Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Biografi Muhammad Bin Abdul Wahhab
Nama lengkapnya Muhammad Bin Abdul Wahhab Bin Sulaiman Bin Ali Bin Muhammad Bin
Ahmad Bin Rasyid Bin Barid Bin Musyrif At Tamimi. Dilahirkan pada tahun 1115 Hijriyah (1703
Masehi). Dan wafat pada bulan Syawal 1206 Hijtiyah di usianya yang ke 91 tahun.
Kakeknya (Sulaiman Bin Ali) adalah seorang ahli fiqh yang menjadi rujukan masyarakat, pelajar
dan ulama pada masanya. Demikian pula dengan ayahnya (Abdul Wahhab Bin Sulaiman)
mengajar tafsir, hadits dan ilmu-ilmu lain. Disamping itu ia juga menjadi hakim.
14
Muhammad Bin Abdul Wahhab tumbuh dalam lingkungan ilmiah di keluarganya. Ia adalah
seorang yang cerdas, fasih dan memiliki kemampuan menghafal yang cepat. Bahkan
Muhammad Bin Abdul Wahhab kecil sudah hafal Al Quran sebelum usianya 10 tahun.
Ia besar di Uyainah, Najed. Lalu selanjutnya pergi menuntut ilmu ke beberapa tempat dan
berdakwah. Pertama ia pergi ke Hijaz (kawasan Makkah Madinah) untuk menunaikan ibadah
haji dan menuntut ilmu pada ulama-ulama besar yang ada disana. Lalu ia pulang ke Najed dan
meneruskan belajar dari ayahnya yang juga seorang ahli agama.
Setelah itu ia pergi ke Bashrah belajar disana dan juga berdakwah. Ia mendapati orang syiah
mensucikan kuburan dan para wali, maka Muhammad Bin Abdul Wahhab pun berdakwah
kepada mereka. Namun ia justru dimusuhi dan diancam untuk dibunuh. Akhirnya ia terpaksa
meninggalkan Bashrah untuk menyelamatkan diri, menuju daerah Zubair. Tanpa bekal dan
kendaraan, sendiri berjalan kaki, haus dan lapar. Di jalan ia ditolong oleh seseorang yang
ditemuinya.
Pada saat itu ia mendapat kabar bahwa orangtuanya sudah pindah dari Najed ke Hiraimila, maka
ia pun pergi ke Huraimila menyusul orangtuanya. Di Huraimila ia tinggal sekitar 15 tahun. Masa-
masa ini menjadi masa persiapan gerakan besar dakwah yang dilakukannya. Orang-orang datang
berduyun-duyun menyambut dakwahnya. Mereka menghadiri majlisnya dan mendengarkan
nasihat-nasihat yang diberikan. Ia juga menulis surat kepada para pembesar dan pejabat,
memberi nasihat-nasihat kepada mereka agar berbuat adil dan menegakkan tauhid. Di
Huraimila terdapat golongan orang yang suka berbuat dzalim, maka Muhammad Bin Abdul
Wahhab pun menasihati mereka. Namun mereka justru marah dan ingin membunuhnya.
Akhirnya ia pergi dari Huraimila ke Uyainah, tempatnya dibesarkan.
Di Uyainah ia disambut dengan hangat dan baik sekali oleh Utsman bin Mumir pemimpin
Uyainah. Utsman bin Mumir membaiatnya dan berjanji untuk mendukung, menolong, dan
menegakkan dakwah tauhid dan syariah Islam. Mereka pun berkerjasama di dalam berdakwah.
Diantara kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Muhammad Bin Abdul Wahhab disana adalah:
Mengajak masyarakat untuk shalat berjamaah, melaksanakan hukum rajam atas pezina,
menebang pohon-pohon yang dikeramatkan oleh orang-orang, dan menghancurkan kubah-
kubah (yang dibangun diatas kuburan) yang dikeramatkan. Namun rupanya dakwah ini tidak
disukai oleh sebagian orang, sehingga terpaksa ia pun harus meninggalkan Uyainah dan pergi ke
Diriyah demi menyelamatkan dakwahnya.
Ia memilih Diriyah sebagai daerah yang dituju karena banyak pengikutnya yang berasal dari
sana. Juga karena ia tahu bahwa penguasa Diriyah saat itu adalah seorang muslim yang kuat,
baik dan taat beragama, namanya Muhammad bin Saud.
