Você está na página 1de 59

POLITEKNIK NEGERI MALANG

SALURAN TRANSMISI
PENDAHULUAN

Saluran transmisi digunakan secara luas dalam


menyalurkan energi berfrekuensi tinggi dari suatu titik ke
titik lainnya dengan jarak (biasanya) cukup jauh.
Energi dapat disalurkan melalui udara, kabel
tembaga, kabel non tembaga, kabel serat optic dan
lainnya. Salah satu contoh dari fungsi ini adalah
penerimaan energi broadcast dari transmitter
( pemancar ) ke antenna pemancar.
Secara ideal energi yang disalurkan harus tidak
mengalami pelemahan, cacat (berubah bentuk) dan bebas
noise.
Dalam kenyataannya kondisi ideal tersebut belum
dapat direalisasikan walaupun saat ini ada bahan
superkonduktor tetapi belum dapat dioperasikan dalam
temperature realistis ( mendekati suhu ruang).
Energi frekuensi rendah ( 60 Hz) yang di
transmisikan melalui jala-jala PLN bukan merupakan
contoh saluran transmisi yang kita bicarakan. Apabila
kita lihat berdasar luas penampang saluran transmisi
(non udara ) , macam-macam bentuk luas penampang
diperlihatkan seperti contoh- contoh di bawah.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.1
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gambar 1.1 : luas penampang berbagai saluran

PRINSIP DASAR

Sifat tunggal yang membedakan antara saluran


listrik PLN dan saluran transmisi adalah panjang
gelombang relative dari frekuensi daya terhadap
radio frekuensi. Persamaan panjang gelombang
yang dimaksud adalah

λ = c/f

Contoh media saluran transmisi disekitar kita


antara lain:
a. Kabel telepon 600 ohm.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.2
POLITEKNIK NEGERI MALANG

b. Kabel antena TV untuk B&W 300 ohm.


c. Kabel koaksial 75 ohm, 50 ohm dsb.
d. Dua plat sejajar.
e. Mikrostrip.
f. Tri-plate line.
g. Waveguide (segi empat) dan bulat
h. Serat optik

RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI

Tiga tipe utama rugi transmisi adalah


(a) rugi tembaga ( i2R),
(b) rugi dielektrik,
(c) rugi radiasi.

RUGI TEMBAGA
Pada frekuensi tinggi, rugi tembaga ini
berbeda dari perhitungan untuk rugi daya pada
frekuensi rendah karena pada frekuensi tinggi
muncul efek kulit ( aliran charge /muatan electron
cenderung terkonsentrasi di permukaan kawat
konduktor ). Dengan adanya efek kulit , kawat
tembaga seperti sebuah pipa akibatnya luas
penampang menjadi lebih kecil dan menghasilkan
resistansi efektif lebih besar.
RUGI DIELEKTRIK
Dielektrik adalah bahan yang memisahkan
kedua konduktor pada saluran transmisi. Rugi
dielektrik akan bertambah besar dengan naiknya

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.3
POLITEKNIK NEGERI MALANG

frekuensi. Rugi ini dapat dikurangi dengan


pemilihan bahan yang digunakan dalam saluran.
Jika dielektriknya udara maka rugi dayanya akan
minimal.
RUGI RADIASI
Rugi ini muncul karena panjang saluran
merupakan bagian signifikan dari panjang
gelombang/ terdapat banyak panjang gelombang.
Kejadiannya hampir sama dengan radiasi sebuah
antenna bedanya kalau di antenna radiasi ini
diinginkan sedang pada saluran dihindari atau
diminimalkan.

DATA TEKNIK KABEL TRANSMISI

Mengetahui arti data teknik saluran transmisi


sangat penting karena dari data tersebut , dapat
diprediksikan karakteristik saluran tersebut.

No. RG : 8/U JAN C-17A, 8/U, 9/U,


58A/U, 59/U
AWG & stranding : 13(7x21) bar copper
material
Insulation Nom. : Polyethylene ( .285)
Core O D
No. of shield & : 1 bare copper
core
Jacket : Black vinyl, Black non-
contaminating vinyl
Nom. OD ( inch) : .405 ( 8/U)
Nom. Imp (ohms) : 52
Nom. Vel of Prop : 66%
Nom. Cap ( pF/ft) : 29.5
Nom. Atten. Per : 2.0 dB ( 100 MHz)

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.4
POLITEKNIK NEGERI MALANG

100 ‘
3.0 dB ( 200 MHz)
4.7 dB ( 400 MHz)
7.8 dB ( 900 MHz)

SPEKTRUM FREKUENSI

Range Frequency Band Designation


3 – 30 Hz Very low frequency
30 – 300 kHz Low frequency
300 kHz - 3 MHz Medium frequency
3 – 30 MHz High frequency
30 – 300 MHz Very high frequency
300 MHz – GHz Ultra high frequency
3
3 – 30 GHz Super high frequency
30 – 300 GHZ Extremely high
frequency
Rambatan Gelombang

Energi yang dirambatkan pada saluran


transmisi berupa gelombang elektromagnetik atau
dikenal dengan TEM yaitu transverse
electromagnetik yang berarti medan listrik E dan
medan magnetik H saling tegak lurus terhadap arah
rambatan sebagaimana digambarkan di bawah.
y

E H

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.5
POLITEKNIK NEGERI MALANG

x (arah rambatan)
H E
z

Gambar 1.2: gelombang TEM

Berdasar pola pada gambar 2.2, Medan listrik


dan medan magnetik untuk berbagai saluran dapat
diperlihatkan pada gambar-gambar berikut.

Gambar 1.3 : TEM saluran transmisi paralel

Gambar 1.4: TEM saluran transmisi dua kawat terbuka

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.6
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gambar 1.5 : TEM Saluran dua kawat terlindung


(shielded line)

Gambar 1.6 : TEM saluran transmisi koaksial

Gambar 1.7: TEM saluran mikrostrip

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.7
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gambar 1.8: TEM tri-plate line

Gambar 1.9: TEM waveguide segiempat untuk TE10

Gambar 1.10 : TEM waveguide bulat untuk mode TE11

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.8
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Kerjakan contoh-contoh permasalahan berikut


1. Hitung jumlah panjang gelombang pada
kebel daya 240 meter yang digunakan pada
jaringan rumah tangga 60 Hz. Asumsikan
cepat rambat gelombang 3x108 m/detik.
2. Ulangi untuk saluran pada frekuensi RF 500
MHz.
3. Sebuah saluran transmisi kawat sejajar
dipisahkan dengan jarak 2 cm. Zo yang
terjadi sebesar 300 Ω . hitung diameter
kawat tersebut.
4. Tentukan jarak 2 kawat sejajar 0.01 cm yang
harus di pisahkan agar mempunyai
impedansi karakteristik (Zo) sebesar ( a)
300 ohm , (b) 600 ohm..
5. Sebuah kabel koaksial mempunyai kawat
dalam dengan diameter 0.03 cm dan
diameter konduktor bagian luar 1 cm. Bila
tetapan dielektrik antara kedua konduktor
tersebut 2, hitung impedansi karakteristik
koaksial tersebut.
6. Kabel koaksial dengan tetapan dielektrik 1.2
. bila Zo yang diinginkan 72 ohm, tentukan
perbandingan diameter konduktor luar dan
dalam yang diperlukan.
7. Jelaskan mengapa rugi-rugi saluran
transmisi makin besar dengan naiknya
frekuensi.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.9
POLITEKNIK NEGERI MALANG

8. Saat ini dikenal kabel untuk komunikasi


data dengan nama UTP. Buatlah artikel
singkat tentang kabel ini dan dimana kabel
ini sering digunakan?
9. Kabel 2 kawat dapat dikelompokkan dalam
jenis kabel seimbang dan kabel tidak
seimbang. Jelaskan maksud dari kabel
seimbang dan tidak seimbang serta berikan
contoh-contohnya yang disertai dengan
gambar kabel tersebut.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.10
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Koaksial
Kabel koaksial adalah suatu jenis kabel yang
mempunyai impedansi tidak seimbang antara kedua
koduktornya terhadap bumi (ground), sehingga dikenal
sebagai saluran yang tidak seimbang ( unbalanced).Kabel
ini sangat cocok dipergunakan pada frekuensi mencapai 1
GHz. Dengan konsekuensi makin tinggi frekuensi akan
disertai makin besar pula rugi-ruginya. Salah satu contoh
yang paling umum kita lihat di sekitar kita adalah sebagai
kabel antena TV untuk frekuensi VHF dan UHF. Contoh
lainnya digunakan dalam jaringan komputer (LAN) .
Bentuk fisik dari kabel ini bermacam-macam
tergantung tipe yang dikeluarkan oleh pabrik. Tabel 1
memberikan gambaran tentang kabel koaksial yang ada di
pasaran dengan sedikit informasi tentang kabel tersebut.
Informasi lebih lengkap dapat di lihat pada lampiran 1.
Gambar 1.11 memperlihatkan bentuk fisik sederhana
koaksial.
c d
b
a

a. konduktor dalam
b. bahan dielektrik
c. konduktor luar
d. jaket plastik
e. d = diameter luar d D
konduktor dalam
f. D = diameter dalam
konduktor luar

