Você está na página 1de 6

1.

ASI( Air Susu Ibu) adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0 6 bulan tanpa
diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit).

2. Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah
lahiran.

3. Langkah langkah untuk Keberhasilan IMD :
1. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan di dada si ibu
tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan
ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan,
otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu
akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si
bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si
bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi
sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
2. Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai
bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan
tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut
ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama
dari proses ini tergantung dari si bayi.
3. Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium
tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata
wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau
tangannya, si bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan
mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu
akan menjilat-jilat dada si ibu. Ternyata jilatan ini berIungsi untuk membersihkan dada si
ibu dari bakteri-bakteri jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi
bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi
karena hanya si bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu.
4. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu, yang bertujuan untuk
kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu.
5. Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.

4. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi pembentukan ASI :
1) Rangsangan otot-otot buah dada
Untuk produksi air susu ibu, memerlukan rangsangan pada otot-otot buah dada agar
kelenjar buah dada bekerja lebih eIektiI. Otot-otot buah dada terdiri dari otot-otot polos,
dengan adanya rangsangan otot-otot akan berkontraksi lebih baik, dan kontraksi ini
dibutuhkan dalam lactasi.
Untuk memperbanyak air susu ibu dengan sendirinya dapat diusahakan dengan memberi
rangsangan lebih banyak pada otot-otot buah dada, misalnya dengan 2assage atau
mengurut buah dada, atau menyiram dengan air hangat dan dingin berganti-ganti, cara-
caranya akan dikemukakan dalam perwatan buah dada.

) Keteraturan anak menghisap
!engisapan anak mempunyai peranan penting dalam produksi air susu ibu, karena
memiliki pengaruh dalam pengeluaran hormon 5ituirin.
Isapan anak akan merangsang otot polos yang terdapat dalam buah dada. Untuk
berkontraksi yang kemudian merangsang susunan syaraI di sekitarnya dan meneruskan
rangsangan ini ke otak. Otak akan memerintahkan kelenjar 545se bagian belakang
untuk mengeluarkan 5ituirin lebih banyak, akan mempengaruhi kuatnya kontraksi otot-
otot polos buah dada dan uterus. Kontraksi otot-otot polos pada buah dada berguna untuk
pembentukan air susu ibu, sedangkan kontraksi otot-otot polos pada uterus berguna untuk
mempercepat involusi.
Jadi karena Iaktor isapan anak memegang peranan dalam pembentukan air susu ibu,
maka salah satu usaha untuk memperbanyak air susu ibu adalah dengan menyusui anak
secara teratur, ada yang menasihatkan agar menyusui lebih sering, asal teratur, sehingga
rangsangan terjadi lebih banyak.
) keadaan ibu
Untuk dapat menghasilkan air susu ibu yang cukup, keadaan ibu harus sehat, sehat
jasmani dan rohani. Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi air susu. Ini jelas
karena pembentukan bahan-bahanyang diambilnya dari ihu. Bila ibu tidak dapat
mensuply bahan karena tubuh tidak sehat, input makanannya kurang, atau kekurangan
darah untuk membawa bahan-bahan yang akan diolah oleh sel-sel acini di buah dada,
maka bahan-bahan tidak sampai kepada sel-sel acaini tersebut.
Dengan demikian sel-sel acini tidak memiliki bahan mentah yang akan diolah menjadi air
susu ibu. Dengan demikian tentu sajasel-sel acini tidak meiliki bahan mentah yang akan
diolah menjadi air susu ibu. Dengan demikian tentu saja produksi air susu ibu akan
menurun.
) Makanan Ibu
Ibu dapat memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan sel-sel acini bila ia mendapatkan
input yang cukup untuk kebutuhannya sendiri dan kebutuhan pembuatan air susu iu.
Dengan demikian makanan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan air susu
ibu, karena air susu ibu dibuat dari zat-zat makanan yang diambuil dari darah ibu yang
sudah disiapkan sejak terjadinya kehamilan. Oleh karena itu ibu hamil harus
mendapatkan makanan yang cukup kuqantitas dan kualitannya, yang mencukupi untuk
kebutuhannya sendiri, pertumbuhan janin, dan persiapan lactasi.
Setelah bersalin ibu masih membutuhkan makanan yang sama karena utuk memulihkan
kesehatannya dan lactasi, bahkan semakin bertambah neonatus kebutuhan air susu ibu
semakin banyak. Dengan demikian makanan ekstra yang kuantitas dan kualiltasnya
memadai kebutuhan sangat menentukan apakah kebutuhan bayi akan air susu ibu dapat
dipenuhi atau tidak. Secara naluriah ibu-ibu yang menyusui selalu merasa haus lebih-
lebih setelah anak menetek dan merasa mudah lapar. Hal ini merupakan naluri untuk
memenuhi produksi air susu ibu.
) Istirahat Ibu
Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot-otot dan syaraI setelah mengalami
ketegangan dalam melaksanakan kegiatan. Otot-otot ini perlu diberi istirahat, agar di
dalam istirahat timbul kesegaran kembali. Oleh karena itu setelah istirahat terasa segar.
Dalam kesegaran kita dapat melakukan kegiatan kembali.
Demikian juga pada ibu-ibu menyusui, yang membutuhkan istirahat lebih banyak di luar
maupun di dalam tubuhnya, yaitu memproduksi air susu ibu. Dalam istirahat sel-sel
maupun jaringan-jaringan akan mendapatkan kesegaran kembali, dan dapat bekerja lebih
giat, himngga demikian produksi ASI dapat dipertahankan atau ditingkatkan.
Secara naluriah pula biasanya ibu-ibu setelah melahirkan dan menyusui anaknya mudah
lelah dan mengantuk. Kecuali dibutuhkan penyegaran untuk mengembalikan
kesehatannya setelah persalinan, juga dibutuhkan penyegaran untuk pembentukan air
susu ibu. Tidak jarang ibu menyusui sambil tiduran, akhirnya mereka tertidur bersama
anaknya yang telah puas menetek. Jadi dalam usaha memperbanyak $ Iaktor istirahat
harus mendapat perhatian.

