti reaksi alergi.

TERJADINYA REAKSI ALERGI : A. Sel darah putih merupakan sistem imunitas tubuh paling utama.

1. Saat antigen memasuki tubuh, secara otomatis seluruh jaringant ubuh akan melakukan suatu proses
2.

3.

kompleks untuk mengenali benda asing tersebut. Sel darah putih menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan antigen. Proses ini disebut sensitisasi. Antibodi bekerja dengan mendeteksi dan merusak substansi yang menyebabkan penyakit. Pada reaksi alergi, antibodi dikenal sebagai immunoglobulin E, atau IgE.

B. Antibodi ini memerintah para mediator untuk memproduksi semacam zat yang mampu mengurangi kadar kimia dan hormon yang dimiliki antigen. 1. Mediator yang umum dikenal diantaranya adalah Histamine.

2. Mediator mempunyai efek meningkatkan aktivitas sel darah putih. Inilah yang memungkinkan
3. terjadinya gejala yang mengikuti. Jika hadirnya mediator dirasa sudah cukup, reaksi alergi bisa dikatakan telah berakhir.

C. Reaksi alergi sebenarnya sebuah keunikan bagi kita. Tubuh sudah pasti akan mengenali antigen jika sewaktu-waktu akan menyerang kembali. D. Macam-macam pencetus alergi yang dikenali oleh umum :

1. Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan berbahan dasar karet, aspirin, debu, bulu 2. Sengatan lebah, gigitan semut api, penisilin, kacang-kacangan. Biasanya reaksi yang ditimbulkan akan
3. 4. berlebihan dan bisa mengakibatkan alergi serius di sekujur tubuh. Penyebab minor; suhu udara panas ataupun dingin, dan kadar emosi yang berlebihan. Sering kali, allergen secara spesifik sukar untuk diidentifikasi meskipun di masa lampau pernah mengalami gejala serupa. binatang, dan lain sebagainya.

E. Alergi tidak berkaitan dengan garis keturunan si penderita. Bisa jadi satu anggota keluarga terkena alergi, sementara yang lain tidak pernah terkena. F. Orang-orang tertentu yang mudah terjangkiti reaksi alergi: 1. 3. 4. 6. Pernah mengalami alergi tertentu pada masa sebelumnya. Orang yang mengalami gangguan pada saluran pernapasannya. Penderita polip Penderita infeksi pada sinus, telinga, atau pangkal tenggorokan. Orang yang memiliki kulit sensitif

2. Penderita asma 5.

PENGOBATAN :

Ada beberapa cara untuk mengobati reaksi alergi. Pilihan tentangpengobatan dan bagaimana cara pemberian disesuaikan dengan gejala yang dirasakan. A. Untuk jenis alergi biasa, seperti reaksi terhadap debu atau bulubinatang, pengobatan yang dilakukan disarankan adalah:

1. Prescription antihistamines, seperti cetirizine (Zyrtec), fexofenadine (Allerga), dan Ioratadine (Claritin), 2.
dapat mengurangi gejala tanpa menyebabkan rasa kantuk. Pengobatan ini dilakukan sesaat si penderita mengalami reaksi alergi. Jangka waktu pemakaian hanya dalam satu hari, 24 jam. Nasal corticosteroid semprot. Cara pengobatan ini dimasukkan ke dalam mulut atau melalui injeksi. Bekerja cukup ampuh dan aman dalam penggunaan, pengobatan ini tidak menyebabkan efek samping. Alat semprot bisa digunakan beberapa hari untuk meredakan reaksi alergi, dan harus dipakai setiap hari. Contoh: fluticasone (Flonase), mometasone (Nasonex), dan triamcinolone (Nasacort).

B. Untuk reaksi alergi spesifik. Beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk menekan gejala yang mengikuti : 1. 2. 3. Epinephrine Antihistamines, seperti diphenhydramine (Benadryl) Corticosteroids

C. Pengobatan lain yang bisa diberikan jika dibutuhkan :

1. Pada orang tertentu, cromolyn sodium semprot mencegah alergi rhinitis, inflamasi di hidung. 2. Decongestan dapat menghilangkan ingus pada sinus. Tersedia dalam bentuk cairan yang dimasukkan
ke mulut dan semprot. Digunakan hanya beberapa hari, namun terjadi efek samping seperti tekanan darah yang meningkat, detak jantung yang menguat, dan gemetaran. PENCEGAHAN : Para spesialis alergi, Allergist, bisa diminta pendapat untuk mengidentifikasi jenis alergi Anda. Ada berbagai macam tes identifikasi pencetus alergi:

1. Tes kulit, biasa dilakukan dan hasil yang ditunjukkan sangat memuaskan. Jaringan kulit akan diperiksa
2. secara mendetail hingga dihasilkan laporan lengkap tentang kesehatan kulit si penderita. Tes darah (RAST), biasa dikenal sebagai tes identifikasi antibodi (IgE) untuk menentukan spesifikasi antigen. Tes-tes lain yang dilakukan untuk mengurangi allergen dilingkungan sekitar.

3.

PERAWATAN TERHADAP REAKSI ALERGI : Kenali pencetus alergi yang Anda derita. Jika tubuh Anda reaktif terhadap kacang, jangan makan kacang. Dengan mengurangi bahkan menghindari penyebab terjadinya reaksi alergi, Anda akan terbebas dari alergi. Perawatan sendiri di rumah tidak cukup untuk menghilangkan reaksi alergi. Perlu dilakukan pengobatan darurat. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Jangan pernah menunda untuk berobat ke dokter. Memutuskan sendiri cara pengobatan dan jenis obat
2. apa yang dikonsumsi bisa memperparah alergi. Jika Anda mengendarai mobil/motor, usahakan untuk meminta antar orang terdekat Anda. Ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak kecelakaan saat membawa kendaraan. Patuhi apa yang direkomendasikan oleh dokter. Kelalaian Anda dalam mengikuti prosedur pengobatan akan menjadikan hasil perawatan mundur

3.

