Você está na página 1de 18

19 Matematika Diskrit

BAB II RELASI DAN FUNGSI

Dalam kehidupan nyata, senantiasa ada hubungan (relasi) antara dua hal atau unsur-unsur dalam suatu kelompok. Misalkan, hubungan antara suatu urusan dengan nomor telepon, antara pegai dengan gajinya, dan lain-lain. Pada bab ini, akan dibahas tentang hubungan antara dua himpunan tak kosong dengan suatu aturan pengkaitan tertentu. Pembahasan tersebut meliputi definisi relasi dan fungsi, operasi beserta sifatsifatnya. 2.1 Definisi Relasi dan Cara Penyajian Pada bab sebelumnya, telah dibahas tentang Cartesian product, yaitu berupa pasangan terurut yang menyatakan hubungan dari dua himpunan. Semua pasangan terurut yang mungkin merupakan anggota dari himpunan hasil Cartesian product dua buah himpunan. Sebagian dari anggota himpunan tersebut mempunyai hubungan yang khusus (tertentu) antara dua unsur pada pasangan urut tersebut, dengan aturan tertentu. Aturan yang menghubungkan antara dua himpunan dinamakan relasi biner. Relasi antara himpunan A dan himpunan B merupakan himpunan yang berisi pasangan terurut yang mengikuti aturan tertentu. Dengan demikian relasi biner R antara himpunan A dan B merupakan himpunan bagian dari cartesian product A B atau R (A B). Notasi dari suatu relasi biner adalah a R b atau (a, b) R. Ini berarti bahwa a dihubungankan dengan b oleh R. Untuk menyataan bahwa suatu unsur dalam cartesian product bukan merupakan unsur relasi adalah a R b atau (a, b) R, yang artinya a tidak dihubungkan oleh b oleh relasi R. Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R. Contoh 2.1 : Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan : (a, b) R jika a faktor prima dari b Jawab : Seperti yang telah dipelajari sebelumnya, cartesian product A B adalah : A B = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (2, 9), (2, 15), (3, 2), (3, 4), (3, 8), (3, 9), (3, 15), (4, 2), (4, 4), (4, 8), (4, 9), (4, 15)} Dengan menggunakan definisi relasi diatas, relasi R dari A ke B yang mengikuti aturan tersebut adalah : R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15) } Relasi dapat pula terjadi hanya pada sebuah himpunan, yaitu relasi pada A.. Relasi pada himpunan A merupakan himpunan bagian dari cartesian product A A.

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

20 Matematika Diskrit

Contoh 2.2 : Misalkan R adalah relasi pada A = {2, 3, 4, 8, 9} yang didefinisikan oleh : (x, y) R jika dan hanya jika x habis dibagi oleh y. Jawab : Relasi R pada A yang mengikuti aturan tersebut adalah : R = {(2, 2), (4, 4), (4, 2), (8, 8), (8, 2), (8, 4), (3, 3), (9, 9), (9, 3)} Cara menyatakan suatu relasi bisa bermacam-macam, antara lain : dengan diagram panah, tabel, matriks, bahkan dengan graph berarah. Berikut ini, akan dibahas satu-persatu cara menyajikankan suatu relasi dengan cara-cara tersebut. Cara menyajikan suatu relasi : a. Penyajian Relasi dengan Diagram Panah Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan : (a, b) R jika a faktor prima dari b maka relasi tersebut dapat digambarkan dengan diagram panah berikut ini :

2 3 4

2 4 8 9 15

b. Penyajian Relasi berupa Pasangan Terurut Contoh relasi pada (a) dapat dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut, yaitu : R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15)} c. Penyajian Relasi dengan Tabel Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil. Relasi pada yang dijelaskan pada bagian (a) dapat sebagai berikut : Tabel Relasi faktor prima dari A 2 2 2 3 3 B 2 4 8 9 15

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

21 Matematika Diskrit

d. Penyajian Relasi dengan Matriks Misalkan R merupakan relasi yang menghubungkan himpunan A = {a1, a2, , am} dan himpunan B = {b1, b2, , bn}. Relasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks yaitu : b1 b2 bn a1 m11 m12 L m1n a2 m21 m22 L m2 n M= M M M M M am mm1 mm 2 L mmn Unsur-unsur mij pada matriks itu bernilai satu atau nol, tergantung apakah unsur ai pada himpunan A mempunyai relasi dengan unsur bj pada himpunan B. Pernyataan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk :

1, (a i , b j ) R mij = 0, (a i , b j ) R
Contoh 2.3 : Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan : (a, b) R jika a faktor prima dari b maka relasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks yaitu :

1 1 1 0 0 M = 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
d. Penyajian Relasi dengan Graf Berarah Relasi pada sebuah himpunan dapat disajikankan secara grafis dengan graf berarah (directed graph atau digraph). Graf berarah didefinisikan hanya untuk merepresentasikan relasi pada suatu himpunan (bukan antara dua himpuanan). Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex), dan tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc). Jika (a, b) R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex). Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop. Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

