Você está na página 1de 13

No.

40 : 29 - 41

Oseanologidan Limnologi d Indonesia 2006 l

oleh

ISSN 0125 - 9830

DISTRIBUSI VERTIKAL SUHU, SALINITAS DAN ARUS DI PERAIRAN MOROTAI, MALUKU UTARA

NURHAYATI

')

Distribusi suhu, salinitas dan arus di perairan Morotai, Maluku Utara penting untuk dipahami karena berpengaruh pada berbagai aspek distribusi parameter lain, seperti reaksi kimia, proses biologi dan transport material. Arus merupakan suatu proses hidrodinamika yang berpengaruh pada distribusi dan flux dari partikulat, polutan, nutrien dan organisme perairan. Ini perlu suatu pemahaman yang baik dari karakteristik dinamika suhu, salinitas dan arus perairan. Penelitian oseanografi di perairan Morotai, Maluku Utara telah dilakukan pada bulan September 2005 di 13 stasiun pengamatan. Parameter suhu dan salinitas diukur langsung di lapangan dengan menggunakan alat sensor CTD - SBE19. Sedangkan arus diukur dengan menggunakan ADCP. Dalam distribusi vertikal suhu dan salinitas ditemukan lapisan termoklin tejadipada kedalaman antara 75 m- 150 m. Stratifikasi termal dari lapisan atas hingga 10 O C umumnya terdeteksi pada beberapa stasiun. Salinitas maksimum ditemukan pada kedalaman sekitar 400 rn Perairan Morotai, Maluku Utara mempunyai kisaran nilai suhu dan salinitas yang relatif kecil. Arus cenderung menyebar menuju ke arah Selatan ke lepas pantai. Kata kunci :suhu, salinitas, arm, lapisan termoklin,perairan Morotai, Mafuku Utara.

ABSTRACT
VERTIKAZ,DISTRIBUTION OF TEMPERATURE. SALWITY AND CURRENTSIN THE MOROTAI WATERS, NORTHERN MALUKU. Distribution of temperature,salinity and

current in the Morotai, Northern Maluku are important to unrlerstanding due their influence on various distributions of other parameters such as the reaction of chemistiy, biological process andmateriol transport. Current is a hydrodynamicprocess that affecting distribution andflux ofparticulate, pollutant, nutrients and waters organism. There is a needfor a better understanding the characteristic dynamic of temperature, salinity and current distribution of the waters. The oceanography obsewations in the Northern Maluku were carried ouf at 13 stations, on September 2005. Parameter of temperature and salinity were measured in situ by the CTD -SBE19. WhVe current were measured by the ADCPcurrent. In the vertical distribution of temperature and salinity, it was found a the~nocline layer occur at the depth of 75 - 150 m. The thennalstratification of up layer to 10 'Cgenerally was detected at some station. Maximum salinity value is found on depth of 400 in. Morotai waters have value range of temperature and salinity is relatively small. Current tend to distribution to the south to offshore. Morotai waters have range value of temperature and salinity relatively small.
Keywords: temperature, salinity, current, thermocline layer, Morotai waters, Northern Maluku. ')Bidang Dmam~ka Laut, Pusat Peneht~an Oseanografi - LIP1
- -

Perairan Morotai adalah perairan yang terletak di sisi barat Halmahera (Gambarl), daerahpenelitian oseanografi berada pada posisi antara 0" LU - lo LU dan 127" BT - 12S0BT, bagian Utara berhubungan dengan Samudera Pasifik sedangkan di perairan bagian selatanberhubungan dengan Laut Banda Lokasi perairan yang diamati relatif sempit dan merupakan daerah katulistiwa atau equator serta di dalamnya terdapat pulau-pulau besar dan kecil seperti Pulau Tidore, sedangkan di sekitarnyaterdapat gunung-gunungdiantaranyaadalah Gunung Gamalama dan Tidore. Berdasarkaninformasidari tabel pasut perairan Indonesia, karakteristikpasut di daerah ini menunjukkankarakteristikjenissemidiurnal, yaitu dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut (F'ARlWONO 1989). Bagianpenting dari gambaran oseanografi suatuperairanlaut adalah deskripsi dari penyebaran atau distribusi spasial maupun temporal dari parameter suhu dan salinitas. Pengamatan suhu dan salinitas ini merupakan parameter yang tak dapat ditinggalkan dalam hampir setiap penelitian di laut. Hal ini karenaberbagai aspek distribusi parameter seperti reaksi kimia dan proses biologi merupakan fungsi dari suhu, sehingga suhuinimenjadi suatuvariabelyangmenentukan. Sedangkansalinitas adalah faktor penting bagi penyebaran organismeperairan laut. Dalam aspek ekologi, salinitasseringkalidinyatakan dalam kisarannilaiharian, rningguan ataumusimandan kisaran salinitasini berbeda di setiapperairan.Padasisi lain arus mempunyaipengamh substansialterhadap strulctur vertikal dari suhu dan berakibatpada stratifikasiperairan terutama polapenggambarangradienvertilcal d m horisontal dari suhu. Gelombang laut permukaan juga berpotensi mempengaruhi struktur suhu dalam kolom air suatu perairan (LEE & PRICHARD 1996).Musim di wilayahperairan Indonesiajuga menjadi faktor dominan untuk penelitian oseanografi, karena berpengaruh nyata terhadap distribusi setiap parameter oseanografi. Perubahan musim ini dapat mengakibatkan perubahan pola distribusi suhu, salinitas maupun arus (WYRTKI 1961).

