Você está na página 1de 30

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Gagal ginjal???? Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolic tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic, cairan, elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Dalam pokok bahasan kali ini kami akan mencoba untuk membahas tentang gagal ginjal dimana kita tahu bahwa gagal ginjal dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu : Gagal ginjal Akut ( Pra renal, renal, dan post renal) Gagal Ginjal Kronis

Kami tidak membahas semua itu satu persatu tetapi akan memcoba untuk merangkumnya menjadi satu pokok bahasan yaitu Gagal Ginjal

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun makalah ini mengetahui dan mengerti tantang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pre dan post apendektomi pada klien apendisitis. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah agar penyusun mampu: a. Medeskripsikan konsep dasar penyakit Gagal Ginjal b. Mendeskripsikan analisa data pada asuhan keperawatan klien dengan Gagal Ginjal c. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan keperawatan klien dengan Gagal Ginjal. d. Mendeskripsikan rencana keperawatan yang dibuat pada asuhan keperawatan klien dengan Gagal Ginjal e. Mendeskripsikan tindakan-tindakan yang telah dilakukan pada asuhan keperawatan klien dengan Gagal Ginjal. f. Mendeskripsikan evaluasi dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan pada asuhan keperawatan klien dengan Gagal Ginjal.

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

II PEMBAHASAN GAGAL GINJAL

A. Definisi Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia. Gagal ginjal ini terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolic tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic, cairan, elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal.

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

B. Klasifikasi Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal ; periode awal, periode oliguria, periode diuresis dan periode perbaikan. Periode awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria. Periode oliguria (volume urin kurang dari 400 ml/24 jam) disertai peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea, kreatinin, asam urat dan kation intraseluler-kalium dan magnesium). Jumlah urin minimal yang diperlukan untuk membersihkan produk sampah normal tubuh adalah 400 ml. Pada tahap ini gejala uremik untuk pertamakalinya muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi Pada banyak pasien hal ini dapat merupakan penurunan fungsi ginjal disertai kenaikan retensi nitrogen namun pasien masih mengekskresaikan urin sebanyak 2 liter atau lebih setiap hari. Hal ini merupakan bentuk nonoligurik dari gagal ginjal dan terjadi terutama setelah antibiotic nefrotoksik diberikan kepada pasien, dapat juga terjadi pada kopndisi terbakar, cedera traumtaik dan penggunaan anestesi halogen. Pada tahap ketiga, periode diuresis, pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan glomerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Meskipun haluran urin mencapai kadar normal atau meningkat, fungsi renal masih dianggap normal. Tanda uremik mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan. Periode penyembuhan merupakan tanda perbaikanfungsi ginjal dan

berlangsung selama 3 sampai 12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal.

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

Meskipun terdapat reduksi laju filtrasi glomerulus permanent sekitar 1% samapi 3%, tetapi hal ini secar klinis tidak signifikan.

C. Etiologi Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya : Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension) Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus) Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur) Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik Menderita penyakit kanker (cancer) Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease) Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis. Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya
Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal 5

seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obatobatan dan Amiloidosis. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik. Komplikasi - infeksi - asidosis metabolic - hiperkalemia - uremia - hipertensi - payah jantung - kejang uremik - perdarahan D. Patofiologi Gagal ginjal selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium

gagal ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan mencakup : a. Penurunan cadangan ginjal;
Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal 6

Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic. Nefron yang sehat mengkompensasi nefron yang sudah rusak, dan penurunan kemampuan mengkonsentrasi urin,

menyebabkan nocturia dan poliuri. Pemeriksaan CCT 24 jam diperlukan untuk mendeteksi penurunan fungsi b. Insufisiensi ginjal; Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 35% dari normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima. Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang sehat tidak mampu lagi mengkompensasi. Penurunan respon terhadap diuretic, menyebabkan oliguri, edema. Derajat insufisiensi dibagi menjadi ringan, sedang dan berat, tergantung dari GFR, sehingga perlu pengobatan medis c. Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal. d. Penyakit gagal ginjal stadium akhir; Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubuluS. Akumulasi sisa metabolic dalam jumlah banyak seperti ureum dan kreatinin dalam darah. Ginjal sudah tidak mampu mempertahankan homeostatis dan pengobatannya dengan dialisa atau penggantian ginjal.(Corwin, 1994)