Muhammad Bin Abdul Wahhab disambut hangat disana, bahkan penguasa Diriyah Muhammad
bin Saud sendiri yang datang menemuinya untuk menyambut kedatangannya dan berbaiat
(janji setia) kepadanya. Lalu mereka berdua sepakat untuk saling setia mendukung dan membela
satu sama lain. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1157 Hijriyah (1746 Masehi). Inilah yang menjadi
awal mula berdirinya kerajaan Saudi Arabia. Tidak lama setelah peristiwa ini orang-orang datang
berduyun-duyun dari mana-mana menemui Muhammad Bin Abdul Wahhab untuk berbaiat
kepadanya. Daerah Diriyah yang sedang dilanda krisis pada saat itu seketika maju pesat menjadi
15
pusat agama dan politik. Sampai seterusnya ia bekerjasama dengan raja-raja keturunan
Muhammad bin Saud didalam berdakwah.
Diantara kegiatan dakwah yang dilakukan Muhammad Bin Abdul Wahhab di Diriyah adalah
mengajar tauhid dan mengirim surat berisi nasihat kepada para penguasa. Ia juga menyeru para
pengikutnya untuk berjihad melawan para musuh dakwah yang terus saja memusuhi. Perang
terjadi sejak tahun 1159 Hijriyah dan terus berlanjut perang demi perang meski Muhammad Bin
Abdul Wahhab sudah meninggal.
Kondisi Di Dunia Islam Pada Masa Munculnya Dakwah Muhammad Bin Abdul Wahhab
Dakwah Ishlahiyah yang dilakukan oleh Muhammad Bin Abdul Wahhab bermula pada awal abad
ke 12 hijriyah (18 masehi).Ketika gerakan dakwah ini muncul, dunia Islam sedang mengalami
kemerosotan di banyak bidang. Pemikiran, aqidah, politik, sosial, akhlak dll.
Syirik dan bidah tumbuh subur dimana-mana. Orang-orang juga menjadikan tasawuf sebagai
dasar agamanya. Tauhid dan kemurnian agama pun sudah banyak dilupakan. Hal ini terjadi di
sebagian besar dunia Islam pada saat itu.
Contoh dari syirik dan bidah yang terjadi bisa dilihat pada apa yang ditulis oleh para penulis
pada saat itu. Diantaranya adalah apa yang ditulis oleh Syarroni dalam bukunya At Thabaqat Al
Kubra bahwasanya Allah menugaskan seorang malaikat di kuburan setiap wali untuk
mengabulkan permintaan setiap orang yang datang meminta kepada wali yang sudah meninggal
tersebut.
Di kawasan Hijaz hal yang sama juga terjadi, orang-orang berdoa apa saja di kuburan.
Diantaranya adalah di kuburan Khadijah dan kubah (yang dibangun diatas kuburan) Abi Thalib.
Begitu pula di Yaman, Syam, Iraq, Damaskus, bahkan juga Makkah dan Madinah. Kuburan-
kuburan didatangi oleh orang-orang lalu mereka meminta tolong kepadanya agar dipenuhi hajat
keperluannya dan dihindarkan dari musibah. Kerusakan-kerusakan ini masih ditambah parah lagi
dengan bermunculannya ulama-ulama buruk yang mengarang buku-buku untuk masyarakat
umum menerangkan tentang tata cara berhaji di kuburan dan melakukan ritual sesat disana.
Juga apa yang dilakukan oleh syiah dalam memperingati syahidnya Ali bin Abi Thalib di Najef
dan Husain di Karbela.
Gambaran mengenai kerusakan serius yang terjadi di dunia Islam pada saat itu diungkapkan
oleh seorang penulis berkebangsaan Amerika, Lutrub Studard. Dia berkata: Pada abad ke 18
(masehi) dunia Islam berada didalam kejatuhan yang paling rendah, kehinaan dan kemerosotan
sampai batas terendah. Pada saat itu tersebar kerusakan akhlak dan adab, mengikuti hawa
nafsu dan syahwat. Tauhid (mengesakan Tuhan) yang diajarkan oleh Rasul telah tertutup
terselimuti tabir khurafat dan kulit tasawuf.
Pada masa itu Islam semakin asing di kalangan kaum muslimin sendiri. Dasar-dasar agama
hancur, dan perbuatan orang jahiliyah terjadi pada khalayak umum.0F
1
1
DR. Sulaiman Bin Abdurrahman Al Haqil, Muhammad Bin Abdul Wahhab Dan Hakikat
Dakwahnya. Cetakan Kedua. Riyadh. 2001
16
DR. Sulaiman Bin Abdurrahman Al Haqil, Muhammad Bin Abdul Wahhab Dan Hakikat
Dakwahnya. Cetakan Kedua. Riyadh. 2001