Você está na página 1de 4

Novy Yanty, S.

Sos adalah seorang sarjana yang menekuni profesinya saat ini yaitu seorang make up artist, sekaligus pemilik kios nailart di beberapa tempat, di Yogyakarta dan sekitarnya. Pemasukkan tiap bulannya saat ini mencapai double digit, itulah jawaban ketika ditanya. Dia tidak mau mengungkapkan berapa penghasilannya tiap bulan, tapi bisa saya pastikan mencapai 20 juta rupiah bahkan bisa saja lebih, baik itu pemasukkan kotor dan bersih. Hal ini diawali pada tahun 2008, ketika dia memulai usaha make up artist. Berbagai macam kegiatan ia ikuti, mulai dari pelatihan, perlombaan (bahkan kemarin 2009 ke Hongkong), dan pada beberapa hari ke depan di akan ke Jakarta untuk menjadi juri lomba make up artist. Dari menekuni make up artist, dia mendapat modal nyali untuk memiliki sebuat usaha. Niat untuk memiliki usaha lebih besar daripada niatnya untuk mengirimkan fotokopian ijazahnya ke perusahaan-perusahaaan. Profesi make up artist ia lakukan pada subuh/pagi hari, siang harinya sudah kembali lagi ke kost. Karena masih banyak waktu luang setelah pulang dari merias, dia mengisinya dengan bermain cat kuku dan hena. Hena biasa dipakai oleh pengantin wanita di India atau Arab. Dari situ muncul ide untuk mendirikan sebuah usaha menghias kuku, atau yang biasa kita kenal dgn istilah Nailart. Jika ditanya mengapa memilih usaha ini, dia menjawab bahwa usaha lain lebih membutuhkan banyak modal, peralatan, tempat pemasaran. Usaha nailartnya pertama kali dia dirikan pada tanggal 1 November 2009, dengan menyewa kios kecil di daerah lembah UGM, tepatnya selatan GOR UGM. Dengan modal awal yang terhitung sedikit, seperti Rp 50.000,00 untuk belanja cat kuku, Rp 100.000,00 untuk membuat merek dagang, dan menggunakan Rp 500.000,00 hasil pinjaman dari teman baiknya untuk membeli keperluan lainnya. Semua ia lakukan secara bertahap, jadi tidak tahu secara pasti berapa total modalnya. 15 hari terhitung sejak pembukaan usaha barunya, dia menikah dengan seorang pria bernama Yudianto. Oleh sebab itu nama usaha yang ia dirikan adalah Novyudianto (Novyudianto make up artist dan Novyudianto Nailart). Usahanya pun dijalankan berdua dengan suaminya, dengan tambahan modal rak cat kuku (bekas dari mertuanya), dan meja bekas meja tv. Salah satu motto hidupnya adalah kereaktif, biar kere tetep aja kreatif. Usahanya selalu hadir dalam acara pameran-pameran di Yogyakarta. Hidupnya menjadi berubah dimulai ketika ia mengikuti pameran di Malioboro Mall. Banyak orang mencari kiosnya, padahal saat itu usahanya belum masuk (menyewa tempat) di Malioboro Mall. Tingginya keinginan pasar mendorongnya untuk menyewa tempat di Malioboro Mall, tentu saja ia harus

memilikirkan biaya sewa usahanya itu (NPWP). Akhirnya dia berhasil mendirikan lapak kecil di lantai 2 Malioboro Mall, di depan kios Reebok dan Crogs. Hanya sekitar 1,5 bulan saja masuk Malioboro Mall, hidupnya sudah membaik no hutang, hidup tenang, usaha pun bergerak, katanya. Tidak berhenti disitu saja, dia membuka cabang usahanya di Gardena Departement Store, Jl. Solo pada bulan Juli 2010, hanya selang waktu 6 bulan saja dari Malioboro Mall. 4 bulan setelah itu, dia membuka cabang lagi di Solo Grand Mall, karena saat itu jumlah pelanggannya dari Solo banyak. Pada awalnya dia dibantu oleh seorang asisten saja, akan tetapi saat ini dia sudah memiliki 14 asisten yang tersebar. 8 orang ia tugaskan untuk bekerja di Yogyakarta (4 orang di Malioboro Mall, 4 orang di Gardena), 4 orang Solo, dan 2 orang lagi sedang cuti karena kesibukan kuliah dan usai melahirkan. Jikalau dulu saat ia bekerja di sebuah bank sering membicarakan gaji para seniornya yang double digit (> 10 juta rupiah), saat ini dia berhasil mendapatkan penghasilan sebesar itu bahkan lebih dari usaha yang ia lakoni. Di sisi lain juga terdapat hambatan, diantaranya mengurus sewa tempat, melatih tim, mengimport barang, dll. Hal yang dilakukannya saat ini adalah selalu meng-update ilmu. Dia berpesan agar kita jangan cepat puas dengan apa yang kita miliki saat ini. Dia selalu memutar otak untuk mencari kreasi-kreasi baru dari menghias kuku dan tatto hena agar usahanya tidak kalah dengan usaha lain. The sky is the limit for creativity. Dari wawancara yang dilakukan maka analisis SWOT adalah sebagi berikut : 1. Strength (Kekuatan) : lokasi mendirikan usaha yang strategis (berada di tempat umum, dan banyak pengunjungnya), selalu ada inovasi terbaru, kios yang menarik dilihat, laporan keuangan yang dilakukan setiap hari, banyak pilihan baik warna cat kuku dan gambar-gambar tatto hena, tim/asisten/karyawan yang terlatih, dan keramahan dalam melayani pelanggan. 2. Weakness (Kelemahan) : biaya sewa tempat yang tinggi, lokasi cabang yang tidak dekat sehingga pemilik usaha harus bolak-balik Jogja-Solo, pelanggan yang hanya terbatas pada kalangan menegah ke atas.Tidak berlokasi di jalan raya (jalan desa), tempat warung tersebut masih kecil, kurang representatif. 3. Oportunity (Peluang) : Sasarannya para wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik, kalangan menengah ke atas. 4. Threat (Ancaman) : ketika bukan hari libur/liburan panjang, pengunjung Malioboro Mall sedikit, berbeda ketika saat liburan.

ANALISIS KEWIRAUSAHAAN
Dosen : Drs. Eko Widodo

Disusun oleh: ESTHERLITA DIAN PRATAMA 08312241035

PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

ANALISIS KEWIRAUSAHAAN
Dosen : Drs. Eko Widodo

Disusun oleh: BALQIS ALSANGADAH 08312241003

PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

Você também pode gostar