Você está na página 1de 13

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Aliran-Aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda. Keturunannya memerlukan
pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Didalam berbagai kepustakaan tentang
aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari
zaman yunani kuno sampai kini (seperti : Ulich, 1950). Oleh karena itu kajian dalam
Aliran-Aliran Pendidikan hanya pada beberapa rumpun aliran klasik dilanjutkan dengan
beberapa gerakan baru yang pengaruhnya masih terasa hingga kini, dan akhirnya dua
tonggak penting pemikiran pendidikan di Indonesia meskipun paparan ini terbatas hanya
beberapa aliran penting saja. Gerakan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai
denamika manusia dan masyarakatnya. Sejak kini maupun dimasa depan pendidikan itu
selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial dan budaya dan
perkembangan Iptek. Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan yang membawa pembaruan
itu disebut Aliran-Aliran Pendidikan.
B. #:2:8an Ma8alah
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan serta
apa pengaruhnya di Indonesia?
2. Gerakan Baru apa yang masuk kedalam Pendidikan dan apakan pengaruhnya terhadap
Pelaksanaan di Indonesia?
3. Apakah tujuannya didirikan Taman Siswa dan apa Upaya-upaya yang dilakukan
Taman Siswa ?
. T::an Ma8alah
1. Memahami Aliran-aliran Klasik dalam pendidikan (Empirisme, Nativisme,
Naturalisme, dan Konvergensi) serta pengaruhnya di Indonesia.
2. Memahami beberapa gerakan baru dalam Pendidikan, utamanya pengajaran, serta
pengaruhnya di Indonesia.
3. Memahani gagasan-gagasan pokok dua tonggak pemikiran pendidikan di Indonesia
(Perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam),
upaya-upaya dan hasil-hasilnya.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Aliran Kla8ik dan Gerakan Bar: dala2 Pendidikan
Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada zaman Yunani
kuno dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang dengan
pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Baik aliran klasik maupun gerakan-gerakan baru
dalam pendidikan pada umumnya berasal dari kawasan itu.
Pemikiran-pemikiran itu tersebar diseluruh dunia termasuk Indonesia dengan
berbagai cara seperti : dibawa oleh bangsa penjajah ke daerah jajahannya, melalui buku,
dibawa oleh orang-orang pergi belajar ke Eropa, dan sebagainya. Penyebaran itu
menyebabkan pemikiran-pemikan dan kedua kawasan itu pada umumnya menjadi acuan
dalam penciptaan kebijakan dibidang Pendidikan di berbagai Negara.
Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran-aliran sebagai berikut :

. Aliran E25iri82e
Aliran Empirisme bertolak dari lockean tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan.
Perkembangan yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari
dunia disekitarnya yang berupa stimulasi. Tokoh perintis pandangan ini adalah
seorang IilsuI Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori
'Tabula Rasa yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih.
Pengalaman Empirisme yang diperoleh dari lingkungan akan mempengaruhi besar.
Menurut pandangan Empirisme (biasa pula disebut Environmentalisme)
pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan
lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-
pengalaman.
Aliran Empirisme dipandang berat sebelah sebabnya hanya mementingkan
peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Meskipun demikian aliran ini
masih tampak pada pendapat-pendapat yang memandang manusia sebagai mahluk

