Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
C29
Manajemen KSM
Modul 1
KSM sebagai Media Pembelajaran Masyarakat Permainan, Mengapa Harus Berkelompok (KSM) Review Tujuan Pembentukan KSM dalam PNPM MP
1 2 3
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Modul 2
Mengenali Tahapan Perkembangan Kelompok Permainan Lempar Bola, Tahap Perkembangan Kelompok Diskusi Pleno Hikmah Permainan
13 14 15
Kegiatan 1 Kegiatan 4
Modul 3
Mengelola Sebuah KSM Analisis Bahan Bacaan, Membidik Mitra Strategis Simulasi Pengelolaan (Manajemen) Sumberdaya
21 22 22
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Modul 4
Peran BKM/LKM dalam Mendampingi KSM Analisis Bahan Bacaan Diskusi Peran BKM/LKM dalam Mendampingi KSM
29 30 30
Kegiatan 1 Kegiatan 2
Modul 1
Topik: KSM Sebagai Media Pembelajaran Masyarakat
1. Peserta memahami pentingnya berkelompok 2. Peserta memahami Konsep KSM sebagai media pembelajaran masyarakat 3. Peserta memahami konsep KSM yang ideal (Mandiri)
Kegiatan 1: Permainan Mengapa Harus Berkelompok (KSM) Kegiatan 2 : Review Tujuan Pembentukan KSM dalam PNPM MP
2 Jpl ( 90 )
Bahan bacaan Apakah arti sebuah kelompok? Bahan bacaan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
b. c.
Pelajaran apa yang dapat diambil dari permainan mangkok beras ? Bagaimana hal tersebut apabila diterapkan pada pentingnya berkelompok ?
9) Berilah kesempatan kepada wakil setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya. 10) Simpulkan bersama hasil diskusi kelompok, berilah penguatan berdasarkan bahan bacaan Apakah Arti Sebuah kelompok? Makna dari permainan batang lidi dan mangkok beras, diantaranya : (a) Batang lidi Sangat susah untuk membersihkan kertas dengan menggunakan batang lidi satu persatu, semakin banyak kita mengikat lidi dalam satu kesatuan maka akan semakin mudah untuk membersihkan kertas yang berserakan, Jika kita berkelompok maka akan sangat mudah untuk menyelesaikan permasalahn yang ada secara bersama-sama. Semakin banyak anggota kelompok yang mempunyai kepercayaan yang sama, maka semakin kuat kelompok itu. (b) Mangkok beras. Semakin banyak anggota kelompok, maka akan semakin banyak beras yang didapat dalam mangkok, ketika kita berkelompok, semakin banyak orang yang mempunyai kepercayaan yang sama, semakin kuat, seberapapun kecilnya sumber daya yang kita punyai. Walaupun hanya dengan satu sendok beras namun apabila dikumpulkan oleh 10 orang akan lebih banyak daripada 2 atau 3 orang. Beras adalah contoh sumberdaya, masih banyak sumberdaya yang lain, baik sumberdaya ekonomi maupun sosial. Anggota kelompok bisa saling belajar satu sama lain. Akan sangat kaya ide dan pengalaman yang dimiliki. BKM sebaiknya memberikan penekanan kepada warga, ketika mereka memutuskan untuk berkelompok, bahwa hal itu harus didasari dengan keputusan yang sadar dan sukarela. Bukan karena orang lain memaksa atau meminta bahkan karena untuk mendapatkan bantuan. Kita berkelompok karena kita tahu bahwa hal itu penting bagi kita, karena sifatnya yang sukarela, semua orang dalam kelompok adalah setara, baik mereka kaya ataupun miskin, tua atau muda, berpendidikan atau tidak.
5) Simpulkan bersama hasil dari curah pendapat. Berilah penguatan sebagai berikut.
Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri perkotaan adalah mendorong terbangunnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai komponen dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan baik meningkatkan keberdayaan kelompok yang sudah ada atau membangun kelompok baru. Peningkatan pendapatan masyarakat dapat menjadi entry point pengembangan KSM. Namun KSM bukanlah semata-mata kelompok peminjam (sekedar berorientasi ekonomi) dengan memanfaatkan dana BLM. Lebih dari itu KSM merupakan kelompok pemberdayaan. Bisa dikatakan KSM menjadi wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain.
KSM merupakan kumpulan orang yang menghimpun diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu yaitu kepentingan dan kebutuhan yang sama sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.
Tujuan pembentukan KSM Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan. Terjadinya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar sesama anggota Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal, kepercayaan bersama.
Prinsip/nilai yang dianut KSM Kesetaraan Saling mempercayai dan saling mendukung / memperhatikan Bebas dalam membuat keputusan Bebas dalam menetapkan kebutuhan Mempunyai kewenangan / kebijakan sendiri Berpartisipasi secara nyata
Peran dan fungsi KSM Sarana mendorong proses perubahan sosial Wadah pembahasan dan penyelesaian masalah Wadah untuk menyalurkan aspirasi Wadah menggalang tumbuhnya saling percaya
Dalam program penanggulangan kemiskinan, posisi KSM adalah independen. Artinya, KSM bukan bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan BKM/LKM dan UP merupakan hubungan kemitraan. Karena itu, pengembangan KSM tidak boleh berorientasi semata-mata sebagai kelompok peminjam (uang) dari BKM/LKM. KSM haruslah mengembangkan kegiatan mandiri atau mengembangkan akses sumber daya sendiri. Semua ini dilakukan agar KSM dapat menjadi kelompok pemberdayaan baik bagi anggota KSM maupun masyarakat umum. Pemberdayaan ini dilakukan melalui proses berbagi pengalaman, bertukar informasi, dan mendiskusikan berbagai persoalan kemasyarakatan. Dalam program penanggulangan kemiskinan, KSM harus mampu berperan memonitoring dan mengevaluasi (monev) kinerja BKM/LKM dan UP-BKM. KSM berhak melakukan monev terhadap BKM karena sesungguhnya alas keberadaan (mandat) BKM bersumber dari warga miskin (KSM).
