Você está na página 1de 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka secara otomatis pola
pikir masyarakat berkembang dalam setiap aspek. Hal ini sangat berbengaruh besar terutama
dalam dunia pendidikan yang menuntut adanya inovasi baru yang dapat menimbulkan
perubahan, secara kualitatiI yang berbeda dengan sebelumnya. Tanggung jawab
melaksanakan inovasi diantaranya terletak pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
dimana guru memegang peranan utama dan bertanggung jawab menyebarluaskan gagasan
baru, baik terhadap siswa maupun masyarakat melalui proses pengajaran dalam kelas.
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan dimana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum dalam pendidikan harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan IPTEK. Perubahan yang terjadi pada kurikulum
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik lagi. Kurikulum yang
diberlakukan sekarang yaitu kurikulum 2006 (KTSP), diharapkan dapat berjalan secara
operasional, sehingga dapat memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk
mengembangkan dirinya, namun tidak menyimpang dari peraturan dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
Perubahan-perubahan kurikulum dalam setiap mata pelajaran, khususnya mata pelajaran PKn
yang dalam KTSP ini merupakan suatu mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan pada Pancasila, UUD dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Pembelajaran PKn diterapkan mulai dari dasar pendidikan
Iormal yaitu SD kelas 1. Kehadiran KTSP diharapkan dapat memberikan jawaban yang
konkrit terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Adapun pembahasan mengenai isi KTSP ini
akan dibahas lebih lanjut pada Bab II.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari laporan ini, adalah :
1. Analisis isi KTSP yang meliputi kelebihan dan kelemahan KTSP.
2. Analisis proses belajar mengajar pada pembelajaran Pkn di kelas I SD, berdasarkan Iormat
observasi.






BAB II
ANALISIS PEMBELAJARAN PKn BERDASARKAN KTSP

2.1 Analisis Isi Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum merupakan seperangkat perencanaan dan pengaturan mengenai tujuan isi dan
bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyediaan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) yang diberlakukan Departemen Pendidikan Nasional melalui Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) artinya kurikulum baru initetap memberikan tekanan
pada pengembangan kompetensi siswa.
KTSP untuk jenjang pendidikan dasar dikembangkan oleh sekolah komite sekolah dengan
berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan
kurikulum yang diterbitkan oleh BSNP. Pengembangan KTSP berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini selaras dengan tujuan mata
pelajaran PKn.
KTSP juga dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik serta
kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, dimana antara kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi serta jenis
pendidikan dengan tanpa membedakan suku, agama, dan antar golongan (SARA), adat
istiadat, status sosial, ekonomi dan gender. Sehingga sejalan dengan prinsip Bhineka Tunggal
Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan KTSP adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat
menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak yang mulia, terutama pada mata
pelajaran agama dan PKn.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemempuan
peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara
holistic yang memungkinkan potensi diri (aIektiI, kognitiI, psikomotor) berkembang secara
optimal.
3. Perkembangan IPTEK dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan. Oleh karena itu kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan IPTEK dan Seni.
4. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian baik pada individu maupun bangsa yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
5. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh
karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
6. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurkulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat harus lebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
Hal-hal tersebut diatas mempunyai prinsip dan tujuan yang sama dengan mata pelajaran PKn
di sekolah dasar karena secara ideal PKn membentuk warga negara yang memiliki wawasan
berbangsa dan berneagara serta nasionalisme yang tinggi.
A. Kelebihan kurikulum 2006 (KTSP)
Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki kelebihan masing-masing
tergantung pada situasi dan kondisi pada saat kurikulum diberlakukan. Kelebihan-kelebihan
KTSP ini antara lain :
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum damasa
lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum diseluruh Indonesia, tidak melihat situasi riil
dilapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. Untuk itulah kehadiran KTSP
diharapkan dapat memberikan jawaban yang konkrit terhadap mutu dunia pendidikan di
Indonesia. Dengan semangat otonomi itu, sekolah bersama dengan komite sekolah dapat
secara bersama-sama merumuskan kurikulum sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi
lingkungan.
2. Mendorong guru, kepala sekolah dan pihak manajemen untuk semakin meningkatkan
kreatiIitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan KTSP sekolah diberi kebebasan untuk merancang,
mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi,
kondisi dan potensi keunggulan local yang bisa dimunculkan oleh sekolah.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran
tertentu bagi kebutuhan siswa.
KTSP menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling membutuhkan
siswanya. Sebagai contoh sekolah yang berada dalam kawasan pariwisata dapat lebih
menIokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran di bidang
kepariwisataan lainnya.
4. KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih
20 persen.
Dengan diberlakukannya KTSP beban belajar siswa berkurang karena KTSP lebih sederhana.
Tetapi tetap memberikan tekanan bagi perkembangan siswa. Alasan diadakannya
pengurangan jam pelajaran ini karena menurut pakar pendidikan anak bahwa jam pelajaran di
sekolah-sekolah selama ini terlalu banyak. Sehingga suasana yang tercipta pun terkesan
sangat Iormal. Akibat yang lebih jauh lagi dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
Hal ini dirasakan oleh siswa SD yang masih anak-anak dan mereka membutuhkan waktu
bermain yang cukup untuk mengembangkan kepribadiannya secara alami.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.



