Você está na página 1de 16

Malpraktek dan Kelalaian Pada Keperawatan Anak

Disusun oleh : 1. Ajeng Devi U. 2. Dian Mustiko R. 3. Elzha Yunita S. 4. Juni Tri astutik 5. Khafid Affan R. 6. Nur Kumala. 7. Siti Wahyu N. 8. Suci Marta U. 9. Suyati 10. Wenda

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN "DIAN HUSADA" MOJOKERTO 2009-2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul malpraktek dan kelalaian pada keperawatan anak telah terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai sarana untuk pembelajaran tetang suatu malpraktek serta kelalaian dalam keperawatan anak. Dalam penulisan ini penyusun menyadari bahwa pihak yang membantu baik langsung atau tidak langsung yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu, yang kesemua member semangat, menambah pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penyusun yang sangat berarti bagi terselesainya penelitian ini. Oleh itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Yulianto, S.Kep.Ners.M.M.Kes, selaku direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto. 2. Ibu Lutfiah Nuraini, S.Kep.Ners, selaku Ka.Prodi S1 Keperawatan. 3. Ibu Putri Dwi Payanti, S.Kep.Ners, selaku pembimbing dalam pembuatan makalah ini. 4. Ayahanda dan Ibunda yang paling saya sayangi, penulis ucapkan terima kasih yang telah memberikan dorongan moril, materiil,dan doa sehingga terselesainya proposal ini. 5. Teman-teman sekelompok dan yang di luar kelompok yang sudah turut membantu menyalesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mangharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dan penambahan wawasan untuk pembelajaran selanjutnya dan supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis kususnya dan mahasiswa pada umunya.

Mojokerto, 9 Juni 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Halaman sampul depan ............. ............................................................ Kata pengantar............. ............................................................................. Daftar Isi ............. ................................................................................... i ii iii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... A. Latar Belakang Masalah .................................................................... BAB 2 KAJIAN PUSTAKA .................................................................
A. Malpraktek....

1 1 3 3 3 4 4 5 5 6 6 6 8 8 9

1. Definisi .................................................................................................. 2. Kriteria Malpraktek ............................................................................. 3. Hukuman Tindakan Malpraktek ........................................................... B.Kealpaan ............................................................................................... 1. Definisi .................................................................................................. 2. Kriteria Kealpaan .................................................................................. 3. Hukuman Bagi Tindakan Kealpaan ...................................................... C. Tinjauan Kasus ..................................................................................... BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................... 1. Pembahasan Kasus ................................................................................ Daftar Pustaka ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.

Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu.

Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah

dideskripsikan sebagai etik perawatan.

Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.

Sebagai perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa

pemberian tindakan keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Arti Anak itu sendiri yaitu seseorang yang usianya < 18 tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. (Alimul Aziz Hidayat. 2005. Pengantar Keperawatan Anak I)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Malpraktik 1. Definisi

Menurut Guwandi malpraktik adalah kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya didalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama. ( Julianus, Akke. 2002.Malpraktik dalam Keperawatan ).

John D. Blum memberikan rumusan tentang medical malpraktice sebagai a form of profesional negligence in which measrable injury occurs to a plaintiff patient as the direct result of an act or ommission by the defendant practitioner (malprektik medik merupakan bentuk kelalaian profesi dalam bentuk luka cacat yang dapat diukur yang terjadinya pada pasien yang mengajukan gugatan sebagai akhibat langsung dari tindakan dokter) Black Law Dictonary merumuskan sebagai any professional miscounduct, unreasonable lack of sklil or fidelity in cocduct..... (perbuatan jahat dari seorang ahli, kekurangan cermatnya seorang ahli

dalam menjalankan kewajibannya secara hukum, praktik yang jelek atau illegal atau perbuatan yang tidak bermoral).

2. Kriteria Malpraktik

Penyimpangan terhadap :

1. Kewajiban memberikan asuhan profesional (Duty of care)

2. Lalai / tidak melakukan kewajiban sesuai standar (Breach of duty)

3. Terjadi kerugian/ cedera (Harm, demage)

4. Ada hubungan sebab akibat (Breach of duty)

3. Hukuman tindakan malpraktik Kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan profesi yang tercantum dalam pasal 54 dan 55 UU No.23/1992 tentang kesehatan, berbunyi sebagai berikut :

Pasal 54 :

1) Terhadap tenaga kesehatan

yang melakukan kesalahan

atau

kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. 2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan

3) Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi dan tata kerja Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ditetapkan oleh keputusan presiden

Pasal 55 :

1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akhibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan 2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Kealpaan

1. Definisi

Kealpaan merupakan bentuk kesalahan yang tidak berupa kesengajaan, akan tetapi juga bukan sesuatu yang terjadi karena kebetulan. Dalam kealpaan sikap batin seseorang menghendaki melakukan perbuatan tapi sama sekali tidak menghendaki akhibat dari perbuatannya. Jadi dalam kealpaan ini tidak ada niat jahat dari petindak. Walaupun demikian, kealpaan yang membahayakan keamanan dan keselamatan orang lain dan menimbulkan kerugian terhadap orang lain tetap harus dipindahkan.

2. Kriteria Kealpaan

a) Tidak mengadakan penduga-duga sebagaimana diharuskan oleh hukum

b) Tidak mengadakan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hukum

3. Hukuman bagi tindakan kealpaan

Kealpaan atau kelalaian merupakan salah satu unsur dari pasal 359 KUHP yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :

a. Kelalaian (culpa) b. Wujud perbuatan tertentu c. Akhibat kematian orang lain d. Hubungan kausal antara wujud perbuatan dengan akhibat kematian orang lain tersebut.

