Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
stilah logika berasal dari bahasa Yunani : "Logike (kata sifat), "Logos (kata benda).
Definisi Logika : "lmu atau disiplin ilmiah yang mempelajari jalan pikiran yang
dinyatakan atau diungkapkan dalam bahasa. Legal Reasoning/legal Method/
Argumentasi Yuridik/ Metode Berpikir yuridis/ Element of argument of law/ Penalaran
hukum. Definisi Logika : "lmu atau disiplin ilmiah yang mempelajari jalan pikiran yang
dinyatakan atau diungkapkan dalam bahasa. Obyek studi Logika : kegiatan berfikir
(bukan proses berfikir)
Legal reasoning dalam arti sempit, berkaitan dengan argumentasi yang melandasi
satu keputusan. Studi ini menyangkut kajian logika suatu keputusan. Berkaitan dengan
jenis-jenis argumentasi, hubungan antara reason (pertimbangan, alasan) dan
keputusan, serta ketepatan alasan atau pertimbangan yang mendukung keputusan.
Legal Argumentation itu khas dan berbeda dengan logika tradisional. Yang
terpenting dalam logika hokum peraturannya harus benar-benar "Benar".
W Contoh: silogisme hukum tidak sesederhana contoh silogisme tradisional:
W Semua manusia mortal (premise major)
W Badu manusia (premise minor)
W Badu Mortal (konklusi)
Argumentasi hukum adalah suatu pembenaran / alasan terhadap yang diyakini/ putusan
yang dipilih, tapi alasan itu harus didasarkan pada hokum positif.
Lapisan logika, lapisan ini merupakan struktur intern dari suatu argumentasi, juga
bagian dari logika tradisional. su yang muncul berkaitan dengan premis-premis
yang digunakan dalam menarik suatu kesimpulan logis dan langkah dalam
menarik kesimpulan, misalnya deduksi dan analogi. Logika merupakan
ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktekCara
berfikir lurus dan tepat
&nsur:
1. Pengertian (kata)
2. Keputusan( kalimat)
3. Kesimpulan(pembuktian)
Bentuk-bentuk logika:
1. Logika Silogistis:
Aturan hukum major premise
Fakta hukum konkrit minor premise
Konklusi
2. Logika Proposisi
Jika .... Maka
3. Logika predikat
Setiap orang dengan sengaja..
4. Logika Deontis
Menganalisa konsep-konsep normatif, seperti: perintah dan larangan
Lapisan dialektik, lapisan ini membandingkan argumentasi pro dan argumentasi
yang kontra. Ada dua pihak yang berdialog atau berdebat, yang bisa saja pada
akhirnya tidak menemukan jawaban karena sama-sama kuatnya.
Dialektika/Dialogis
(model prokon)
Langkah:
1. confrontatiefase
2. openingfase
3. argumentatiefase
4. afsluitingsfase (penutup)
3. Lapisan retorika/prosedural (struktur, acara penyelesaian sengketa) ; Retorika/
Prosedur tidak hanya mengatur perdebatan, tetapi perdebatan itupun
menentukan prosedur. Suatu aturan dialog harus berdasarkan pada aturan main
yang sudah ditetapkan dengan syarat-syarat prosedur yang rasional dan syarat
penyelesaian sengketa yang jelas. Dengan demikian terdapat saling keterkaitan
antara lapisan dialektik dan lapisan Retorika procedural.
efektivitas argumentasi dengan sarana bahasa
Langkah:
1. exordium (menarik simpati)
2. narratio (persiapan argumentasi)
3. argumentatio: confirmatio dan/atau refutatio (menolak)
4. peroratio
Kata 'logika' sebagai istilah, berarti suatu metoda atau teknik yang diciptakan untuk
meneliti ketepatan penalaran. &ntuk memahami logika, orang harus mempunyai
pengertian yang jelas mengenai penalaran. Penalaran adalah suatu proses, suatu
kegiatan dalam akal budi manusia yang didalamnya berlangsung gerakan/alur dari
suatu premis ke premis-premis lainnya untuk mencapai suatu kesimpulan.
Penalaran adalah satu bentuk pemikiran. Bentuk-bentuk pemikiran yang lain, mulai
yang paling sederhana ialah pengertian atau konsep .on.ept), proposisi atau pernya-
taan proposition, statement) dan penalaran reasoning). Tidak ada proposisi tanpa
pengertian (konsep) dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. &ntuk rnemahami
penalaran, maka ketiga bentuk pemikiran harus dipahami bersama-sama.
Satu dalil yang kuat, satu argumentasi bermakna hanya dibangun atas dasar logika.
Dengan kata lain adalah suatu ".onditio sine qua non" agar suatu keputusan dapat
diterima, adalah apabila didasarkan pada proses nalar, sesuai dengan sistem logika
formal yang merupakan syarat mutlak dalam berargumentasi.
$ D$
efinisi nominal:
Definisi leksikal: Berdasarkan kamus
Keragu-raguan tentang apa dan siapa yang masuk dalam kelompok itu mengambil jalan
pintas.
Keputusan atau Proposisi
&nsur-unsurnya: Subjek-Predikat dan kata penghubung.
Kata penghubung merupakan bentuk atau formanya.
Misalnya: Dia telah melakukan pembunuhan-- Dia adalah orang yang melakukan
pembunuhan
Lanjutan
Macam keputusan:
1. Keputusan kategoris (predikat menerangkan subyek tanpa syarat)
Kategoris Tunggal (satu S dan satu P)
Kategoris Majemuk ( lebih dari satu S dan P)
2. Keputusan Hipotetis ( P menerangkan S dengan suatu syarat, tidak secara
mutlak)
Keputusan kondisional (jika....maka...)
Keputusan disyungtif atau... Atau...
keputusan disyungtif arti sempit
keputusan disyungtif arti luas
Keputusan konyungtif (tidak sekaligus... dan.....)
erdasarkan bentukna:
Keputusan positif (afirmatif) dan negatif
Keputusan positif: bahwa seluruh isi predikat diterapkan pada subyek, misalnya:
kera adalah binatang, pembebasan adalah tidak bersalah
Keputusan negatif: subyek dan predikat dinyatakan tidak sama misalnya: kera bukan
tikus, wanprestasi bukan perbuatan melawan hukum
erdasarkan Iuasna:
-Keputusan &niversal, misalnya: semua orang akan mati
Rechtsverfijning
(penyempitan hukum)
Kadang-kadang aturan hukum terkandung norma yang sangat luas:
Misalnya: Pasal 1365 BW
1. Perbuatan?
2. Melanggar Hukum?
3. Kerugian?
Definisi konsep:
1.Konsep perbuatan?
Apakah gempa bumi termasuk konsep perbuatan?
2. Konsep melanggar hukum?
Lindenbaum vs. Cohen Arrest:
melanggar hak orang lain, bertentangan dengan kewajiban
hukumnya, melanggar kepatutan, dan melanggar kesusilaan.
3. Konsep kerugian?
unsur-unsur kerugian meliputi:
schade: kerusakan yang diderita
winst: keuntungan yang diharapkan
kosten: biaya yang dikeluarkan
argumentum a contrario
Yang diatur hal yang sebaliknya
Misalnya: Pasal 39 PP No.9/l975: berlakunya masa idah bagi janda.
Bagaimana dengan duda?
Baik Analogi maupun Argumentum a contrario berakar pada postulat
keadilan:
peristiwa yang sama diperlakukan sama (analogi), peristiwa yang
tidak sama tidak diberlakukan sama (a contrario)
Konflik norma
Asas preferensi hukum meliputi:
Lex Specialis derogat legi generali