5. Masalah-masalah yang lazim pada waktu menyusui dan penanganannya
!&# BENGKK (ENGO#GEMENT)
Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang dianjurkan antara lain
sebagai berikut :
O Susukan bayi segera setelah lahir, apabila keadaan memungkinkan
O Susukan bayi tanpa dijadwal (on demand / sesuka bayi)
O Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi
O Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur
O Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga puting
lebih mudah ditangkap/diisap oleh bayi
O Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara
O Berikan kompres hangat sebelum menyusui untuk memudahkan bayi mengisap
(menangkap) puting susu
O Lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting ke arah payudara untuk
mengurangi peningkatan peredaran darah dan terjadinya statis di pembuluh darah dan
pembuluh getah bening dalam payudara
KELNN !&TNG $&$&
Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis payudara. Meskipun demikian,
kadang-kadang dijumpai juga kelainan antomis yang menghambat kemudahan bayi untuk
menyusui, misalnya puting susu datar atau puting susu terpendam (tertarik ke dalam).
Disamping kelainan anatomis, kadang dijumpai pula kelainan puting yang disebabkan
oleh suatu proses, misalnya tumor.
a !uting $usu atar
Apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang puting, puting yang
normal akan menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika menyusui puting
menjadi lebih tegang dan menonjol karena otot polos puting berkontraksi, meskipun
demikian pada keadaan puting datar akan tetap sulit ditangkap/diisap oleh mulut bayi.
b !uting $usu terpendam (tertarik ke dalam)
Sebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam atau masuk ke dalam areola
(tertarik ke dalam). Hal ini karena ada sesuatu di bawahnya yang menarik puting ke
dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan puting tersebut
seharusnya sudah dapat diketahui sejak hamil atau sebelumnya sehingga dapat diperbaiki
dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah payudara, kemudian
dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan. !erlu diketahui bahwa tidak semua
kelainan tersebut di atas dapat dikoreksi dengan cara tersebut. Untuk itu, ibu menyusui
dianjurkan untuk mengeluarkan ASI-nya dengan manual (tangan) atau pompa kemudian
diberikan pada bayi dengan sendok/pipet/gelas.