yang pasiI dan dapat dimanipulasi hal itu tercermin pada pandangan ScientiIyc
Fsychology dari B.F Skiner ataupun pendangan behavorial lainnya.
Behavorial ini juga masih bervariasi dalam menentukan Iaktor apakah yang paling
utama dalam proses belajar itu.
Faktor paling utama dalam proses belajar yaitu :
1. Pandangan yang menekan peranan stimulus (rangsangan) terhadap perilaku seperti
dalam 'Classical Conditioning atau 'Respodent Learning oleh Ivan Faplov
(1849-1936) di Rusia dan Jon B. Watson (1878-1958) di Amerika Serikat.
2. Pandangan yang menekan peranan dari dampak ataupun balikan dan sesuatu
perilaku seperti dalam 'Operant Conditioning atau 'Instrumental Learning dari
Edward L Thorndike (1874-1949) dan Burrhus F. Skinner (1904) di Amerika
Serikat.
3. Pandangan yang menekan peranan pengamatan dan imitasi seperti dalam
'Obsevational Learning yang dipelopori oleh N. E Miller dan J. Dollard dengan
'Social Learning and Imitation dan dikembangkan lebih lanjut oleh A. Bandura
dengan 'Participant modeling maupun dengan 'SelI EIIikacy.
Seperti yang akan di kemukakan aliran konvergensi beberapa pendapat dalam
pandangan behavorial tersebut tidak lagi sepenuhnya ala 'Tabula Rasa dari J.Locks,
karena telah mulai diperhatikan pula Iaktor-Iaktor internal dari manusia.

. Aliran Nativi82e
Aliran nativisme Leibnitzian Tradition yang menekankan pada diri anak.
Sehingga Iaktor lingkungan, termasuk Iaktor pendidikan, kurang berpengaruh
terhadap pendidikan dan perkembangan anak.
Scoperihaur berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik
dan pembawaan buruk. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan itu ditentukan
oleh anak didik itu sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natie yang artinya adalah
terlahir. Bagi nativisme lingkungan sekitar tidak ada artinya. Penganut pandangan ini
menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan buruk menjadi buruk
sebaliknya kalau dia memiliki pembawaan baik dia akan menjadi orang baik.
G.Lelbnitz Monad pilihan dan kemauan sendiri yang menentukan manusia sebagai
mahluk aktiI yang mempunyai kemauan bebas meskipun pandangan ini mengakui
pentingnya belajar itu atau penerimaan persepsi orang banyak ditentukan oleh
kemauan memberi makna, pengalaman belajar ditentukan oleh 'Internal Frame OI

ReIerence yang dimilikinya. Pendekatan ini mementingkan pandangan holistik serta


pemahaman perilaku orang dari sudut pandang perilaku itu.
Pendapat dari beberapa humanistiktersebut sebagai berikut:
1. Pendekatan aktualisasi diri atau non direktiI dari Carl R. Rogers
2. Pendekatan 'Personal Construct dari George yang menekankan betapa
pentingnya memahami hubungan lingkungan sebagai bekal awal memahami
perilakunya.
3. Pendekatan baik yang clasik maupun pengembangan selanjutnya
4. Pendekatan dengan Aplikasinya sebagai semangat untuk mengatasi berbagai
masalah.
Pendekatan-pendekatan tersebut menekankan betapa pentingnya jati diri manusia.

. Nat:rali82e
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran
naturalisme yang dipelopori oleh seorang FilsuI Prancis J.J.Rousseau berpendapat
bahwa semua anak yang dilahirkan mempunyai pembawaan buruk, pembawaan baik
anak akan rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan yang diberikan orang
dewasa malahan akan merusak pembawaan anak dipengaruhi lingkungan.
Pendidikan wajib membiarkan pertumbunhan anak pada alam dengan kata
lainpendidikan tidak diperlukan, yang dilaksanakan adalah menyerahkan anak didik
ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia
melalui proses kegiatan pendidikan.
J.J. Rosseau ingin menjauhkan anak dari keburukan masyarakat yang serba
dibuat-buat sehingga kebaikan anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat
kelahirannya.
Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuannya dan dapat kembali membawa anak ke
alam untuk mempertahankan segala yang baik.
Gagasan Naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan sampai saat ini
tidak terbukti malahan terbukti sebaliknya pendidikan semakin lama semakin penting.



