Você está na página 1de 4

Gangguan Faal (Fungsi) Hati Yang Sering Ditanyakan Oleh

Penderita

Oleh : Prof. dr. Suwandhi Widjaja, Sp.PD, Ph.D
Penderita sering memperlihatkan kepada dokter hasil laboratorium yang mencatat
adanya gangguan faal hati, kemudian meminta penjelasan dari hasil laboratorium
bahkan memohon pengobatan atas gangguan faal hati tersebut.
Sebagai seorang dokter klinis kita tidak boleh lupa bahwa pertanyaan penderita itu
sebenarnya mengacu pada diagnosis penyakit saya itu apa sebenarnya! Untuk bisa
menjawab pertanyaan tadi dengan jitu, kita harus mengetahui bagaimana riwayat
penyakitnya, simptomatologi serta riwayat yang relevan dengan kondisi klinisnya.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan, termasuk obat tradisionil, eksposisi dengan zat
kimia/makanan juga perlu diperhatikan. Permeriksaan fisik untuk mencari tanda
penyakit hati kronis seperti palmar erithema, jaundice, spider nevi dansebagainya
sangat membantu dalam menganalisis hasil laboratorium tadi. Harus diingat bahwa
kelainan faal hati, dapat juga dijumpai pada penyakit-penyakit lain diluar penyakit hati,
misalnya penyakit kelenjar thyroid, payah jantung dan payah ginjal. Karena itu, kita
memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya sehingga dapat memberikan kesimpulan
dari hasil laboratorium tadi.
Faal Hati yang sesungguhnya.
Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut bagian kanan
atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena merupakan regulator dari semua
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Tempat sintesa dari berbagai komponen
protein, pembekuan darah, kolesterol, ureum dan zat-zat lain yang sangat vital. Selain
itu, juga merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam empedu serta pusat
pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi) hormon-hormon steroid seperti
estrogen.
Pada jaringan hati, terdapat sel-sel :510r, yang sangat penting dalam eliminasi
organisme asing baik bakteri maupun virus. Karena itu untuk memperlihatkan adanya
gangguan faal hati, terdapat satu deretan tes yang biasanya dibuat untuk menilai faal
hati tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes sangat dipengaruhi oleh hal-
hal tersebut.
%es Faal Hati
Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun beraneka
ragam sesuai dengan apa yang hendak kita nilai.
Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya diperiksa
albumin, masa protrombin dan cholesterol. Fungsi ekskresi/transportasi, diperiksa
bilirubin, alkali fosfatase. -GT. Kerusakan sel hati atau jaringan hati, diperiksa
SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya pertumbuhan sel hati yang muda (karsinoma sel hati),
alfa feto protein. Kontak dengan virus hepatitis B yaitu; HBsAg, AntiHBs, HBeAg, anti
HBe, Anti HBc, HBVDNA, dan virus hepatitis C yaitu; anti HCV, HCV RNA, genotype HCV.
Secara umum ada 2 macam gangguan faal hati.
. Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan kerusakan
jaringan atau sel hati.
2. Adanya sumbatan saluran empedu.
neka macam hasil tes faal hati yang terganggu.
Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang sistemik yang
bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya ditandai dengan demam tinggi,
2yalgia, na:80a, a8th0nia dan sebagainya. Disini faal hati terlihat akan terjadinya
peningkatan SGOT, SGPT serta -GT antara 3-5X nilai normal. Albumin dapat sedikit
menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin dapat meningkat sedikit terutama
bila infeksi cukup berat. (lihat table )
Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun dr:g ind:.0 hepatitis. Faal hati
seperti Bilir:-in dir0.t/indir0.t dapat meningkat biasanya kurang dari mg%, kecuali
pada hepatitis kolestatik, -ilir:-in dapat lebih dari mg%. SGOT, SGPT meningkat
lebih dari 5 sampai 2 kali nilai normal. -GT dan alkali1o81ata80 meningkat 2 sampai 4
kali nilai normal, kecuali pada hepatitis kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin
biasanya masih normal kecuali bila terjadi h05atiti8 1:l2inan maka rasio al-:2in
glo-:lin dapat terbalik dan masa 5rotro2-in dapat memanjang ( lihat tabel2)
Tes faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilir:-in dir0.t/indir0.t dapat tinggi
sekali (>2 mg%), terutama bila sumbatan sudah cukup lama. Peningkatan SGOT dan
SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai normal. -GT dan
alkali1o81ata80 meningkat sekali dapat lebih dari 5 kali nilai normal. Kolesterol juga
meningkat (lihat table 3).
Tes faal hati pada perlemakan hati (1atty liv0r). Al-:2in/glo-:lin dan Bilir:-in
biasanya masih normal. SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2 sampai 3 kali nilai normal
demikian juga -GT dan alkali1o81ata80 meningkat sekitar sampai kali dari nilai
normal . Kadar trigly80rida dan kolesterol juga terlihat meninggi. Kelainan ini sering
pada wanita dengan usia muda/pertengahan, gemuk dan biasanya tidak ada keluhan
atau mengeluh adanya perasaan tak nyaman pada perut bagian kanan atas. Pada kasus
perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis C harus negatif. (lihat
tabel 4)
/anya pertan/a hepatitis virus /alam /arah pen/erita.
Penderita hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM
anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan pada anak atau
orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Ini
menandakan penderita pernah terinfeksi virus hepatitis A dimasa lalu. Karena itu
5r0val0n8i IgG HAV dapat dipakai sebagai indeks sanitasi lingkungan suatu negara.
Sembuh dari infeksi Hepatitis B, ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan timbulnya
anti HBs. Sedang IgM Anti HBc pos, berarti baru r0.0nt) terinfeksi dengan hepatitis B.
Hepatitis B yang menahun.
. Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+,
HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >
5
copy/ml). Tapi Faal hatinya normal.