Gambar 1.11 : koaksial


Saluran koaksial yang digunakan dalam sistem
teleko-munikasi ditabelkan dalam tabel di bawah.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.11
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Contoh lain saluran yang sering kita jumpai dalam


saluran transmisi adalah ‘two wire twisted’ dan ‘twin-lead’

Saluran dua kawat


Maksud dari saluran dua kawat adalah suatu saluran
yang dalam suatu sistem terdapat pasangan-pasangan
kawat, sehingga dalam bentuk tunggalnya dapat
digambarkan sebagai berikut;

Gambar 1.12: bentuk tunggal saluran dua kawat

Apabila saluran di atas digambarkan dalam rangkaian


ekivalennya ( rangkaian pengganti yang umumnya
diperlukan untuk tujuan analisa) diperlihatkan pada
gambar 1.13, dimana dalam gambar tersebut
diperlihatkan rangkaian resistansi seri per satuan panjang
(R) , induktansi seri per satuan panjang (L) dan rangkaian
kapasitansi parallel (C) serta konduktansi parallel per
satuan panjang (G).

R L R L

C G C G

Gambar 1.13: rangkaian ekivalen saluran dua konduktor

Apabila gambar 1.13 disederhanakan lagi dalam


model yang lebih sederhana diperlihatkan pada gambar di
bawah:

R/2 L/2 R /2 L/2

C G

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.12
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gambar 1.14: model penyusunan T (Tee)

R L

C /2 G /2 C/2 G/2

Gambar 1.15: model penyusunan phi ( π )

Dari gambar 1.14 dan 1.15 adalah model


penyusunan T dan phi untuk panjang saluran mendekati
nol meter. Dari gambar tersebut tunjukkan bahwa gambar
tersebut dapat mewakili gambar 1.13. Sebutkan bentuk-
bentuk model lainnya.(Gunakan buku literatur saudara)

Impedansi Karakteristik ( Zo )
Semua saluran mempunyai impedansi karakteristik
dimana impedansi karakteristik suatu saluran
dilambangkan Zo. Impedansi karakteristik saluran
digambarkan sebagai impedansi saluran dengan panjang
saluran tak terbatas, atau impedansi di ujung saluran
ketika saluran tersebut terbebani sebesar impedansi
karakteristiknya.
Dengan pengertian diatas yaitu panjang saluran yang
tidak terbatas berarti apabila suatu energi (sebesar
apapun) diberikan pada ujung pengirim, energi tersebut
tidak pernah kembali lagi ke sumber atau dengan kata lain
semua energi diserap semua oleh saluran.
Besarnya impedansi karakteristik kabel dipengaruhi
oleh bentuk phisik saluran sebagaimana diperlihatkan
pada gambar 1.3 sampai 1.8. Tabel 1 menginformasikan
Zo dari beberapa kabel koaksial.

Parameter dasar saluran dua konduktor


Berdasarkan gambar 1.13, saluran transmisi mempunyai 4
parameter dasar, antara lain:

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.13
POLITEKNIK NEGERI MALANG

1. Resistansi seri (R) dengan satuan Ω per sat.


panjang( km).
resistansi seri selalu muncul (pada suhu ruangan/25°C )
dalam konduktor karena konduktor sempurna dalam
praktek belum ada (pada temperatur ruangan).

2. Induktansi,L, dengan satuan H per sat. panjang (km).


Ketika suatu sumber tegangan dihubungkan ke dua
konduktor, suatu aliran arus muncul karena aliran
muatan dalam saluran. Akibatnya medan magnetik
muncul (mengikuti aturan arah sebuah skrup/aturan
tangan kanan), yang berbanding lurus terhadap arus
tersebut, menglilingi konduktor. Lingkaran flux yang
menyertai per satuan arus I disebut induktansi, L. Maka
ada induktansi per satuan panjang saluran ketika arus
mengalir.
3. Kapasitansi,C, dan Konduktansi,G.
Suatu muatan pada konduktor berbanding lurus
terhadap perbedaan potensial (tegangan). Akibatnya
saluran mempunyai kapasitansi paralel, C. Jika
dielektrik antara kedua konduktor tidak sempurna,
elemen konduktif harus dianggap ada diantara saluran.
Ini adalah konduktansi persatuan panjang saluran (km) ,
yang disimbolkan G.

Ingat;
Jangan bingung membedakan rumus R = 1/G
dengan keterangan di atas karena R pada saluran
disebabkan oleh bahan konduktor saluran sedangkan G
disebabkan bahan isolator (dielektrik).

EFEK KULIT
Efek kulit terjadi pada frekuensi tinggi dimana harga
R dan L dikontrol oleh efek kulit. Ketika arus bolak balik
mengalir dalam sebuah konduktor, fluk magnit bolak balik
dalam konduktor menghasilkan e.m.f (electromagnetic
force). E.m.f ini menyebabkan kerapatan arus berkurang di
sekitar inti konduktor dan bertambah pada sisi permukaan
konduktor sehingga kawat tersebut tanpak seperti “pipa”.
Maka efek kulit adalah phenomena dimana arus RF

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.14
POLITEKNIK NEGERI MALANG

mengalir pada permukaan luar (tipis) konduktor atau kulit


dari material konduktor.
Kerapatan arus ini berubah secara eksponensial
dengan acuan permukaan. Jarak dimana kerapatan arus
berkurang menjadi 1/e dari harga di permukaan maka
dikatakan sebagai kedalaman kulit ( skin depth) yang
dirumuskan sebagai berikut:

δ= ( ρ/ πf μ)1/2 meter
dengan demikian δ berkurang saat f bertambah.
ρ adalah resistivitas konduktor ( ohm/meter) , untuk
tembaga 1.74x10-8 ohm/m
μ adalah permeabilitas magnetic absolute konduktor
( henry per meter), untuk tembaga 4πx10-7 henry/m.
Dengan demikian δ = 0.0664/√f meter
Untuk konduktor silinder
Re = ρ/(2πaδ) ohm/m , a adalah jari-jari konduktor
Li = ρ/ 4π2afδ henry/m

Maka dengan asumsi terjadi efek kulit, Re akan


bertambah akar dari frekuensi dan untuk Li berkurang
1/(f)1/2 .

Hubungan R,L,C dan G dengan Zo.


Dari analisa matematis sederhana (akan dibahas
kemudian), didapatkan suatu hubungan yang erat antara
Zo dan parameter dasar saluran, yaitu:

R + jωL
Zo = (1)
G + jωC

Perlu diketahui bahwa persamaan (1) hanya berlaku


untuk frekwensi rendah. Untuk frekwensi tinggi, harga
parameter R jauh lebih kecil dibandingkan harga ωL dan
harga parameter G juga jauh lebih kecil dari ωC, sehingga
persamaan (1) dapat diringkas.

Zo = L/C ohm (2)

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.15
POLITEKNIK NEGERI MALANG

L adalah induktansi per satuan panjang saluran.


C adalah kapasitansi per satuan panjang saluran.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.16
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Kerjakan contoh-contoh permasalahan berikut


1. Hitunglah kedalaman kulit pada kawat tembaga pada
frekuensi
(a). 60 Hz
(b). 100 kHz
(c). 10 MHz
(d). 100 MHz
(e). 500 MHz
(f). 1GHz
2. Buatlah kesimpulan dari jawaban contoh permasalahan 1.
3. Saluran kawat terbuka mempunyai tetapan saluran sebagai
berikut:
- R = 14 ohm/ km
- L = 5 mH/km
- C = 0.02 μF/km
-G=0S
Hitung Zo untuk f = 1000 Hz
Hitung Zo untuk f = 5 kHz
4. Saluran kabel telepon tertentu mempunyai karakteristik
listrik sebagai berikut:
- R = 40 ohm/ km
- L = 1.1 mH/km
- C = 0.062 μF/km
-G=0S
Hitung Zo untuk f = 1000 Hz
Hitung Zo untuk f = 3.5 kHz
5. Gambarkan rangkaian ekivalen saluran 2 kawat untuk
model penyusunan L.

CATATAN
Bila belum selesai kerjakan di rumah & disalin dibuku tugas.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.17
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Tegangan dan arus pada saluran


Rangkaian Ekivalen
Gambar 1.16, memperlihatkan rangkaian ekivalen
suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi yang seragam
dimana parameter R dan G diabaikan.