. Aliran Konvergen8i
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939). Seorang ahli pendidikan
bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak di lahirkan di dunia sudah di
sertai pembawaan baik maupun buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam
proses perkembangan anak baik Iaktor pembawaan maupun Iaktor lingkungan sama-
sama mempunyai peranan penting.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat.
Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan
bahasanya. Misalnya: bahasa jawa,sunda,inggris dsb.
Karena itu teori W. Stren teori konvergensi artinya memusat pada satu titik.
1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan
2. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada
anaka didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah
berkembangnya potensi yang kurang baik
3. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan
Aliran konvegensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan
yang tepat dalam memahami perkembangan manusia. Terdapat variasi pendapat
tentang Iaktor-Iaktor mana yang paling penting dalam menentukan dalam
perkembangan variasi-variasi itu tercermin dalam antara lain dalam perbedaan
pandangan seperti strategi disposisional,humanistik,behavioral,psiko-analitik. Sebagai
contoh dikenal berbagai pendapat tentang model-model seperti model
kontrol,simulasi,pemerosesan inIormasi dan pengembangan berpikir, seperti peran
guru sebagai Iasilater,teknik penilaian pencapaian siswa tes objektiI,perumusan tujuan
pengajaran, yang sangat behavorial belajar berprogram dan lain-lain.

. Pengar:h aliran kla8ik terhada5 5e2ikiran dan 5endidikan di Indone8ia
Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di indonesia melalui
upaya-upaya pendidikan. Utamanya persekolahan, dari penguasa penjajah belanda
dan disusul kemudian oleh orang-orang indonesia yang belajar di negeri belanda pada
masa penjajahan. Gagasan-gagasan dalam aliran-aliran pendidikan itu masuk ke
indonesia melalui orang-orang indonesia yang belajar di berbagai negara di indonesia.

Sebelum masa itu pendidikan di indonesia terutama oleh keluarga dan oleh
masyarakat kelompok belajar,lembaga keagamaan. Meskipun dalam hal-hal tertentu
sangat diutamakan bakat dan potensi lainnya dari anak keterampilan tertentu. Namun
upaya penciptaan lingkungan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan itu
diusahakan secara optimal tetapi penerimaan itu dilakukan dengan pendekatan EIektiI
Fungsional yakni diterima sesuai dengan kebutuhan seperti telah dikemukakan
perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai Iaktor yakni lingkungan proses
perkembangan itu sendiri dan anugerah Iaktor terakhir itu merupakan pencerminan
pengakuan atas adanya kekuasaan yang ikut menentukan nasib manusia.
Peserta didik lebih ditempatkan pada yang seharusnya. Proses perkembangan yakni
sebagai manusia yang dapat pendidik dan juga dapat mendidik dirinya sendiri,
hubungan pendidikan dan peserta didik adalah hubungan yang setara antara dua
pribadi.
Hubungan kesetaraan dalam interaksi edukatiI menjadi hubungan tradisional
suatu hubungan antar pribadi yang memberi peluang baik-baik, peserta didik yang
belajar maupun pendidik yang ikut belajar dengan demikian cita-cita pendidikan
seumur hidup dapat diwujudkan melalui hubungan tersebut sesuai dengan asas ing
ngarsa sang tulada ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Serta pendekatan
cara belajar siswa aktiI dalam kegiatan belajar mengajar dalam UU RI No.2 Tahun
1989 tentang sisdiknas, peran peserta didik dalam mengembangkan bakat dan minat.

B. Gerakan bar: 5endidikan dan 5engar:hnya terhada5 5elak8anaan di indone8ia
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menurut peranan untuk
meningkatkan kualitasnya. Baik yang bersiIat menyeluruh maupun pada beberapa
komponen tertentu. Pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya
peningkatan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Beberapa
gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas
kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan belajar mengajar disekolah sekarang
ini.




. Pengaaran ala2 8ekitar


Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah
gerakan pengajaran alam sekitar dengan pembelajaran alam sekitar itu guru dapat
meragakan secara langsung betapa pentingnya pengajaran dengan meragakan atau
menunjukan sesuai dengan siIat-siIat atau dasar-dasar pengajaran.