!&TNG $&$& NE# ($O#E N!!LE) N !&TNG $&$& LECET
(C#CKE N!!LE)
!uting susu nyeri pada ibu menyusui biasanya terjadi karena beberapa sebab sebagai
berikut:
O !osisi bayi saat menyusu yang salah, yaitu puting susu tidak masuk kedalam mulut bayi
sampai pada areola sehingga bayi hanya mengisap pada puting susu saja.
Hisapan/tekanan terus menerus hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan rasa nyeri
waktu diisap, meskipun kulitnya masih utuh.
O !emakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat mengiritasi puting susu
O Bayi dengan tali lidah (Irenulum linguae) yang pendek sehingga menyebabkan bayi sulit
mengisap sampai areola dan isapan hanya pada putingnya saja.
O Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
!uting susu nyeri biasanya dapat disembuhkan setelah memperhatikan tehnik menyusui
yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi, yaitu bibir bayi menutup areola
sehingga tidak nampak dari luar, puting di atas lidah bayi, areola di antara gusi atas dan
bawah. Untuk menghindari puting susu nyeri atau lecet, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
O Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, lotion, cream, dan obat-obat
yang dapat mengiritasi.
O Sebaiknya selesai menyusukan untuk melepaskan hisapan bayi, tekanlah dagu bayi atau
pijit hidungnya atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut bayi.
O Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit serta
menghindari tekanan lokal pada puting dengan cara merubah-rubah posisi menyusui.
Untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi Irekuensi dan lamanya menyusui.
Apabila dengan tindakan tersebut di atas puting tetap nyeri, sebaiknya dicari sebab-sebab
lain (misalnya moniliasis). !uting susu lecet/luka akan memudahkan terjadinya inIeksi
pada payudara (mastitis).
$L&#N $&$& TE#$&MBT (OB$T#&CT'E &CT)
Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive duct) ada beberapa hal
yang dianjurkan, antara lain:
O Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan dengan teratur agar
tidak terjadi stasis dalam payudara yang mengakibatkan terjadinya radang payudara
(mastitis)
O Gunakan BH dengan desain menopang (menyangga), bukan menekan payudara.
O Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih terasa penuh.
#NG !&# (M$TT$)
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, ibu perlu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya
supaya tidak terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses. Ibu
perlu mendapatkan pengobatan (Antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan
analgesik/pengurang nyeri) serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi
sistemik (demam). Bilamana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi (senam
menyusui) yaitu menggerakkan lengan secara berputar sehingga persendian bahu ikut
bergerak ke arah yang sama. Gerakan demikian ini akan membantu memperlancar
peredaran darah dan limIe di daerah payudara sehingga statis dapat dihindari yang berarti
mengurangi kemungkinan terjadinya abses payudara.