B. Kelemahan kurikulum 2006 (KTSP)
Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia disamping memiliki Kelebihan juga
memiliki kelemahan. Kelemahan-kelemahan KTSP antara lain :
1. kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada.
Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru. Sebagian guru belum
bisa diharapkan memberikan kontribusi pemikiran dan ide-ide kreatiI untuk menjabarkan
panduan KTSP. Selain itu juga disebabkan pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang
kreatiIitas guru.
2. kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap merupakan salah satu syarat yang paling
penting bagi pelaksaan KTSP. Sementara kondisi di lapangan menunjukan masih banyak
satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta Iasilitas penunjang lainnya.
3. masih banyaknya guru yang belum memahami KTSP secara komprehensip baik
konsepnya, penyusunannya, maupun praktek pelaksaannya di lapangan.
Masih rendahnya kuantitas guru yang diharapkan mampu memahami dan menguasai KTSP
dapat disebabkan karena pelaksanaan sosialisasi masih belum terlaksana secara menyeluruh.
4. penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran berdampak pada
pendapatan guru.



















b. Analisis Pembelajaran PKn berdasarkan Format
Berdasarkan hasil Iormat observasi pada pembelajaran PKn di kelas I SDN Johar Baru 11
Pagi cukup baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki lagi.
Kekurangan tersebut salah satunya penggunaan alat peraga yang kurang maksimal pada
proses pembelajaran PKn. Sedangkan alat peraga merupakan hal penting dalam proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran terutama di kelas I, yang pada dasarnya bahwa
tahap perkembangan anak di kelas I masih menggunakan benda-benda yang kongkrit untuk
dapat menerima materi pembelajaran dengan baik, khususnya pada mata pelajaran PKn.
Selain itu Iormat penilaian hasil pembelajaran tidak tercantum dalam RPP.
Secara ideal mata pelajaran PKn disekolah memegang peranan penting untuk
mengembangkan potensi peserta didik sebagai Warga Negara Indonesia yang berkepribadian
mantap serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Adapun
aktualisasi dari PKn tersebut adalah melahirkan peserta didik sebagai ilmuan proIessional
sekaligus Warga Negara Indonesia yang memiliki rasa kebanggan dan cinta tanah air
(Nasionalisme) yang tinggi.




BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil analisis KTSP dan proses pembelajaran PKn di kelas I SD, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perubahan kurikulum yang terjadi dalam dunia pendidikan sejalan dengan IPTEK yang
terus berkembang.
2. Kurikulum 2006 (KTSP) dalam pembelajaran PKn mempunyai tujuan yang sama yaitu
untuk melahirkan peserta didik sebagai ilmuan proIessional sekaligus warga negara Indonesia
yang taat terhadap peraturan dan norma yang berlaku di masyarakat serta cinta tanah air
(Nasionalisme) yang tinggi.
3. Kelebihan dari kurikulum 2006 (KTSP) yaitu mendorong terwujudnya otonomi sekolah
dalam penyelenggaraan pendidikan, mendorong guru dan pihak manajemen sekolah untuk
meningkatkan kreatiIitas dalam program pendidikan, menitikberatkan dan mengembangkan
mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan peserta didik, dan memberikan peluang yang lebih
luas untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
4. Kelemahan dari kurikulum 2006 (KTSP) yaitu kurangnya SDM, kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana, masih banyak guru yang belum memahami KTSP, pengurangan jam
pelajaran yang berdampak pada berkurangnya pendapatan guru.
5. Proses belajar mengajar pada pembelajaran PKn cukup baik, namun penggunaan alat
peraga yang kurang maksimal dan Iormat penilaian yang belum lengkap.

3.2 SARAN
Dari kesimpulan diatas maka penulis berusaha memberikan saran yang diharapkan dapat
membantu program pelaksanaan KTSP dengan baik. Saran-saran tersebut antara lain :
1. Lebih ditingkatkan lagi sosialisasi KTSP sehingga dapat meningkatkan SDM guru dan
kepala sekolah sesuai dengan perkembangan IPTEK
2. Penyediaan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan program KTSP.
3. Perlu ditingkatkannya proses belajar mengajar yang menggunakan alat peraga dalam setiap
pembelajaran khususnya mata pelajaran PKn di kelas I tingkat SD.



DAFTAR PUSTAKA

Haryati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Edisi
Pertama. Gaung Persada Press Jakarta. Jakarta


mahanivyahoo.com


Mulyadi, Usman, dkk. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Edisi Pertama. Bina
Aksara. Jakarta.


Panduan Lengkap KTSP. 2007.


Siswomiharjo, Koentowibisono. 2005. Pancasila Sebagai Dasar Etika Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Makalah. Suscados PKn Dirjen Dikti Depdiknas.
Jakarta.


Wahid, Aliaras, dkk. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Jakarta Barat.

Você também pode gostar