C. Tinjauan Kasus Di RSUD Nabire, seorang anak bernama Welly Yane Rian Maniawasi (11 tahun) meninggal akibat disuntik dengan obat penenang (Diazepam) sebanyak 3 kali berturut-turut oleh perawat yang bernama Dombing Brata. Tindakan tersebut dilakukan tanpa kolaborasi dan tanpa instruksi dari dokter jaga. Akibat kelalaian tersebut , setelah disuntik tubuh Welly menjadi lemas, Welly mengalami muntah berak dan muntah kuning. Hal ini terjadi karena sudah kelebihan dosis penyuntikan dan efek samping dari obat tersebut. Tak berapa lama kemudian, Welly menghembuskan nafas terkhirnya. 1 jam setelah meninggal, tubuh Welly berubah menjadi kemerah-merahan. Di ujung jari Welly dan beberapa bagian

tubuh tampak kebiru-biruan. Selain itu, mayatnya terlihat keras seperti di formalin. Tindakan perawat tersebut jika dikaitkan dengan teori malpraktik yang ada di dalam bab II menunjukkan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan malpraktik pidana karena kecerobohan perawat yang tidak berkolaborasi dengan dokter.

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan tinjauan kasus diatas, kasus tersebut termasuk dalam malpraktik pidana karena perawat tersebut ceroboh dalam memberikan pengobatan tanpa berkolaborasi dengan dokter sehingga menyebabkan over dosis pada pasien.Seharusnya perawat tersebut melakukan tindakan sesuai dengan profesinya, bukan melakukan tindakan invasif yang merupakan wewenang dokter, bila perawat ingin melakukan tindakan memberikan obat seharusnya berkolaborasi dengan dokter. Bukan saja menganggap tugas memberikan obat itu sebagai tindakan perawat. Seharusnya tindakan keperawatan hanyalah mencakup tindakan kebutuhan dasar manusia dan ilmu yang dipelajari di keperawatan. Bila perawat melakukan kesalahan, dikenakan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut :

1. Pelanggaran etika profesi Pelanggaran ini sepenuhnya tanggung jawab organisasi profesi ( MKEK ) sebagai mana tercantum pada pasal 26 dan 27 anggaran dasar PPNI. Sebagaimana halnya dokter perawat pun merupakan tenaga kesehatan professional yang menghadapi banyak masalah moral atau etik sepanjang

melaksanakan praktek profesional. Beberapa masalah etik antara lain moral unpreparedness, moral blindness. Amoralism, dan moral

fanatism, masalah etik yang terjadi pada tenaga keperawatan ( PPNI ) melalui MKE. Dalam kasus tersebut dikatakan mendapat pelanggaran etik karena tindakan yang dilakukan perawat tidak sesuai dengan tugas dan wewenang perawat. 2. Sanksi Administratif

Berdasarkan Keppres No. 56 tahun 1995 di bentuk Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ( MDTK ) dalam rangka pemberian perlindungan yang seimbang masyarakat dan obyektif kepada tenaga kesehatan dan

penerima

pelayanan

kesehatan.

MDTK

bertugas

meneliti dan menentukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Berdasarkan pemeriksaan MDTK, hasilnya akan dilaporkan kepada pejabat kesehatan yang berwenang untuk diambil tindakan disiplin terhadap tenaga

kesehatan dengan memperhatikan Undang-Undang yang berlaku. Tindakan sebagaimana yang dimaksud tidak mengurangi ketentuan pada pasal 54 ayat 1 dan 2 UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang berbunyi sebagai berikut :

1. Sebagai tenaga kesehatan terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesehatan atau kelalaian dalam melaksanakan proses dapat 2. Penentuan dikenakan ada atau tidaknya tindakan kesalahan atau disiplin kelalaian

sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 di tentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ( MDTK ). Keanggotaan MDTK terdiri dari unsur sarjana hukum, ahli kesehatan yang diwakili organisasi profesi di bidang kesehatan, ahli agama, ahli psikologi, dan ahli sosiologi. Organisasi ini berada di tingkat pusat dan tingkat profesi. Sejauh in sulawesi selatan belum terbentuk MDTK.

Dalam hal ini seharusnya perawat melakukan tindakan sebagai berikut:

1.Utamakan kepentingan pasien 2. Tanyakan saran atau pesan yang diberikan oleh dokter jika pesan tidak jelas 3. Jangan melakukan tindakan yang belum dikuasai. 4. Hindari kekurang hati-hatian dalam memberikan asuhan keperawatan. 5. Lakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya. 6. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan organisasi atau ru mah sakit dan prosedur tindakan yang berlaku. (Venstal,1995)

Dalam kasus di atas dikenakan sanksi administrasi karena perawat melakukan asuhan keperawatan tidak sesuia dengan prosedurnya.

KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan kasus di atas, kasus tersebut termasuk dalam malpraktik pidana karena perawat tersebut ceroboh dalam memberikan pengobatan tanpa berkolaborasi dengan dokter sehingga menyebabkan over dosis pada pasien . Dalam kasus tersebut dikatakan mendapat pelanggaran etik karena tindakan yang dilakukan perawat tidak sesuai dengan tugas dan wewenang perawat. Dalam kasus di atas dikenakan sanksi administrasi karena perawat melakukan asuhan keperawatan tidak sesuai dengan prosedurnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hermien Hadiati Koesswadji, op.cit., hal 122-123 H. M. Soejatmiko, masalah medik dalam malpraktik yuridik, kumpulan makalah seminar tentang etika dan hukum kedokteran diselenggarakan oleh RSUD Dr Saiful Anwar, Malang, 2001, hal 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, Departemen Kesehatan RI Masruchin Rubai (I). Op.cit., hal 58 Isfandyarie Anny.2005.Malpraktek pidana.Jakarta.prestasi pustaka dan resiko medik dalam kajian

Você também pode gostar