L L L L

C C C

Gambar 1.16 : Rangk. Ekivalen saluran tanpa rugi


Dalam kenyataan, resistansi konduktor dan konduk-
tansi dielektrik harus diperhitungkan. Resistansi konduk-
tor diukur dalam ohm per satuan panjang saluran, dan
rugi dielektrik dalam siement per satuan panjang.

Zg

Eg Es E Er Zr

X d
L meter

Gambar 1.17 : saluran transmisi


Eg adalah tegangan sumber.
Es adalah tegangan pada sending-end saluran.
Er adalah tegangan pada receiving-end saluran.
x adalah jarak dari terminal sending-end.
d adalah jarak dari terminal receiving-end/beban.
I adalah arus (dengan persetujuan) positif bila mengalir
menuju beban.
Untuk saluran transmisi pendek (∆x) pada lokasi x,
kita akan mempunyai model seperti diperlihatkan pada
gambar 1.18. Elemen seri terdiri R∆x dan L∆x dan elemen

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.18
POLITEKNIK NEGERI MALANG

paralel terdiri G ∆x dan C∆x.

I R∆x L∆x

+ +

E G∆x C∆x E+∆E

- -

x ∆x

Gambar 1.18: Rangkaian ekivalen model L panjang


saluran mendekati nol dengan rugi
rugi.

R : resistansi seri per satuan panjang.


L : induktansi seri per satuan panjang.
G : konduktansi paralel per satuan panjang.
C : kapasitansi paralel per satuan panjang.

dengan menggunakan hukum Ohm dan kirchhoff ,


E + ∆E = E - I(R + JωL)∆x (5)
atau
∆E
 = - (R + jωL) (6)
∆x

Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan


tegangan (∆E) yang terjadi dalam jarak (∆x) disebabkan
tegangan jatuh pada impedansi seri (R+jωL).
Dengan cara sama, perbedaan arus di ujung jauh
disebabkan oleh arus yang mengalir ke G∆x dan C∆x.
∆I+I = I - (G+jωC) ∆x (E+∆E)
= I - (G+jωC) ∆ xE

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.19
POLITEKNIK NEGERI MALANG

dimana ∆x∆E dapat diabaikan untuk ∆x yang kecil.


I/∆x = -(G+jωC)E (7)
Persamaan 7 menunjukkan bahwa perubahan arus (∆
I) sepanjang saluran transmisi (∆x) disebabkan pengaruh
paralel dari G+jωC.
Persamaan diferensial untuk tegangan-arus pada
saluran transmisi dapat dijabarkan dengan membiarkan ∆x
mendekati nol untuk persamaan 6 dan 7.
∆E dE
lim  =  = -(R+jωL)I (8)
x→0 ∆x dx

∆I dI
lim  =  = - (G + jωL)E (9)
x→0 ∆x dx

dE/dx = -ZI (10)


dI/dx = -YE (11)
dimana
Z = R+j ωL ohm per satuan panjang
Y = G+jωC siemen per satuan panjang
Untuk mendapatkan ekspresi tegangan dan arus
dalam saluran transmisi, kita harus menjabarkan
persamaan differensial 10 dan 11. Pertama kita harus
menghilangkan I dalam persamaan 10 dengan cara
mendefferensialkan persamaaan 10 terhadap x dan
mensubstitusikan hasil dI/dx.

d2 E/dx2 = -ZdI/dx
dI/dx = -YE
d2E/dx2=(YZ)E (12)

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.20
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Penyelesaian persamaan 12 dapat berbentuk fungsi


hiperbolik, fungsi sinus komplek, fungsi eksponensial dan
sebagainya.
Penyelesaian umum persamaan 12 adalah
E = A1 e- √ YZ X
+ A2 e √ YZ X
(13)
A1 dan A2 adalah tetapan integrasi yang dapat berupa
tegangan/arus;
I = -1/Z dE/dx
= √ YZ/Z A1 e- √YZ X
- √YZ/Z A2 e √YZ X

- √ YZ X X
= 1/√Z/Y (A1 e - A2 e√YZ )
I = E/Zo (14)
Besaran √Z/Y yang mempunyai satuan ohm disebut
impedansi karakteristik (Zo) saluran .

Gambar 1.19 : rambatan gelombang tegangan


dan arus

Secara umum Zo saluran tanpa rugi-rugi terlihat


a. tidak tergantung panjang saluran.
b. tidak tergantung terminasi saluran (beban).
c. tergantung pada pemisahan dan ukuran konduktor
serta tergantung pada dielektrik yang digunakan.

Untuk saluran dengan rugi-rugi, Zo menjadi komplek.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.21
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.22
POLITEKNIK NEGERI MALANG

√ YZ adalah tetapan propagasi yang disimbolkan γ yang


merupakan angka komplek. Bagian riil disimbolkan α yang
menggambarkan pelamahan gelombang saat
berpropagasi ( merambat)dengan satuan neper per satuan
panjang sedangkan bagian imajiner disimbolkan β yang
menggambarkan perubahan fasa saat gelombang
merambat ( rad/satuan panjang)
Dengan demikian γ = α +jβ tanpa satuan
Contoh
Saluran kawat terbuka mempunyai tetapan saluran
sebagai berikut:
- R = 14 ohm/ km
- L = 4.6 mH/km
- C = 0.01 μF/km
- G = 0.3x10-6 S/km
untuk f = 1000 Hz
Hitung Zo ,γ, α dan β

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.23
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Saluran Transmisi Yang Sesuai


Saluran transmisi yang sesuai artinya impedansi
beban terpasang sama dengan impedansi karakteristik
saluran. Sebelumnya telah dibicarakan besarnya tegangan
saluran yaitu;

E = A1 e- √ YZ X
+ A2 e√YZ X

dimana :
√ YZ adalah tetapan propagasi gelombang yang
besarnya
YZ = (( R+jωL)(G+jωC))
Tetapan propagasi juga disimbolkan gama ( γ ) sehingga
(YZ)1/2 = γ = α + jβ
dimana :
α adalah pelemahan per satuan panjang.
β adalah tetapan propagasi per satuan panjang.
Dari uraian diatas maka besarnya tegangan pada
saluran dapat diekspresikan sebagai berikut;

-(α+j β) X
E(x) = A1 e + A2 e (α+j β) X
(15)

Untuk saluran dengan panjang tak terbatas, sisi


sebelah kanan pada persamaan 15 berharga tak terhingga
karena x naik (eX ). Secara phisik, hal ini tak mungkin
terjadi maka harga
A2 e(α+j β) X harus nol.
sehingga
E(x) = A1 e-(γ)X (16)
Untuk menghitung harga A1 , x sama dengan nol,

E = Es = E sending-end

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.24
POLITEKNIK NEGERI MALANG

E(0) = Es = A1 e-(γ)0 = A1

E(x) = Es e-(γ)X (17)

I(x) = E(x) /Zo (18)

Sekali lagi saluran trasmisi yang dibebani sebesar


impedansi karakteristiknya disebut saluran yang
sesuai/jodoh (matched line). Saluran seperti ini kadang-
kadang juga disebut saluran non resonan atau saluran
rata (flat line). Rangkaian ekivalen untuk ujung pengirim
adalah sebagai berikut;
Zg

Eg Zo Es

Gambar 1.20 : rangkaian ekivalen ujung pengirim.

Es = Eg . (Zo/(Zo+Zg)) (19)

dimana :
Es adalah tegangan pada ujung pengirim.
Eg adalah tegangan sumber.
Zo adalah impedansi karakteristik saluran.
Zg adalah impedansi sumber teganan.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.25
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gambar 1. 21 : tegangan ideal pada saluran yang


sesuai (match) (hund : 45)

Kerjakan contoh-contoh permasalahan berikut

1. Saluran telepon 600 ohm terbebani dalam kondisi


match disambungkan ke sebuah generator yang
mempunyai impedansi output Zg =600 ohm dan
tegangan yang terukur Eg sebesar 10 volt. Bila
frekuensi saluran 1000Hz, hitung
(a). kuat arus pada ujung saluran ( sending-end)
(b). daya pada sending-end
(c). tegangan pada receiving-end /beban bila
pelemahan total
kabel sebesar 4 dB.
(d). arus pada receiving end apabila pelemahan total
kabel 4 dB.
(e). daya pada receiving end.