Siapa yang dapat menjadi anggota KSM? Siapapun bisa menjadi anggota KSM, baik itu orang kaya, orang miskin, tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, perempuan, laki-laki, anak-anak, tunanetra, dsb. Bahkan faskel dan pelaku program penanggulangan kemiskinan lainnya (korkot, team leader, tenaga ahli, dsb) boleh menjadi anggota KSM. Siapa yang bisa mengorganisir pembentukan dan pengelolaan KSM? Siapapun bisa mengambil peran ini. Satu KSM yang beranggotakan orang miskin, misalnya, dapat terus difasilitasi pengembangan KSM-nya oleh seorang profesor yang memiliki kepedulian terhadap orang miskin. Siapa yang menjadi penerima manfaat program/kegiatan KSM? Satu-satunya kategori penerima manfaat program/kegiatan KSM adalah orang miskin. Jadi, anggota KSM boleh siapa saja, boleh diorganisir oleh siapa saja, tetapi harus dijamin penerima manfaat program harus benar-benar orang miskin. 6) Kemudian sampaikan penjelasan bahwa, dicita-citakan KSM akan menjadi KSM yang mandiri. Sampaikan penjelasan mengenai KSM yang mandiri berdasarkan bahan bacaan 2. 7) Berilah kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 8) Tutup sesi dengan menyampaikan point-point kesimpulan mengenai tujuan pembentukkan KSM dalam PNPMMP, idealnya, yaitu mendorong peningkatan kemampuan/kapasitas masyarakat melalui: Tumbuh dan berkembangnya kapital sosial di masyarakat. Terciptanya masyarakat yang makin dinamis dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan. Berjalannya proses pembelajaran, tumbuh rasa saling asih, asah dan asuh antar sesama anggota Anggota melakukan konsolidasi untuk menggalang kekuatan bersama Berfungsinya pelembagaan tanggung renteng, gerakan keswadayaan modal, kepercayaan bersama.
rendah kadar kecemasan anggotanya. Secara umum, dapat disimpulkan, proses-proses dan kejadian-kejadian pada tingkat kelompok memberi pewarnaan pada kepribadian para anggotanya. Kelompok dapat mengahasilkan konsekuensi yang baik dan juga yang buruk. Dengan mempertimbangkan kedua sisi itu, akan didapat pemahaman yang lebih jelas mengenai kelompok dan upaya mengendalikan kelompok akan lebih terarah. Pemahaman yang tepat terhadap dinamika kelompok memberikan manfaat yang berarti dalam menangani dan mendorong kelompok ke arah yang dirugikan.
anggotanya. 7. Struktur kelompok Struktur kelompok terlihat dari pola hubungan yang berlaku tetap antar anggota kelompok. Pola hubungan yang terbangun akan menciptakan tempat (posisi) bagi anggota kelompok. Jika seseorang merasa puas dengan posisi yang ia tempati, ia akan tetap tinggal dalam kelompoknya. 8. Iklim kelompok Iklim yang sesuai dengan ciri kepribadian anggotanya akan memberikan pengalaman yang positif dan menyenangkan. Demikian pula sebaliknya. 9. Ukuran kelompok Ketika ukuran kelompok makin membesar, semakin besar pula kemungkinan munculnya masalah, seperti tingkat drop-out yang tinggi dan konflik antar anggota. Berbagai masalah bermunculan manakala komunikasi tidak lagi lancar. Semakin besar kelompok semakin sulit pula membangun komunikasi antar pribadi yang lancar. Gejala drop-out pada kelompok akan ditentukan dalam pengalaman praktis kerja fasilitator nanti. Beberapa penyebab drop-out tentu dapat ditemukan pada sembilan ciri kelompok yang dikemukakan di atas. Memelihara keutuhan kelompok merupakan pekerjaan tersendiri bagi Fasilitator kelurahan. Berikut ini adalah tinjauan mengenai satu aspek penting dalam pemeliharaan kelompok : kekompakan kelompok (group cohesiveness).
Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok merupakan aspek menarik yang menempati tempat penting dalam teori tentang kelompok. Aspek ini banyak dibicarakan karena menentukan keutuhan suatu kelompok. Rumusan umum tentang kekompakan kelompok adalah perpaduan atau tarik menarik perlbagai kekuatan yang membuat seseorang tetap bertahan di dalam kelompok. Kekuatan-kekuatan yang dimaksud ditentukan bersama oleh sifat-sifat tertentu dari kelompok tersebut dan karakteristikkarakteristik tertentu para anggotanya. Secara sederhana terdapat dua kekuatan utama. Kekuatan pertama menahan seseorang untuk berada di kelompoknya dan yang kedua adalah membuat seseorang tertarik untuk bergabung dengan kelompok lain. Kekompakan kelompok berpengaruh kuat terhadap anggota-anggotanya untuk bertindak sesuai dengan harapan-harapan kelompok. Bila derajat kekompakan tinggi, anggota kelompok cenderung memberikan respon positif terhadap anggota lain dalam kelompoknya dan akan berusaha keras mencapai tujuan kelompok. Demikian pula sebaliknya. Jadi, kekompakan kelompok niscaya berkait erat secara positif dengan produktivitas kelompok dan kepuasan anggota. Kekompakan kelompok ditentukan oleh : 1. Berbagai perangkat kelompok, seperti tujuan, program, karakteristik anggota, cara menjalankan program, prestise, dan perangkat-perangkat lain yang mengikat dan memenuhi kebutuhan/motif anggota kelompok. 2. Kemampuan kelompok untuk memenuhi motif anggota kelompok, yang berupa kebutuhan berteman : rasa ingin tahu, rasa aman, uang, dan nilai-nilai lain yang bisa diperoleh dari kelompok. 3. Harapan anggota akan hasil-hasil yang akan diperoleh, yakni perkiraan subyektif anggota terhadap keuntungan atau kerugian berkelompok. 4. Daya tarik suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lain, baik dalam hal proses yang dialami maupun hasil yang diperoleh anggota. Kelompok yang kompak mudah dibedakan dari yang tidak. Karena kekompakan kelompok akan memberikan dampak berikut terhadap kelompok: 1. Kemampuan kelompok untuk mempertahankan anggotanya Aspek terpenting dari kekompakkan kelompok adalah kekuatan kelompok untuk
mempertahankan anggotanya. Selama kekompakkan terpelihara selama itu pula anggota akan setia pada kelompok. 2. Pengaruh kelompok terhadap anggotanya Pada kelompok yang derajat kekompakannya tinggi anggotanya akan lebih mudah menerima keputusan, tujuan, dan tugas-tugas yang dibebankan kelompok. Semakin tringgi derajat kekompakan kelompok, semakin besar pula kecenderungan saling mempengaruhi di antara anggotanya, mengingat setiap anggota bersedia membuka driri untuk dipengaruhi yang lain. 3. Derajat partisipasi dan kesetiaan anggota kelompok Semakin tingi kekompakan, semakin besar kecenderungan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap aktivitas kelompok. Seseorang yang merasa diterima di kelompok, lebih mungkin untuk berpartisipasi lebih banyak. 4. Hasil pada tingkat pribadi anggotanya Pada kelompok dengan kekompakan yang tinggi, terbangun pula hubungan inter-personal di antara anggotanya dan akan menumbuhkan pula rasa saling percaya, saling menerima, memberikan rasa aman, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri. Bagan berikut ini memperlihatkan kaitan antar kelompok, penentu-penentu dan akibat-akibatnya.
Kekompakkan Kelompok Perpaduan dari pelbagai kekuatan yang membuat seseorang tetap bertahan di dalam kelompok. Komponennya adalah ketertarikan terhadap kelompok dimana ia menjadi anggotanya dan ketertarikan untuk menjadi anggota kelompok lain
Penentu kekompakkan kelompok: Perangkat kelompok Motif untuk menjadi anggota Harapan akan perolehan hasil Perbandingan dengan kelompok lain
Hasil kekompakkan kelompok: Terpeliharanya keanggotaan Pengaruh kelompok terhadap anggota Kesetiaan dan partisipasi Rasa aman dan penghargaan diri
Pengalaman lapangan memperlihatkan bahwa kekompakan kelompok ada pasang surutnya. Mengendurnya kekompakan kelompok ditujukan oleh berbagai gejala, seperti keengganan anggota kelompok menghadiri pertemuan, kelompok sulit mencapai kesepakatan kelompok, yakni : Ketidaksetujuan mengenai tujuan dan orientasi kegiatan. Perbedaan ini dapat menimbulkan konflik antar anggota. Menurunnya interaksi antar anggota. Menurunnya interaksi antar anggota dapat disebabkan besarnya ukuran kelompok. Dengan interaksimennurun, menrun pula kedekatan anggota satu sama lain. Pengalaman berkelompok yang tidak menyenangkan. Dalam aktivitas berkelompok tentu ada pengalaman bersama. Pegalaman yang tidak menyenangkan akan melemahkan kekompakan kelompok. Persaingan antar kelompok kecil. Persaingan yang berlangsung terus-menerus antar kelompokkelompok kecil akan menimbulkan frustasi. Keadaan yang demikian potensial memicu konflik sesama anggota kelompok. Dominasi satu atau sebagaian anggota. Ada dominasi satu atau beberapa anggota kelompok biasanya pimpinan yang otoriter menghambat partisipasi anggota kelompok. Pada gilirannya hambatan untuk berpartisipasi akan menurunkan kekompakan kelompok.