2. Hepatitis kronis reaktif aktif (n0.ro-in1la2atory 8tag0). Ditandai dengan HBsAg+,
HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >
5
copy/ml). Tapi Faal hati nya Abnormal,
terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal), al-:2in/glo-:lin biasanya masih
normal, -ilir:-in dapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%)

3. Hepatitis khroni8 B 2:tant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan
HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit
hati yang lebih berat.

4. Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah <

3
copy/ml dan faal hatinya normal.

5. Sirosis hati B, rasio al-:2in/glo-:lin terbalik, Bilir:-in meningkat (< dari 5 mg%),
SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis
berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif. HBV-DNA
seringnya sudah negatif.
Hepatitis C
. Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA - (negatif), faal hati
yang normal.
2. Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian
terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita.
3. Sirosis hati C, rasio al-:2in/glo-:lin terbalik, Bilir:-in meningkat( < dari 5mg%),
SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis
berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif.
0noty50 hepatitis.
Pada hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di Indonesia
terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6 genotipe dan diberi nama angka sampai
6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi menjadi sub-genotipe dan tambahan huruf kecil
dari a sampai c. Di Indonesia yang terbanyak adalah genotipe b. (> 65%)
elainan faal hati yang ti/ak specific
Hal ini biasanya terjadi pada penderita penyakit hati yang telah mempengaruhi
fungsi dari organ lain seperti ginjal, paru jantung dsb. Dalam hal seperti ini, gambaran
klinis serta pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan dan ERCP (ndo8.o5y
R0trograd0 Cholangio Pan.r0atogra5hy) atau bahkan biopsi hati biasanya diperlukan
untuk menegakan diagnosisnya.
Hasil laboratorium faal hati yang normal pa/a pen/erita penyakit hati yang
menahun.
Penderita kronik hepatitis B pada yang fase replikatif, inaktif/integratif sering
menunjukan hasil laboratorium yang normal. Juga pada penderita hepatitis C (dengan
HCV-RNA+), juga dapat menunjukan tes faal hati yang normal. Pada penderita sirosis
hati yang kompensata juga sering mempunyai tes faal hati yang normal. Pada sirosis
hati yang sudah lanjut sering kita mendapatkan kadar SGPT/SGOT normal, hal ini terjadi
karena jumlah sel hati pada sirosis berat sudah sangat kurang sehingga kerusakan sel
hati relatif sedikit. Tapi kadar -ilir:-in akan terlihat meninggi dan perbandingan
al-:2in/glo-:lin akan terbalik. Bila kita cermati lebih teliti maka kadar SGOT akan lebih
tinggi SGPT.
!elaporan hasil petan/a hepatitis virus secara kuantitatif /an kualitatif.
. Hepatitis B.
Pemeriksaan kualitatif selalu lebih sensitif dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara
pemeriksaan kuantitiatif hepatitis B dikerjakan dengan bermacam cara dan tiap cara
mempunyai sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai satuan
tertentu. Lihat tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas
5
copy/ml dianggap
batas untuk diobati.
2. Hepatitis C.
Juga pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam cara
pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai rentang sensitivitas yang berbeda. Hasil
kuantitatif dari cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat disamakan hasilnya
dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Tabel 6
!enyakit yang jarang tapi menunjukan gangguan faal hati
O Penyakit thyroid/kelenjar gondok.
O Penyakit hati a:to i22:n0 (AIH)
O il8on di80a80
O Al5ha-1-antitry58i8n d01i.i0n.y
O C0lia. di80a80
O :8.l0 di8ord0r8

Você também pode gostar