2. Buatlah kesimpulan pada saluran yang match pada


kondisi ideal dan tidak ideal
3. Jelaskan arti dari saluran yang tidak match dan apa
yang akan terjadi bila kondisi saluran tidak match.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.26
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Neper dan Decibel


Dalam latihan 1 terdapat satuan neper dan decibel.
Namun kita belum membahas apa itu neper dan apa itu
decibel serta bagaimana hubungannya.
Gambar 1.20 memperlihatkan suatu saluran transmisi
yang jodoh (matched-line). Jika kita perhatikan dua titik x1
dan x2 , teganan pada masing-masing titik tersebut
adalah

E
I

Zg=50 Ω
Es E1 E2 Zo = 50Ω RL= 50 Ω
Eg
X1
X2
∆X

Gambar 1.22 : saluran yang jodoh

| E1 | = |Es| e- αX1
| E2 | = |Es| e- αX2
Perbandingan tegangan pada kedua titik tersebut adalah
|E2/E1| = e-α(X2- X1)
= e-α∆X (20)
dimana α∆x adalah pelemahan keseluruhan antara dua
titik x 1 dan x 2.
Ekspresi untuk rugi total adalah

α∆x = -ln |E2/E1 | dimana E2<E1

Untuk mendapatkan decibel dalam bentuk neper, kita


harus ke difinisi dasar decibel.
dB = 10 log10P2/P1
dimana :
P2 adalah daya pada titik x2
P1 adalah daya pada titik x1

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.27
POLITEKNIK NEGERI MALANG

P2 = | E1|2/Zo
P1 = |E1|2/Zo

dB = 20 log E2/E1
= 20 log e-α∆X
= -α∆x 20 log e
= -α∆x 8.686

karena menunjukan rugi total dalam neper, maka


1 neper = 8,686 dB

1 Np = 8,686 dB (21)

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.28
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Pemantulan dari Beban Resitif


Beban resitif artinya beban terdiri atas komponen
resistor. Sebagaimana dalam bahasan sebelumnya untuk
beban yang besarnya sama dengan impedansi
karakteristk saluran tidak terjadi pemantilan pada beban
tersebut dan daya yang masuk melalui saluran terdesipasi
pada beban dalam bentuk panas. Juga untuk saluran yang
tidak terbebani atau terhubung singkat , semua daya
dipantulkan kembali ke saluran.
Untuk kasus umum, dimana beban resitif tidak sama
dengan Zo saluran , sebagian daya dikembalikan ke
saluran dan sisanya diserap oleh beban. Sejumlah
tegangan yang dipantulkan kembali ke saluran
didefinisikan sebagai koefisien pemantulan tegangan
(Hund:37)
ρ = Vr/Vi (22)
dimana
Vr tegangan pantul (V)
Vi tegangan maju (V)
ρ koefisien pemantulan tegangan, tanpa satuan
ketika ρ berharga positif, tegangan pantul sephasa dengan
tegangan maju, sebaliknya akan berbeda phasa 180°.
Prosentase gelombang tegangan yang dipantulkan ke
saluran ( % tegangan pantul ) = ρ x 100 dan besarnya
daya yang terpantul sebesar Vr2/Zo watt sehingga Pr/Pi
= ρ 2 dan % daya yang dipantulkan kembali sama dengan
ρ 2 x 100.
Untuk beban resitif murni besarnya ρ =(Zr-
Zo)/(Zr+Zo). Ketika kondisi mismatch terjadi pada kedua
ujung saluran gelombang akan terpantul dan
dipantulkan kembali hingga suatu keseimbangan akan
terjadi.
Hasil penjumlahan gelombang insiden dan
gelombang pantul akan menghasilkan pola gelombang
yang disebut gelombang berdiri.
Contoh 1
Jika gelombang tegangan maju( insiden) sebesar 40
volt dan tegangan pantul 25 volt, maka;

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.29
POLITEKNIK NEGERI MALANG

⇒ ρ = 0,625
⇒ % tegangan terpantul = 62,5%
⇒ koefisien pantul daya = 0,391
⇒ % koefisien pantul daya = 39,1%.
Contoh 2.
Jika Zo = 100 Ω dan Zr = 200 Ω, hitung % koefisen
pantul tegangan dan daya.
Contoh 3
Suatu saluran 75Ω dihubungan ke sumner tegangan
dc sebesar 100 V yang berimpedansi sumber 35Ω, beban
terpasang sebesar105 Ω, hitung gelombang teganga maju
dan tiga gelombang pantul berikutnya yang terjadi dalam
saluran.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.30
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gelombang Berdiri
Sebuah gelombang berdiri yang terbentuk dari
penjumlahan gelombang insiden dan gelombang pantul
akan mempunyai titik-titik node yang cenderung tetap
terhadap waktu. Diantara kedua titik ini, gelombang
secara kontinyu naik ke harga tertingi( maksimum) dan
turun ke harga minimum. Sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah

Gambar 1.23 : gelombang berdiri yang memperlihatkan ttitik


tegangan maksimum dan minimum
pada saluran ( hund:41)

Gelombang berdiri hanya dapat terjadi jika frekuensi-


frekuensi gelombang insiden dan gelombang pantul
adalah sama. Harga Vmax pada gelombang berdiri terjadi
gelombang maju dan gelombang pantul sephasa dan
harga minimum terjadi saat kedua gelombang tersebut
berbeda 180°
Perbandingan antara kedua tegangan tersebut
dikenal dengan nama VSWR ( Voltage Standing Wave
Ratio) dan perbandingan tegangan gelombang berdiri
yang diekspresikan dalam dB disebut SWR ( Standing
Wave Ratio).

VSWR = ( V max /V min ) (23)

SWR(dB) = 20 log10 VSWR (24)

Karena V max = I max . Zo dan V min = I min . Zo


maka

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.31
POLITEKNIK NEGERI MALANG

VSWR = ( I max /I min ) (25)

Impedansi Maksimum Dan Minimum Pada Saluran


Impedansi maksimum dapat terjadi bila tegangan
maksimum arusnya minimum dan sebaliknya impedansi
minimum akan terjadi bila tegangan minimum dan
arusnya maksimum.
Untuk mengetahui hubungan antara Z maksimun dengan
VSWR perhatikan rumus-rumus di bawah;

VSWR = ( Ii+Ir) / (Imin) dengan hukum Ohm I =


V/Z

VSWR = ((Vi/Zo) + (Vr/Zo)) / I min

VSWR = (Vi + Vr)/ (I min .Zo)

VSWR = V max / ( I min .Zo)

VSWR = Z max/ Zo

Z max(Ω) = (VSWR) . Zo (26)

Dengan cara yang sama

Z min(Ω) = Zo/ ( VSWR) (27)

Selain VSWR dapat ditentukan dengan perbandingan


V max dan V min, juga dapat dijabarkan dalam koefisien
pantul.
VSWR = ( V max)/ ( V min)
VSWR = ( Vi+Vr)/(Vi - Vr)
VSWR = ( 1+Vr/Vi) / ( 1 – Vr/Vi)
VSWR = ( 1 + ρ ) / (1 - ρ )
Karena harga ρ dapat berharga positif atau negatif maka
rumus diatas dapat di kembangkan menjadi;
VSWR = ( 1 + ρ ) / ( 1 - ρ ) (28)

ρ = (Zr+Zo)/(Zr-Zo)

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.32
POLITEKNIK NEGERI MALANG

VSWR = Zo/Zr untuk Zo> Zr atau


VSWR = Zr/Zo untuk Zr> Zo (29)

Saluran Transmisi tidak sesuai


(mismatched lines)

Pada saluran transmisi yang tidak sesuai, terdapat


dua gelombang yaitu gelombang maju (incident wave)
dan gelombang pantul (reflected wave). Gelombang maju
merambat dari sumber menuju beban sedangkan
gelombang pantul merambat dari beban menuju sumber.
Jadi pada suatu saluran yang tidak sesuai ( ZR ≠ Zo),
besarnya teganan pada saluran merupakan penjumlahan
dari gelombang maju dan gelombang pantul.
Tujuan kita adalah menentukan teganan total pada
beberapa titik x. Langkah pertama adalah menjumlahkan
tegangan maju pada suatu titik x dengan tegangan
pantulnya.

E(x) = E+ (x) + E- (x) (30)


dimana :
E+ (x) = tegangan maju pada titik x.
E- (x) = tegangan pantul pada titik x.

