Você está na página 1de 11

KEKUATAN KEUANGAN

Modul 8

MATA KULIAH : Bisnis Internasional FAKULTAS JURUSAN SEMESTER DOSEN : Ekonomi : Manajemen : Genap 2005/2006 : Lianah, SE., MCom.

UNIVERSITAS MERCU BUANA PROGRAM KULIAH SABTU MINGGU JAKARTA 2008

Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan mampu untuk memahami kekuatan-kekuatan keuangan apa saja yang mempengaruhi kegiatan bisnis internasional

Daftar Materi Pembahasan : 1. Valuta Asing dan Pengendalian Kurs Mata Uang 2. Neraca Pembayaran 3. Perpajakan 4. Inflasi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

KEKUATAN KEUANGAN Pengaruhnya terhadap Bisnis Internasional

1. VALUTA ASING DAN PENGENDALIAN KURS VALUTA ASING Pasar Valuta Asing adalah struktur organisasi yang mana di dalamnya individu-individu, perusahaan-perusahaan dan bank-bank membeli serta menjual mata uang asing atau valuta asing. Pasar valuta asing untuk setiap mata uang, katakanlah dollar, ada di banyak lokasi, seperti London, Zurich, Paris, sebagaimana yang ada di New York, dimana dollar diperjual-belikan terhadap mata uang lainnya. Nilai tukar valuta asing (foreign exchange rate) merupakan harga mata uang asing dalam mata uang domestik. Arbitrase valuta asing (foreign exchange arbitrage) mengacu pada pembelian mata uang asing di saat harganya rendah dan menjualnya pada saat harganya tinggi. Peningkatan dalam nilai tukar disebut sebagai depresiasi, yaitu suatu penurunan nilai mata uang domestik terhadap nilai mata uang asing. Suatu penurunan dalam nilai tukar disebut sebagai apresiasi atau suatu peningkatan dalam nilai mata uang domestik terhadap nilai mata uang asing. Perhitungan valuta asing adalah nilai suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Di pasar valuta asing, dollar AS (AS$) dijadikan patokan karena alasan secara histories dan praktis. Secara historis, sistem moneter internasional ditentukan di Bretton Wood sebelum PD II berakhir, yaitu 1 ons emas senilai AS$35. Dari sini nilai dollar AS dijadikan patokan nilai mata uang lainnya. Dengan kata lain AS$ ditetapkan sebagai mata uang keystone di pusat sistem moneter dunia. Secara praktis, alasannya untuk meneruskan posisi sentral AS$ dengan berbagai kegiatan internasional, seperti asset cadangan berbagai negara, verhicle currency (mata uang sebagai kendaraan), dan intervention currency (mata uang untuk intervensi). Selain itu permintaan yang besar akan dollar AS di dunia adalah aspek safe heaven (keamanan kekayaan) dan dapat diterima dimana saja.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

Vehicle Currency adalah mata uang yang digunakan sebagai kendaraan untuk perdagangan internasional. Intervention Currency adalah mata uang yang digunakan oleh sebuah negara untuk mengintervensi pasar mata uang asing (misal menggunakan beberapa dollar AS untuk membeli dan karena itu memperkuat mata uangnya sendiri. Pertukaran mata uang selain melalui AS$, dapat juga dilakukan langsung misalnya dari yen ke poundsterlling yang disebut cross rate atau kurs silang. Kurs spot (spot rate) adalah kurs di antara dua mata uang dalam sistem perdagangan cepat, selambat-lambat dalam waktu 2 hari. Forward Rate adalah kurs di antara dua mata uang yang disepakati oleh penjual dan pembeli untuk kurun waktu tertentu yang akan datang. Kesepakatan tersebut tertuang dalam suatu kontrak yang disebut forward contract dan jangka waktu dalam kontrak biasanya 30, 60, 90, dan 180 hari.

Pengendalian Kurs Mata Uang Pengendalian kurs mata uang mengurangi kebebasan traksaksi nilai mata uang secara internasional yang legal. Penyesusaian nilai mata uangt dapat dilakukan melalui pengendalian oleh pemerintah dan biasanya nilai yang ditetapkan lebih tinggi daripada kurs di pasar bebas, sehingga menurunkan nilai jual atau beli mata uang lainnya. Sistem pengawasan kurs mata uang di berbagai negara berbeda tergantung pada traksaksinya. Negara industri yang kaya jarang melakukan pengendalian kurs mata uangnya, dan kebijakan ini biasanya dilakukan oleh negara-negara yang belum maju. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan negara maju melakukan pengetatan mata uangnya.