. Pengaaran 5:8at 5erhatian
Pengajaran melalui pusat-pusat minat tentang pengajaran melalui pusat-pusat
minat. Anak harus didik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam
masyarakat dan persiapan dalam masyarakat oleh karena itu anak harus mempunyai
pengetahuan atas diri sendiri dan dunianya.
Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan yaitu minat uang timbul
oleh guru anak-anak mempunyai minat diri sendiri itu dapat di bedakan melalui:
1. Dorongan mempertahankan diri
2. Dorongan mencari makan dan minum
3. Dorongan memelihara diri
Gerakan pengajaran pusat perhatian tersebut telah mendorong sebagai upaya agar
dalam kegiatan belajar mengajar diadakan diberbagai sekolah.

. Sekolah kera
Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan negara menambah
pengetahuan anak yaitu pengetahuan yang didapat dari kemampuan diri sendiri dan
pengalaman agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
Kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk kerja bukan
pekerjaan otak yang di pentingkan tetapi oleh pekerjaan tangan oleh karena itu
sekolah kerja dibagi:
1. Sekolah-sekolah industri
2. Sekolah-sekolah perdagangan
3. Sekolah teknik kerajinan
Sekolah-sekolah kerja membangun sumber daya manusia indonesia yang bermutu.


. Pengaaran 5royek
Pengajaran proyek digunakan sebagai salah satu metode mengajar di indonesia
anatara lain dengan nama pengajaran proyek pengajaran unit yang perlu ditekankan
bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan
memecah persoalan secara komprehensiI menumbuhkan kemampuan pemecahan
masalah secara multidisiplin, utamanya dalam masyarakat yang maju.

. Pengar:h Gerakan Bar: Dala2 Pendidikan Terhada5 Penyelenggaraan Pendidikan
Di Indone8ia
Telah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan tersebut terutama
berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar sekolah. Sebagai contoh yang dikemukakan
pada setiap paparan tentang gerakan itu. Untuk indonesia seperti muatan lokal dalam
kurikulum untuk mendekatkan peserta didik dengan lingkungannya, berkembangnya
sekolah kejuruan,penumpukan kerja sama multidisiplin dalam menghadapi masalah dsb.
Serta memupuk wawasan historis dari setiap pendidikan.

D. D:a ~Aliran Pokok Pendidikan di Indone8ia
Dua 'Aliran pokok Pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan
kebangsaan taman siswa. Kedua aliran ini dipandang awbagai suatu tonggak pemikiran
tentang pendidikan di Indonesia. Namun perlu dikemukakan bahwa perkasa dan upaya
dibidang pendidikan di Indonesia dibidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh taman
siswa dan INS saja. Secara Historis pendidikan yang melembaga telah dikenal sebelum
Belanda menjajah Indonesia, seperti Padepokan, Pesantren dan sebagainya. Setelah
Belanda memperkenalkan sekolah ke Indonesia. Timbul pula upaya untuk mendirikan
sekolah untuk anak perempuan di Jepara dan setelah berhasil mendirikan sekolah
perempuan didirikan pula di Rembang demikian pula tokoh dibidang keagamaan (Islam,
Kristen dan Khatolik) telah merintis sekolah keagamaan mempunyai sekolah yang
tersebar di seluruh pelosok contoh adalah Muhamadiyah (didirikan 1912 Oleh K.H
Achmad Dahlan) sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan taman siswa
didirikan oleh K.H Dewantara pada 3 Juli 1922 dan ruang pendidik INS kayu tanam
didirikan oleh Muh. SjaIei pada 31 Oktober. Seiring dengan itu terjadi pula
pengembangan terhadap lembaga-lembaga yang telah ada seperti madrasah, pesantren

