Você está na página 1de 17

KELOMPOK VIII

Fellia sri utami Desi novitasari NURUL FAUZIAH Tasbihul anwar

Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebirauan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang.

Klasifikasi dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidarta Ilyas, 2003) :

a. Glaukoma primer 1) Glaukoma sudut terbuka 2) Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit)

b. Glaukoma sekunder c. Glaukoma kongenital d. Glaukoma absolut

Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004) :

A. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary. B. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil

Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif, 2009) :

a. umur

b. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma


c. Tekanan bola mata d. Obat-obatan

Penyakit yang di tandai dengan peningkatan tekanan intraokuler ini disebabkan oleh bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary penurunan, pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata / di celah pupil.

Aqueus humor secara kontinue diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus ciliary bilik mata belakang untuk memberikan nutrien pada lensa. Aqueua humor mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem. Tekana intra okuler (TIO) dipertahankan dalam batas 10-21 mmhg tergantung keseimbangan antara produksi dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan. Peningaktan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optik dan retina sehingga dapat merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan mati. Selanjutnya menyebabkan kesrusakan jaringan yang dimula dari perifir menuju ke fovea sentralis. Hal ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari derah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal (Sunaryo Joko Waluyo, 2009).

Umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota keluarga dalam garis vertical atau horizontal memiliki penyakit serupa, penyakit ini berkembang secara perlahan namun pasti, penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak menampakan kelainan selama stadium dini. Pada stadium lanjut keluhan klien yang mincul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek atau lebih kabur, lapangan pandang menjdi lebih sempit hingga kebutaan secara permanen.

Gejala glaukoma menurut (Harnawartiaj, 2008) adalah:

a. Mata merasa dan sakit tanpa kotoran. b. Kornea suram. c. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah. d. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat. e. Nyeri di mata dan sekitarnya. f. Udema kornea. g. Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang. h. Lensa keruh.

Komplikasi dari glaukoma menurut berbagai sumber yang salah satunya www. jec- o nline. com (2009) adalah kebutaan.

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Harnawartiaj, 2008) :

Oftalmoskopi : Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina, discus optikus macula dan pembuluh darah retina Tonometri : Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler, nilai mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmhg. Tonometri dibedakan menjadi dua antara lain (Sidharta Ilyas, 2004) :

. Pemeriksaan lampu-slit. Lampu-slit digunakan unutk mengevaluasi oftalmik yaitu memperbesar kornea, sclera dan kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik kedalam tuberkulum dengan lensa khusus. d. Perimetri Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan yang khas pada glaukoma. Secara sederhana, lapang pandangan dapat diperiksa dengan tes konfrontasi. e. Pemeriksaan Ultrasonografi.. Ultrasonografi adalah dalai gelombang suara yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler. Ada dua tipe ultrasonografi yaitu :

Tonometri dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Tonometri Schiotz 2) Tonometri Aplanasi

Pemeriksaan Ultrasonografi 1) A-Scan-Ultrasan 2) B-Scan-Ultrasan.

a. Terapi obat. b. Bedah lazer.

Bedah konfensional.
Iredektomi perifer atau lateral

Gangguan persepsi sensori : penglihatan b/d gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif. Nyeri b/d peningkatan TIO Ansietas b/d penurunan penglihatan aktual. Resti injuri b/d penurunan lapang pandang Gangguan citra tubuh b/d hilangnya penglihatan Ketidakmampuan dalam perawatan diri b/d penurunan penglihatan Isolasi sosial b/d penurunan pandangan perifer, takut cedera atau respons negatif lingkungan terhadap ketidakmampuan visual. Risiko gangguan pola nutrisi b/d mual, muntah sekunder akibat peningkatan TIO Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah b/d kurang pengetahuan tentang perawatan diri pada saat pulang, kurang system pendukung adekuat Kurang pengetahuan : tentang proses penyakit, status klinik saat ini b/d kurang informasi tentang penyakit glaukoma.

Você também pode gostar