B$E$ !&#
Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk menyusui sementara
waktu pada payudara sakit dan setelah sembuh dapat disusukan kembali. Akan tetapi,
bayi tetap bisa menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal (sesuka bayi).
# $&$& B& K&#NG
Menilai kecukupan ASI sebenarnya bukan dari hal tersebut di atas tapi terutama dari
berat badan bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar,
secara psikologis percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa menyusui
bayinya serta tidak ada kelainan pada payudaranya maka akan terjadi kenaikan berat
badan pada 4-6 bulan pertama usia bayi. Hal ini dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju
Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di !osyandu. Apabila tidak terjadi kenaikan
berat badan bayi sesuai dengan usianya biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah ASI
yang tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.
B BNG&NG !&TTNG
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bingung puting adalah sebagai
berikut:
O Ibu harus mengusahakan agar bayi hanya menyusu ibu saja
O Ibu harus menerapkan cara menyusui yang benar
O Ibu sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (sesuka bayi)
O Ibu perlu lebih sabar dan lebih telaten ketika menyusui bayi
O Sebaiknya ibu melaksanakan perawatan payudara setelah melahirkan secara sistemik dan
teratur
B ENGGN MEN&$&
!enanggulangan bayi enggan menyusu sebagai berikut:
O Apabila bayi pilek, ibu diajarkan cara membersihkan lubang hidung
O Berikan pengobatan bila mulut bayi sakit sariawan/moniliasis
O Berikan lebih banyak kesempatan kepada ibu untuk merawat bayinya sendiri agar lebih
mengenal siIat/cirinya.
O Ibu perlu tahu tehnik menyusu yang benar
O Sebaiknya ibu tidak memberi prelacteal Ieeding (makanan tambahan) yang terlalu dini
pada bayi
O Apabila ASI keluar terlalu deras/memancar, keluarkan ASI sedikit sebelum menyusu
baru kemudian bayi disusukan dengan posisi agak tegak/berdiri.
O Bila ASI kurang lancar, sebaiknya menyusui lebih lama dan lebih sering (sesuka bayi)
serta pada waktu menyusui posisi kepala bayi lebih didekatkan pada payudara, tangan ibu
menahan kepala bayi agar tetap pada posisinya. Dengan begitu, ASI bisa keluar lebih
sempurna.
O Tindakan operatiI pada Irenulum linguae yang pendek
B $E#NG MENNG$
Delapan puluh persen dari penyebab tersebut di atas dapat ditanggulangi dengan
menyusukan bayi dengan tehnik yang benar. Di samping itu, tentu saja dengan mengatasi
sebab-sebabnya seperti mengganti popok yang basah, membelai bayi supaya tenang, dan
membawanya ke dokter jika memerlukan penanganan karena sakitnya.

6. 10 Langkah-langkah untuk keberhasilan IMD :
1) Mempunyai kebijakan tertulis tentang pemberian ASI
2) Memberikan pelatihan bagi petugas
3) Menjelaskan manIaat menyusui yang benar
4) Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
5) Menunjukkan teknik menyusui yang benar
6) idak memberikan Makanan dan atau minuman selain ASI
7) Melaksanakan rawat gabung
8) Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
9) Tidak memberikan dot dan atau kempeng
10)Membina Kelompok !endukung ASI

7. Faktor-Iaktor yang mempengaruhi kegagalan ASI :
1. (32) disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI EksklusiI, ibu-ibu
menghentikan pemberian ASI karena produksi ASI kurang. Sebenarnya hal ini tidak
disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup melainkan karena kurangnya
pengetahuan ibu.
2. 28 disebabkan oleh ibu bekerja sehingga ibu-ibu menghentikan pemberian ASI
EksklusiI karena harus kembali bekerja.
3. (16) disebabkan oleh gencarnya promosi susu Iormula, dimana ibu-ibu menghentikan
pemberian ASI karena pengaruh iklan susu Iormula.
4. (24) disebabkan oleh (4) Iaktor sosial budaya yang meliputi nilai-nilai dan kebiasaan
masyarakat yang menghambat keberhasilan ibu dalam pemberian ASI EksklusiI,
5. Iaktor dukungan dari petugas kesehatan dimana kegagalan pemberian ASI EksklusiI
disebabkan kurangnya dukungan dari petugas kesehatan yang dianggap paling
bertanggung jawab dalam keberhasilan keberhasilan penggalakan ASI dan
6. Iaktor dari keluarga dimana banyak ibu yang gagal memberikan ASI EksklusiI karena
orang tua, nenek atau Ibu mertua mendesak ibu untuk memberikan susu tambahan
Iormula.

Você também pode gostar