22 Matematika Diskrit

Contoh 2.4 : Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}. Relasi R dapat di sajikan dalam bentuk graf berarah yaitu :

c 2.2 Beberapa Sifat Relasi

Relasi yang didefinisikan pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat. Sifat-sifat tersebut antara lain : 1. Refleksif (reflexive) Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat refleksif jika (a, a) R untuk setiap a A. Dengan kata lain, suatu relasi R pada himpunan A dikatakan tidak refleksif jika ada a A sedemikian sehingga (a, a) R. Contoh 2.5 : Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R adalah relasi yang didefinisikan pada himpunan A, maka R = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)} Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan demikian R dinamakan bersifat refleksif. Contoh 2.6 : Misalkan A = {2, 3, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R pada himpunan A dengan aturan : (a, b) R jika a faktor prima dari b Perhatikan bahwa (4, 4) R . Jadi, jelas bahwa R tidak bersifat refleksif. Sifat refleksif memberi beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu : Relasi yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang unsur diagonal utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i = 1, 2, , n,

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

23 Matematika Diskrit
1 1

1 1 O

Relasi yang bersifat refleksif jika disajikan dalam bentuk graf berarah maka pada graf tersebut senantiasa ditemukan loop setiap simpulnya.

2. Transitif (transitive) Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat transitif jika (a, b) R dan (b, c) R, maka (a, c) R, untuk a, b, c A. Contoh 2.7 : Misalkan A = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi R didefinisikan oleh : a R b jika dan hanya jikan a membagi b, dimana a, b A, Jawab : Dengan memperhatikan definisi relasi R pada himpunan A, maka : R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)} Ketika (2, 4) R dan (4, 8) R terlihat bahwa (2, 8) R. Dengan demikian R bersifat transitif. Contoh 2.8 : R merupakan relasi pada himpunan bilangan asli N yang didefinisikan oleh : R : a + b = 5, a, b A, Jawab : Dengan memperhatikan definisi relasi R pada himpunan A, maka : R = {(1, 4), (4, 1), (2, 3), (3, 2) } Perhatika bawa (1, 4) R dan (4, 1) R , tetapi (1, 1) R. Dengan demikian R tidak bersifat transitif. Sifat transitif memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu : sifat transitif pada graf berarah ditunjukkan oleh : Jika ada busur dari a ke b dan busur dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari a ke c. Pada saat menyajikan suatu relasi transitif dalam bentuk matriks, relasi transitif tidak mempunyai ciri khusus pada matriks representasinya 3. Simetri (symmetric) dan Anti Simetri (antisymmetric)

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

24 Matematika Diskrit

Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat simetri jika (a, b) R, untuk setiap a, b A, maka (b, a) R. Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan tidak simetri jika (a, b) R sementara itu (b, a) R. Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan anti simetri jika untuk setiap a, b A, (a, b) R dan (b, a) R berlaku hanya jika a = b. Perhatikanlah bahwa istilah simetri dan anti simetri tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat memiliki kedua sifat itu sekaligus. Namun, relasi tidak dapat memiliki kedua sifat tersebut sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan terurut berbentuk (a, b) yang mana a b.

Contoh 2.9 : Misalkan R merupakan relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh : a R b jika dan hanya jika a b Z. Periksa apakah relasi R bersifat simetri ! Jawab : Misalkan a R b maka (a b) Z, Sementara itu jelas bahwa (b a) Z. Dengan demikian R bersifat simetri. Contoh 2.10 : Tunjukan bahwa relasi merupakan pada himpunan Z. bersifat anti simetri Jawab : Jelas bahwa jika a b dan b a berarti a = b. Jadi relasi bersifat anti simetri. Contoh 2.11 : Relasi habis membagi pada himpunan bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang tidak simetri karena jika a habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b. Sementara itu, relasi habis membagi merupakan relasi yang anti simetri karena jika a habis membagi b dan b habis membagi a maka a = b. Contoh 2.12 : Misalkan relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } maka relasi R merupakan relasi yang simetri sekaligus relasi yang anti simetri. Sifat simetri dan anti simetri memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian berbentuk matriks maupun graf, yaitu : Relasi yang bersifat simetri mempunyai matriks yang unsur-unsur di bawah diagonal utama merupakan pencerminan dari elemen-unsurdi atas diagonal utama, atau mij = mji = 1, untuk i = 1, 2, , n dan j = 1, 2, , n adalah :

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

25 Matematika Diskrit
1 1 0 0

Relasi yang bersifat simetri, jika disajikan dalam bentuk graf berarah mempunyai ciri bahwa jika ada busur dari a ke b, maka juga ada busur dari b ke a. Relasi yang bersifat anti simetri mempunyai matriks yang unsur mempunyai sifat yaitu jika mij = 1 dengan i j, maka mji = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi anti simetri adalah jika salah satu dari mij = 0 atau mji = 0 bila i j :

1 0 0 0 1 0 Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat anti simetri mempunyai ciri bahwa tidak akan pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda. Misalkan, R merupakan relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari relasi R, dilambangkan dengan R1, adalah relasi dari himpunan B ke himpunan A yang didefinisikan oleh : R1 = {(b, a) | (a, b) R }
Contoh 2.13 :

Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika didefinisikan relasi R dari P ke Q yaitu : (p, q) R jika dan hanya jika p habis membagi q maka kita peroleh : R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) R1 merupakan invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P yang berbentuk : (q, p) R1 jika q adalah kelipatan dari p sehingga diperoleh : R1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) } Jika M adalah matriks yang menyajikan suatu relasi R,

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

26 Matematika Diskrit

1 M = 0 0

1 0 1

1 0 1

0 1 0

0 1 0

maka matriks yang merepresentasikan relasi R1, misalkan N, diperoleh dengan melakukan transpose terhadap matriks M,
1 1 N = MT = 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0

2.3 Operasi pada Relasi

Relasi merupakan himpunan pasangan terurut maka beberapa operasi aljabar yang berlaku pada himpunan, juga beraku pada relasi. Operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup juga berlaku atara dua relasi. Jika R1 dan R2 masing-masing merupakan relasi dari himpuna A ke himpunan B, maka R1 R2, R1 R2, R1 R2, dan R1 R2 juga adalah relasi merupakan dari A ke B.
Contoh 2.14 :

Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}. Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)} Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)} Maka : R1 R2 = {(a, a)} R1 R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)} R1 R2 = {(b, b), (c, c)} R2 R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)} R1 R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)} Misalkan, relasi R1 dan R2 masing-masing disajikan dalam bentuk matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah MR1 R2 = MR1 MR2 dan MR1 R2 = MR1 MR2
Contoh 2.15 : Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

27 Matematika Diskrit

0 0 0 1 0 1 R1 = 1 1 0
maka

dan

0 1 0 0 1 1 R2 = 1 0 0

0 1 0 MR1 R2 = MR1 MR2 = 1 1 1 1 1 0

0 0 0 MR1 R2 = MR1 MR2 = 0 0 1 1 0 0


Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan T adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan T R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh T R = {(a, c) a A, c C, dan untuk suatu b B sehingga (a, b) R dan (b, c) S }
Contoh 2.16 :

Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u} Sementara itu, relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}

Sedangkan relasi dari himpunan B ke himpunan C didefisikan oleh :


T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}

Maka komposisi relasi R dan T adalah T R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u) } Jika disajikan dengan diagram panah, komposisi relasi R dan T adalah :
2 1

a b 2 c 3

4 6 8

s t u

Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan komposisi dari kedua relasi tersebut adalah : MR2 R1 = MR1 MR2
Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

28 Matematika Diskrit

dimana MR1 MR2 merupakan perkalian antara dua buah matriks, tetapi dengan mengganti tanda kali dengan logika (dan), sedangakan tanda tambah diganti dengan logika (atau).
Contoh 2.17 :

Misalkan relasi R1 dan R2 pada himpunan A disajikan dalam bentuk matriks berikut :

1 0 1 1 1 0 R1 = 0 0 1
MR2 R1

dan

0 1 0 R2 = 0 0 1 1 0 1

maka matriks yang menyatakan R2 R1 adalah = MR1 . MR2


(1 0) (0 0) (1 1) (1 1) (0 0) (1 0) (1 0) (0 1) (1 1) = (1 0) (1 0) (0 1) (1 1) (1 0) (0 0) (1 0) (1 1) (0 1) (0 0) (0 0) (1 1) (0 1) (0 0) (1 0) (0 0) (0 1) (1 1)

1 1 1 0 1 1 = 1 0 1
2.4 Relasi Ekivalen dan Relasi Terurut

Sebuah relasi pada himpunan A dinamakan relasi ekivalen jika relasi tersebut refleksif, simetri dan transitif. Dua unsur yang berelasi ekivalen disebut equivalent.
Contoh 2.18 :

Misalkan R merupakan relasi pada sebuah Z, yang dinyatakan oleh : a R b jika dan hanya jika a = b atau a = b . Periksa, apakah relasi tersebut merupakan relasi ekivalen !
Jawab :

Jelas bahwa a = a, dengan kata lain jika a R a untuk setiap a Z . Jadi R merupakan relasi refleksif. Jika a = b dan b = c, ini mengakibatkan a = c. Dengan kata lain jika a R b maka b R c maka a R c. Dengan demikian R merupakan relasi transitif. Jika a = b atau a = b maka b = a atau b = a, dengan kata lain jika a R b maka b R a. Jadi R merupakan relasi simetri.
Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

29 Matematika Diskrit

Dengan demikian R merupakan relasi ekivalen.