moderen. Setelah kemerdekaan diupayakan satu sistem pendidikan nasional sesuai


ketetapan Ayat 2 Pasal 31 dan UUD 1945.
PJP II telah diletakan landasan yuridis untuk penataan SISDIKNAS dengan
ditetapkan UU RI No.22 tahun 1989 beserta peraturan pelaksanaannya. Seluruh upaya
dan lembaga pendidikan di Indonesia berada dan sesuai dengan aturan termasuk gagasan
atau aliran yang dikembangkan di Indonesia. Dalam ketetapan itu dengan tegas
dinyatakan 'satu dan bukannya 'suatu SISDIKNAS itu. Oleh karena itu kajian
terhadap dua aliran pokok tersebut seyogianya dalam latar SISDIKNAS tersebut.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara
(lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat) pada tanggal 3 Juli 1932 di
Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan. Selanjutnya mulai didirikan Taman Indria (
Taman Kanak-Kanak) dan kursus guru, selanjutnya Taman Muda (SD), disusuli
Taman Dewasa merangkap Taman Guru (Mulo-Kweekschool). Sekarang ini, telah
dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata.
Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari
pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Perguruan kebangsaan Taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk
menghadapi pemerintah kolonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan
kelangsungan hidup bersiIat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut yang
secara singkat disebut 'asas 1922 adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang lebih Iaedah
3. Bahwa pengajaran harus berdasar kebudayaan dan kebangsaan sendiri
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas kepada seluruh rakyat
5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir batin
6. Bahwa sebagai konsekuensi
7. Bahwa dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan
2. Upaya-upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa
Peraturan dasar Persatuan Taman Siswa menetapkan berbagai upaya yang
dilakukan Taman Siswa, baik dilingkungan perguruan maupun diluar lingkungan

perguruan itu. Di lingkungan perguruan untuk mencapai tujuannya (seperti yang


dinyatakan dalam pasal 8) Taman Siswa berusaha dengan jalan (pasal 9) sebagai
berikut :
1) Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar
hingga tingkat tinggi, baik yang bersiIat umum maupun yang bersiIat kejuruan,
serta memberi pendidikan itu serba isi yang baik dan berguna untuk keperluan
hidup dan penghidupan masyarakat sesuai dengan asas, dasar dan tujuan
pendidikan Taman Siswa selalu mengingat/menyesuaikan dengan kecerdasan
zaman dan kemajuan dunia.
2) Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia luar Taman Siswa yang ada
hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan-kegiatan Taman Siswa, untuk
diambil Iaedah sebaik-baiknya.
3) Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa,
sehingga dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
4) Meluaskan kehidupan ke-Taman Siswa-an diluar lingkungan masyarakat
perguruan, sehingga dapat terbentuk wadah yang nyata bagi jiwa Taman Siswa,
agar dengan demikian ada pengaruh timbal balik antara perguruan/keluarga dan
masyarakat sekitarnya pada khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya.
Di samping upaya-upaya dalam lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuan
Taman Siswa (seperti tersebut pada Pasal 8), Taman Siswa berusaha diluar
lingkungan perguruan dengan jalan (Pasal 10) sebagai berikut :
1) Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan
hidup Taman Siswa, baik yang bersiIat umum untuk meningkatkan kecerdasan
masyarakat maupun pendidikan karya untuk meningkatkan kecakapan dan
kemampuan hidupnya.
2) Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-
bentuk badan sosial ekonomi yang dapat memberi bimbingan dan dorongan
kegiatan masyarakat dalam perjuangannya menuju masyarakat bahagia tertib-
damai.
3) Bersama-sama dengan instansi-instansi pemerintah menyelenggarakan usaha-
usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru
Indonesia.

4) Menyelenggarakan usaha pendidikan kader pembangunan yang tenaganya dapat


disumbangkan kepada masyarakat untuk pembangunan.
5) Mengusahakan terbentuknya pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai
bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan inti-inti kejiwaan Taman
Siswa.

E. Ha8il-Ha8il yang dica5ai
Yayasan perguruan kebangsaan Taman Siswa yang didirikan Suwardi Suryaningrat
(Ki Hadjar Dewantara) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta sampai kini telah mencapai
berbagai hal seperti : gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga
pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni
perguruan (banyak yang menjadi tokoh nasional, antara lain Ki Hadjar Dewantara, Ki
Mangunsarkoro, dan Ki Suratman). Ketiga pencapaian itu mungkin dicapai oleh yayasan
pendidikan lainnya.
Meskipun hampir semua upaya pendidikan yang dilakukan oleh orang Indonesia di
zaman penjajahan adalah sebagai sarana perjuangan kemerdekaan Indonesia, namun
Taman Siswa menduduki tempat khusus dalam peran perjuangan itu. Sebagaimana
tercermin pada namanya dengan mencantumkan 'kebangsaan pada tahun 1992 (jadi
sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928), maka Taman Siswa telah tampil sebagai pelopor
persatuan dan kesatuan Indonesia berdasarkan asas kebangsaan dan kebudayaan
Indonesia. Seperti diketahui, persatuan dan kesatuan itu sangat diperlukan oleh setiap
bangsa yang bhineka agar tunggal ika, seperti Indonesia.