Is Ir

Zg
Er Zr
Es +
E(x) + E(x) -

Eg

x d
L

Gambar 2.24 : skematik saluran transmisi

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.33
POLITEKNIK NEGERI MALANG

E+ (x) = E(0)-γx (31)


dimana
E(0) adalah tegangan sending - end insident.
Tegangan insiden pada beban adalah
E+ ( L ) = E(0)e-γL
sedangkan teganan pantul pada beban adalah

E- (L) = ρE+ (L)


= ρE+ (0) e-γl
dimana
ρ adalah koeffisien pantul beban, yang
didefinisikan sebagai perbandingan tegangan pantul
terhadap tegangan maju.
Jika dilihat dari beban, teganan pantul pada titik x dengan
jarak d dari beban adalah
E-(d) = E- (x)
= E- (L) e-γ(L-X)
= ρE+ (0)e-γL e-γ(L-x)
= ρE+ (0) e-γ(2L - X) (32)
Tegangan total pada sembarang titik sepanjang saluran
adalah
E(x) = E+(0)[e- γx+ e- γ(2L-x)
] (33)
Karena E+ (0) dalam persamaan (33) tidak dapat diukur
secara langsung maka persamaan (33) diekspresikan
dalam tegangan pada ujung awal saluran Es
Pada x=0,
Es = E(0) = E+ (0) (1 + e-2γL) (34)
maka
Es
+
E (0)=

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.34
POLITEKNIK NEGERI MALANG

(1+ρe-2 γl)

e-γx + ρe-γ(2L-X)
E(x) = Es jika dikalikan eγL
1 +ρe-2γL

eγ(L-X) + ρe-γ(L-X)
E(x) = Es (35)
e + ρe
γL -γL

eγd + ρe-γd
E(x) = Es
eγL + ρe-γL
Besarnya arus insiden pada titik x adalah
I+(x) = E+ (x)/Zo
Sedangkan arus pantulnya adalah
I- (x) = -E-(x)/Zo
Tanda negatif menunjukkan arus mengalir dari beban ke
sumber. Besarnya arus total pada titik tersebut adalah
I(x) = I+(x) + I-(x)
E+(0)
= (e-γX - e-γ (2L-X) )
Zo

Es e-γ X
-ρ e-γ (2L-X)

=
Zo 1 + ρe-2L
Es e−γ(L-X) - ρe− γ (L-X)
=
Zo eγL + ρe −γL

Untuk menghitung Zs ,

Zs = E(0)/ I(0)

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.35
POLITEKNIK NEGERI MALANG

e γ1 − ρ e−γ1
= Zo (36)
e − ρe
γ1 −γ1

Bila saluran tanpa rugi-rugi yang kita pertimbangkan, α=0.


γ =α+β
α = jβ
e γ (1 − X) = ej β (1 −X ) = cos β(1−x)+j sinβ(1−x)
e −γ (1 −X) =ej β (1−X) = cos β(1−x) − j sinβ(1−x)
eγ1 =ej βl = cos βl + j sin βl
e−γl = e -j βl = cos βl -j sin βl
Bila kita subsitusikan persamaan-persamaan yang telah
dibahas sebelumnya dengan ρ = (Zr - Zo)/ (Zr+Zo)
Untuk daya = V2/Zo sehingga perbandingan daya
yang dipantulkan dandaya maju) = (ρ )2

Zr cos β (l - x) + jZo sin β(l-x)


E(x) = Es (37)
Zr cosβl + jZo sin βl

Es Zo cosβ (l - x) + j Zr sinβ (1- x)


I(x) = (38)
Zo Zr cosβ l + j Zo sinβ l

Zr cosβ l + jZo sinβ l


Zs = Zo (39)
Zo cosβ l + jZr sinβ l

Dari persamaan (39) terlihat jelas bahwa besrnya Zs


sangat tergantung beban (Zr). Untuk saluran yang sesuai
(Zr = Zo), besarnya Zs = Zo. Persamaan (39) juga dapat
diekspresikan sebagai berikut

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.36
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Zr + Zo tanh jβl
Zs = Zo
Zr tanh jβl +Zo

Zr + jZo tanβ l
Zs = Zo (40)
Zo + jZr tanβ l

Saluran tidak jodoh dapat terjadi karena


• Beban yang terpasang tidak sama dengan Zo.
• Saluran terhubung singkat.
• Saluran terhubung terbuka.
• saluran yang digunakan tidak sama.

Saluran Terhubung Singkat (Zr = 0)


Karena suatu kesalahan, suatu saluran dapat
terhubung singkat. Dari persamaaan (39), kita dapat
menghitung tegangan pada beban sebesar;

Er = ( Es/Zr)/(Zr cosβ l + jZo sinβ l) (41)


dan besarnya tegangan pada ujung awal saluran sebesar

Es = Er/Zr (Zr cosβ l + jZo sinβ l) (42)

Untuk panjang saluran (d) = (1 - x), jarak dari beban Zr,

Zr cosβ d + jZo sinβ d


E(d) = Es
Zr cosβ l + jZo sinβ l

Zo
E(d) = Er (cosβ d + j sinβ d)

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.37
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Zr

E(d) = Er cosβ d + j Ir Zo sinβ d (43)


dan
Er
I(d) = Ir cosβ d + j sinβ d (44)
Zo

Untuk rangkaian hubung singkat, Zr = 0 dan Er = 0


maka
E(d) = jIr Zo sinβ d

I(d) = Ir cosβ d
dimana
β = 2 π /λ ,λ adalah panjang gelombang.
β = 6,28/λ
Besarnya distribusi gelombang tegangan dan arus pada
saluran yang tergabung singkat diperlihatkan dalam
gambar 2.24
Besarnya impedansi pada panjang saluran yang dimulai
dari beban adalah
Z(d) = E(d)/I(d)
J IrZo sinβ d
=
Ir cosβ d

= jZo tanβ d (45)

Dari persamaan (45), kita dapat melihat bahwa impedansi


saluran transmisi hubung singkat tanpa rugi-rugi adalah
reaktif murni. impedansi ini dapat kapasitif atau induktif
tergantung dari panjang saluran dan frekwensi saluran.
Jika d<1/4λ, saluran bersifat induktif dan bila λ/2>d>1/4λ,
saluran bersifat kapasitif dan seterusnya.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.38
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gambar 2.25: a. distribusi gelombang tegangan dan arus beban 0 Ω


b. distribusi impedansi sepanjang saluran beban 0 Ω

Saluran Terhubung Buka (Zr = ∞)

Untuk saluran yang terminasi terbuka ( Zr = ∞ ) , distribusi


tegangan dan arus kebalikan dari distribusi Zr = 0 Ω.
Dimana

Zr + jZo tanβ d
Zs = Zo
Zo + jZr tanβ d

Zs = -j Zo ctg sin β d Ω

Gambar 2.26 memperlihatkan distribusi tegangan dan


arus serta didtribusi impedansi sepanjang saluran untuk
Zr = ∞ Ω. Untuk panjang saluran (d) kurang dari ¼ λ
impedansi pada ujung pengirim (Zsending-end) bersifat
kapasitif dan untuk ½ λ >d >¼ λ impedansi input bersifat
induktif.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.39
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gambar 2.26 : a. distribusi gelombang tegangan dan arus beban ∞ Ω


b. distribusi impedansi sepanjang saluran beban ∞ Ω

Gambar 2.27 : gelombang berdiri pada saluran dengan pelemahan

EFEK KULIT
Saat frekuensi ditinggikan, kedalaman penetrasi
kerapaten arus pada sebuah konduktor berkurang.
Kedalaman penetrasi kerapatan arus ini dinamakan
kedalaman kulit. Kedalaman kulit adalah kedalaman

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.40
POLITEKNIK NEGERI MALANG

kerapatan arus berkurang ke 1/∈ ( 36,78 %) dari harga


kerapatan di permukaan konduktor. Harha dari ∈ adalah
2,718.
Kedalaman kulit ditentukan oleh permeabilitas media,
konduktifitas konduktor dan tentunya frekuensi dengan
rumus sebahai berikut;

Skin depth (m) = 1/(πfµγ)1/2 = ( r/(πfµ))1/2


Dimana
f = frekuensi (Hz)
µ = permeabilitas, H/m
γ = konduktifitas, S/m
r = resistivitas , Ω/m
µo = 4π 10 -7

Tabel di bawah memberikan informasi tentang resistivitas


beberapa bahan.
Tabe 2.1
Bahan /material Ohm/meter
Alumunium 2,620 x 10 –8
Emas 2,439 x 10 –8
Tembaga 1,724 x 10 –8
Perak 1,620 x 10 –8
Sumber : hund ( 54)

Gambar 2.28 : pengurangan kerapatan arus disebabkan efek kulit

Tutorial

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.41
POLITEKNIK NEGERI MALANG

