Você está na página 1de 2

ANATOMI AURICULA Sumbu vertical telinga pada dimensi terpanjangnya berotasi hingga 20 derajat dari sumbu vertical tengkorak.

Lebar telinga mencapai 55% dari panjangnya. Dimensi ideal adalah: 63.5 mm x 35.3 mm pada laki-laki dan 59.0 mm x 32.5 mm pada wanita. AUricula mencapai 85% ukuran dewasa pada usia 3 tahun dan mencapai 95-95% dari ukuran maksimalnya saat anak berusia 5-6 tahun, walaupun masih dapat bertambah panjang 1-1.5 cm selama hidup. Tepi helix pada sisi lateralnya berjarak 1-2 cm dari kulit mastoid. Sudut penonjolan telinga atau sudut auriculomastoid biasanya antara 15-30 derajat. Di antara beberapa penonjolan permukaan yang penting, salah satunya adalah helix, tepi telinga yang menonjol. Sejajar helix, pada bagian anteriornya, terdapat lipatan antihelix. Di superior, antihelix terbagi menjadi crus superior dan inferior, mengelilingi fossa triagularis. Depresi antara helix dan antihelix dikenal dengan nama fossa scaphoid atau scapha. Lipatan antihelix mengelilingi concha, ruanga dalam di sebelah posterior meatus auditori externus. Crus helix, yang merupakan permulaan helix, membagi concha menjadi bagian superior, inferior, cymba conchae, dan cavum conchae. Ruang yang terbentuk oleh concha di permukaan anterior (lateral) terhubung dengan penonjolan pada permukaan posterior (medial) dari telinga yang disebut eminensia konka. DI sebelah anterior dari konka dan menutupi sebagian meatus auditori externus adalah tragus. Anti tragus berada di sebelah postero inferior dari tragus dan dipisahkan oleh lekukan intertragus. DI bawah antitragus adalah lobul yang merupakan jaringan areolar dan lemak. Terdapat variasi anatomis pada sebagian kecil popilasi berupa Darwins tubercle atau preauricular tags, proyeksi kecil pada helix. Selain pada lobul, auricula ditopang oleh fibro kartilago elastis dan fleksibel yang tipis. Rangka ini mempunyai tebal 0.5-1.0 mm dan ditutupi oleh jaringan subkutan yang tipis. Kulit tertempel dengan longgar ke kartilago pada permukaan posterior telinga dan helix. Sedangkan perlekatan erat kulit pada permukaan anterior telinga menimbulkan feature topografi yang unik. Aricula mempunyai dua kelompok ligamen dan muskulus. Ligamen ekstrinsik menghubungkan daun telinga dengan sisi kepala sedangkan ligamen intrinsik menghubungkan bagian-bagian dari kartilago satu sama lain dan dengan meatus akustikus eksternus. Kelompok muskulus intrinsik berbentuk rudimenter dan tidak diketahui fungsinya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: helix mayor, helix minor, tragus, antitragus, transversal, dan obliqus. Sedangkan muskulus ekstrinsik adalah auricularis anterior, auricularis superior, dan auricularis posterior. Beberapa orang mempunyai kontrol terbatas pada otot-otot ini untuk menggerakkan daun telinga. Arteri pada aurikula berasal dari arteri temporalis superfisialis cabang aurikularis anterior, arteri karotis interna cabang aurikularis posterior dan cabang dari arteri oksipitalis. Sedangkan aliran darah vena berasal dari vena auricularis posterior, vena temporalis superfisialis, vena jugularis eksterna, dan vena retromandibular. Pembuluh limfe dari telinga mengalir ke arah anterior menuju nodus limfe parotis dan ke arah posterior menuju nodus limfatikus servikal.

Muskulus-muskulus eksternus dipersarafi oleh nervus fasialis. Sisi posterior aurikula dipersarafi oleh cabang aurikularis posterior dari nervus fasialis bagian proksimal dari pes

anserinus. Cabang temporalis dari nervus fasialis mempersarafi baik muskulus aurikularis
superior maupun anterior. Banyak cabang persarafan berperan dalam inervasi sensoris aurikula. Nervus aurikularis mayor (C3) dan nervus oksipitalis minus (C2, C3) cabang mastoid membawa sensasi dari aurikula sisi posterior. Nervus aurikulo temporal (saraf otak V3) mempersarafi aurikula bagian anterosuperior. Sedangkan cabang-cabang dari nervus fasialis dan nervus Arnolds mempersarafi konka.

Você também pode gostar