2. NERACA PEMBAYARAN Menurut Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi balance of payment (BOP) adalah sebagai berikut. A statement that systematically, for specific time period, the economic transactions of an economy with the rest of the world. Transactions, for the most part between residents and nonresidents, consist of those involving goods, services and income; those involving financial claims on assets and liabilities to, the rest of the world; and those (such gift) classified as transfers, which involve offsetting entries to balance-in an accounting sense-one set transactions. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

Secara umum definisi BOP di atas dapat diartikan sebagai berikut: Balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang / jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dengan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai double-entry book-keeping sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit. Sebagai contoh, misalnya sebuah perusahaan Indonesia mengekspor barang dengan kredit tiga bulan senilai USD1.000. Karena ekspor tersebut dilakukan dengan kredit tiga bulan maka pembayaran yang belum diterima tersebut dianggap sebagai suatu arus modal keluar untuk jangka pendek atau a short-term capital outflow senilai USD1.000. Dengan demikian, transaksi internasional di atas akan tercatat sebagai berikut. Transaksi Ekspor Barang Modal keluar jangka pendek USD1.000 Overall balance Dengan sistem double-entry bookkeeping maka BOP secara overall akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa yang positif atau negatif. Kredit (+) USD.1000 USD.1000 USD1.000 Debit (-)

Kegunaan BOP Secara umum sebagai suatu neraca, BOP berguna sebagai berikut. 1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri. 2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional. 4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara. 5. Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan BOP. 6. Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan GDP, dan sebagainya.

Struktur dan Posisi BOP Struktur BOP Berdasarkan Balance of Payments Manual (IMF, 1993) dan Balance of Payments Textbook (IMF, 1996; 30 38), komponen standar dari BOP adalah sebagai berikut: I. Current account (neraca transaksi berjalan) A. Goods and services (barang dan jasa) 1. Goods (barang) 2. Services (jasa): a. Transportation b. Travel B. Income (pendapatan) 1. Compensation of employees 2. Investment income a. Direct investment b. Portfolio investment c. Others C. Current transfer 1. General government 2. Workers remittances II. Capital and financial account A. Capital account 1. Capital transfers 2. Acquisition/disposal of non-produced, non financial assets B. Financial account 1. Direct investment 2. Portfolio investment 3. Other investment Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

4. Reserve assets Berdasarkan standard yang ditetapkan oleh IMF tersebut, setiap negara menyusun BOP-nya masing-masing dengan berbagai variasi tetapi dengan prinsip dasar yang sama yaitu double entry bookkeeping sehingga BOP secara total akan selalu balance atau overall balance akan sama dengan nol. Berdasarkan prinsip tersebut di atas, berikut ini dapat dilihat struktur BOP Indonesia berdasarkan publikasi dari Departemen Keuangan Desember 1997 dan Laporan Tahunan Bank Indonesia 1997/98.

Tabel 1 Balance of Payment Indonesia 1997/1998 (Dalam Miliar USD)

No Komponen I Current account (1+2+3) (neraca transaksi berjalan / NTB) 1. Balance of trade (BOT) atau neraca perdagangan : a. Export commodity (ekspor barang) b. Impor commodity (impor barang) 2. Services account (neraca jasa) 3. Unilateral account (neraca transaksi sepihak) II Capital account (neraca modal) 1. Capital import a. Pemerintah (pinjaman CGI dll) b. Swasta (PMA) 2. Capital export a. Pemerintah (cicilan pokok pinjaman) b. Swasta III Perubahan cadangan devisa = dR (change of forex reserve = I + II) IV Error & omission (selisih perhitungan) V Monetary account (neraca lalu-lintas moneter) Overall balance

Nilai -2,5 12,9 56,1 -43,2 -15,4 0,0 -4,7 8,5 1,8 -4,1 -10,9 -7,2 -2,8 10,0 0,0

Neraca pembayaran suatu negara biasanya menggambarkan nilai-nilai. Bila neraca tersebut defisit, maka pemerintah akan melakukan koreksi melalui pasar atau non pasar. Kebijakan moneter dan fiscal atau pengetatan mata uang akan berpengaruh pada tingkat devaluasi dan deflasi. Oleh karena itu perusahaan dalam membuat kebijakan harus menyesuaikan dengan perubahan kebijakan pemerintah sehingga paling tidak dampak negatifnya dapat diperkecil.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

Pada sisi ekspor, perusahaan dapat mulai mencari insentif ekspor, yaitu pemeintah memberikan kemudahan ekspor sehingga lebih menguntungkan. Insentif ekspor adalah masa bebas pajak, pendanaan biaya rendah, bantuan luar negeri atau keuntungan-keuntungan lain yang diberikan pemerintah untuk mendorong bisnis mengekspor dan pelanggan luar negeri membeli barang-barang dan jasa-jasa.

