Você está na página 1de 5

TEATER BALLING SEMARANG AKHIR SEBUAH USIA

DISUSUN OLEH : Nama : Amaliyah Kelas : XI.IA-6 No : 02 SMA NEGERI 2 SEMARANG 2006/2007

Laporan Pementasan Drama Akhr Sebuah Usia dan Analisis oleh Amaliyah Kelas XI.IA-6 No.02
A. Identitas Pertunjukan 1. Judul : ASU (Akhir Sebuah Usia) 2. Sutradara : Ayu putri 3. Penulis Naskah : Ayu Putri 4. Ilustrator : Eddy Morphin 5. Pemeran 1 : Ayu Putri sebagai Prex Pemeran 2 : Martha sebagai Des Pemeran 3 : Ova sebagai Ver Pemeran 4 : Puput sebagai Put Pemeran 5 : Andhika sebagai Ped Pemeran 6 : Dwi sebagai Suster 6. Tempat 7. Waktu : Ruang Audiovisual SMA N 2 Semarang : Sabtu,30 September 2006 pukul 13.00-15.00 WIB

B. Analisis 1. Ringkasan Cerita Ini adalah kisah tentang dewa perdamaian. Dewa perdamaian sangatlah sibuk, tidak ada waktu untuk bercermin. Malam hari ia mimpi dikejar monster, siang hari ia pergi mengajar monster. Monster yang tertangkap dimakannya bulat-bulat kriuk..kriuk..nyam..nyam..glek..glek..bluk. Malam hari, di Panti Jompo yang kumuh, tinggallah 3 orang wanita yang sedang bermain judi. Ketiga wanita itu adalah Prex, Des, Ver dan ada seorang lagi yaitu Put yang tengah menjahit. Ketiga wanita yang sedang berjudi itu sedan menikmati permainan mereka. Ketika sedang bermain mereka bercakap-cakap dan saling menceritakan masa mudanya. Des bercerita, bahwa di masa mudanya dulu ia selalu bergaya. Sewaktu usia 11 tahun, ia pernah berhubungan dengan seorang lelaki yang berusia 13 tahun. Dan hal itupun berlanjut. Yang sampai akhirnya ia pernah

berhubungan dengan lelaki separuh baya yang berusia 53 tahun. Ia mempunyai sesuatu yang selalu dibanggakannya, yaitu tato yang bergambarkan Make Jager yang berada di pantat sebelah kanan. Ver juga bercerita, bahwa sewaktu muda ia pernah membuat pesta besar dan mengundang semua pria tampan yang ada di kota yang bertema Teman Tidur. Akan tetapi pestanya gagal karena pembantunya yang tuli. Selama 1-3 jam pesta berjalan dengan lancar. Akan tetapi tiba-tiba hujan turun, dan Ver menyuruh pembantunya yang tuli itu untuk menyalakan diesel. Tetapi pembantunya malah memberi tahu pada koki kalau masakannya kurang pedas. Seua tau undangan sakit perut. Ver marah dan menyiksa pembantunya itu, ia melukai kakinya dan menjualnya ke tempat pelacuran. Dan Prex dipaksa untuk menceritakan masa mudanya. Ia pun bercerita, pada usia 8 tahun ia pernah diskors selam 1 bulan membuat lubang di perut teman laki-lai di kelasnya sepanjang 8 cm., karena hendak menyentuh tangannya. Saat kelas 2 SMP ia dikeluarkan dari sekolahnya, karena menodongkan cater ke jidat wali kelasnya yang suka melakukan pelecehan seksual kepadanya. Dan pada usia ke 32 tahun, ia membakar keluarganya saat tidur, karena menghinanya yang masuh berstatus single. Akhirnya selama 15 tahun ia dipenjara, 7 kali membuat kerusuhan dan 8 kali ia membunuh pria. Akan tetapi ia senang tinggal di penjara, karena semua napinya adalah wanita. Tiba-tiba Prex marah, karena Put membuat suara yang berisik dengan mesin jahitnya. Ia tidak habis pikir, kenapa di panti ini masih ada seorang wanita yang tidak berguna. Kemudian merekan merencanakan untuk membunuh Put. Akan tetapi salah satu dari mereka tidak ada yang mau membunuh Put dan mereka pun bertengkar. Datanglah seorang lelaki tua dari luar. Ia hendak memamerkan proyek barunya kepada ketiga wanita itu. Prex sangat tidak suka pada lelaki tua itu yang bernama Ped. Mereka ingat bahwa saat ini adalah waktunya untuk menonton TV. Ketika sedang menonton TV, tiba-tiba listrik padam. Setelah menyalakan lilin Des dan Ver berencana untuk tidur. Prex marah, ia memanggil susternya. Karena lama suster itu dimarahi. Dan alasannya bahwa ia tadi sedang di kamar mandi. Mendengar penjelasan itu Prex tersenyum dan menyuruh suster itu untuk mendekat kepadanya, tetapi suster itu menolak. Dan wanita itu pun marah-marah lalu pergi ke kamarnya. Suster itu menangis dan merasa terhina. Ia melihat sebuah tongkat, diambilnya

