Você está na página 1de 4

Syaithan Dibelenggu (Rahmat Sekaligus Ujian)

Muncul kerinduan terhadap suasana damai tanpa kemaksiatan ketika untaian sabda Rasulullah saw meluncur dari mulut para muballigh di bulan Ramadhan yang berbunyi:

- - : :
"dari Abu Hurairah ra, beliau berkata : Rasulullah saw pernah bersabda: apabila masuk bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dirantailah para syaithan"(HR. Bukhary-Muslim). Namun hari demi hari, kerinduan itu mulai menemukan kekecewaan dan berganti dengan sebuah pertanyaan, "apakah yang dimaksud Rasulullah saw dengan kalimat dirantai atau dibelenggunya para syaithan ?" siapa dan apalagikah yang menjerumuskan anak cucu adam ini ke jurang kedurhakaan setelah kedatangan bulan agung ini ? Ya Allah ! Suatu pertanyaan yang begitu lama menggelayut dalam hati setiap mukmin yang rindu hidup di tengah umat yang tenteram dalam sinaran hidayah Allah awj('azza wa jalla). Siapa itu Jin, Iblis dan Syaithan ? Ketika pertanyaan di atas datang, ternyata dia membawa permintaan untuk memperterang kekaburan pemahaman selama ini tentang apa itu jin, Iblis dan syaithan. Kalau tiga kata ini tidak diperjelas maknanya maka jangan berharap akan menemukan jawaban "siapa lagi" yang ada dalam muqaddimah tulisan sederhana ini. Teks Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw yang sampai kepada kita menginformasikan jenis makhluk ciptaan Allah swt selain hewan, tumbuhan dan benda mati adalah golongan malaikat, jin dan manusia. Tidak ada alasan bagi kita untuk menambahnya, apalagi terkait dengan makhluk ghaib karena iman kita dengan yang ghaib terbatas pada hal yang disampaikan oleh yang maha benar dan RasulNYA. Setiap individu dari jenis makhluk itu, mempunyai nama untuk mengenalinya seperti Jibril untuk malaikat, iblis untuk jin dan adam untuk jenis manusia. Jadi Iblis adalah nama dari Jin yang tidak mau tunduk kepada perintah Allah swt untuk sujud kepada Adam as sebagaimana firman Allah awj berikut ini:


"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunannya sebagai wali selain Aku sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim"(QS. al-Kahfi 18:50). 'Ifrit dan Khinzib juga nama-nama dari jin yang sampai khabarnya kepada kita. Dari tiga jenis makhluk di atas(malaikat, manusia dan Jin), yang diberi pilihan untuk memilih antara ta'at dan durhaka, antara iman dan kufur hanyalah golongan manusia dan jin saja. Untuk merekalah rasul pembawa peringatan di utus oleh Allah awj sebagaimana kita temui dalam firman Allah swt berikut ini: "Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir" (QS. al-An'am 6:130) Sedangkan golongan malaikat, tidak ada pada diri mereka dan tidak akan muncul dari mereka kedurhakaan sebagaimana yang kita fahami dari ayat berikut ini: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan"(QS. al-Tahrim 66:6) Sekarang tinggal satu istilah lagi yang belum mendapat penjelasan yaitu syaithan. Kalau kita perhatika surat al-An'am ayat 112 : "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka adaadakan" (QS. al-An'am 6:112) Ternyata syaithan adalah gelaran untuk makhluk Allah awj yang durhaka dan menentang kebenaran yang diperintahkan oleh Allah swt. Jadi, bukan hanya jin yang disebut syaithan. Manusiapun bisa mendapat gelar terkutuk itu. Nah, kalau syaithan dari golongan jin dirantai atau dibelenggu sebagaimana yang dijelaskan oleh al-'Asqalany dalam Fath