3. PERPAJAKAN Usaha korporasi/perseroan mungkin tidak terkena pajak, melainkan hanya mengumpulkan pajak dari masyarakat/konsumen melalui kenaikan harga jual, potongan upah/gaji, potongan dividen, dan potongan pembayaran order. Walaupun perusahaan bertindak lebih bersifat pengumpul pajak daripada pembayar pajak, namun sangat berkepentingan dengan pajak tersebut sehingga berupaya agar beban pajak dimaksud dapat diperingan. Jika perusahaan dapat mencapai beban pajak yang lebih rendah daripada pesaingnya, maka perusahaan akan mampu bersaing karena harga jual produknya yang sudah termasuk pajak menjadi lebih murah.

4. INFLASI Inflasi adalah kenaikan harga barang dalam periode waktu tertentu. Inflasi merupakan faktor kekuatan keuangan yang harus diantisipasi manajer keuangan dengan baik. Hampir semua perusahaan memerlukan pinjaman segera yang menimbulkan inflasi dan kenaikan suku bunga riil. Jika uang pinjaman dikembalikan setelah terjadinya inflasi, maka pemberi pinjaman akan dirugikan. Kebijakan fiskal dan moneter suatu negara dapat uang. Sedangkan kebijakan fiskal yaitu untuk menimbulkan kenaikan dan atau penurunan inflasi. Kebijakan moneter misalnya untuk mengawasi perputaran mengatur pendapatan pengeluaran pemerintah. Manajer perusahaan memberikan perhatian tinggi mengenai masalah inflasi. Tingkat inflasi yang tinggi mendorong meningkatnya jumlah pinjaman dan suku bunga yang semakin tinggi. Para pemberi pinjaman pada umumnya kurang berani memberikan pinjaman walaupun tingkat suku bunga tinggi, karena nilai mata uang akan dibayarkan saat jatuh tempo tidak sesuai dengan nilai mata uang pada saat pinjaman diberikan. Inflasi juga berpengaruh pada bisnis internasional yang tingkat pengaruhnya sesuai dengan tingkat tingginya inflasidimasing-masing negara. Inflasi berpengaruh Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

pada nilai mata uang, karena itu semakin tinggi nilai inflasi di suatu negara, akan semakin rendah nilai mata uangnya. Tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan harga menjadi lebih mahal dan berdampak perusahaan kurang mampu bersaing sehingga tidak dapat menjual produk ekspornya. Kondisi ini mendorong neraca pembayaran menjadi defisit. Kemudian tingginya tingkat inflasi mendorong naiknya suku bunga, sehingga tidak mendorong perusahaan untuk melakukan investasi baru. Istilah misery index (indeks kesengsaraan) mulai digunakan di dunia politik Amerika Serikat pada saat dilakukan kampanye pemilihan presiden tahun 1980, dimana pada saat itu tingkat inflasi dan pengangguran cukup tinggi. Tingkat inflasi dan angka pengangguran yang rendah meruapakan keberhasilan suatu negara khususnya di bidang perekonomian.

Kebijakan Moneter dan Fiskal Mempengaruhi Inflasi Dalam melaksanakan kebijakan fiskal dan moneter, negara-negara sedemikian rupa dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan inflasi. Kebijakan yang berhasil memiliki dua penyebut utama: 1. kebijakan tersebut menghilangkan pengendalian ekonomi artifisial, seperti pengendalian upah dan harga. 2. kebijakan tersebut menerapkan pengendalian fiskal dan moneter. Pengendalian tersebut termasuk pajak yang lebih rendah dan pertumbuhan penawaran uang yang lebih lambat. Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat memiliki rekor yang relatif baik dalam menekan inflasi selama beberapa tahun terakhir ini. Di ekstrem lain, banyak orang percaya bahwa hiperinflasi yang sangat buruk dari mark Jerman di tahun 1923 adalah rekor dunia. Ternyata ada yang lebih buruk yaitu inflasi yang terjadi di Hungaria pada tahun 1946.