10
akan banyak membentuk KSM, meskipun tidak menutup kemungkinan memaksimalkan kelompok-kelompok yang sudah ada, sebab ada kemungkinan kelompok PNPM Mandiri Perkotaan agak berbeda dengan kelompok lain yang sudah ada, karena KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah KSM yang terdiri dari warga miskin dan manfaatnya langsung dirasakan oleh warga miskin. Terbentuknya KSM-KSM yang dibentuk PNPM Mandiri Perkotaan akan muncul di antara kelompokkelompok yang sudah eksis. Hal itu akan menambah dinamika di masyarakat karena antar kelompok akan bisa saling berinteraksi dan saling belajar. Bahkan sangat memungkinkan kelompok yang telah lama eksis dan mempunyai banyak pengalaman bisa memberikan banyak masukan, bimbingan dan dorongan kepada kelompok baru. Sebaliknya, kelompok yang sudah eksis juga bisa belajar dari kelompok PNPM Mandiri Perkotaan. Dengan demikian masing-masing kelompok bisa menggalang persatuan dan kekuatan untuk menanggulangi masalah kemiskinan. Prinsip-prinsip KSM Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan benar-benar menjadi wadah bagi pemberdayaan anggota maka ada beberapa prinsip yang perlu disepakati, yang bisa dijadikan pedoman di internal KSM, antara lain : Saling mempercayai dan saling mendukung. Sikap tersebut bisa membuat anggota mampu mengekspresikan gagasan, perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Setiap anggota KSM bebas mengungkapkan pemikiran dan pendapat serta mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya. a. Bebas dalam membuat keputusan. Kelompok bebas menentukan dan memutuskan menurut kesepakatan yang diambil oleh kelompok sendiri. Keputusan kelompok harus merupakan hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak manapun dan dalam bentuk apapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangga sendiri sesuai dengan keputusan bersama b. Bebas dalam menetapkan kebutuhan. Dalam rangka peningkatan dan penguatan kapasitasnya, KSM meningkatkan dan menguatkan tingkat kemampuan para anggotanya seperti: peningkatan kesejahteraan, peningkatan wawasan dan pengetahuan serta ketrampilan baik bersifat individu maupun kelompok c. Berpartisipasi nyata. Setiap anggota wajib berkontribusi kepada kelompok sebagai wujud komitmen dalam rangka keswadayaan serta ikatan kelompok. Peran dan fungsi KSM Dengan berkelompok, masyarakat bisa mengambil banyak manfaat darinya, karena KSM bisa memenuhi kebutuhan materil maupun psikologis. Oleh karena itu, KSM bisa berperan dan berfungsi dalam banyak hal antara lain: a. Sebagai sarana proses perubahan sosial. Proses pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara kerja baru, serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang dilaksanakan KSM haruslah mengambarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya disepakati bersama c. Sebagai wadah aspirasi. Jika ada masalah, kepentingan, atau harapan yang berkembang di masyarakat; maka kelompok bisa berfungsi untuk menerima, membahas dan menyalurkan, kepada pihak-pihak yang relevan, dengan berpijak pada hak-hak warga d. Sebagai wadah menggalang tumbuhnya saling kepercayaan (menggalang social trust). Dalam kelompok anggota bisa saling terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab. Saling kepercayaan sosial ini dibangun melalui cara penjaminan
11
dan rekomendasi kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lain, kepercayaan tersebut sebagai modalnya. e. Sebagai sumber ekonomi. Jika masyarakat membutuhkan dana, maka KSM bisa berfungsi sebagai sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar, maupun juga dari internal anggota sendiri. dengan cara iuran bersama. Iuran tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu bentuk ikatan/ pemersatu dan membangun kekuatan sendiri. KSM Mandiri Dalam perjalanannya, tidak sedikit KSM mengalami kegagalan dalam membangun kelompok, sehingga tidak mampu bertahan lama. Adapun faktor faktor yang menjadikan KSM mandiri, diantaranya sebagai berikut: a. Keorganisasian : KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional KSM memiliki AD/ART (tertulis) Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya dengan baik Solidaritas antar anggota semakin kuat KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan demokratis b. Administrasi KSM memiliki perangkat pembukuan (organisasi dan keuangan) yang lengkap Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil mengelola pembukuan KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dilaporkan secara rutin ke anggota KSM memiliki sistem informasi manajemen c. Permodalan Tabungan KSM beragam dan terus meningkat kSM mampu mengelola dana dari luar Dana kelompok mampu memenuhi kebutuhan pinjaman anggotanya Pengembalian pinjaman anggota lancar (95%) d. Usaha Usaha produktif anggota terus berkembang dan menguntungkan Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap KSM mampu membiayai operasional secara layak e. Akseptasi Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun mutunya Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin berkembang Kehadiran KSM semakin dikenal dan diterima masyarakat KSM ikut menentukan dalam pengambilan keputusan tingkat desa/kelurahan.
12
Modul 2
Topik: Mengenali Tahapan Perkembangan Kelompok
Peserta memahami tahapan perkembangan kelompok, agar BKM bisa berfungsi untuk mengawal KSM-KSM
Kegiatan 1 Permainan Lempar Bola, Tahap Perkembangan Kelompok Kegiatan 2 - Diskusi Pleno
2 Jpl ( 90 )
Bahan bacaan : Tahapan Perjalanan Kelompok Bahan bacaan : Arah Pengembangan Kelompok
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
13
14
2) Sampaikan penjelasan bahwa hal-hal tadi adalah gambaran dari teori tahapan perkembangan kelompok. Berikan masukan mengenai tahapan perjalanan kelompok. Berikan contoh tahapan seperti storming (terjadi perdebatan/perbedaan pendapat) berdasarkan contoh-contoh nyata yang terjadi dalam permainan tadi. 3) Lanjutkan dengan penjelasan arah perkembangan kelompok berdasarkan bahan bacaan. 4) Tutuplah sesi dengan menyampaikan point-point penting mengenai tahapan perkembangan kelompok dan arah pengembangan kelompok.
