Você está na página 1de 9

MAKALAH ISD ANALISIS DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP PRILAKU SOSIAL

Nama Jurusan Kelas NIM

: Malik Ibrahim : Sistem Informasi : 1KA40 : 14111263

Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informmasi Universitas Gunadarma Kampus J, Jl. KH Noer Ali, Kalimalang Bekasi Telp (021) 88860117

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah : Analisis Dampak Kemiskinan Terhadap Perilaku Sosial Kelas : 1- KA40

Tanggal Penyerahan Makalah : 29 Desember 2011 Tanggal Upload Makalah : 30 Desember 2011 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini, saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun

NPM 14111263

Nama Lengkap Malik Ibrahim

Tanda Tangan

Program Sarjana Sistem Informasi UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberi pengajaran materi tugas, Orang tua yang telah memberikan dukungan materil maupun moril,& teman-teman yang juga membantu penyelesaian tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul Analisis Dampak Kemiskinan Terhadap Perilaku Sosial yang membahas mengenaihal-hal yang berkaitan dengan kemiskinan di Indonesia.

Disadari bahwa makalah ini belum sesempurna apa yang diharapkan.Oleh karena itu saya mengharapkan bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Sosial Dasar serta Saran dan Kritik dari segala pihak. Sebagai harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para Mahasiswa dan pembacanya. Demikian,saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Jakarta,29 Desember 2011 Salam

Penulis

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ........................................................................................................1 KATA PENGANTAR ...............................................................................................2 DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................4 1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................4 1.2. TUJUAN .............................................................................................................5 1.3. SASARAN ..........................................................................................................5

BAB II PERMASALAHAN ......................................................................................6 2.1. KEKUATAN .....................................................................................................6 2.2. KELEMAHAN ..................................................................................................7 2.3. PELUANG ..........................................................................................................7 2.4. TANTANGAN ...................................................................................................7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................8 3.1. KESIMPULAN ...................................................................................................8 3.2. REKOMENDASI ...............................................................................................8

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masyarakat miskin Indonesia mencapai 13,33 persen atau sebanyak 31,02 juta orang, dari jumlah penduduk Indonesia. Ini data yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2010 lalu. Di akhir tahun 2010, jumlah kemiskinan tersebut tentunya tidak jauh berbeda pertambahan ataupun pengurangannya. Ini berarti bahwa kemiskinan masih merupakan masalah besar bangsa yang sudah puluhan tahun merdeka ini. Bayangkan, dengan jumlah penduduk miskin sebesar itu, kita mencatatkan diri sebagai Negara yang orang miskinnya lebih banyak dari jumlah penduduk Negara tetangga Malaysia. Karena di waktu yang sama Malaysia berpenduduk 26,79 juta orng. Ironi ini belum terjadi ketika di tahun 1975 dimana kemiskinan bukanlah topik bahasan utama di berbagai seminar dan surat-surat kabar. Baik masyarakat maupun pemerintah seperti tabu membahasnya. Pembangunan dianggap akan menghapuskan kemiskinan dengan sendirinya. Dan pakar ekonomi dengan analisis-analisisnya berdiri paling depan dalam barisan para pakar yang manganggap bahwa pertumbuhan ekonomi cukup mampu mengatasi segala masalah sosial ekonomi bangsa. Selama periode 1976-1996 (20 tahun, Repelita II-V) angka kemiskinan Indonesia turun drastis dari 40% menjadi 11% yang dianggap cukup menjadi pembenaran bahwa pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per tahun dalam periode itu adalah faktor penentunya. Maka krismon 1997-98 yang kembali meningkatkan angka kemiskinan menjadi 24% tahun 1998 dengan mudah dijadikan alasan kuat lain bahwa memang pertumbuhan ekonomi adalah segala-galanya. Perhatian pemerintah terhadap kemiskinan seperti menemukan momentumnya setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang. Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Program Penanggulangan Kemiskinan bersasaran (targeted poverty alleviation) paling serius dalam sejarah bangsa Indonesia adalah program IDT di sepertiga desa di Indonesia, dan program Takesra/Kukesra di dua pertiga desa lainnya. Keduanya didasarkan atas Inpres 5/1993 dan Inpres 3/1996, yang pertama dengan anggaran APBN dan yang kedua dari APBN ditambah bantuan konglomerat. Program IDT maupun Takesra/Kukesra keduanya dilaksanakan melalui pendekatan kelompok sasaran antara 15-30 kepala keluarga dengan pemberian modal bergulir, yang pertama (IDT) sebagai hibah dan yang kedua sebagai pinjaman/kredit mikro.
4

Meskipun terkesan sudah gagal total karena tidak ada lagi dana segar yang disalurkan kepada penduduk miskin, dan sudah ada program-program penggantinya yaitu PPK (Program Pengembangan Kecamatan), tetapi penelitian membuktikan sebaliknya.