Contoh 2.19 :

Misalkan R merupakan relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh : a R b jika dan hanya jika a b Z. Periksa, apakah relasi tersebut merupakan relasi ekivalen !
Jawab :

Untuk setiap a Rill maka a a = 0 bilangan bulat, oleh karena itu R bersifat refleksif. Misalkan a R b maka (a b) Z, jelas bahwa (b a) Z. Dengan demikian R bersifat simetri. Jika a R b dan b R c artinya (a b), (b c) Z maka (a c) = (a b) + (b c) juga merupakan bilangan bulat. Oleh karena itu a R c. Jadi R bersifat transitif. Dengan demikian R merupakan relasi ekivalen.
Contoh 2.20 : (Modul Kongruen)

Misalkan m adalah bilangan bulat yang lebih besar dari 1. Tunjukan bahwa Relasi R = {(a,b) | a b (mod m)} merupakan relasi ekivalen pada himpunan bilangan bulat.
Jawab :

Ingat bahwa a b (mod m) jika dan hanya jika m membagi a b . Karena a a = 0 dapat dibagi oleh m, yaitu 0 = 0 m. Oleh karena itu, a a (mod m) , sehingga R bersifat refleksif. a b dapat dibagi oleh m sehingga a b = km, untuk suatu k Z Ini mengakibatkan b a = km. Jadi relasi tersebut simetri Misalkan a b (mod m) dan b c (mod m), sehingga a b dan b c dapat dibagi oleh m, atau a b = km dan b c = lm untuk suatu k, l Z Dengan menjumlahkan keduanya : a c = (a b) + (b c) = (k + l) m, maka a c (mod m), Ini menunjukan bahwa relasi tersebut transitif. Dengan demikian R merupakan relasi ekivalen. Misalkan R adalah relasi ekivalen pada himpunan A. Semua unsur himpunan yang relasi dengan suatu unsure a di A dinamakan kelas ekivalen dari a. Kelas ekivalen dari a terhadap relasi R dinotasikan oleh [a]R. Jika hanya ada satu relasi pada himpuanan tersebut, notainya adalah [a].
Contoh 2.21 : Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

30 Matematika Diskrit

Tentukan kelas ekivalen 0, 1, 2, dan 3 pada relasi modul kongruen 4!

Jawab :

[0] = { . . . , 12, 8, 4, 0, 4, 8, 12, . . . } [1] = { . . . , 11, 7, 3, 1, 5, 9, . . . } [2] = { . . . , 10, 6, 2, 2, 6, 10, . . . } [3] = { . . . , 11, 7, 3, 1, 5, 9, . . . } Sebuah relasi R pada himpunan S dikatakan relasi terurut parsial jika relasi tersebut bersifat refleksif, antisimetri dan transitif. Sebuah himpunan S yang dilengkapi dengan sebuah relasi R yang terurut parsial, himpunan tersebut dinamakan himpunan terurut parsial (partially ordering set poset), Notasi : (S, R).
Contoh 2.22 :

Tunjukan bahwa relasi merupakan relasi terurut pada Z.


Jawab :

Karena a a untuk setiap a Z, maka relasi bersifat refleksi. Jika a b dan b a berarti a = a. Jadi relasi bersifat antisimetri. Jika a b dan b c berarti a c. Jadi relasi bersifat transitif. Dengan demikian relasi merupakan relasi terurut pada Z. Setiap unsur dalam poset (S, ) dikatakan comparable (dapat dibandingkan) jika a b atau b a untuk setiap a, b S. Selanjutnya, Jika (S, ) merupakan sebuah poset dan setiap dua unsur dalam S adalah comparable, maka S dinamakan Totally Ordered Set (Himpunan terurut total) atau Chain, sedangkan dinamakan urutan total.
Contoh 2.23 :

1. ( N, ) merupakan toset. 2. ( N, | ) bukan toset karena tak comparable. Jika (S, ) adalah sebuah toset dan setiap subset tak kosong dari S paling sedikit memiliki satu unsur, maka (S, ) dinamakan Well-ordered Set (himpunan terurut dengan baik). Setiap himpunan terurut parsial dapat disajikan dalam bentuk diagram Hasse. Langkah-langkah dalam menggambar digram Hasse dari suatu poset adalah : Gambarkan relasi urutan dalam bentuk directed graph. Hapus semua loop (karena refleksif) Hapus semua lintasan transitif
Contoh 2.24 :

Gambarkan diagram Hasse dari poset ({1,2,3,4}, = {(a, b) | a < b}}

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

31 Matematika Diskrit

Jawab :

1
2.5 Fungsi

Misalkan A dan B merupakan himpunan. Suatu fungsi f dari A ke B merupakan sebuah aturan yang mengkaitkan satu (tepat satu) unsur di B untuk setiap unsur di A. Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan unsur di B yang dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini berarti bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c maka b = c. Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat menuliskan dalam bentuk :
f:AB

artinya f memetakan himpunan A ke himpunan B. A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah hasil (codomain) dari f. Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi. Misalkan f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b. Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f dinamakan jelajah (range) dari f. Perhatikan bahwa jelajah dari f adalah himpunan bagian (mungkin proper subset) dari B.