Rinitis Alergika Penderita rinitis alergika mengalami hidung tersumbat berat, dan dapat melaporkan mengeluarkan sekresi hidung yang berlebihan (rinore), serta bersin yang terjadi berulang dan cepat. Pruritus (gatal) pada mukosa hidung, tenggorokan, telinga sering mengganggu dan disertai kemerahan pada konjungtiva, pruritus mata,dan lakrimasi.Selaput lendir yang terserangmenunjukkan dilatasi pembuluh darah (khususnya venula) dan edema yang menyeluruh dengan gambaran mencolok dari eosinofil dalam jaringan maupun dalam sekresi. Rinitis alergika dibagi 2 : 1. Musiman (hay fever) Menimbulkan satu periode dengan gejala tertentu pada tahun tahun berikutnya, keadaan ini mencerminkan adanya kepekaan terhadap serbuk sari dan spora jamur yang berterbangan diudara. Rinitis alergika musiman biasanya ringan pada banyak orang, tetapi dapat merupakan penyakit melelahkan karena penderita terus menerus bersin, rinore yang banyak, dan pruritus yang tidak sembuh-sembuh 2. Perenial Jarang menunjukkan perubahan besar dalam beratnya penyakit sepanjang tahun, dan gejala-gejala sering didominasi oleh obstruksi hidung kronik. Penyebabnya adalah debu rumah, dan bahan bahan yang berasal dari hewan, sehingga pasien akan terpajan bahan-bahan tersebut setiap hari. Rinitis Alergika parenial jarang langsung menjadi sumber gejala yang mendadak, tetapi obstruksi parsial yang ttidak menyenangkan, seperti bernapas melalui mulut, sering timbul lingkaran gelap dan jaringan berlebihan dibawah mata. Mukosa yang bengkak mudah terinfeksi bakteri , dan sering dijumpai obstruksi pada sinus paranasal, mengakibatkan sinusitis rekuen atau kronik. Pengeuaran sekret dari fokusfokus infeksi dalam hidung mempermudah timbulnya sakit tenggorok dan bronkus menjadi kotor sehingga timbul infeksi.

1. Aurikel (daun telinga) Terdiri dari tulang rawan dan kulit Terdapat konkha, tragus, antitragus, helix, antihelix dan lobulus Fungsi utama aurikel adalah untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam MAE 2. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar) Panjang + 2, 5 cm, berbentuk huruf S 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kel. Serumen 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang ( temporal ) dan sedikit kelenjar serumen. Rambut halus dan serumen berfungsi untuk mencegah serangga kecil masuk. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani 3. Membrana Tympani Terdiri dari jaringan fibrosa elastis Bentuk bundar dan cekung dari luar Terdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa dan umbo. Reflek cahaya ke arah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan Dibagi 4 kwadran ; atas depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran 4. Tulang-tulang Pendengaran Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes Merupaka tulang terkecil pada tubuh manusia. Brfungsi menurunkan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan meneruskannya kjendela oval 5. Cavum Tympani Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang Mastoid, sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah dapat menjalar menjadi mastoiditis 6. Tuba Eustachius Bermula dari ruang tympani ke arah bawah sampai nasofaring

Struktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa nasofaring Tuba dapat tertutup pada kondisi peningkatan tekanan secara mendadak. Tuba ini terbuka saat menelan dan bersin Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar tubuh dengan di dalam telinga tengah 7. Koklea Skala vestibuli yang berhubungan dengan vestibular berisi perilymph. Skala tympani yang berakhir pada jendela bulat, berisi perilymph Skala media / duktus koklearis yang berisi endolymph Dasar skala vestibuli disebut membran basalis, dimana terdapat organ corti dan sel rambut sebagai organ pendengaran 8. Kanalis Semi Sirkularis Terdiri dari 3 duktus semiserkular, masing-masing berujung pada ampula. Pada ampula terdapat sel rambut, krista dan kupula Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal rotasi 9. Vestibula Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung makula Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh dalam hal posisi.

Anatomi Telinga Luar Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.

Anatomi Telinga Tengah membran timpani (gendang telinga) di kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe. Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer. Anatomi Telinga Dalam Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang. Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.

Mekanisme Pendengaran 1. air condaction Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar kemudian disalurkan ke lubang telinga kemudian menuju gendang telinga kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon gelombang suara yang menghantamnya kemudian getaran ini mengakibatkan 3 tulang pendengaran( malleus, stapes, incus ) yang sering disebut osikuli di telinga tengah begerak kemudian secara mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di koklea kemudian getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang kemudian rambut sel di koklea bergerak kemudian gerakan ini merubah energy mekanik menjadi energy elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus )) kemudian menuju ke pusat pendengaran di otak bagian lobus temporal kemudian menerjemahkan energy jadi suara yang dapat dikenal di otak kemudian hearing occurs. 2. bone condaction berjalan melalui penghantar tulang kemudian getaran sumber suara kemudian menggetarkan tulang kepala kemudian menggetarkan perylimph pada skala vestibuli kemudian skala tympani kemudian penghantaran udara penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan penghantaran bunyi melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan dengan percobaan weber kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 20.000 siklus/detik

Você também pode gostar