Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hal itu berbeda dengan istilah Credit Union (CU) yang tingkat kepopulerannya hanya terjadi di beberapa daerah. Credit Union adalah wadah berkumpulnya orang yang saling percaya dan berwatak sosial dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama. Credit Union juga bermakna kumpulan orang yang saling percaya dalam suatu ikatan pemersatu dan sepakat untuk menabungkan uang. Modal yang dikumpulkan bersama dalam CU akan dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan. Sudarwanto, Manager CU Cindelaras Tumangkar Yogyakarta mengatakan, Credit Union yang telah lama berkembang di Kalimantan Barat sejak tahun 1960-an merupakan lembaga keuangan yang cocok dengan kondisi rakyat kecil. Sistem keuangan yang dikembangkan CU dinikmati hingga masyarakat yang paling bawah. Sebab, kata Sudarwanto, perputaran perekonomian dalam Credit Union semua pengurus dan anggota diperlakukan sama dan setara. Dalam CU itu tidak ada yang lebih diutamakan, semua sama dengan asas kepercayaan. Keuangannya dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota jadi yang untuk tetap anggota tidak peduli siapapun itu, katanya dalam diskusi pengelolaan lembaga keuangan berbasis kerakyatan di Jombang beberapa waktu lalu. Sudarwanto menjelaskan, sebenarnya tidak terdapat perbedaan mendasar antara Bank, Koperasi dan Credit Union. Namun, secara prinsip aplikasi pengelolaannya terdapat perbedaan. Dalam CU tidak ada dominasi modal pada orang-orang tertentu. CU tidak hanya terfokus pada urusan menabung dan meminjam. Dalam CU, setiap anggota langsung terintegrasi dengan dalam transaksi tabungan, pinjaman dan asuransi. Pengurus CU Semangat Warga Jombang, Arifah Anas mengatakan, hegemoni ekonomi global telah memporak-porandakan perekonomian rakyat yang dulu dicetuskan oleh Moh Hatta, proklamator kemerdekaan RI. Karena itu, kata Arifah, untuk menciptakan sistem ekonomi yang berbasis kerakyatan, Credit Union perlu dikembangkan. Dalam CU, lanjut Arifah, masyarakat kecil bisa melakukan transaksi keuangan dalam bentuk tabungan, pinjaman maupun asuransi sesuai dengan kemampuan mereka. Kesulitan si miskin hanya bisa diatasi oleh si miskin itu sendiri. Karena itu, CU perlu dikembangkan. Sebab, sistem CU memang betul-betul untuk memberdayakan anggotanya. (Ms/Er)
Koperasi kredit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke halaman Koperasi (diskusikan)
Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri. Koperasi kredit memiliki tiga prinsip utama yaitu: 1. asas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya) 2. asas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota), dan 3. asas pendidikan dan penyadaran (membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman).
[sunting] Sejarah
Sejarah koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan. Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka pun disita oleh lintah darat. Kemudian tidak lama berselang, terjadi Revolusi Industri. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran. Melihat kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm Raiffeisen merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin. Ternyata derma tak memecahkan masalah kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin. Raiffeisen tak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya. Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam. Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya.
Credit Union yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman, bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia.