Você está na página 1de 7

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dihidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya Batu Saluran Kemih (BSK) pada seseorang. Faktor-faktor terdsebut adalah faktor intrinsik, yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang meliputi : herediter, umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu berasal dari lingkungan sekitar meliputi : faktor geografi, iklim-temperatur, asupan air, diit dan pekerjaan (purnomo, 2000). Batu di dalam saluran kemih(kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan biasa menyebabkan nyeri, perdarahan saluran kemih atau infeksi. Atau juga batu yang terletak di sepanjang saluran kemih yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan ureter. Batu ini biasa terbentuk di dalam ginjal(batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih(batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, litiasis, renalis (nefrolitiasis).(Pernomo, Basuki, B.2003). Adapun dampak masalah yang dapat terjadi pada penderita batu saluran kemih adalah terjadi gangguan pola berkemih, mual, muntah, timbul kecemasan, ketakutan akibat penyakit, dapat terjadi perubahan peran dan timbul hambatan aktifitas spiritual. (Engram. 1998). Di Indonesia, penyakit Batu Saluran Kemih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Insedensi dan prevalensi yang pasti dari

2 penyakit ini.Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik ginjal,yang turun ke ureter.Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang biasanya menjadi tempat berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu uruteropelvic junction (UPJ), persilangan ureter dengan vasa iliaka,dan muara ureter di dinding buli.( Marry,1995) Sedangkan data yang didapatkan dari rekam medis Rumah Sakit Umum Dr.R.Soedjono Selong Lombok Timur,jumlah kasus Batu Saluran Kemih pada tiga tahun terakhir sebanyak 134 orang. Pada tahun 2006 adalah 55 orang dengan perincian,laki-laki 44 orang dan perempuan 11 orang. Sedangkan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebanyak 24 orang dengan perincian, laki-laki 17 orang dan perempuan 7 orang.Pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak 55 orang dengan perincian, laki-laki 34 orang dan perempuan 21 orang. Berdasarkan uraian diatas terdapat kecendrungan peningakatan

prevalensi penderita Batu Saluran Kemih, dimana pada tahun 2007 jumlah penderita 24 kasus tetapi pada tahun 2008 terdapat peningakatan penderita batu saluran kemih sebanyak 55 kasus hal ini disebabkan oleh adanya gangguan urine metabilik, infeksi saluran kemih,dihidrasi dan keadaan-keadaan lain yang belum terungkap(idiopatik). Adapun solusi yang dapat diberikan pada penderita urolithiasis khususnya pada kasus yang akan diteliti nanti yaitu hal-hal yang berkaitan dengan efektifitas dan efesiensi keperawatan pada penderita Batu Saluran Kemih dan secara umum yaitu upaya-upaya preventif seperti memberikan pengetahuan kepada penderita mengenai terjadinya Batu Saluran Kemih

3 sehingga dapat menentukan morbiditas penderita Batu Saluran Kemih.(Merry, 1995). Berdasarkan uraian diatas penulisan tertarik untuk mengambil kasus pada Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn.M Dengan Diagnosa Medis Batu Saluran Kemih di ruang Bedah Rumah Sakit Umum Dr.R.Soedjono Selong Lombok Timur.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah Penerapan Asuhan

Keperawatan Pada Klien Tn.M Dengan Diagnosa Medis Batu Saluran Kemih di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Dr.R.Soedjono Selong Lombok Timur?

1.3

Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Tujuan Umum Penulis dapat menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Batu Saluran Kemih dengan menggunakan proses keperawatan. 1.3.2 Tujuan Khusus : Penulis mampu : a.Menjelaskan konsep dasar penyakit Batu Saluran Kemih mulai dari pengertian, klasifikasi, etiologi, pathogenesis, pathofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, diagnosis diferensial,

penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis.

4 b. Melakukan pengkajian pada klien dengan diagnosa medis Batu

Saluran Kemih c.Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Batu Saluran Kemih d. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan diagnosa

medis Batu Saluran Kemih e.Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Batu Saluran Kemih f. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Batu Saluran Kemih g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan

diagnosa medis Batu Saluran Kemih

1.4

Metode Dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1 Metode Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode diskriptif, dimana metode diskriptif itu adalah metode yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. (Furchan, 2004). 1.4.2 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data pada Karya Tulis Ilmiah ini

menggunakan teknik:

5 a. Wawancara Wawancara/anamnesis adalah komunikasi timbal balik

berbentuk Tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan pasien. Wawancara dilakukan dengan penuh keramahan, keterbukaan, menggunakan bahasa yang sederhana dan kenyamanan pasien terjamin. (Arikunto, 2002) b. Observasi Pengamatan pasien dilakukan baik terhadap fisik, perilaku, dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indra. Macam-macam obsevasi : 1) Observasi langsung adalah untuk mendapat data tentang keadan tubuh klien dari ujung rambut sampai ujung kaki melalui pemeriksaan fisik dengan teknik inspeksi, palpasi, askultasi, dan perkusi. 2) Obsevasi tidak langsung adalah untuk mendapat data pada klien tanpa melalui pemeriksaan fisk, antara lain : mangenal keadan klien, dan tingkat kesadaran (Arikunto, 2002). c. Dokumentasi Dokumentasi adalah bagian integral proses, bukan suatu yang berbeda dari metode problem solving. Dokumentasi proses

keperawatan mencakup pengkajian, analisa, perencanaan, dan tindakan keperawatan. (Nursalam 2001).

6 d Kepustakaan Bagian ini ditulis untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai hal apa yang dirintis oleh peneliti lain untuk memberikan penekanan pentingnya permasalahan dan memberikan petunjuk kepada pembaca yang telah dapat mempelajari masalah tersebut lebih lanjut. (Arikunto,2001)

1.5

Waktu dan tempat 1.5.1 Tempat Tempat pengambilan data dan kasus di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Dr.R.Soedjono Selong Lombok Timur. 1.5.2 Waktu Pengambilan kasus dilaksanakan bulan April 2010

1.6

Sistematika Penulisan Pada tahap ini penulis menggambarkan secara keseluruhan sistematika penulisan, meliputi : BAB 1 berisi pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian metode dan teknik pengumpulan data, tempat, dan waktu serta sistematika penulisan. BAB 2 berisi tinjauan teori yang menguraikan tentang konsep dasar penyakit yang terdiri dari pengertian,anatomi fisiologi, klasifikasi, etiologi, patogesesis, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosa serta konsep asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi.

7 BAB 3 berisi tinjauan kasus yang menguraikan pelaksanaan 5 (lima) tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan, dan evaluasi tindakan keperawatan. BAB 4 berisi tentang kesenjangan antara konsep atau teori Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Diagnosa Medis Batu Saluran Kemih dengan kenyataan pada gambaran kasus berdasarkan urutan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan. BAB 5 berisi tentang kesimpulan dan saran atas penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Kesimpulan dan saran disusun menurut proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

Você também pode gostar