15
16
Energi kelompok disalurkan ke dalam tugas-tugas yang telah diidentifikasi Pemahaman, wawasan, dan solusi mulai muncul Dipandang dari dinamikanya, suatu kelompok lahir dan berkembang hingga mencapai keadaan puncak melalui empat tahapan. Bagan berikut ini menjelaskan tahapan tersebut beserta persoalanpersoalan yang dapat terjadi pada setiap tahap. SITUASI KELOMPOK Pembentukan PERSOALAN DALAM STRUKTUR KELOMPOK Kekhawatiran muncul bersumber dari situasi apa yang sedang dihadapi, apa yang bisa dilakukan pemimpin kelompok, dan tingkah laku apa yang tepat dan tidak tepat. Konflik muncul antar sub-kelompok atau antar otoritas di dalam kelompok. Kemampuan pemimpin sedang diuji. Pendapat anggota terpecah. Anggota bereaksi menentang keputusan kelompok atau pemimpin yang berusaha mengendalikannya. Kelompok mulai menemukan keharmonisan, pengalamn berkelompok sudah menjadi modal kekompokan untuk pertama kalinya. Pegangan apa yang telah dilakukan sudah ditemukan mayoritas anggota. Konflik telah ditemukan pemecahannya. Telah muncul saling mendukung dalam kerja satu sama lain. Karateristik kelompok telah diterima secara sukarela dan tidak dipersoalkan lagi. Struktur kelompok sudah menjadi dasar pengerjaan tugas-tugas. Peran anggota satu sama lainnya dilihat sebagai cara mencapai tujuan. Dan, adanya toleransi terhadap perbedaan. PERSOALAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK Belum jelasnya tugas kelompok, dimana anggota masih mencari jawaban dan pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut, bersamaan dengan adanya pencarian tentang aturan dan metode apa yang akan digunakan. Penting nya suatu tugas dan kelayakan pelaksanaannya dipertanyakan oleh anggota. Anggota bereaksi secara emosional terhadap tuntutan tugas yang diberikan padanya. Kerjasama dalam bertugas mulai terbangun. Perencanaan dibuat dan kerja telah dijalankan berdasarkan standar yang disepakati komunikasi berbagai pandangan tercipta. Dan, sudah ada pengalaman berbagai emosi, baik dalam pekerjaan atau lainnya. Kerja kelompok sudah terlihat hasilnya. Kemajuan sudah dirasakan sebagai pengalaman bersama. Energi individu sudah dianggap sebagai energi kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Krisis
Normalisasi
Prestasi
Dalam pengelolaan KSM, hal-hal yang terjadi dalam setiap tahapan perkembangan kelompok dapat digambarkan sebagai berikut: SITUASI KELOMPOK Pembentukan PERSOALAN DALAM STRUKTUR KELOMPOK Kekhawatiran muncul bersumber dari situasi apa yang sedang dihadapi, apa yang bisa dilakukan pemimpin kelompok, dan tingkah laku apa yang tepat dan tidak tepat. PERSOALAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK Belum jelasnya tugas kelompok, dimana anggota masih mencari jawaban dan pertanyaan-pertanyaan pokok tersebut, bersamaan dengan adanya pencarian tentang aturan dan metode apa yang akan digunakan.
17
PERSOALAN DALAM STRUKTUR KELOMPOK Konflik muncul antar sub-kelompok atau antar otoritas di dalam kelompok. Kemampuan pemimpin sedang diuji. Pendapat anggota terpecah. Anggota bereaksi menentang keputusan kelompok atau pemimpin yang berusaha mengendalikannya. Kelompok mulai menemukan keharmonisan, pengalamn berkelompok sudah menjadi modal kekompokan untuk pertama kalinya. Pegangan apa yang telah dilakukan sudah ditemukan mayoritas anggota. Konflik telah ditemukan pemecahannya. Telah muncul saling mendukung dalam kerja satu sama lain. Karateristik kelompok telah diterima secara sukarela dan tidak dipersoalkan lagi. Struktur kelompok sudah menjadi dasar pengerjaan tugas-tugas. Peran anggota satu sama lainnya dilihat sebagai cara mencapai tujuan. Dan, adanya toleransi terhadap perbedaan.
PERSOALAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK Penting nya suatu tugas dan kelayakan pelaksanaannya dipertanyakan oleh anggota. Anggota bereaksi secara emosional terhadap tuntutan tugas yang diberikan padanya. Kerjasama dalam bertugas mulai terbangun. Perencanaan dibuat dan kerja telah dijalankan berdasarkan standar yang disepakati komunikasi berbagai pandangan tercipta. Dan, sudah ada pengalaman berbagai emosi, baik dalam pekerjaan atau lainnya. Kerja kelompok sudah terlihat hasilnya. Kemajuan sudah dirasakan sebagai pengalaman bersama. Energi individu sudah dianggap sebagai energi kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Normalisasi
Prestasi
18
Kapasitas individu-individu anggota kelompok tidak selalu menentukan penampilan baik dari kelompok tersebut. Kelompok yang terdiri dari individu-individu yang sangat cemerlang tidak selalu menghasilkan produktivitas terbaiknya. Fasilitator hendaknya bisa mengenali cakupan atau ruang lingkup yang diperlukan untuk menjadikan penampilan kelompok cukup bagus untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dalam hal ini, melalui metode partisipasi. Adalah penting untuk memperhitungkan peran-peran pekerjaan atau tugas, yakni mereka yang membantu mencapai tujuan-tujuan kelompok dan peran-peran mempertahankan, mereka yang membantu dalam proses mencapai tugas-tugas tersebut. Tidak ada seorang pun yang sempurna dan karena itu setiap peran dan fungsi selalu ada sisi kelemahan atau kekurangan yang bisa diterima. Menghargai kekurangan yang bisa diterima tersebut menciptakan suasana keterbukaan di dalam kelompok. Individu anggota kelompok merasa lebih nyaman dan bisa menerima ketidaksempurnaan dan merasa dapat berkonsentrasi pada kekuatannya. Kelompok yang bagus adalah kelompok yang bisa menampung persenyawaan berbagai peran dan fungsi. Kelompok yang hanya terdiri dari satu jenis orang, betapapun hebatnya individu-individunya bisa menjadi sangat tidak efektif.