A
f

a a

b = b(a) f

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

32 Matematika Diskrit

Contoh 2.25 :

Misalkan f : R (Riil) R didefinisikan oleh : f ( x) = x2 . Daerah asal dan daerah hasil dari f adalah himpunan bilangan Riil, sedangkan jelajah dari f merupakan himpunan bilangan Riil tidak-negatif.
Contoh 2.26 :

Dibawah ini contoh suatu relasi yang bukan merupakan fungsi :


A a b c dc B 1 2 3 4

Berikut ini adalah beberapa contoh fungsi dalam berbagai cara penyajiannya, yaitu : 1. Himpunan pasangan terurut. Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} maka fungsi itu dapat dituliskan dalam bentuk : f = {(2, 4), (3, 9)} 2. Formula pengisian nilai (assignment).
Contoh 2.27 : f(x) = x2 + 10, f(x) = 5x,

3. Kata-kata Contoh 2.28 : f adalah fungsi yang memetakan jumlah bilangan bulat menjadi kuadratnya. 4. Kode program (source code) Contoh 2.29 : Fungsi menghitung |x | (harga mutlak dari). function abs(x:integer):integer; begin if x > 0 then abs := x else abs := x; end;
Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

33 Matematika Diskrit

Misalkan g merupakan fungsi dari himpunan A ke himpunan B, dan f merupakan fungsi dari himpunan B ke himpunan C. Fungsi komposisi f dan g, dinotasikan dengan f g, merupakan fungsi dari A ke C yang didefinisikan oleh : (f g)(a) = f(g(a)), untuk suatu a di A. Perhatikan ilustrasi fungsi komposisi dibawah ini :
A
1 a

B g
2 4 6 8

C f
s t u

b
2 3

Contoh 2.30 :

Misalkan f : Z Z dan g : Z Z , diberikan fungsi f(x) = x + 1 dan g(x) = x2 . Tentukan f g dan g f .


Jawab :

(i) (f g)(x) = f(g(x)) = f(x2 ) = x2 + 1 . (ii) (g f)(x) = g(f(x)) = g(x + 1) = (x + 1)2 = x2 + 2x + 1. Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B dikatakan satu-ke-satu (one-toone) atau injektif (injective) jika tidak ada dua unsur himpunan A yang memiliki bayangan sama pada himpunan B.
Contoh 2.31 :

Misalkan f : Z Z dan g : R R. Tentukan apakah f(x) = x2 dan g(x) = x + 1 merupakan fungsi satu-ke-satu?
Jawab :

a. f(x) = x2 bukan fungsi satu-ke-satu, karena f(2) = f(2) = 4 padahal 2 2. b. g(x) = x + 1 adalah fungsi satu-ke-satu karena untuk a b, a + 1 b + 1. Misalnya untuk x = 1, g(1) = 2. Sementara itu, untuk x = 2, g(2) = 3. Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B dikatakan pada (onto) atau surjektif (surjective) jika setiap unsur pada himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih unsur himpunan A. Dengan kata lain seluruh unsur B merupakan jelajah dari f. Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.
Contoh 2.32: Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

34 Matematika Diskrit

Misalkan f : Z Z dan g : R R. Tentukan apakah f(x) = x2 dan g(x) = x + 1 merupakan fungsi pada !
Jawab :

a. f(x) = x2 bukan fungsi pada, karena tidak semua nilai bilangan bulat merupakan jelajah dari f, yaitu bilangan bulat negatif. b. g(x) = x + 1 adalah fungsi pada karena untuk setiap bilangan Riil y, selalu ada nilai x yang memenuhi, yaitu y = x + 1. Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B dikatakan berkoresponden satu-ke-satu atau bijeksi (bijection) jika fungsi tersebut satu-ke-satu dan juga pada. Agar mendapatkan pengertian yang lebih baik, perhatikan ilustrasi berikut :

Fungsi satu-ke-satu, bukan pada


A a b c B 1 2 3 4

Fungsi pada, bukan satu-ke-satu


A a b c dc B 1 2 3

Fungsi satu-ke-satu dan pada


A a b c dc B 1 2 3 4

Bukan fungsi satu-ke-satu maupun pada


A a b c dc B 1 2 3 4 5

Jika f merupakan fungsi dari himpunan A ke himpunan B yang berkoresponden satu-ke-satu maka kita senantiasa dapat menemukan balikan (invers) dari fungsi f. Balikan fungsi dinotasikan dengan f 1. Misalkan a adalah anggota himpunan A dan b adalah anggota himpunan B, maka f -1(b) = a jika f(a) = b. Fungsi yang berkoresponden satu-kesatu disebut juga fungsi yang invertible (dapat dibalik), sehingga kita dapat mendefinisikan suatu fungsi balikannya. Jika ia bukan fungsi yang berkoresponden satuAdiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

35 Matematika Diskrit

ke-satu maka fungsi tersebut dikatakan not invertible (tidak dapat dibalik), karena fungsi balikannya tidak ada.
Contoh 2.33 :

Tentukan balikan fungsi f(x) = x + 1.


Jawab :

Fungsi f(x) = x + 1 merupakan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, jadi invers fungsi tersebut ada. Misalkan f(x) = y, sehingga y = x + 1, maka x = y 1. Jadi, balikan fungsi balikannya adalah f-1(y) = y 1.
Contoh 2.34 :

Tentukan balikan fungsi f(x) = x2.


