Você está na página 1de 3

Arti Islam : Etimologis & Terminologis

Posted on November 12, 2008 by inIopusdai


A. Arti Etimologis
Secara etimologis (asal-usul kata, lughawi) kata 'Islam berasal dari bahasa Arab: salima
yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau
tunduk dan patuh. Sebagaimana Iirman Allah SWT,
'Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan,
maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
pula bersedih hati (Q.S. 2:112).
Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang
memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya .
Hal senada dikemukakan Hammudah Abdalati . Menurutnya, kata 'Islam berasal dari akar
kata Arab, SLM (Sin, Lam, Mim - , , ) yang berarti kedamaian, kesucian, penyerahan diri,
dan ketundukkan. Dalam pengertian religius, menurut Abdalati, Islam berarti 'penyerahan
diri kepada kehendak Tuhan dan ketundukkan atas hukum-Nya (Submission to the Will oI
God and obedience to His Law).
Hubungan antara pengertian asli dan pengertian religius dari kata Islam adalah erat dan jelas.
Hanya melalui penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT dan ketundukkan atas hukum-
Nya, maka seseorang dapat mencapai kedamaian sejati dan menikmati kesucian abadi.
Ada juga pendapat, akar kata yang membentuk kata 'Islam setidaknya ada empat yang
berkaitan satu sama lain.
1. Aslama. Artinya menyerahkan diri. Orang yang masuk Islam berarti menyerahkan diri
kepada Allah SWT. Ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2. Salima. Artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3. Sallama. Artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya
menyelematkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain (tugas dakwah atau
amar ma`ruI nahyi munkar).
4. Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk
Islam melaksanakan asalama dan sallama.
. Arti Terminologis
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama wahyu
berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di
mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan deIinisi Islam secara terminologis.
KH Endang SaiIuddin Anshari mengemukakan, setelah mempelajari sejumlah rumusan
tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama
Islam adalah:
Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untukO disampaikan kepada
segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada.
Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segalaO perikehidupan dan
penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan: dengan Tuhan, sesama manusia, dan
alam lainnya.
Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di dunia dan akhirat.O
Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.O
Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodiIikasi wahyu AllahO SWT sebagai
penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang ditaIsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.
. Nama ~Islam Pemberian Allah.
Nama 'Islam bagi agama ini diberikan oleh Allah SWT sendiri. Dia juga menyatakan hanya
Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk agama selain Islam kehidupannya
akan merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah sempurna sebagai ajaran-Nya yang
merupakan rahmat dan karunia-Nya bagi umat manusia, sehingga mereka tidak memerlukan
lagi ajaran-ajaran selain Islam.
'Sesungguhnya dien (agama) yang diridhai Allah hanyalah Islam. (Q.S. 3:19)
'Dan siapa saja yang memeluk agama selain Islam, tidak akan diterima (oleh Allah) dan dia
termasuk orang-orang yang merugi di akhirat nanti. (Q.S. 3:85)
'Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (Islam) dan Aku telah melimpahkan nikmat-
Ku padamu, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu. (Q.S. 5:3).
Menurut Al-Quran, semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sebelum
Muhammad pun pada hakikatnya adalah agama Islam dan pemeluknya disebut Muslim (Q.S.
2:136, 10:72 dan 84, 12:101, 3:52, 4:163-165). Bahkan, Hawariyun, yakni sebutan bagi
pengikut Nabi Isa a.s., menyebut diri mereka Muslim (Q.S. 3:52).
Inilah salah satu kekhasan agama Islam. Nama 'Islam tidak diasosiasikan pada pribadi
seseorang, nama ras, suku, ataupun wilayah. Sebagaimana dikemukakan Abul A`la Al-
Maududi , Islam sama sekali tidak seperti nama agama-agama lain yang dikaitkan dengan
nama sesuatu atau seseorang.
'.Christianity takes its appelation Irom the name oI its prophet Yesus Christ; Budhism Irom
its Iounder Gautama Budha; Zoroastrianisme Irom its Iounder Zoroaster; and Judaism, the
reigion oI Jews, Irom the name oI tribe Judah (oI the Country oI Judea) where in it took its
birth. But no so with Islam.
Zoroaster adalah agama di Parsi. Nama itu disandarkan pada nama pendirinya, Zoroaster
yang meninggal tahun 583 SM.
Agama Budha (Budhism) berasal dari nama Sidharta Budha Gautama, lahir tahun 560 SM di
India. Budha adalah gelar bagi Sidharta yang dianggap memperoleh penerangan agung.
Yahudi (Judaism), yang dianut orang-orang Yahudi, berasal dari nama negara Juda (Judea)
atau Yahuda.
Agama Hindu (Hinduism) adalah kumpulan macam-macam agama dan tanggapan tentang
dunia dari orang-orang India.
Agama Tao (Taoism) pada mulanya adalah suatu ajaran IilsaIat, sebagai aspek maniIestasi
perasaan, spontanitas, dan khayalan orang-orang Cina yang berkembang menjadi agama
dalam Dinasti Han (206 SM-220 M).
Kristen diambil dari nama Tuhan yang dipujanya, Jesus Christ. Pengikut Kristus disebut pula
orang-orang Kristen. Dalam Al-Quran ada istilah Nasrani atau Nashoro, disandarkan pada
asal daerah Jesus, yakni Nazareth (Jesus oI Nazareth) . Wallahu a`lam.*
Oleh ASM. Romli. Referensi. Drs. Nasruddin Ra:ak, Dienul Islam, Al-Maarif Bandung,
1989, hlm. 56-57, Hammudah Abdalati, Islam in Focus, American Trust Publications
Indianapolis-Indiana, 1975, Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, Pusataka Bandung,
1978.*

Você também pode gostar