19
20
Modul 3
Topik: Mengelola Sebuah KSM
1. Peserta memahami pentingnya mengelola KSM dengan baik 2. Peserta mengetahui bagaimana cara mengelola KSM dengan baik 3. Peserta memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam pengelolaan KSM
Kegiatan 1 : Analisis Bahan Bacaan 1: Membidik Mitra Strategis Kegiatan 2 : Simulasi, Pengelolaan Sumberdaya
3 Jpl ( 135 )
Lembar kerja format isian Bahan Bacaan 1: Membidik mitra strategis Bahan Bacaan 2: KSM peminjam
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
21
22
Aturan Simulasi: 1. Tuliskan angka 1 pada sudut kanan atas. 2. Isilah pada kolom pertama, daftar berbagai permasalahan yang anda hadapi dalam kehidupan ini (baik yang berskala besar seperti: di-PHK, maupun yang kecil seperti: tidak bisa membelikan mainan untuk anak) 3. Pada kolom kedua, disamping masing-masing masalah-masalah tersebut, cantumkan alokasi waktu yang selama ini telah anda curahkan untuk mengatasinya. 4. Setelah semua peserta selesai membuat daftar permasalahan dan alokasi waktu yang selama ini tercurah, jelaskan bahwa seandainya, ada yang memberikan dana sebesar Rp. 1 juta untuk membayar waktu yang dikeluarkan oleh anda dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, berapa besar dana yang anda keluarkan untuk alokasi waktu tersebut? Tuliskan dikolom 3, di samping curahan waktu masing-masing masalah. 3) Setelah peserta selesai mengisi format tersebut, Jelaskan bahwa itulah cara masing-masing peserta mengatur sumberdaya. Mintalah peserta untuk merenung sejenak, jika perlu persilakan beberapa peserta untuk mengungkapkan refleksinya terhadap alokasi yang telah dilakukannya selama ini. 4) Kemudian, bagikan kembali format seperti pada media bantu (yang masih kosong) kepada setiap peserta. Mintalah mereka untuk menuliskan angka 2 pada ujung kanan atas format tersebut. Kemudian persilakan mereka untuk menyalin kembali daftar masalah mereka ke format 2. hanya saja, kali ini pada kolom 2 dan 3, persilakan peserta untuk mengalokasikan kembali waktu dan biaya yang paling logis/ideal. 5) Setelah peserta selesai mengisi, ajukan pertanyaan-pertanyaan ini dalam diskusi pleno/kelas: Seberapa berbeda-kah jawaban anda pada format 1 dengan 2? Apa yang menyebabkan anda mengubah prioritas? Perbedaan antara format 1 dan 2 menunjukkan bahwa anda belum mengelola hidup anda dengan optimal. Mengapa ini terjadi? Apakah kondisi macam ini juga terjadi dalam kehidupan organisasi KSM-KSM kita? Apa buktinya? Rencana tindak lanjut apa yang harus kita buat untuk KSM-KSM kita? 6) Tuliskan pendapat-pendapat peserta pada kertas plano/papan tulis. Kesimpulan utama adalah: dalam mengelola sebuah organisasi, penentuan prioritas menjadi sangat penting, agar kita bisa membuat rencana, mengurutkan tahap-tahap pekerjaan, serta alokasi waktu dan dana yang tersedia. 7) Untuk memperkuat, sampaikan contoh cara mengelola KSM peminjam dalam bahan bacaan 2. 8) Persilakan peserta untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. 9) Simpulkan hasil diskusi dan tutup pembahasan dengan penjelasan sebagai berikut:
23
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Istilah manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Manajemen merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu seni, manajemen akan menggerakkan orang bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai visi/misi lembaganya. Artinya disini, ada aspek seni memimpin, dan memotivasi orang. apalagi jika dikaitkan dengan manajemen KSM sebagai suatu lembaga yang bersifat sukarela, tentunya BKM harus mencari sumber motivasi/penggerak selain upah atau uang atau materi lainnya. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemen berhubungan dengan cara-cara untuk melakukan berbagai hal dalam mencapai visi/misi lembaganya. Faskel akan memberikan banyak masukan mengenai ilmu pengetahuan pengelolaan organisasi. Tapi, kemungkinan akan banyak juga yang bersifat teori. Untuk menerapkannya, BKM bisa memasukkan unsurunsur pengetahuan lokal. Namun, istilah manajemen seringkali juga menimbulkan tanggapan yang campur-aduk. Tidak jarang istilah manajemen diartikan sebagai sekelompok orang yang menjadi pimpinan dan memiliki kewenangan yang demikian besar. Kita sering mendengar pada berbagai kasus PHK, misalnya, seseorang mengatakan, pihak manajemen sudah memutuskan. Sumber: Manajemen Organisasi Nirlaba, P3M
24
Format Isian
Masalah (1) Alokasi waktu (2) Alokasi dana (3)
25