Jawab : Dari contoh sebelumnya, kita sudah menyimpulkan bahwa f(x) = x2 bukan merupakan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, sehingga fungsi balikannya tidak ada. Jadi, f(x) = x2 adalah fungsi yang not invertible.

Latihan :

1. Periksa apakah relasi (dalam bentuk pasangan terurut) berikut merupakan relasi ekivalen : a. {(0,0), (1,1), (2,2), (3,3) } b. {(0,0), (1,1), (1,3), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3) } 2. Periksa apakah relasi yang direpresentasikan dalam bentuk matriks dibawah ini merupakan relasi ekivalen :
1 1 1 a. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 b. 1 1 1 0 0 0

0 0 0 1

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

36 Matematika Diskrit

3. Jika suatu relasi R disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut :


1 0 MR = 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1

Periksa apakah relasi tersebut merupakan relasi terurut ! 4. Tentukan dua matriks yang merepresentasikan relasi R1 (relasi invers) dan komposisi R R1 ! 5. Gambarkan diagram Hasse dari poset {B , } dimana B = {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12} = {(a,b) | a membagi b}}

Adiwijaya Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Você também pode gostar

  • Materi Relasi - Sifat2
    Materi Relasi - Sifat2
    Documento27 páginas
    Materi Relasi - Sifat2
    Jorok Logi
    Ainda não há avaliações
  • Relasi
    Relasi
    Documento23 páginas
    Relasi
    Iwaann
    Ainda não há avaliações
  • Resume Relation
    Resume Relation
    Documento7 páginas
    Resume Relation
    Andre Kharisma Dwi Thansa
    Ainda não há avaliações
  • MAKALAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA Fungsi - 1
    MAKALAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA Fungsi - 1
    Documento32 páginas
    MAKALAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA Fungsi - 1
    Anisa Nur Aisyah
    Ainda não há avaliações
  • Materi 2 PDF
    Materi 2 PDF
    Documento17 páginas
    Materi 2 PDF
    Daniel Alfar
    Ainda não há avaliações
  • Relasi Sebuah Himpunan Yang Bersipat
    Relasi Sebuah Himpunan Yang Bersipat
    Documento17 páginas
    Relasi Sebuah Himpunan Yang Bersipat
    N'Hilda Fahmidia
    Ainda não há avaliações
  • MATERI Makalah
    MATERI Makalah
    Documento12 páginas
    MATERI Makalah
    Toko Opo ono
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Matematika Diskrit (Fiqih Syahrizal)
    Tugas Matematika Diskrit (Fiqih Syahrizal)
    Documento9 páginas
    Tugas Matematika Diskrit (Fiqih Syahrizal)
    fiqih syahrizal
    Ainda não há avaliações
  • Materi Relasi
    Materi Relasi
    Documento9 páginas
    Materi Relasi
    Delia Salsabila
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3. Relasi (LK - 5) Fix
    Bab 3. Relasi (LK - 5) Fix
    Documento7 páginas
    Bab 3. Relasi (LK - 5) Fix
    Baitul Arifin
    Ainda não há avaliações
  • RELASI
    RELASI
    Documento41 páginas
    RELASI
    Putri Nilamsari
    Ainda não há avaliações
  • Materi Pertemuan 4
    Materi Pertemuan 4
    Documento7 páginas
    Materi Pertemuan 4
    andresnovyanto81
    Ainda não há avaliações
  • File Relasi
    File Relasi
    Documento13 páginas
    File Relasi
    Devo
    Ainda não há avaliações
  • Matriks, Relasi Dan Fungsi
    Matriks, Relasi Dan Fungsi
    Documento34 páginas
    Matriks, Relasi Dan Fungsi
    Vera Lake
    Ainda não há avaliações
  • Diskrit 2022 Relasi&Fungsi 1 1
    Diskrit 2022 Relasi&Fungsi 1 1
    Documento30 páginas
    Diskrit 2022 Relasi&Fungsi 1 1
    sitinurulwafiroh1004
    Ainda não há avaliações
  • RELASI
    RELASI
    Documento35 páginas
    RELASI
    rizki sakinah
    Ainda não há avaliações
  • BAB 3 (RELASI) Revisi
    BAB 3 (RELASI) Revisi
    Documento13 páginas
    BAB 3 (RELASI) Revisi
    Syaid Hussin
    Ainda não há avaliações
  • 1 Himpunan
    1 Himpunan
    Documento23 páginas
    1 Himpunan
    Nafa Mazaya
    Ainda não há avaliações
  • Relasi Fungsi
    Relasi Fungsi
    Documento41 páginas
    Relasi Fungsi
    Maulidatul Andini
    Ainda não há avaliações
  • Materi 1 Relasi Dan Fungsi
    Materi 1 Relasi Dan Fungsi
    Documento135 páginas
    Materi 1 Relasi Dan Fungsi
    Pradana
    Ainda não há avaliações
  • Relasi Dan Fungsi
    Relasi Dan Fungsi
    Documento8 páginas
    Relasi Dan Fungsi
    Fathur Rahman
    Ainda não há avaliações
  • Pertemuan 4
    Pertemuan 4
    Documento24 páginas