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

E. Tanda Dan Gejala

Pada permulaan, gagal ginjal mungkin adalah asymptomatic (tidak

menghasilkan gejala-gejala apa saja). Ketika fungsi ginjal berkurang, gejalagejala dihubungkan dengan ketidakmampuan mengatur keseimbangankeseimbangan air dan elektrolit-elektrolit, untuk mengeluarkan produk-produk sisa dari tubuh, dan memajukan produksi sel darah merah. Kelesuan, kelemahan, sesak napas, dan pembengkakan umum mungkin terjadi. Keadaankeadaan mengancam nyawa yang tidak dikenali atau tidak dirawat dapat berkembang.

Metabolic acidosis, atau peningkatan asam dari tubuh yang disebabkan ketidakmampuan menghasilkan bicarbonate, akan mengubah

oleh

metabolisme enzim dan oksigen, menyebabkan gagal organ.

Ketidakmampuan untuk mengeluarkan potassium dan tingkat-tingkat

potassium yang naik didalam serum (hyperkalemia) dihubungkan dengan gangguan-gangguan irama jantung yang fatal atau aritmia.

Tingkat-tingkat

urea

yang

naik

didalam

darah

(uremia)

dapat

mempengaruhi fungsi dari banyak organ-organ yang berkisar dari otak (encephalopathy) dengan perubahan dari pemikiran, ke peradangan dari lapisan jantung (pericarditis), ke fungsi otot yang berkurang karena tingkattingkat kalsium yang rendah (hypocalcemia).

Kelemahan keseluruhan dapat terjadi disebabkan oleh anemia, suatu

jumlah sel darah merah yang berkurang, karena tingkat-tingkat yang rendah dari erythropoietin tidak menstimulasi secara tepat sumsum tulang (bone marrow). Suatu pengurangan dalam sel-sel merah sama dengan suatu

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

pengurangan kapasitas mengangkut oksigen dari darah, berakibat pada penyerahan oksigen yang berkurang pada sel-sel untuk mereka melakukan pekerjaan; oleh karenanya, tubuh lelah dengan secara cepat. Begitu juga, dengan oksigen yang lebih sedikit, sel-sel lebih siap menggunakan metabolisme anaerobic (an=tanpa + aerobic=oksigen) menjurus pada jumlahjumlah produksi asam yang meningkat yang tidak dapat ditanggapi oleh ginjal-ginjal yang telah gagal.

Ketika produk-produk sisa mengumpul didalam darah, kehilangan nafsu

makan, kelesuan, dan kelelahan menjadi nyata. Ini akan maju ke titik dimana fungsi mental akan berkurang dan koma mungkin terjadi.

Karena ginjal-ginjal tidak dapat menanggapi beban asam yang naik

didalam tubuh, bernapas menjadi lebih cepat ketika paru-paru mencoba untuk menyangga keasaman dengan membuang (menghembus keluar)

karbondioksida. Tekanan darah mungkin naik karena kelebihan cairan, dan cairan ini dapat menumpuk di paru-paru, menyebabkan gagal jantung kongesti (congestive heart failure). Menurut Suhardjono (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal yaitu: Gangguan pada sistem gastrointestinal

Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan

metaboslime protein dalam usus.


Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur. Cegukan (hiccup)

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik

Kulit

Kulit berwarna pucat akibat anemia. Gatal dengan ekskoriasi akibat toksin

uremik.