BAB III
PENUTUP


A. Ke8i25:lan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus
berkembang. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran dan/atau gerakan baru dalam
pendidikan. Aliran/gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk
pendidikan di Indonesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang
pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa dan
INS Kayu Tanam.
Kajian tentang berbagai aliran dan/atau gerakan pendidikan itu akan memberikan
pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting,
agar para pendidik dapat memahami, dan pada gilirannya kelak dapat memberi kontribusi
terhadap pendidikan itu. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa dengan
pengetahuan dan wawasan historis tersebut, setiap tenaga kependidikan diharapkan
memiliki bekal yang memadai dalam meninjau berbagai masalah yang dihadapi, serta
pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari.

B. Saran
Kami harap makalah ini dapat memberi manIaat bagi kita semua dalam menambah
wawasan kita mengenai aliran-aliran kependidikan. Tetapi kami menyadari memang
makalah ini jauh dari kesempurnaan maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan yang lebih baik.





DAFTA# PUSTAKA


Dasar Ilmu Pendidikan, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V. Buku IIA.
(1981). Jakarta: Proyek PIPT Ditjen Dikti Depdikbud.
Dewantara, Ki Hadjar. 1962. Karya Ki Hadfar Dewantara . Yogyakarta: Majelis Luhur
Taman Siswa
Ivey, A.E. M.N. dan Simek-Downing. L. 1987. Counseling and Psycotherapy. Integrating
Skill, Theory, and Practice. (2
nd
Ed.). Engelwood CliIs, New Jersey: Prentice.Hall
International Inc.
, 1992. Taman Siswa 30 Tahun. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa
La Sule, Sulo Liu. 1984. Pendekatan dan Teknik-Teknik Supervisi Klinis. Jakarta: P2LPTK
Ditjen Dikti Depdikbud.
'Menyegarkan Kembali Semangat Humanisme Ki Hadjar Dewantara, (Tajuk Rencana).
Kompas No. 9 Tahun ke-28, Selasa 7 Juli 1992.h. 4.
Milhollan, F., dan Forisha, b.F. 1972. From Skinner to Rogers, Contrasting Approaches to
Education. Lincola, Nebraska: ProIesional Educator Pub, Inc.
SjaIei, Mohammad. 1970. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Yayasan Proklamasi CSIS.
Raka Joni, T., 1983. Cara Belafar Siswa Aktif, Wawasan Kependidikan, dan Pembaharuan
Pendidikan Guru. Malang.
, et al. 1985. Wawasan Kependidikan Guru. Jakarta: P2LTPK Ditjen Dikti
Depdikbud.
Said, Muh. 1981. Pendidikan Abad Keduapuluh dengan Latar Belakang Kebudayaannya.
Jakarta: Mutiara.
Soejono, Ag. 1958. Aliran Baru dalam Pendidikan dan Pengafaran. Jakarta: Harapan Masa
(Penulisan Ejaan Disesuaikan).
1981. Beberapa Konsep Teori Kepribadian dan Aplikasinya dalam Proses Belafar-
Mengafar. Jakarta: P3G Depdikbud.
Suparlan, Y.B.. 1984. History of Education Thought. New York: American Book Company.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Tahun 1989) dan
Peraturan Pelaksanaannya. Jakarta: Sinar GraIika.
Wawasan Kependidikan Guru, Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar
Kependidikan, Buku II: Modul No. 5 (1982). Jakarta: PPIPT Dikjen Dikti Depdikbud

Você também pode gostar