2. Tujuan Ada tiga tujuan yang hendak diwujudkan dalam analisis dampak kemiskinan terhadap perilaku social ini. Pertama, Mengetahui hal-hal yang menyebabkan kemiskinan/akar dari kemiskinan. Kedua, Mengidentifkasi dampak-dampak yang akan terjadi akibat kemiskinan terhadap perilaku sosial. Ketiga, Mencari solusi atau jalan keluar untuk menyelasaikan masalah kemisikinan yang terjadi di Indonesia. 3. Sasaran Adapun sasaran-sasaran yang dituju dalam pembahasan kemiskinan ini diantaranya ialah: 1. Petani yang tidak memiliki tanah garapan 2. Rakyat berpenghasilan rendah yang tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya seharihari 3. Rakyat yang tidak memiliki pekerjaan tetap maupun tidak bekerja 4. Orang terlantar & Anak Jalanan (tunawisma) 5. Rakyat yang tinggal dalam satu komplek perumahan kumuh 6. Serta rakyat yang tidak mampu dalam segi Sandang,Pangan,dan Papan

BAB II PERMASALAHAN Analisis permasalahan Dampak Kemiskinan Terhadap Perilaku Sosial dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek : 1. Kekuatan (Strength) a. Meningkatkan pendidikan rakyat.

Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikan di Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi. b. Pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani.

Paling tidak separuh rakyat (sekitar 100 juta penduduk) Indonesia masih hidup di bidang pertanian. Menurut Bank Dunia, mayoritas petani Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,4 hektar. Bahkan ada yang tidak punya tanah dan sekedar jadi buruh tani. Kadang terjadi tawuran antar desa hingga jatuh korban jiwa hanya karena memperebutkan lahan beberapa hektar! c. Tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar.

Para petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.

d.

Lakukan efisiensi di bidang pertanian.

Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.

2. Kelemahan (Weakness) a. Produk-produk yang masih kita impor. Teliti produk mana yang bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya. b. Eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. Kelola sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih transfer teknologi c. Situasi ekonomi nasional yang tak menentu. d. Sempitnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Ketersediaan lapangan pekerjaan kemudian suasana yang aman dan mereka bebas berusaha itu besar peranannya terhadap gerakan orang keluar dari kemiskinan.

3. Peluang (Opportunity) a. Ekonomi masyarakat miskin meningkat b. Mengurangi angka kriminalitas yang terjadi di Indonesia c. Meningkatkan mutu SDM & pendidikan Indonesia d. Memperluas lapangan pekerjaan di segala bidang

4. Tantangan/Hambatan (Threats) a. Sosialisasi terhadap masyarakat miskin b. Rentan KKN di Pemerintahan dalam dana bantuan Gaskis (Keluarga Miskin) c. Ketidaktepatan sasaran Gaskin yang dituju d. Koordinasi & birokrasi pemerintahan yang tidak efektif dalam pengentasan kemiskinan

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan


a. Situasi

ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi, ketersediaan lapangan pekerjaan kemudian suasana yang aman dan mereka bebas berusaha itu besar peranannya terhadap gerakan orang keluar dari kemiskinan b. Perdagangan atau Infrastruktur saja tidak akan cukup, Perlu untuk melengkapi dengan kebijakan lain c. Ketika mendukung dengan kebijakan yang tepat, infrastruktur akan membantu kaum miskin dan petani d. Di sebuah negara transisi demokrasi, terbuka dengan partisipasi masyarakat akan memfasilitasi pengurangan kemiskinan yang lebih cepat. 2. Rekomendasi a. b. c. d. Meningkatkan pendidikan rakyat Stop eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing Meningkatkan mutu SDM & pendidikan Indonesia Sosialisasi terhadap masyarakat miskin

Referensi http://www.english.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=169458 :masalah-kemiskinan-indonesia&catid=25:artikel&Itemid=44 http://infoindonesia.wordpress.com/2008/01/15/cara-solusi-mengatasi-kemiskinan-diindonesia/ http://conferences.ifpri.org/2020chinaconference/ppt/manilaf_Ikhsan.ppt

Você também pode gostar

  • Isd Bab X
    Isd Bab X
    Documento2 páginas
    Isd Bab X
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • Isd Bab Ix Agama
    Isd Bab Ix Agama
    Documento1 página
    Isd Bab Ix Agama
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • Program Padat Karya
    Program Padat Karya
    Documento10 páginas
    Program Padat Karya
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • Bab VI
    Bab VI
    Documento1 página
    Bab VI
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • ISD Bab V
    ISD Bab V
    Documento2 páginas
    ISD Bab V
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • Makalah KB
    Makalah KB
    Documento10 páginas
    Makalah KB
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • ISD Bab IV
    ISD Bab IV
    Documento1 página
    ISD Bab IV
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • Isd Babiii
    Isd Babiii
    Documento1 página
    Isd Babiii
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • Makalah ISD
    Makalah ISD
    Documento11 páginas
    Makalah ISD
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações
  • Isd Bab 2
    Isd Bab 2
    Documento1 página
    Isd Bab 2
    Oktha Rina
    Ainda não há avaliações