Ekimosis akibat gangguan hematologis Urea frost akibat kristalisasi urea Bekas-bekas garukan karena gatal

Sistem Hematologi

Anemia Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia Gangguan fungsi leukosit

Sistem Saraf dan Otot Restles leg syndrome Pasien merasa pegal pada kakinya, sehingga selalu digerakkan. Burning feet syndrome Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki. Ensefalopati metabolik Lemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang. Miopati Kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstremitas proksimal. Sistem kardiovaskuler
Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal 10

Hipertensi Akibat penimbunan cairan dan garam. Nyeri dada dan sesak nafas Gangguan irama jantung Edema akibat penimbunan cairan

Sistem endokrin

Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki. Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi

insulin.

Gangguan metabolisme lemak. Gangguan metabolisme vitamin D.

Gangguan sistem lain


Tulang : osteodistrofi renal Asidosis metabolik.

Sedangkan menurut Mansjoer (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah: Umum Fatiq, malaise, gagal tumbuh, debil. Kulit Pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia. Kepala dan leher Rambut rontok, JVP meningkat.
Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal 11

Mata Fundus hipertensif, mata merah. Kardiovaskuler Hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis, uremik, penyakit vaskuler. Pernafasan Hiperventilasi asidosis, edema paru, effusi pleura. Gastrointestinal Anoreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare yang disebabkan oleh antibiotik. Kemih Nokturia, anuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya. Reproduksi Penurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas, ginekosmastia, galaktore. Saraf Letargi, malaise, anoreksia, tremor, mengantuk, kebingungan, flap, mioklonus, kejang, koma. Tulang Hiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D. Sendi Gout, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang. Hematologi Anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan. Endokrin
Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal 12

Multipel. Farmakologi Obat-obat yang diekskresi oleh ginjal.

F. Pemeriksaan Penunjang Pendekatan diagnosis gagal ginjal mempunyai sasaran berikut: a. Memastikan adanya penurunan faal ginjal (LFG) b. Mengejar etiologi Gagal Ginjal yang mungkin dapat dikoreksi c. Mengidentifikasi semua faktor pemburuk faal ginjal (reversible factors) d. Menentukan strategi terapi rasional e. Meramalkan prognosis

Pendekatan diagnosis mencapai sasaran yang diharapkan bila dilakukan pemeriksaan yang terarah dan kronologis, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik diagnosis dan pemeriksaan penunjang diagnosis rutin dan khusus (Sukandar, 2006). a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik Anamnesis harus terarah dengan mengumpulkan semua keluhan yang berhubungan dengan retensi atau akumulasi toksin azotemia, etiologi GG, perjalanan penyakit termasuk semua faktor yang dapat memperburuk faal ginjal (LFG). Gambaran klinik (keluhan subjektif dan objektif termasuk kelainan

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

13

laboratorium) mempunyai spektrum klinik luas dan melibatkan banyak organ dan tergantung dari derajat penurunan faal ginjal. b. Pemeriksaan laboratorium Tujuan pemeriksaan laboratorium yaitu memastikan dan menentukan derajat penurunan faal ginjal (LFG), identifikasi etiologi dan menentukan perjalanan penyakit termasuk semua faktor pemburuk faal ginjal. Darah: ureum, kreatinin, elektrolit serta osmolaritas Urin: ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas dan berat jenis.

c. Pemeriksaan penunjang diagnosis Pemeriksaan penunjang diagnosis harus selektif sesuai dengan tujuannya, yaitu: 1) Diagnosis etiologi Gagal Ginjal Beberapa pemeriksaan penunjang diagnosis, yaitu foto polos perut, ultrasonografi (USG), nefrotomogram, pielografi retrograde, pielografi antegrade dan Micturating Cysto Urography (MCU). 2) Diagnosis pemburuk faal ginjal Pemeriksaan radiologi dan radionuklida (renogram) dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Manifestasi klinis dan abnormalitas nilai laboraturium