Bagaimana kita bisa melakukan kemitraan tanpa mengenal terlebih dulu apa yang kita miliki dan siapa yang akan kita ajak bermitra, jawabnya tidak akan mungkin. Menggali potensi masyarakat dan mengenal lebih dulu siapa yang akan kita ajak bermitra adalah penting. Menggali potensi masyarakat ini dimaksudkan supaya kemitraan tersebut benar-benar tepat sasaran dan dibutuhkan oleh masyarakat. Jangan sampai terjadi, BKM sudah banyak melakukan kemitraan dengan pihak luar tetapi tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat karena kurang diminati dan kurangnya informasi. Sehingga, tidak bisa sesuai dengan tujuan untuk keberlanjutan penanggulangan kemiskinan. Tidak serta merta BKM akan memperoleh mitra yang strategis seperti yang diharapkan. Khususnya dalam penambahan modal untuk program penanggulangan kemiskinan atau pengembangan KSM. BKM perlu dikenal terlebih dulu, bukan hanya oleh masyarakat tetapi juga oleh pihak yang akan bermitra. Dari berbagai pengalaman yang telah dilakukan oleh BKM-BKM yang berhasil melakukan kemitraan dengan dinas pemerintah, perbankan maupun BUMN, kemitraan diperoleh dari adanya kesadaran dan semangat pengurus BKM untuk melanjutkan program penanggulangan kemiskinan. Seperti yang dilakukan BKM Podosugih, Kota Pekalongan. Menurut Bapak Anton (pengurus BKM Podosugih), hasil kemitraan yang ada selama ini berawal dari sosialisasi terprogram yang dilakukan BKM. Bahkan, BKM sendiri mempunyai unit khusus yang bertugas untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan selalu hadir di forum RT atau RW sambil mengenalkan BKM dan programprogramnya. Maksud sosialisasi tersebut, agar masyarakat lebih merasa memiliki dan
26
menumbuhkembangkan BKM. Sehingga, dengan ikatan yang erat antara BKM dan masyarakat, pihak luar yang ingin mengembangkan potensi di kelurahan akan dapat memanfaatkan BKM sebagai mitra untuk mengembangkan masyarakat. Begitu juga yang terjadi di BKM Sari Asih, Kelurahan Padang Sari, Semarang. Walaupun tidak ada unit khusus untuk melakukan sosialisasi seperti di Podosugih, strategi yang dilakukan BKM ini sama, yaitu mengenalkan KSM-KSM yang potensial. Cara tersebut lebih efektif, dengan mengadakan pasar rakyat secara rutin, bekerjasama dengan aparat kelurahan untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Hasilnya sangat memuaskan. Pasar rakyat tersebut ternyata mampu mencuri perhatian Pertamina dan BTN yang pada waktu itu memang sedang fokus mencari mitra binaan guna membantu perbankan dan BUMN menyalurkan pinjaman kepada pengusaha kecil. Langkah yang ditempuh oleh kedua BKM di atas setidaknya telah memberikan gambaran bahwa sebenarnya sosialisasi adalah kunci awal untuk meraih kemitraan. Menurut Pertamina UPMS Jateng dan DIY sebagai salah satu BUMN yang ikut serta mengembangkan mitra binaan, pihak Pertamina akan menyalurkan pinjaman ke usaha mikro kepada lembaga yang kegiatannya jelas dan dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga, pihak Pertamina percaya akan kemampuan dari lembaga tersebut untuk mengelola dan mengembangkan usaha mikro sesuai dengan tujuan bersama, yaitu penanggulangan kemiskinan dan kemanfaatan bersama. Selain sosialisasi yang baik, hal lain yang perlu ditindaklanjuti dari kemitraan adalah menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pihak lain. Mungkin ini diperlukan konsistensi dari berbagai pihak. Baik pengurus maupun masyarakat sebagai pengguna hasil kemitraan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga harus tepat sasaran sesuai dengan keinginan masyarakat, dan sesuai dengan prosedur dari pihak pemberi mitra. Kemudian juga perlu dilakukan monitoring dan pembinaan KSM. Dengan adanya monitoring dan pembinaan KSM, resiko dari pemanfaatan dana kemitraan tidak tepat sasaran akan bisa diminimalisir. Monitoring dan pembinaan ini tidak saja dilakukan oleh BKM. Sebagian BUMN biasanya memiliki program-program monitoring dan pembinaan yang dilakukan secara rutin, karena mereka juga bertanggungjawab terhadap dana yang disalurkan tersebut. Dari kiat-kiat yang ada dalam menangkap peluang kemitraan, sekarang tergantung BKM untuk mengoptimalkan implementasinya. Mungkin masih banyak cara yang lebih kreatif untuk bisa memanfaatkan kemitraan dengan pemerintah, perbankan, BUMN atau dengan masyarakat sendiri. (Haz, Tabloid Swara Mandiri, Edisi 03 Februari Maret 2006, KMW Propinsi Jawa Tengah; nina).
27
2.
Seluruh anggota diusahakan memahami seluruh aturan main yang ditetapkan KSM dengan melakukan tanya jawab untuk pemahaman dan pemberian penjelasan terhadap hal-hal yang masih belum dipahami. Apabila diperlukan dapat meminta BKM/LKM atau UPK untuk memfasilitasi dan memberikan penjelasan atas hal-hal yang belum dipahami tersebut. Apabila seluruh anggota KSM sudah memahami aturan main KSM, diminta mereka mewujudkannya dengan mematuhi semua aturan main tersebut dalam bentuk : a. b. Menghadiri setiap pertemuan yang diadakan KSM baik yang rutin maupun yang insidentil Menandatangani pernyataan sepakat menanggung bersama (tang gung renteng) dan merealisasikan dalam bentuk saling mengingat kan kepada sesama anggota KSM tentang kewajian-2 yang harus dipenuhi dan menanggung bersama apabila terdapat anggota KSM yang menungak. Senantiasa mengikuti kegiatan pelatihan maupun coaching yang diadakan oleh BKM/LKM/UPK/Fasilitator dalam rangka peningkatan kemampuan dan ketrapilan usaha mereka.
4.
c.