1. Jika induktansi per meter saluran adalah 3 mH dan kapasitansinya


sebesar 15 pF, tentukan waktu yang diperlukan gelombang tegangan
untuk merambat sepanjang 1 meter?
2. Berapa koefisien pantul tegangan pada saluran Zo = 75 ohm yang
terbebani 250 ohm.
3. Jika tegangan insiden sebesar 30 volt dan tegangan pantulnya13,5
volt, tentukan koefisien pantul tegangan dan % daya yang dipantulkan.
4. Sebuah saluran Zo=50 ohm diberikan beban sebesar 80 ohm. Jika
saluran dihubungkan ke sumber 75 Volt dengan impedansi sumber 75
ohm, berapa tegangan yang masuk ke terminal sending-end saat saklar
ditutup?, berapa tegangan pantul pertama yang terjadi pada beban dan
berapa tegangan pantul keduanya pada beban tersebut?
5. Sumber tegangan 125 volt dengan resistansi dalam 125 ohm diberikan
ke saluran 75ohm. Jika resistansi beban sebesar 50 ohm, hitung Vi,
Vr1, Vr2, Vr3 pada beban.
6. Gelombang berdiri mempunyai tegangan maksimum 12 V dan
minimum sebesar 4,7 Volt. Hitung VSWR dan SWR yang terjadi.
7. Berapa VSWR yang terjadi pada saluran 75 ohm yang terbebani 115
ohm.
8. Jika SWR terbaca 7,6 dB, berapa VSWR, % tegangan pantul dan %
daya terpantul?
9. Hitung impedansi maksimum dan minimum yang terjadi pada sebuah
saluran 75 ohm jika VSWR = 3.
10.Berapa VSWR untuk saluran yang mempunyai perbandingan Zr/Zo =
2.5?
11. Sebuah saluran Zo 75 ohm mempunyai panjang 10 meter, bila sumber
energi dengan frekuensi 200 MHz diberikan pada sisi input , berapa
Zinput bila sisi beban saluran dihubung singkat dan ulangi untuk
beban terhubung buka?
12.Ulangi soal 11 bila dielektrik saluran mempunyai tetapan 2,25.
13.Jika SWR = 5.4 dB, hitung % terangan dan daya yang dipantulkan.
14.Jika saluran 75 ohm mempunyai panjang ¼ lamda dan Zinput terukur
sebesar 100 ohm, hitung besarnya beban yang terpasang.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.42
POLITEKNIK NEGERI MALANG

gambar 15 : Impedansi input terhubung singkat.

SALURAN TERHUBUNG BUKA


Untuk saluran terhubung buka, besarnya tegangan pada titik dengan, d, dari beban
adalah
E(d) = Er cos d
dan

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.43
POLITEKNIK NEGERI MALANG

I(d) = jEr/Zo(sin d)
Z(d) = -jZo ctg βd (40)
Dari persamaan (40), maka untuk saluran dengan panjang kurang dari λ/4, akan
bersifat kapasitif. dan untuk saluran dengan panjang lebih besar dari λ/4 dan kurang
dari λ/2, saluran bersifat induktif. Utuk panjang saluran sama dengan λ/2, saluran
seperti terhubung singkat.

gambar 16 : impedansi saluran terhubung buka

KOEFISIEN PANTUL
Tegangan atau arus pantul terjadi karena impedansi beban tidak sama dengan
impedansi karakteristik saluran. Pada terminasi beban,
Total tegangan = Zr (41)
Total arus
Total tegangan = Vr + + Vr-
Total arus = Ir + + Ir -
= Vr + /Zo - Vr -/Zo
Total tegangan Vr+ + Vr -
= Zr = Zo
Total arus Vr + + Vr -

Zr(Vr + - Vr-) = Zo(Vr + + Vr-)


ZrVr + - ZrVr - = ZoVr+ + ZoVr-
Vr +(Zr - Zo) = Vr - (Zr + Zo)
dari definisi koefisien pantul yaitu merupakan perbandingan tegangan pantul terhadap
tegangan insiden maka

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.44
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Zr - Zo
Vr- /Vr+ = ρ = (42)
Zr + Zo
dimana

d. Vr+ adalah tegangan insiden pada receiving-end.


e. Vr- adalah tegangan pantul pada receiving-end.
f. Zr adalah impedansi pada receiving-end.
g. Zo adalah impedansikarakteristik saluran.
h. Ir+ adalah arus insiden pada receiving-end.
i. ir- adalah arus pantul pada receiving-end.
j. ρ adalah koefisien pantul pada receiving-end.

catatan :
1. Untuk beban komplek (Impedansi Z atau Admitansi Y) yang tidak sama
denganZo, selain menghasilkan koefisien pantul juga akan menghasilkan sudut
pantul, ψ dimana
ρ = |ρ| ∠ψ − Untuk
beban resitif < Zo, ψ =1800 -
Untuk beban resitif >Zo, ψ = 00
− Untuk beban impedansi yang mengandung reaktansi
kapasitif,
Z=R - j Xc, 00<ψ <1800
2. −1<ρ < 1.

Dari persamaan (42), kita dapat menyimpulkan bahwa koefisien pantul akan berharga
positif bila impedansi beban (Zr) lebih besar dari impedansi karakteristik saluran dan
berharga negatif bila Zr < Zo. Berharga nol bila Zr = Zo, yang artinya semua energi
yang dipancarkan atau ditransmisikan ke beban diterima secara maksimum atau
dengan kata lain tidak ada energi yang dikembalikan lagi ke sumber.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.45
POLITEKNIK NEGERI MALANG

STANDING WAVE RATIO (VSWR)


‘Voltage standing wave ratio’ atau VSWR adalah perbandingan tegangan maksimum
dan tegangan minimum pada saluran transmisi. Jadi VSWR sangat erat hubungannya
dengan koefisien pantul.
Emax Ei + Er Ei (l + ρ)
VSWR = = =
Emin Ei - Er Ei (l - ρ)
1+ |ρ|
VSWR = (43)
1 - |ρ|

atau

VSWR - 1
ρ= dimana 1 ≤ VSWR < ∞ (44)
VSWR + 1

Dari perumudan diatas maka untuk saluran yang jodoh atau match, VSWR akan
berharga satu, dan untuk saluran terhubung singkat VSWR berharga tak hingga
demikian pula untuk saluran terhubung buka.

Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan sifat-safat tegangan dan arus pada
saluran untuk berbagai beban sebagai berikut :

Terminasi hubung buka


( open - circuit termination)
1. Tegangan insiden dan tegangan pantul sephase pada terminal hubung buka dan
pada interval setengah gelombang dari terminal hubung buka tersebut.
2. Sudut koeffisien pantul nol pada terminal hubung buka dan pada interval setengah
gelombang dari terminalhubung buka tersebut.
3. Arus pantul sma dengan arus insident tetapi beda phasa 1800 dan terulang untuk
interval setengah gelombang dari terminal hubung buka.
4. Besaran koeffisien pantul adalah 1,0.
5. VSWR tak terhingga.
6. Tegangan minimum pertama terjadi pada jarak 1/4 panjang gelombang dari
terminal hubung buka.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.46
POLITEKNIK NEGERI MALANG

7. Arus minimum pertama terjadi pada jarak 1/2 panjang gelombang dari terminal
hubung buka.

Hubung singkat
(short-circuit termination)
1. Arus insiden dan arus pantul sephasa pada terminal hubung singkat dan terulang
pada interval 1/2 panjang gelombang dari terminal hubung singkat.
2. VSWR tak terhingga.
3. koefisien pantul sama dengan 0.1 dan sudut koefisiennya 1800.
4. Tegangan minimum pertama terjadi pada 1/2 panjang gelombang dari hubung
singkat.
5. Arus minimum pertama terjadi pada 1/4 gelombang dari hubung singkat.
6. Impedansi input saluran merupakan fungsi panjang saluran.

Beban sesuai/jodoh
1. Gelombang pantulnya nol.
2. Tidak ada gelombang berdiri.
3. VSWR satu.
4. Koeffisien pantul nol.
5. Impedansi inpput saluran tidak tergantung dari panjang saluran.

Benan resistansi murni yang lebih besar dari Zo


1. Gelombang insiden dan gelombang pantul sephasa pada beban interval 1/2
panjang gelombang dari beban.
2. Tegangan maksimum muncukl pada beban dan pada interval 1/2 panjang
gelombang dari beban.
3. Sudut koeffisien pantul nol pada beban dan pada interval 1/2 panjang gelombang
dari beban.
4. Besarnya gelombang pantul, besarran koeffisien pantul dan VSWR tergantung
pada harga Zo dan beban Zr.
5. Arus pantul pada phasa 1800 dengan arus insiden dan pada interval 1/2 panjang
gelombanng dari beban.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.47
POLITEKNIK NEGERI MALANG

6. Lokasi panjang gelombang tegangan dan arus maksimum minimum mengikuti


pola yang sama dengan rangkaian terbuka kecuali amplitudonya yang bervariasi.
Resistansi murni kurang dari Zo
1. Arus insiden dan arus pantul sephasa pada beban dan di interval 1/2 panjang
gelombang dari beban.
2. tegangan insiden dan tegangan pantul beda phasa 1800 di beban dan di interval 1/2
panjang gelombang dari beban.
3. Tegangan minimum terletak di baban.

Beban reaktansi murni


1. Tegangan insiden dan tegangan pantul beda phasa 1800 kecuali di Emax (sephasa)
dan di Emin (beda1800).
2. VSWR tak terhingga.
3. Koefisien pantul adalah 1,0.