KEBIJAKSANAAN PENYESUAIAN DALAM NERACA PEMBAYARAN Untuk melakukan penyesuaian dalam sektor luar negeri (neraca pembayaran) khususnya defisit dalam neraca pembayaran, dapat digunakan beberapa instrumen kebijaksanaan. Instrumen tersebut adalah, 1. Exchange Rate Manipulation 2. Pengawasan administrative terhadap arus luar negeri. Instrumen pertama dapat dilakukan denagn tiga cara yakni :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

a. Multiple exchange rate, yakni dengan menetapkan nilai tukar yang berbeda terhadap jenis komoditi tertentu. Misalnya untuk barang impor yang elastisitas permintaannya tinggi ditatapkan nilai tukar yang tinggi sehingga dapat ditekan nilainya. Sebaliknya bagi barang impor yang dibutuhkan untuk keperluan investasi atau bahan baku bagi industri dalam negeri ditetapkan nilai tukar yang rendah sehingga harga barang jadi dapat ditekan dan mempunyai daya saing. Kelemahan sistem ini adalah dengan sistem administrasi pengawasan yang lemah seperti pada umumnya di Negara Sedang Berkembang, akan menimbulkan manipulasi dan kebocoran-kebocoran dalam penilaian dan pengkategorian suatu komoditi oleh aparat birokrasi sehingga tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan bahkan akan dapat mengancam lebih hebat terhadap defisit neraca pembayaran. b. Depresiasi terselubung (disguised depreciation) yakni melalui pengenaan tarif dan bea masuk yang tinggi bagi komodidti impor atau memberikan subsidi bagi barang ekspor melalui pemberian suku bunga yang rendah, sertifikat ekspor. Pengenaan tarif seringkali tidak efektif mengingat elastisitas harga yang rendah sehingga berapapun tarif yang dikenakan, pengaruhnya terhadap permintaan (impor) rendah pula. Begitu pula penerapan tarif yang tinggi terhadap komoditi impor dapat merugikan komoditi ekspor, karena biasanya penetapan tarif tersebut akan dibalas oleh negara partner dagang. Pemberian subsidi ekspor sebenarnya dibolehkan dapat GATT bila dilakukan dengan sistem drawback, yakni pengembalian tarif / bea masuk impor bahan baku bila komoditi tersebut diekspor. Akan tetapi cara tersebut tidak efektif dalam pengertian komoditi ekspor masih kurang mendapat daya saing, sehingga ditempuh bentuk subsidi lain seperti pemberian kredit ekspor dengan suku bunga rendah. Cara ini bertentangan dengan GATT, dan bila hal ini dilakukan akan mendapat protes dari negara lain. Disamping itu pemberian subsidi ini sering disalahgunakan oleh eksportir dengan praktek manipulasi jumlah komoditi ekspor. Instrumen terakhir dari sistem depresiasi terselubung adalah dikenakannya fee terhadap pembelian valuta asing. Sistem ini diterapkan berdasarkan paham merkantalis, yakni usaha untuk mencegah pembelian valuta asing (yang digunakan untuk mengimpor) sehingga cadangan devisa tetap aman dan difisit neraca pembayaran dapat dicegah. Pengenaan sistem ini merupakan disinsentif bagi penanaman modal asing, sehingga bila diterapkan dapat mengurangi kegiatan investasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

c. Melalui devaluasi. Disamping bertujuan untuk membatasi impor dengan kenaikan harga, devaluasi juga memberikan insentif bagi eksportir, karena penerimaan eksportir meningkat dalam mata uang domestik. Instrumen kedua, adalah penggunaan sistem administratif dalam membatasi jumlah impor. Penerapan instrumen ini dapat dilakukan dengan cara sistem pengawasan devisa ketat, kuota, alokasi devisa untuk impor dan import lisence. Kesemua cara diatas pada dasarnya cukup efektif dalam rangka mengendalikan impor karena alokasainya dilakukan secara administratif, sehingga dampak terhadap penurunan impor baik jumlah ataupun nilainya lebih cepat dirasakan. Tetapi penggunaan sistem ini merugikan karena di samping menimbulkan dampak distribusi pendapatan yang kurang adil, juga akan menimbulkan distorsi-distorsi ekonomi yang besar berupa alokasi sumber daya yang tidak efisien. Sistem devisa ketat merupakan disinsentif bagi investor asing, sehingga dapat menurunkan minat investasi di dalam negeri. Dari uraian di atas, maka penggunaan suatu instrumen kebijaksanaan hendaknya memperhatikan tidak hanya cost-benefitnya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang terhadap perekonomian nasional.

DAFTAR BACAAN
y Internasional Business Environments and Operations, Daniels JD & Radebaugh,LH.1995. 7 Ed y y y Bisnis Internasional, Buku satu dan dua, Donald A. Ball, Salemba Empat, 2000 Bisnis Internasional, Buku satu dan dua, Alan M. Rugman, PPM, 1993 Business Changing World, Cunningham, Aldag and Stone, International Thomson Publishing,1996. 4 Ed
th th

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Lianah, SE., Mcom BISNIS INTERNASIOANAL

Você também pode gostar