28
Modul 4
Peran BKM/LKM Dalam Mendampingi KSM
1. Peserta mampu mereview tugas dan kewajibannya 2. Peserta memahami perannya dalam mendampingi KSM
Kegiatan 1: Analisis bahan bacaan Kegiatan 2: Diskusi pleno tentang peran BKM
2 Jpl ( 90 )
Media Bantu: Gambar karikatur Bahan Bacaan 1:BKM kembangkan lembaga pengelola infaq Bahan Bacaan 2: Peran dan tugas BKM dalam mendampingi KSM
Kertas Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart Metaplan Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
29
30
5) Tulislah setiap jawaban peserta di dalam kertas plano 6) Simpulkan bersama, dan berilah penguatan berdasarkan Bahan Bacaan 2: Peran BKM dalam mengembangkan KSM. Dalam melakukan pendampingan kepada KSM KSM, maka BKM sebaiknya memiliki peran diantaranya : a. Memfasilitasi terbangunnya KSM yang benar benar merupakan kebutuhan masyarakat yang didasari dengan kesadaran dan sukarela. b. Melakukan inovasi dan kreatifitas yang dapat mengembangkan KSM ke arah kemandirian c. Memfasilitasi terjadinya pengembangan kapasitas di KSM-KSM d. Memfasilitasi terjadinya kemitraan antara kelompok peduli atau pihak terkait dengan KSM-KSM. e. Mengkoordinasi UP UP dalam mendampingi KSM-KSM
31
Gambar 1
Gambar 2
32
33
Program keempat: Paket Sembako Dhuafa, yaitu bentuk pemberian cuma-cuma kepada kaum sangat dhuafa. Program kelima: Paket Sembako Murah, yaitu pemberian bantuan dalam bentuk subsidi separuh harga pasar atau umum. Program keenam: Pelayanan Kesehatan, yaitu pelayanan cuma-cuma dan dilaksanakan secara temporal dan dalam bentuk yang berbeda-beda, ditujukan melayani atau membantu meringankan biaya kesehatan.
santunan kepada para pembina TPA, MD, Marbot Masjid/Mushola, guru ngaji keliling dan sejenisnya dari kalangan dhuafa. Program kedelapan: Pemberdayaan, yakni pembiayaan pelatihan-pelatihan bagi kaum dhuafa dalam rangka mengembangkan skill atau usaha. Program kesembilan: Peduli Rumah Layak, yaitu pemberian bantuan material bagi rumah yang kurang layak huni baik dari aspek keamanan maupun kesehatan. Program kesepuluh: Peduli Balita, yakni pemberian makanan tambahan dan subsidi kesehatan. Gerakan Seribu Rupiah Penggalangan dana yang kini mulai dilakukan oleh BKM melalui LPI ini adalah menggandeng serta channeling dengan beberapa tokoh serta lembaga yang ada di Desa Ngawonggo. Seperti, RT/RW, BPD, LPMD, PKK, tokoh masyarakat, Posyandu, Lembaga Pendidikan, Tamir Masjid, Majlis Talim dan pengusaha. Upaya penggalangan dana yang dilakukan melalui program Gerakan Seribu Rupiah ini ternyata cukup efektif dan ampuh. Dalam jangka waktu kurang dari dua bulan telah terkumpul dana sebesar Rp 1 juta. Kenapa Gerakan Seribu Rupiah? Karena masyarakat tidak merasa keberatan mengeluarkan uang sebesar Rp 1.000 dari kantong sakunya, jelas Farochan. Dan, tidak menutup kemungkinan ada donatur yang ingin memberikan infak lebih dari Rp 1.000. Farochan menceritakan efektifitas dari Gerakan Seribu Rupiah ini, pada pertemuan PKK, misalnya. Di sela-sela kegiatannya, anggota PKK yang juga bertugas sebagai pengurus LPI akan mensosialisasikan Gerakan Seribu Rupiah kepada ibu-ibu PKK lainnya. Walhasil, terkumpul dana seribuan dari anggota PKK. Bahkan, mereka bertekad akan menjaring infak dalam setiap pertemuan rutin, yang untuk selanjutnya diserahkan kepada pengurus LPI. Selain Gerakan Seribu Rupiah, pengurus sudah mencoba menjaring dan mendata para donatur tetap, dengan besaran tergantung kesangggupan dan keikhlasannya. Sejauh ini, donatur yang sudah terdaftar adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk anggota BKM sendiri. Kini LPI sudah membuka rekening sendiri, yakni No. Rekening: 33-22-2147, BRI Unit Ceper a/n LPI BKM Amanah. Profesional dan Transparan Keberhasilan dan keberlanjutan LPI ini tentu dibarengi dengan upaya pengelolaan secara profesional dalam pelaksanaan kegiatan, dan transparan dalam penggunaannya. Dalam rangka mewujudkan itu, pengurus merancang beberapa program kerja, meliputi:
Pertama,
konsolidasi organisasi. Kedua, konsolidasi teknis, meliputi bagaimana sistem pengumpulan infak, bagaimana menginventarisir atau mendata calon donatur, serta mencari channeling baik person, lembaga pemerintah maupun swasta. Ketiga, peningkatan SDM pengurus
34
dan petugas lapangan. Keempat, peningkatan pelayanan. Kelima, penelitian dan pengembangan. Keenam, pengelolaan infak. Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah mensosialisasikan, menginformasikan, serta mempromosikan kegiatan ini kepada berbagai pihak. Salah satu upaya yang akan ditempuh oleh pengurus LPI meliputi: membuat papan nama LPI, membuat spanduk, bendera dan umbul-umbul, membuat kalender, membuat brosur, serta membuat buletin. Khusus brosur atau buletin, akan digunakan sebagai media transparansi dan akuntabilitas pengelola, yang akan disebarkan kepada masyarakat dan donatur secara berkala. Hal ini juga sebagai upaya agar donatur merasa dana yang diberikan memang digunakan secara benar dan tidak terjadi penyimpangan. Keberhasilan BKM Amanah melahirkan LPI ini tidak lain berkat dukungan dan bimbingan Tim Faskel yang bertugas, yakni Suci Widanarko, Suparjo ST, dan Ery Karyatno, SE. Sudahkah Anda infak hari ini? (Dade Saripudin, Faskel KMW XIV P2KP-2 Jawa Tengah/Tim Sosialisasi KMP P2KP-2; Nina) Keterangan lebih lanjut hubungi: Korkot Klaten Gedung Transito Depnakertrans Kabupaten Klaten, Jateng BKM Amanah Ngawonggo Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. Cp. Drs. Ismail Fahmi Islamika (0272) 554708 dan H.M. Farochan (081328180420)
35
36
Perkotaan