SOAL
1. Suatu saluran telepon mempunyai panjang 20 Km. Dalam suatu pengukuran
tegangan-tegangan dititik sending endsebesar 30 100 V dan tegangan di titik
receiving endse besar 5 -900 . Tentukan tetapan propagasi gelombang yang
merambat per satuan panjang 2 Km bila saluran telepone ini jodoh (match).
2. Suatu saluran koaksial mempunyai Zo = 75 Ω . Beaban yang terpasang sebesar
(150 + j100)ohm. Jika pelemahan (α) diabaikan hitung:

a. Zs bila panjang saluran 0,3 λ.


b. Koeffisien pantul di r-end.
c. Sudut pantul di r-end.
d. VSWR (dB).

3. bila beban sebesar (150 + j100) ohm di soal no.2 diganti dengan beban sebesar
500 ohm, tentukan harga Zo dari transformer λ/4 yang harus dipasangagarsaluran
utama menjadi jodoh.
4. Bila saluran dibuka (dibebani tak terhingga), apa yang terjadi dengan:

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.48
POLITEKNIK NEGERI MALANG

a. Impedansi sepanjang saluran.


b. Pola gelombang berdiri sepanjang saluran.
c. Besarnya koeffisien pantul di r-end.
d. VSWR di r-end.
5. Sebuah saluran telepone mempunyai tetapan-tetapan sebagai berikut:
R = 4.04 ohm/Km
C = 0.01 µF/Km
G=0
L = 3 mH/Km
Hitung :
a. Zo
b. Pelemahan gelombang (α).
c. Pergeseran fasa gelombang (β)
GERAKAN GELOMBANG DAN PROPAGASI
PENDAHULUAN
Sistem-sistem gelombang mikromengirimarus, tegangan, dan keluaran daya
pada frekuensi yang sangat tinggi, yang mana dalam semua kasus biasanya
dikirimdari inputdaya osilasi diri. Daya output inidilakukan melalui waveguide oleh
medan-medan yang merambat dan tidak oleh gerakan elektron seperti dalam semua
elektronik.
Medan ini dinyatakan sebagai gelombang-gelombang listrik yang merambat
(gelombang sinus) atau gerakan geeakan gelombang sepanjang pipa bagian dalam.
Rambatan atau gerakan gelombang terdiri dari tegangan atau arus yang menyebabkan
gerakan secara terus menerus, medan elektromagnetik merambat dalam waveguide.
Disini kita akan membicarakan tiga medan yang berkaitan dengan energi
mikrowave yaitu medan elektromagnetik utama dua komponennya. Kedua yang
tersebut yang terakhir adalah;
(a). Medan listrik/atau elektrostatik yang disebabkan oleh perbedaan potensial
listrik antara sisi-sisi dari waveguide. Perbedaan listrik gerakan ini menghasilkan
tekanan dalam dielektrik di dalam waveguide dan memperlihatkan gerakan yang
berkaitan dengan daya dinamik.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.49
POLITEKNIK NEGERI MALANG

(b). Medan magnetik tegakl lurus dengan medan listrik sebagai hasil dari aliran
arus sepanjang permukaan dalamwaveguide.

WAVEGUIDE SEBAGAI SALURAN


Konstruksi
Tanpa konduktor pusat atau konduktor dalam, waveguide tampak lebih sederhana
daripada saluran koaksial dan mempunyai kekuatan yang lebih besar karena
strukturnya saling mengikat atau utuh.
Namun kelebihan-kelebihan ini akan hilang pada frekuensi rendah karena waveguide
harus mempunyai ukuran penampang setengah panjang gelombang. Sebagai contoh
untuk frekuensi 1MHz harus mempunyai lebar 700 ft. Dan untuk frekuensi radar
(200mhz) lebar yang diperlukan 4 ft. Tetapi untukfrekuensi diatas 1GHz mulai
tampakkeuntungan-keuntungannya.

Sebagai Saluran
Sebuah waveguide yang disederhanakan analogi dengan saluran dua kaeat
yang disangga oleh stub-stub 1/4 panjang gelombang. Kita melihat bahwa operasi
saluran transmisi memungkinkan karena stub-stub yang menyangga sebagai solator
logam dan tidak mempengaruhi rambatan gelombang sepajang saluran. Ini semua
disebabkan stub dengan panjang 1/4 panjang gelombang mempunyai impedansi yang
tinggi pada ujung-ujungnya, dengan catatan frekuensinya sesuai. Untuk memahami
ide ini ke struktur waveguide kita ambilempat langkah;
1. Tambahkan stub kedua, dipasang di sisi atas saluran, dilanjutkan ketiga, keempat
dan seterusnya.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.50
POLITEKNIK NEGERI MALANG

2. Ratakan dan lebarkan srub dan saluran seperti gambar dibawah

3. Ratakan dan perlebar stub dan akhirnya menjadi kotak kecil yang dipisahkan
sepanjang saluran tanpa ada rugi-rugi.

4. Akhirnya buat satu kotak penuh.

Insulator dinding pejal memberikan struktu waveguide kotak yang mana


menghubungkan wavefront sepanjang daerah saluran yang terletak disisi tengah.
Daeragh ini menjadi dua plate konduktor kotak yang seolah-olah papan ini tidak
tergantung saluran transmisi. Papan yang menghubungkan sinyal ini adalah sensitif
terhadap frekuensi sehingga pada frekuensi yang lebih tinggi dimana 1/4 panjang
gelombang menjadi lebih pendek, tengah papan konduktor ini menjadi lebih besar
seperti terlihat pada gambar di bawah. Akibatnya panjang stub menjadi lebih pendek
dan kapasitansi muncul pada stub tersebut.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.51
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Pada frekuensi-frekuensi yang lebih rendah, stub menjadi lebih panjang


dan dinding konduksi menjadi lebih sempit dan ketika kurang dari 1/4 dari panjang
gelombang stub menjadi induktif dan menyerap energi melalui arus-arus putar. Batas
frekuensi rendah dimana daya dapat dikirim disebut frekuensi cutoff.

Medan - medan Waveguide


Gerakan gelombang berjalan dari daya yang ditransmisikan atau disalurkan
dalam sebuah waveguide dihasilkan oleh tegangan dan arus input yang mana secara
kombinasi muncul sebagai medan elektromagnetik yang bergerak atau merambat.
Seperti disebutkan sebelumnya helombang ini terdiri dari dua medan yang bergerak
bersama-sama di dalam waveguide. Medan ini adalah:
1. Medan listrik yang berhubungan dengan tegangan dan sangat sensitif
terhadap tegangan.
2. Medan magnetik yang berhubungan dengan arus dengan arus sangat sensitif
terhadap arus.
Lebih lanjut kita harus mengetahui bahwa kedua gelombang tersebut muncul
secara bersama-sama dan kompatibel di dalam dan pada struktur waveguide. Kedua
medan ini merambat sepanjang waveguide seperti halnya arus dan tegangan merambat
sepanjang saluran transmisi. Besaran dan harga sesaatnya menghasilkan tegangan dan
arus maksimum atau minimum yang sama seperti dalam saluran arus transmisi serta
mereka selalu disposisi jarak phisik 90o dan disposisi phasa listrik 90O .
Medan listrik dihasilkan oleh perbedaan tegangan. Medan ini adalah potensial
elektrostatik yang berubah-ubah biasanya antara sisi-sisi yang berlawanan dalam
kotak waveguide. Sisi-sisi waveguide seperti plat kapasitor yang menghasilkan
tekanan elektrostatik di dalam waveguide. Tekanan ini menunjukkan tarikan phisik

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.52
POLITEKNIK NEGERI MALANG

dielektrik udara dan artinya munsul daya dan bersama-sama gelombang


elektromagnetik mereka menyebabkan energi merambat sepanjang waveguide.

Gaya elektrostatik ditunjukkan oleh garis panah dari potensial tinggi ke


potensialrendah. Jarak antara garis menunjukkan perbedaan dalamkuat medan,makin
rapat makin kuat. Gambar di bawah menunjukkan intensitas elektrostatik sepanjang
saluran gelombang penuh dan terlihat polaritas garis gaya berlawanan atau berbalik.

Dan gambar berikut menunjukkan distribusi kerapatan gelombang pada bingkai


setengah gelombang untuk saluran gelombang penuh.

Medan magnetik, dibentuk oleh arus dalam bagian sisi metal waveguide. Arus-
arus ini menghasilkan garis-garis fluk atau medan gaya yang disebut medan H.
Gambar simulasi kumparan selenoid oleh potongan waveguide dalam bagian
penunjang 1/4 lamda adalah sebagai berikut;

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.53
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Kita melihat bahwa arus-arus dalam bagian penunjang ini menyebabkan untaian-
untaian fluk mengisi bagian dalam masing-masing kotak 1/4 gelombang waveguide.
Perlu dicatat bahwa garis-garis medan H membentuk loop lengkap sedangkan garis-
garis gaya elektrostatis berakhir di bidang potensial sumber.
Gambar berikut, memperlihatkan pandangan visual garis medan H dengan
panjang 31/2x1/2 panjang gelombang. Perlu dicatat bahwa medan yang paling kuat
terjadi diujung-ujung dimana arus terbesar dan reluktansi alur magnetik adalah lemah.

