Você está na página 1de 4

BPH (HIPERPLASIA PROSTATIK 1INAK)

Adalah kondisi yang belum diketahui penyebabnya. Ditandai oleh meningkatnya ukuran zona
dalam (kelenjar periuretra) dari kelenjar prostat.
Epidemiologi
Terjadi pada 50 pria 60-90 tahun.

Etiologi
etidakseimbangan endokrin dengan bertambahnya umur tampaknya merupakan Iactor yang
paling penting. emungkinan mekanisme adalah penurunan progresiI dari keluaran hormone
testis terutama androgen. Dengan demikian terdapat keadaan hiperestrogenik relative, sebagian
besar berasal dari endokrin yang menyebabkan hiperplasia.
,3ifest,si Kli3is
!eningkatan Irekuensi berkemih, nokturia, dorongan ingin berkemih, anyang-anyangan,
abdomen tegang, volume urin menurun dan harus mengejan saat berkemih, aliran urin tidak
lancar, dribbling (urin terus menetes setelah berkemih), rasa seperti kandung kemih tidak kosong
dengan baik, retensi urin akut (bila lebih dari 60 ml urin tetap berada dalam kandung kemih
setelah berkemih) dan kekambuhan inIeksi saluran kemih. !ada akhirnya dapat terjadi azotemia
(akumulasi produk sampah nitrogen) dan gagal ginjal dengan retensi urin kronis dan volume
residu yang besar. Gejala umum juga mungkin tampak termasuk keletihan, anoreksia, mual dan
muntah dan merasa tidak nyaman pada epigastric.
Komplik,si
a. Uretra
DeIormitas dari uretra prostatic, seringkali berkaitan dengan obstruksi yang disebabkan oleh
pembesaran lobus median, akhirnya menyebabkan retensi urin.
b. andung kemih
O bstruksi yang menyebabkan hipertroIi dan trabekulasi dinding kandung kemih.
O Divertikula kandung kemih
O $istitis akut atau kronik setelah stasis urin
O erupakan predisposisi pembentukan batu
c. Ureter : Hidroureter
d. Ginjal : HidroneIrosis, pieloneIritis, pioneIrosis, kegagalan ginjal
Pemeriks,,3 Di,g3ostik
a. Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan keruh, pH :
7 atau lebih besar, bakteria.
b. ultur urin: adanya staphylokokus aureus. !roteus, klebsiella, pseudomonas, e. coli.
c. BUN/kreatin : meningkat
d. IV! : menunjukkan pelambatan pengosongan kandung kemih dan adanya
pembesaran prostat, penebalan abnormal otot kandung kemih.
e. $istogram : mengukur tekanan darah dan volume dalam kandung kemih
I. $istouretrograIi berkemih: $ebagai ganti IV! untuk memvisualisasi kandung kemih
dan uretra dengan menggunakan bahan kontras lokal
g. $istouretroscopy : Untuk menggambarkan derajat pembesaran prostat dan dikandung
kemih
h. Transrectal ultrasonograIi : mengetahui pembesaran prostat , mengukur sisa urin dan
keadaan patologi seperti tumor atau batu.

Diagnosa obstruksi uretra dan akibatnya
Anamnesis : gejala dan tanda
Berat obstruksi dan keadaan saluran kemih proksimal
O UltrasonograIi diperlukan
engetahui pembesaran prostat, menentukan volume buli-buli , mengukur sisa
urin, dan keadaan patologi lain seperti divertikel, tumor dan batu.
O !ielogram intravena sering diperlukan
Urolitiasis?
!emeriksaan Iaal ginjal (ureum, kreatinin)
Adakah inIeksi?
O !emeriksaan endapan kemih
O Biakan kemih
Adakah karsinoma prostat?
O olok dubur
Untuk mengetahui adanya asimetri, nodul pada prostat, batas atas dapat diraba,
jiuka ada karsinoma maka konsistensi lebih keras
O !ungsi jarum
!erlukah kateter?


Pemeriks,,3 Fisik
. !emeriksaan rectal
2. Urinalisis
3. !emeriksaan urodinamis untuk mengkaji segala obstruksi dalam pola aliran urin
4. !emeriksaan darah lengkap
5. Fungsi jantung dan pernapasan dikaji
6. Anamnesis
7. Adakah karsinoma prostat

P,tofisiologi
Nodul stroma mikroskopik tumbuh di sekitar kelenjar periuretra.
Hiperplasi kelenjar berasal dari daerah sekitar nodul tersebut.
Ukuran kelenjar yang semakin besar akan menekan uretra dan menimbulkan
obstruksi saluran kemih.

Gejala obstruktiI
enunggu pada permulaan miksi miksi terputus-putus menetes pada akhir miksi
pancaran miksi menjadi lemah rasa belum puas setelah miksi
Gejala ini terjadi karena detrusor gagal berkontraksi/terputus-putus

Gejala iritasi
Bertambahnya Irekuensi miksi nokturia miksi sulit ditahan disturia
Gejala ini terjadi karena penggosongan yang tidak sempurna pada saat miksi.

,mb,r,3 kli3is
bstruksi dini pada saluran keluar :
!ancaran lemah, hesitansi, intermitensi, menetes, mengedan saat berkemih, retensi
urin akut.
etidakstabilan detrusor menyebabkan :
Frekuensi, urgensi, nokturia, disuria, inkontinensia.
Akhirnya terjadi kegagalan otot detrusor dan retasi kronis :
andung kemih yang teraba (atau dapat diperkusi) inkontensia
!embesaran prostat yang licin pada pemeriksaan RT.


Pe3,t,l,ks,3,,3
a. edikamentosa :
. Ubah asupan cairan oral, kurangi konsumsi kaIein
2. Bioker u-adrenerik (misal Ienoksibenzamin, prazosin)
3. Antiadrogen yang bekerja selektiI pada tingkat selular prostat (misal Iiras teride)
4. ateterisasi intermiten jika terdapat kegagalan otot detrusor
5. Dilatasi balon dan stenting pada prostat (pada pasien yang tidak siap operasi)

b. !embedahan
. !ada sebagian besar pasien dilakukan pembedahan
2. !engangkatan bagian adenomatosa prostat dengan pembedahan
3. TUR! dengan elektrokakter atau laser
4. Ablasi termal pada prostat
5. !rostatekorasi terbuka pada ukuran yang besar yang dapat dilakukan secara
transversal atau retropubik.
$umber :
!ierce, grace & Neil R. 2006. At a Glance Ilmu bedah. Ed-3. Jakarta : !enerbit erlangga
$meltzer, $uzanne . & Brenda G.Bare.200.Buku Afar Keperawatan Medikal Bedah.Ed-
8.Jakarta : EG

Você também pode gostar