    Pertemuan 4
    almiyanti
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Metematika Diskrit
    Makalah Metematika Diskrit
    Documento6 páginas
    Makalah Metematika Diskrit
    Mustika Sii Thikuq
    Ainda não há avaliações
  • Pert - Relasi
    Pert - Relasi
    Documento32 páginas
    Pert - Relasi
    fuadlamalaka03
    Ainda não há avaliações
  • Pertemuan 3 Representasi Relasi
    Pertemuan 3 Representasi Relasi
    Documento14 páginas
    Pertemuan 3 Representasi Relasi
    Agung Widiyatmaka
    Ainda não há avaliações
  • BAB 5 Relasi Dan Fungsi
    BAB 5 Relasi Dan Fungsi
    Documento15 páginas
    BAB 5 Relasi Dan Fungsi
    Belle Gallery
    Ainda não há avaliações
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento11 páginas
    Bab 2
    Fani Fadillah Hermawan
    Ainda não há avaliações
  • Matriks Dan Relasi
    Matriks Dan Relasi
    Documento64 páginas
    Matriks Dan Relasi
    Yas San Ti
    Ainda não há avaliações
  • Relasi Equivalen
    Relasi Equivalen
    Documento28 páginas
    Relasi Equivalen
    Fathur
    Ainda não há avaliações
  • Yosep Setawan - 3411201065 - p7
    Yosep Setawan - 3411201065 - p7
    Documento8 páginas
    Yosep Setawan - 3411201065 - p7
    Yosep Setiawan
    Ainda não há avaliações
  • Matematika Diskrit
    Matematika Diskrit
    Documento28 páginas
    Matematika Diskrit
    Resky Amalya
    Ainda não há avaliações
  • Relasi-MTK Agrotek
    Relasi-MTK Agrotek
    Documento39 páginas
    Relasi-MTK Agrotek
    Fernando Toding Bua
    Ainda não há avaliações
  • 12 - Relasi
    12 - Relasi
    Documento17 páginas
    12 - Relasi
    sesa trialaka
    Ainda não há avaliações
  • BAB 2 Relasi
    BAB 2 Relasi
    Documento32 páginas
    BAB 2 Relasi
    Lisa Yopetoys
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Fungsi Dan Grafik Fungsi
    Analisis Fungsi Dan Grafik Fungsi
    Documento74 páginas
    Analisis Fungsi Dan Grafik Fungsi
    Ripki Paturohman
    Ainda não há avaliações
  • Penerapan Relasi Dan Fungsi Dalam Bidang Informtika (Matematika Diskrit)
    Penerapan Relasi Dan Fungsi Dalam Bidang Informtika (Matematika Diskrit)
    Documento21 páginas
    Penerapan Relasi Dan Fungsi Dalam Bidang Informtika (Matematika Diskrit)
    Muhammad Aji Saputra
    0% (2)
  • Msi 1 - #2
    Msi 1 - #2
    Documento39 páginas
    Msi 1 - #2
    Zen
    Ainda não há avaliações
  • Matematika Diskrit
    Matematika Diskrit
    Documento3 páginas
    Matematika Diskrit
    silvia rahman
    Ainda não há avaliações
  • K1 - Logika Informatika - Relasi - Kelompok 5
    K1 - Logika Informatika - Relasi - Kelompok 5
    Documento17 páginas
    K1 - Logika Informatika - Relasi - Kelompok 5
    rayhansyifa5pro
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Relasi Dan Fungsi
    Makalah Relasi Dan Fungsi
    Documento16 páginas
    Makalah Relasi Dan Fungsi
    kurniawankrs
    0% (1)
  • Relasi
    Relasi
    Documento37 páginas
    Relasi
    Matteuw Andrew
    Ainda não há avaliações
  • Fungsi Relasi Pertemuan 2
    Fungsi Relasi Pertemuan 2
    Documento12 páginas
    Fungsi Relasi Pertemuan 2
    yashnime29
    Ainda não há avaliações
  • Matematika Diskrit-Relasi
    Matematika Diskrit-Relasi
    Documento42 páginas
    Matematika Diskrit-Relasi
    Iwank
    Ainda não há avaliações
  • Pertemuan 11 - Relasi Dan Fungsi #1.Pptx-2
    Pertemuan 11 - Relasi Dan Fungsi #1.Pptx-2
    Documento28 páginas
    Pertemuan 11 - Relasi Dan Fungsi #1.Pptx-2
    Triana Putri Oscindy
    Ainda não há avaliações
  • MD 04 Relasi Dan Fungsi
    MD 04 Relasi Dan Fungsi
    Documento52 páginas
    MD 04 Relasi Dan Fungsi
    JIMMY MARCELINO
    Ainda não há avaliações
  • RELASI
    RELASI
    Documento37 páginas
    RELASI
    Dede Dewantara
    Ainda não há avaliações
  • Latihan Relasi
    Latihan Relasi
    Documento26 páginas
    Latihan Relasi
    Rahmadian Noor
    Ainda não há avaliações
  • 1.poset, Loset, Diagram Hasse
    1.poset, Loset, Diagram Hasse
    Documento5 páginas
    1.poset, Loset, Diagram Hasse
    Fikri Maulana
    Ainda não há avaliações
  • 1.poset, Loset, Diagram Hasse
    1.poset, Loset, Diagram Hasse
    Documento5 páginas
    1.poset, Loset, Diagram Hasse
    Fikri Maulana
    Ainda não há avaliações
  • Matriks, Relasi & Fungsi
    Matriks, Relasi & Fungsi
    Documento55 páginas
    Matriks, Relasi & Fungsi
    Jerry Christy
    100% (1)
  • Kuliah 18 Baru
    Kuliah 18 Baru
    Documento29 páginas
    Kuliah 18 Baru
    Nurhadi Putra Hambali
    Ainda não há avaliações
  • Relasi PDF
    Relasi PDF
    Documento35 páginas
    Relasi PDF
    uswatun
    Ainda não há avaliações
  • RELASI
    RELASI
    Documento37 páginas
    RELASI
    gabisa Basing
    Ainda não há avaliações
  • KALKULUS
    KALKULUS
    Documento57 páginas
    KALKULUS
    Lalu Rangga
    Ainda não há avaliações
  • MAKALAH - Relasi-Dan-Fungsi
    MAKALAH - Relasi-Dan-Fungsi
    Documento15 páginas
    MAKALAH - Relasi-Dan-Fungsi
    Sofylia Roe
    100% (1)
  • Agu
    Agu
    Documento25 páginas
    Agu
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Absen Smnar Hasil
    Absen Smnar Hasil
    Documento3 páginas
    Absen Smnar Hasil
    be
    Ainda não há avaliações
  • Makala Metode Topsis
    Makala Metode Topsis
    Documento13 páginas
    Makala Metode Topsis
    Anton Priyan
    Ainda não há avaliações
  • Peroposal Beras - Docxedit Dikit
    Peroposal Beras - Docxedit Dikit
    Documento26 páginas
    Peroposal Beras - Docxedit Dikit
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Smart Biling
    Smart Biling
    Documento45 páginas
    Smart Biling
    Dian Setyawan
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Aplikasi CBT Endo Newnew
    Proposal Aplikasi CBT Endo Newnew
    Documento19 páginas
    Proposal Aplikasi CBT Endo Newnew
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Agung
    Agung
    Documento18 páginas
    Agung
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2 PPRPL
    Tugas 2 PPRPL
    Documento3 páginas
    Tugas 2 PPRPL
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • HGHGHGH
    HGHGHGH
    Documento6 páginas
    HGHGHGH
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • 9.3.1 Arsitektur Tasseract
    9.3.1 Arsitektur Tasseract
    Documento10 páginas
    9.3.1 Arsitektur Tasseract
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Documento4 páginas
    Tugas 2
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Klklus 2
    Klklus 2
    Documento9 páginas
    Klklus 2
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Judul: Proccesing
    Judul: Proccesing
    Documento11 páginas
    Judul: Proccesing
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Klklus 2
    Klklus 2
    Documento9 páginas
    Klklus 2
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2 PPRPL
    Tugas 2 PPRPL
    Documento3 páginas
    Tugas 2 PPRPL
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Documento4 páginas
    Tugas 2
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • PPRPL 3
    PPRPL 3
    Documento5 páginas
    PPRPL 3
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Transkrip Mahasiswa
    Transkrip Mahasiswa
    Documento2 páginas
    Transkrip Mahasiswa
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 1 Dika
    Tugas 1 Dika
    Documento4 páginas
    Tugas 1 Dika
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Emmi Ditiya Ningsih 10105564
    Emmi Ditiya Ningsih 10105564
    Documento29 páginas
    Emmi Ditiya Ningsih 10105564
    arfah_kasim06
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Informasi Akuntansi
    Sistem Informasi Akuntansi
    Documento6 páginas
    Sistem Informasi Akuntansi
    khusy8
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Berbasis Pengetahuan
    Sistem Berbasis Pengetahuan
    Documento22 páginas
    Sistem Berbasis Pengetahuan
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Documento1 página
    Bab Vi
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Konsep Array 12 Konstanta Nur Alamsyah Nurdin
    Konsep Array 12 Konstanta Nur Alamsyah Nurdin
    Documento11 páginas
    Konsep Array 12 Konstanta Nur Alamsyah Nurdin
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Seminar Hasil Kerja Praktek Endo
    Seminar Hasil Kerja Praktek Endo
    Documento25 páginas
    Seminar Hasil Kerja Praktek Endo
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Documento1 página
    Abs Trak
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento20 páginas
    Bab Iii
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Kelengkapan KP
    Kelengkapan KP
    Documento1 página
    Kelengkapan KP
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Besar
    Tugas Besar
    Documento11 páginas
    Tugas Besar
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento3 páginas
    Bab 1
    Logis Fanromik
    Ainda não há avaliações