Medan gabungan, gambar gabungan medan listrik dan medan magnit menjadi
sangat komplek. Secara individu, garis-garis gaya dan arah panah akan tampak pada
gambar (b), (c), (d) di bawah,yang merupakan mode dominan yaitu kondisi
tersederhana yang ada di bawah garis gaya variasi gelombang sinus fundamental.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.54
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Gelombang phisik propagasi dalam waveguide


Gelombang yang merambat harus memnuhi persamaan Maxwell dimana secara
matemetika sangat komplek. Namun secara ringkas dikatakan tidak ada komponen
tangensial medan listrik di dinding waveguide karena konduktor menghubung singkat
medan listrik. Adalah memungkinkan untuk mendapatkan pengertian tentang sifat
propogasi dalam waveguide seperti gambar di bawah ini;

Medan-medan komponen listrik dan magnet gelombang bidang adalah phasa


waktu tetapi secara geomatrik masing-masing saling tegak lurus dengan arah
propagasi.Gelombang ini dan dipantulkan yang mana phasanya terbalik dengan sudut
pantul yang sama.

Operasi Mode Dominan


Mode TE1,0 disebut mode dominan karena merupakan salah satu paling natural.
Sebuah waveguide sering dianggap sebagai sebuah filter high pass karena hanya
frekuensi yang sangat tinggi saja yang dapat dilakukan. Mode TE 1,0 mempunyai
frekuensi cut off terendah dari semua mode yang ada termasuk tipe TM dan TE.
Ukuran waveguide RG-52/U adalah 0,9x0,4 in. Ukuran ini adalah satndar yang
digunakan dalam frekuensi band X dan biasanya disebut waveguide ban X. Frekuensi
yang dianjurkan mempunyai batasan 8,2 - 12,4 Gc. Berdasar rumus panjang

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.55
POLITEKNIK NEGERI MALANG

gelombang cut off sebesar dua kali, frekuensi cut offnya adalah 6.56 Gc. Yaitu
frekuensi terendah tanpa rugi-rugi berarti. Tetapi batasan yang diijinkan adalah 8,2 -
12,3 Gc. Orde mode yang lebih tinggi adalah TE20 yang mempunyai frekuensi cut off
13,1 Gc. Mak dengan batasa frekuensi tersebut di atas hanya mode TE10 yang dapat
digunakan.
Daftar panjang gelombang Cut off untuk waveguide rektanggular;
Mode Rumus C
TE01 2b
TE11 2/((1/a)2 + (1/b)2)1/2
TE02 b
TE10 2a
TEm,n atau 2/((m/a)2 + (n/b)2)1/2
Tmm,n
Operasi Waveguide
Gelombang yang merambat dalam waveguide adalah elektromagnetik dan maka
mempunyai komponen listrik dan magnetik. Konfigurasi dua medan ini menetukan
mode operasi. Jika tidak ada komponen listrik dalam arah propagasinya disebut mode
TE (transverse electric). TM adalah mode operasi waveguide dimana tidak ada
komponen medan magnetik dalam arah propagasinya. Jadi gelombang transverse
adalah medan magnetik dan atau medan angka ke dua listrik yang membentang dalam
bidang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang.
Dua buah angka (subscript) umumnya menyertai TE dan TM. Untuk mode TE,
angka pertama menunjukkan jumlah 1/2 lamda pola medan listrik sepanjang ukukran
sisi lebar (a) dan angka ke dua jumlah 1/2lamda pola medan listrik sepanjang ukuran
sisi pendek (b). Demikian pula untuk TM, jumlah medan H sepanjang sisi panjang
dan sisi pendek di tentukan oleh angka-angka tersebut. Contoh-contoh diatas adalah
sebagai berikut;
Untuk gambar (a) : TE10
Medan listrik mulai dari nol/minimum pada sisi-sisi ukuran lebar (a) dan maksimum
dipusat atau di tengah-tengah, dan tidak mempunyai komponen sepanjang ukuran b.
Untuk gambar (b) : TM21

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.56
POLITEKNIK NEGERI MALANG

Sepanjang ukuran a, medan H mulai darinol ke maksimum ke nol ke maksimum ke


nol yaitu 2x 1/2 lamda dan untuk ukuran b, 1/2 lamda medan H terjadi.

Seperti dalam saluran transmisi, propagasi wavefront dalam waveguide lebih


lambat daripada di udara. Dalam saluran transmisi dua kawat, kelambatan ini
disebabkan pengaruh resistansi dc, rugi-rugi paralel, dan waktu yang diperlukan
dalam proses pengisihan kapsitansi paralel antara konduktor. Dalam waveguide,
disebabkan jalur zig-zag yang lebih lama walaupun pemantulan langsung terjadi pada
kecepatan cahaya. Kecepatan gelombang yang merambat dalam waveguide disebut
kecepatan group yang dirumuskan sbb;

Vc = ( VpxVg )1/2 dimana

Vc adalah kecepatan cahaya.


Vp adalah kecepatan phasa; kecepatan dimana gelombang berubah phasa pada
sisi dinding.
Vg adalah kecepatan group.

Impedansi gelombang
Impedansi gelombang karakteristik adalah analog dengan impedansi saluran
koaksial atau saluran dua kawat paralel.
Impedansi gelombang menunjukkan perbandingan antara medan listrik terhadap
medan magnet. Impedansi gelombang sesungguhnya jarang disebutkan dan
digunakan. Harga impedansi gelombang dirumuskan sebagai berikut :

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.57
POLITEKNIK NEGERI MALANG

η
ZTE = ; ZTE selalu lebih besar dari 377 ohm
1/2 1/2
(1- (λ/λc) )
η
=
(1- ( fc / f )1/2)1/2

ZTM = η ( 1 - ( fc / f )1/2)1/2 ; ZTM selalu lebih kecil dari 377 ohm


η = 377 ohm
η adalah impedansi karakteristik udara

Perhitungan perhitungan untuk Waveguide segiempat.


Gelombang yang dimasukkan dalam sebuah waveguide akan menabrak dindiing
dengan sudut tertentu (umumnya kecil) dan dipantulkan kembali menuju pusat. Proses
ini menghasilkan gerakan zig-zag yang mengakibatkan kecepatan gelombang atau
kecepatan propagasi gelombang berkurang. Oleh karena itu gelombang di waveguide
(λg ) akan lebih panjang dari panjang gelombang di udara bebas, (λ) atau dengan kata
lain λ tanpa pemantulan lebih besar dari pada dengan pemantulan.
Frekuensi terendah yang dapat dilakukan ke dalam suatu waveguide dimana energi
dapat ditransmisikan disebut frekuensi cut off, yang mana kita telah mengetahui
perumusan frekuensi tersebut.
λco= 2a/m
dimana
λco adalah panjang gelombang cut off (cm).
a adalah lebar waveguide (cm).
m jumlah setengah panjang gelombang medan-medan tegangan sepanjang
ukuran a. bila m=1, dinamakan mode dominan.
λ
λg = 
( 1 - (λ/λ)1/2)1/2
dimana

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.58
POLITEKNIK NEGERI MALANG

λg adalah panjang gelombang waveguide, yaitu panjang gelombang sinyal


yang terukur sepanjang waveguide ( paralel terhadap arah propagasi )
dengan satuan cm.
λ adalah panjang gelombang di udara bebas, (cm).
vc2 = vg* vp
dimana
vc adalah kecepatan gelombang di udara bebas.
vg adalah kecepatan sinyal dalam arah propagasi (cm/detik).
Vpadalah kecepatan sinyal dimana phasanya berubah dalam arah propagasi,
(cm/detik).
Vc
Vp =
( 1 - (χ/χc )2)1/2
Vg = Vc( 1 - (χ/χc)2)1/2
377
Zo =
(1 - (χ/χc)2)1/2
atau
Zo = 377 ( 1 - (χ/χc))1/2
dimana
Zo adalah impedansi gelombang karakteristik (ohm).

Contoh - contoh permasalahan


1. Sinyal 9 Ghz dipropagasikan dalam sebuah waveguide segiempat dengan ukuran
5cm x 2,5cm. Bila asumsi mode dominan yang digunakan, hitunglah;
a. panjang gelombang cutoff.
b. panjang gelombang guidenya.
c. kecepatan sinyal dalam arah propagasi gelombang.
d. kecepatan phasa.
e. impedansi gelombang karakteristik waveguide.
2. Gelombang waveguide segiempat mempunyai ukuran 3,76 cm x 1,88 cm. Bila
mode dominan yang dipilih, tentukan;
a. frekuensi terendah yang dapat dipropagasikan kedalam waveguide tersebut.

Saluran Transmisi (HDBEng)


hal. 1.59

Você também pode gostar