tongkat itu dan dipukul-pukulnya meja dengan tongkat itu. Mendengar suara keras dari tongkat itu, Ped datang dan suster itu pergi dengan wajah ketakutan. Akan tetapi ia kagum pada keberanian suster itu. Seelah suster itu pergi, Ped mengajak Put berbicara. Ped marah pada Put, karena Put tidak mau bercerita kepadanya. Ia memendam perasaannya sendiri dan tidak menganggap Ped sebagai suaminya. Lalu Put bercerita bahwa Des adalah wanita yang senang berdandan, ayah Ped tergila-gila kepada Des dan meninggalkan keluarganya. Put bercerita lagi kalau ia telah menemukan orang yang telah menghancurkan hidupnya. Orang itu adalah Ver, majikannya dulu. Selesai bercerita, Put pergi. Beberapa kemudian, Des dan Ver datang dan terkejut dengan keadaan ruangan itu. Ped menjelaskan bahwa ruangan ini adalah proyek terbarunya. Ped mengajak Des dan Ver bermain, permainan itu bernama Ikat Diri . ped menjelaskan aturan mainnya. Setelah itu kedua wanita itu bersuit. Ternyata Verlah yang menang. Karena kalah, Des harus diikat tangan dan kakinya dengan rantai, mata dan telinganya ditutup. Sedangkan Ver hanya diikat tangan dan kakinya saja. Setelah semua persiapan selasai. Ped memulai permainannya. Ped bertanya tentang masa lalunya Ver. Wanita itu mulai bercerita, tapi Ped tidak percaya. Ia mulai berkata kasar dan membuat Ver ketakutan. Akhirnya Ver mulai bercerita bahwa dulu ia pernah membuat pesta besar. Akan tetapi, pesta itu hancur karena pembantunya yang tuli. Karena Ver baik hati, ia pun memaafkan dan melepaskannya. Ped tertawa tidak percaya, lalu mencekik Ver sampai wanita itu meninggal. Ped bingung, ia mencoba untuk bersikap tenang. Setelah tenang ia membuka penutup mata dan telinga yang dipakai Des. Ketika matanya terbuka, ia terkejut melihat sosok Ver yang suda meninggal. Sebelum Des berteriak, Ped membekap mulut Des. Lalu Ped melepaskan tangannya dan mulai bertanya tentang masa lalunya Des. Des mulai bercerita karena ketakutan. Ped tidak bisa menahan emosinya, lalu memukul Desa hingga pingsan. Melihat itu Ped mengguyurkan air ke wajahnya. Ped tidak tega pada Des, karena Des adalah orang yang sangat dicintainya ketika masih kecil. Ped lalu bertanya lagi. Setelah puas Ped mencekik leher Des hingga maninggal. Tak lama kemudian Put, istri Ped datang dan marah atas tindakan suaminya yang keji itu. Ped ketakutan. Lalu datanglah suster sambil mendorong kursi roda yang diduduki oleh Prex yang telah meninggal. Melihat itu Ped da\n Put masuk ke kamnar.

Ini adalah kisah tentang dewa perdamaian. Dewa perdamaian sangatlah sibuk, tidak ada waktu untuk bercermin. Malam hari ia mimpi dikejar monster. Siang hari ia pergi mengejar monster. Monster yang tertangkap dimakannya bulat-bulat kriuk..kriuk..nyam..nyam..glek..glek.. bluk.

2. kelebihan

Você também pode gostar