al-Bary maka bagaimana dengan syaithan dari golongan manusia ? Sampai di sini, mulai agak terang penyebab kenapa masih saja kemaksiatan bermunculan di bulan yang agung ini. Kalau difahami makna hadits dibelenggunya para syaithan secara harfiyyah, bukan berarti bulan Ramadhan adalah bulan bebas godaan karena ada yang lebih berbahaya bagi manusia dibandingkan dengan syaithan dari golongan jin yaitu diri manusia itu sendiri(nafsu) yang sering mendorongnya berbuat kejahatan sebagaimana firman Allah swt: "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang" (QS. Yusuf 12:53) Bahkan Ja'far al-Shadiq ra pernah mengatakan bahwa musuh yang paling berbahaya bagi manusia adalah hawa nafsunya sendiri. C. Hawa Nafsu Tunggangan Syaithan Kecenderungan hawa nafsu untuk nemuaskan kesenangan fisik manusia, sering mengajaknya melampau batas-batas yang telah digariskan oleh Allah swt. Memperturutkannya tanpa batas, berarti mengantarkan diri ke dalam perbudakan yang bisa merusak keimanan. Kenapa tidak ? Bila hawa nafsu telah menjadi tuan bagi manusia, maka dia akan lupa dengan Allah swt sebagai tuhan yang harus dipatuhinya. Karena itulah makanya Rasulullah saw mengingatka umat beliau dalam suatu hadit: : : "'Abdullah Ibn 'Amr Ibn al-'Ash ra berkata, "Rasulullah saw bersabda: tidak beriman seseorang kamu sampai hawa nafsu mengikuti apa yang aku bawa" (HR. Al-Thabrany dan Imam alNawawy dalam hadits arba'in) Celakanya, syaithan mengetahui persis titik lemah manusia ini. Maka dia jadikanlah hawa nafsu manusia sebagai alat untuk mendorong manusia tersebut berbuat kejahatan dengan mengimingiminginya janji-janji palsu yang pasti tidak akan ditepatinya. Isyarat dari ayat berikut ini, perlu menjadi renungan mendalam bagi seorang yang ingin terhindar dari perbudakan hawa nafsunya. "Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?"(QS. Muhammad 47:14). Di bulan ramadhan merupakan saat manusia berlatih untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut. Kalau diibaratkan ia seperti kuda liar maka Allah swt telah menolong kita untuk mengendalikannya dengan mengikat atau membelenggu penunggangnya selama ini yang terus mengajaknya merusak setiap yang kebaikan. Berarti ini adalah rahmat dan keutamaan yang dianugerahkan oleh Rabb di bulan Ramadhan. Tapi ini merupakan ujian, mampukah manusia mengendalikan hawa nafsu itu di saat syaithan telah dibelenggu ?! Atau dalam pemahaman lain yang lebih berat adalah: mampukah manusia menjinakkan tinggangan syaithan ini dengan ibadah

Ramadhan ? Sehingga makhluk terkutuk tersebut bagaikan terbelenggu, tak mampu mengendalikan manusia sebagaimana yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw: "Sesungguhnya syaithan menyelusup kepada anak adam melalui pembuluh darah maka persempitlah tempat mengalirnya itu dengan lapar" (HR. Muttafaq 'alaih kecuali tambahan "fadhayyiquhu..") Memang suatu tantangan serta ujian yang cukup berat. Tapi di sinilah nikmatnya kemenangan yang didapat pada akhir Ramadhan.

D. Syaithan pun Tak Sudi Disalahkan Tampaknya, usaha manusia untuk melepaskan diri dari kemaksiatan memang membutuhkan suatu perjuangan. Hawa nafsunya adalah rintangan pertama yang harus dia tundukkan. Dari sanalah berasal bebagai pelanggaran dan malah tanpa hawa nafsu yang menganggukkan ajakan syaithan, makhluk terkutuk itupun lumpuh berhadapan dengan manusia. Ini diakuinya di saat perhitungan di hari akhir kelak sebagaimana yang dikhabarkan oleh Allah swt dalam firmanNYA: "Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu sekalian janji yang benar, dan akupun berjanji kepadamu tetapi aku melanggarnya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku mengajak kamu lalu kamu mematuhi ajakanku. Karena itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orangorang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih" (QS. Ibrahim 14:22) E. Khitam Bila masih berlanjut kemaksiatan, masih terperosok saja kaki hamba ke dalam apa yang diharamkan oleh Allah padahal saat ini bulan Ramadhan maka tak ada yang patut dicaci dan dicela melainkan hawa nafsu sendiri sebagaimana ungkapan syaithan yang telah diberitakan oleh Allah awj dalam Al-Qur'an surat Ibrahim di atas. Mudah-mudahan ini menjadi suatu muhadabah di bulang agung ini sebelum pintu bermuhasabah itu tertutup. Wallahu huwa al-muwaffiq ila aqwam al-thariq

Você também pode gostar