BAHAN DAN METODE Penelitian fisikaoseanogr&di perairanMorotai,MalukuUtaradilakukan pada tanggal 19 - 22 September2005 di 13stasiunpengamatan (Gambar 1). Kedalaman perairan dalam areapenelitian terdiri dari perairan dangkal, yaitu perairan dengan kedalaman h a n g d r 500 m dan di luarnia merupakan perairan l&as panti yang ai mempunyai kedalamanlebhdari 1000m. Penelitiandilakukandenganmenggmakan - ~ a ~ a l ~ a r u n.Taya~ m , pusat ~enelitian ~esearch a milk ~seanografi ~ f i a k a r t a . ~ Peralatan yang digunakan untuk penelitian fisika oseanografi merupakan kelengkapandari saranaKapal antara lain CTD (Conductivity,Temperature, Depth) dan ADCP (Acoustic Doppler Current Profile). Parameter fisika oseanografi yang di amati adalah suhu air laut, salinitas dan a s . Pengukuran parameter fisika dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakan alat sistem sensor CTD (Seabird CTD 911plus SBE) yang dilengkapi dengan beberapa sensor. Alat ini dapat mengukur semuaparameter tersebut pada beberapa kedalaman laut secara simultan. Data CTD diperoleh denganmengmakan -program "Sea save and data analyze". Atau processing denganmenggunakan program ALIGNCTD, WILDEDIT, CELLTM, FILTER, LOOPEDIT, BINAVG AND DERIVE telah terpasigpada PC komputer. ~elanjutn~adata diproses dengan menggunakan program DATACNV untuk mendapatkan nilai rata-rata parameter dengan interval per meter dalam arah vertikal dari permukaan sampai dekat dasar laut Untuk sirkulasi massa air laut yang diukur adalah kecepatan dan arah arus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ADCP, yang dilengkapi dengan sensor yang dapat mengukur kecepatan arus, arah arus d m kedalaman laut secara simultan.Alat ini dapat mengukur m s secara transek antar stasiun sampai kedalaman 500 m. Koordinatposisi setiap stasiunpengukuranditentukan dari posisi kapal yang telah dilengkapidengan sistemNavigasi.Penggambaranprofilvertikal setiap parameter dibuat dengan menggunakanprogram "Ocean View".

HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu air laut Suhu air laut di perairan sekitarMorotai,Maluku Utarapada bulan September 2005 menunjukkan nilai yang beragam. Di lapisan permukaan bervariasi antara 28,991 O - 30,089 OC. Padalapisanmixed layer yaitu lapisanpermukaan hingga C kedalaman 50 m, suhu menunjukkan nilai yang lebih tinggi daripada lapisan di bawahnya. Makin ke lapisan dalam, suhu air laut makin dingin dan suhuminimum

Lapisan tercampur atau "mixed layer" teramati dari permukaan hingga kedalamk ~elutar50&eter, tetapi lapisanki cenderungnenjadi lebihdalam hingga n. sekitar kedalaman 70 m. Ini berarti adapergeseran lapisan tercampur di perairan ii - Kondisi ini dapatmembenkan kontribusi yangbermanfaat bagiprddnkti&s biologi. Di bawah lauisan tercampurmerupakanlapisan termoklin, ketebaian lapisan tmoklin ini di perairan Morotai dijumpai pada kedalaman sekitar 100 m sampai 150 m. Lapisan termoklin yang teramati di perairanMorotai ininampaknyamerupakanlapisan termoklin yang biasadijumpai di wilayah perairan subtropis sepeh perairan Indonesia (F'OND and PICKARD 1983).Kondisi lapisan termoklin di daerah sekitarperairan Momtai, MalukuUtarayangteramati dalampenelitianinimenunjukkankondisi normal. - Dengan kata lain kondisi lapisan termoklin di perairan ini belum terganggu. Tetapi di Stasiun 10terdeteksi mempunyai dualapisan termoklin (Gambar3). Distribusi suhu antar stasiunnilainyacukupbervariasi dm disajikan dalam Tabel 1.
A .

Gambar3. Distribusi vertical suhu (OC) dan salinitas (dalam satuan psu) di stasiun 10, perairan Morotai, September 2005. Figure 3. Vertical distribution of temperature (OC) and salinity (psu) at Station 10 in the Morotai waters, September 2005.