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

14

Hampir semua system tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan mekanisme pengaturan ginjal normal. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual persisten, muntah, dan diare. Kulit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi dan napas mungkin berbau urin (fetor uremik). Manifestasi system saraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang. Perubahan haluran urin Haluran urin sedikit dapat mengandung darah, dan gravitas spesifiknya rendah (0,010 sedangkan nilai normalnya 0,015-0,025) Peningkatan BUN dan kadar kreatinin Terdapat peningkatan yang tetap dalam BUN dan laju peningkatannya tergantung pada tingkat katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal dan masukan protein. Serum kreatinin meningkat pada kerusakan glomerulus. Hiperkalemia Pasien yang mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus tidak mampu mengekskresikan kalium seluler ke dalam cairan tubuh, menyebabkan hiperkalemia berat (kadar serum K+ tinggi). Hiperkalemia menyebabkan disritmia dan henti jantung. Asidosis metabolik Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi muatan metabolik seperti substansi jenis asam yang terbentuk oleh proses metabolik normal. Selain itu, mekanisme buffer ginjal normal turun. Hal ini ditunjukkan oleh adanya penurunan kandungan

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

15

karbon dioksida darah dan pH darah. Sehingga asidosis metabolic progresif menyertai gagal ginjal akut. Abnormalitas Ca++ dan PO4Peningkatan konsentrasi serum fosfat mungkin terjadi, serum kalsium mungkin menurun sebagai respon terhadap penurunan absorbsi kalsium di usus dan sebagai mekanisme kompensasi terhadap peningkatan kadar serum fosfat.

Anemia Anemia yang menyertai gagal ginjal akut merupakan kondisiyang tidak dapat dielakkan sebagai akibat dari penurunan produksi eripoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah dan kehilangan darah, biasanya dari saluran GI.

G. Penatalaksanaan Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan

memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

16

memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi. Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau trans plantasi ginjal. H. Pencegahan Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber),

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

17

I. ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian A.1. Pemeriksaan Fisik Dilakukan pemeriksaan Head to toe A.2. Pengakajian Lengkap 1. Aktifitas dan Istirahat 2. Sirkulasi 3. Integritas Ego 4. Eliminasi 5. Makanan/Cairan 6. Neurosensori 7. Nyeri/Kenyamanan 8. Pernafasan 9. Keamanan 10. Seksualitas 11. Interaksi Sosial 12. Riwayat Penyakit terdahulu

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

18

B. Analisis Keperawatan B.1. Data Obyektif = Tampak oedema = Urine dalam 24 jam hanya 50 cc = BB 60 kg = TD : 180/100 mmHg

= Nadi : 90 x/mnt = RR : 30 x/mnt

= Temp : 37,5 c = Urine tampak pekat = Distensi vena jugularis = BB 60 kg = Hasil Laboratorium = Os tampak bingung dan Gelisah dan sedih B.2 Data Subyektif

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

19

= Os mengatakan kaki nya terasa berat dan kaku = Os mengatakan lemas = Mual = Keluarga mengatakan os lebih banyak berdiam diri = Os mengatakan BB nya 55 kg = Keluarga klien mengatakan klien mudah marah = Nyeri seluruh tubuh = Os selalu bertanya pada perawat akan keadaannya No Symtom 1. Data Subyektif : Problem Kelebihan Etiologi Oedema

Os mengatakan kaki nya Volume Cairan terasa berat dan kaku Os mengatakan lemas Mual Keluarga mengatakan os lebih banyak diam Os mengatakan BB nya 55 kg Data Obyektif Tampak oedema Urine dalam 24 jam hanya

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

20

50 cc BB 60 kg TD : 180/100 mmHg

Nadi : 90 x/mnt RR : 30 x/mnt

Temp : 37,5 c Urine tampak pekat Distensi vena jugularis 2 Data Obyektif Os tampak Cemas / Anxietas Keadaan/penyakitnya Ketidak bingung dan Gelisah dan sedih TD : 180/100 mmHg pahaman

tentang penyakitnya.

Nadi : 90 x/mnt RR : 30 x/mnt

Temp : 37,5 c Data Subyektif


Os mengatakan lemas Mual Keluarga mengatakan

os lebih banyak berdiam diri

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

21

Keluarga

klien

mengatakan klien mudah marah


Nyeri seluruh tubuh Os selalu bertanya pada

perawat akan keadaannya

C. Diagnosa Keperawatan 1. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan udema ditandai dengan : - Data Obyektif = Tampak oedema = Urine dalam 24 jam hanya 50 cc = BB 60 kg = TD : 180/100 mmHg

= Nadi : 90 x/mnt = RR : 30 x/mnt

= Temp : 37,5 c

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

22

= Urine tampak pekat = Distensi vena jugularis Data Subyektif = Os mengatakan kaki nya terasa berat dan kaku = Os mengatakan lemas = Mual = Keluarga mengatakan os lebih banyak diam = Os mengatakan BB nya 55 kg b) NOC : Fluid Balance (0601) Domain Class Scale Indikasi : 060101 Tekanan Darah (batas normal) 060105 060107 Palpasi nadi perifer : Physiologic health (II) : Fluid & Electrolytes (G) :Extremely compromised to Not compromised (a) Skala : 3 -MC 3-MC

Keseimbangan masukan dan keluaran 24 jam 3-MC

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

23

060109 060110 060112 060114 060116

Berat badan stabil Tidak ada asites Tidak ada edema perifer Tidak ada konfusi hidrasi kulit

3-MC 3-MC 2-MC 3-MC 2-SC

c) NIC Aktivitas :

: Electrolyte Monitoring (2020)

Timbang berat badan setiap hari dan pantau kemajuannya. Pertahankan keakuratan catatan asupan dan haluaran Pantau hasil laboratorium yang relevan terhadap retensi cairan Pantau indikasi kelebihan/retensi cairan.

2. Cemas berhubungan dengan kondisi/keadaan yang dialami ditandai dengan : - Data Obyektif Os tampak bingung dan Gelisah dan sedih TD : 180/100 mmHg

Nadi : 90 x/mnt RR : 30 x/mnt


Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal 24

Temp : 37,5 c - Data Subyektif


Os mengatakan lemas Mual Keluarga mengatakan os lebih banyak berdiam diri Keluarga klien mengatakan klien mudah marah Nyeri seluruh tubuh Os selalu bertanya pada perawat akan keadaannya a) NOC: Anxiety Control (1402) Domain : Psychososial Health (III)

Class : self Control (O) Scale: Never Demonstrated To Consistenly Demonstrated (m) Indikasi : 140201 Kontrol instensitas cemas Skala : 2-RD

140202 140206

Eliminasi tanda cemas Menggunakan strategi koping efektif

2-RD 3-RD

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

25

140207

Menggunakan teknik relaksasi untuk menekan kecemasan 4-RD

b) NIC : Counseling (5240) Aktivitas : Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan

kecemasan. Bantu pasien untuk menfokuskan pada situasi saat

ini, sebagai alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan. Sediakan pengalihan melalui televise, radio,

permainan serta terapi okupasii untuk mengurangi kecemasan dan memperluas focus.

III PENUTUP

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

26

KESIMPULAN

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyebab dari gagal ginjal antara lain : 1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis) 2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis) 3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis) 4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik) 5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal) 6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme) 7. Nefropati toksik 8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih) (Price & Wilson, 1994)

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

27

Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi : 1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat. 2. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium hidroksida untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti epoetin alfa bila terjadi anemia. 3. Dialisis 4. Transplantasi ginjal

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

28

DAFTAR PUSTAKA Brunner and Suddarth, 1996, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Jilid 2, EGC, Jakarta www. Us. Elsevierhealth.com, 2004, Nursing Diagnosis: for guide to Palnning care, fifth Edition Waspadji. A, Soeparman, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

29

Phatway

Hypertension

Diabetes melitus

Adanya sumbatan pada saluran kemih

Terjadi peningkatan aliran darah menuju ginjal

Peningkatan kekentalan darah

Ginjal tetap memproduksi urine

Kerja ginjal meningkat

Terjadi penumpukan urine di ginjal

Kelelahan / kerusakan ginjal

Gagal Ginjal

Stikes Aisyah Pringsewu | Askep Gagal Ginjal

30

Você também pode gostar