NURHAYATI

Salinitas

Salinitas di perairan sekitar Morotai, Maluku Utara dalam penelitian ini menunjukannilai cukup tinggi, yaitu lebih dari 34,O psu. Nilai salinitas di lapisan permukaan di sekitarperairan Morotai ini bervariasi antara 33,717 psu- 34,23 1 psu, dengankisarannilai salinitas sekitar 1,06 psu. Secararincikisarannilaisalinitas di setiap lapisan kedalaman seperti terlihat dalam Tabel 1.Distribusi niIai salinitas di suatuperairandipengaruhi olehpenguapan,jumlah air tawar yang masuk ke perairan tersebut, "run-off" atau aliranpermukaan, pasang surut air laut, curah hujan dan musim (BOWDEN 1980). Secaraumum distribusi salinitas di lapisan tercarnpur permukaan atau "mixed 1ayer"menunjukkan nilai relatif lebih rendah dari pada di lapisan dalam, sedangkan nilai rata-rata salinitas di setiap lapisan kedalaman dari permukaan, lapisan kedalaman 10m, lapisan 25 m, hingga lapisan 50 m, berturutturut adalah 34,063 psu; 34,097 psu; 34,109psu; dan 34,153 psu. Salinitastinggi umumnya dijumpai diperairan dalam (kedalamanlaut lebih dari 100m), sedangkan di perairan dangkalterutama di dekat daratan, nilai salinitas relatif lebih rendah. Nilai salinitas minimum di lapisanpemukaan terjadi di Stasiun 2 dan berdasarkan data informasi pasut setempat, waktu pengukuran di stasiun ini menunjukkanlaut dalam kondisi menuju surut. Dengan dernikianrendahnyasalinitas di daerahini diduga karena terjadinyapercampuranmassaair laut dengan air tawar yang berasal dari daratan. Sumber massa air tawar di sini didugaberasal dari daratan oleh aliran perrnukaan seperti aliran sungai, pembuangan air dari daratan oleh penduduk seternpat atau oleh kapal-kapal yangmembuang air tawarke dalam laut. Nilai salinitas maksimumpada lapisan kedalaman lebih dari 140meter mencapai lebih dari 35,4psu. Nilai salinitas sekitar 35 psudijumpaipadasemuastasiun luardi Selatan Morotai pada kedalaman lebih dari 100m. Maksimum salinitas dijumpai pada Stasiun 10 (lepaspantai) kedalaman sekitar 300 m di selatanPulau Morotai. Nilai salinitasmaksirnum ini cenderungterjadi pada daerahperairan lintang rendah terutamapada kedalaman lebih dari 100 meter karenamasuknya massa air yang berasal dari SamuderaHindia (WYRTKI 1961).Jadi nilai salinitasmaksimum di perairan sekitarMorotai ini mengindiiasikan adanya percampuran massa airsetempat dengan massa air yang berasal dari SamuderaHindia. Dalam ha1 inimassa air yang berasal dari Samudera Hindia diduga masuk ke perairan sekitar Morotai melalui Laut Flores dan atau Laut Seram.

UCA PAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth. Redaksi OLD1atas koreksi, pengarahan, komentar maupun saran dalam draft penulisan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepadarekan teknisi maupun awak KapaI Baruna Jaya wI,atas bantuannya dalampengambilan data di lapangan.

D r n A R PUSTAKA ARIEF, D 1992.A study on low kequency variability in current and sea level in the Lombok strait and adjacent region. Dissertation, Lousiana StateUniversity: 198 pp. BEANISH. R. and BOUILLON, 1993.Pasific salmon trends in relation to climate. Canadion Journal ofFisheries andAquatic Sciences, 50: 1002- 1016pp. BOWDEN, K.F. 1980. Physical Oceanogrczphy ofEstuaries. Englewood Ltd.: 476 pp. BRAY, N.A., S. HAUTALA, J. CHONG and J.I. PARIWONO. 1996. Large scale Sea level,thermocline, and wind variations intheIndonesianthrouglIflow region. Journ. ofGeophys. Research,Vol. 101.No.C 5. pp: 12239- 12254. COX, D.R., R. S. LEE, and C.R.NALTY 1993. S~idney deepwater Ouljirlls Environnientnl Monitoring Programme: Post comn~issioning Phnse Sydney harbour Entrance Model VerzjkationExperiment. Australian water and Coastal Studies Pty. Ltd: 3 15 pp. DIETRICH. G. K. KALLE, W. KRAUSS and G. SIEDLER, 1980.General Oceanography an Introduction. John Willey & Sons, New York: 626 pp. LEERS,. and T.R.PRICHARD. 1996. How do long term patterns affect timeMarinepollutionBulletin 33 : limited environ:nentalmonitoringprograrnmes. 260 - 268. NURHAYATI 2002. Karakteristik hidrografi dan arus di perairan Selat Malaka. Dalain :RUYITNO, M . MUCHTAR dan I. SWANGAT (eds.):Perairan Indonesia, Oseanografi, Biologi dan Linglcungah. Pusat Penelitian oseanografi LIPI, Jakarta 2002 : 1- 8. POND andPICKARD, 1983. IntroductoryDyilamical Ocemography. Pergamon Press. Pub. Hedington Hill Hall, Oxford : 486 pp.

Você também pode gostar