Você está na página 1de 37

Departemen Riset RnB Production

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN REFUSE DERIVED FUEL (RDF) SEBAGAI RAW MATERIAL PENGGANTI BATUBARA PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

Bidang Kegiatan: PKM Gagasan Tertulis

Diusulkan oleh: TAUMY ALIF FIRMAN ARIS WAHYU WIDIYANTO BARRI PRATAMA (NIM J2C 005 146/ Angkatan 2005) (NIM J2A 605 020/ Angkatan 2005) (NIM. J2B 007 010/ Angkatan 2007)

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT

1. Judul Kegiatan

2. 3.

4. 5.

: Pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai Raw Material Pengganti Batubara pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bidang Kegiatan : ( ) PKM Al ( ) PKM GT Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Taumy Alif Firman b. NIM : J2C 005 146 c. Jurusan : Kimia d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro e. Alamat Rumah dan No.Tlp/ HP : Dusun IX Pantai Tambu, Desa Sausu Piore, Kec Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, 94711/ +6285246083512 f. Alamat Email : talif_chem@yahoo.co.id Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Budi Rahardjo, M. Si b. NIP : 132 002 065 c. Alamat Rumah dan No Tlp/HP : Jln Bukiti Cemara Indah 4 Blok CD/19 Bukit Kencana Jaya, Tembalang, Semarang 50271

Semarang, Menyetujui Pembantu Dekan III FMIPA Ketua Pelaksana Kegiatan

April 2009

(Drs. Ahmad Suseno, M. Si) NIP. 131 918 802 Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan

(Taumy Alif Firman) NIM. J2C 005 146 Dosen Pendamping

(Sukinta, SH, M.Hum) NIP. 131 763 894

(Drs. Budi Rahardjo, M.Si) NIP. 132 002 065

Kata Pengantar
Puji syukur atas segala rahmat dan karunia yang Allah SWT berikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai Raw Material Pengganti Batubara pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Karya tulis disusun dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) tahun 2009. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Budi Rahardjo, M Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak mencurahkan waktu dan pikiran dalam penyusunan karya tulis ini. 2. Keluarga penulis yang selalu berdoa dan mendukung atas segala penulis lakukan. Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dalam penyusunan karya tulis ini, sehingga saran dan kritik dari segala pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Semarang,

April 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... Halaman Pengesahan ..........................................................................................

i ii

Kata Pengantar .................................................................................................... iii Daftar Isi.............................................................................................................. iv Daftar Tabel ........................................................................................................ vi Daftar Gambar ..................................................................................................... vii Daftar Lampiran .................................................................................................. viii Ringkasan ............................................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................ Perumusan Masalah ................................................................................. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................ BAB II TELAAH PUSTAKA Refuse Derived Fuel (RDF)..................................................................... Batubara .................................................................................................. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ................................................ Sampah .................................................................................................... Pembagian Jenis Sampah ........................................................................ BAB III METODE PENULISAN Pengumpulan Data .................................................................................. Pengolahan Data ...................................................................................... 9 9 4 4 5 6 7 1 3 3

Analisis Sintesis ...................................................................................... 10 BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS Analisis Nilai Kalor dari Berbagai Jenis Sampah ................................... 11 Desain Alat Pembuatan Refuse Derived Fuel (RDF) .............................. 11 Proses Terjadinya Energi Listrik pada PLTU dengan Bahan Bakar RDF............................................................................................... 13 Potensi Pengembangan RDF di Indonesia .............................................. 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan.............................................................................................. 15 Saran ........................................................................................................ 15 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 16 LAMPIRAN ........................................................................................................ L

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Sampah diberbagai Kota ................................................... Tabel 2.2 Jenis Sampah dan Sumbernya ............................................................. 6 8

Tabel 4.1 Nilai Kalor Rata-rata dari Berbagai Jenis Sampah ............................. 11 Tabel 4.2 Karakteristik RDF ............................................................................... 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Diagram Kandungan Energi dan Tingkat Kelembaban Berbagai Jenis Batubara ................................................................................ 5

Gambar 4.1 Desai Alat Pembuatan RDF ............................................................ 12 Gambar 4.2 Padatan Refuse Derived Fuel (RDF) ............................................... 13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Energi Listrik yang Dihasilkan .................................. L.1 Lampiran 2. Jumlah Sampah yang Dihasilkan dari Beberapa Kota Besar di Indonesia .......................................................................... L.2 Lampiran 3. Program Pembangunan PLTU ........................................................ L.3 Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup Penulis ........................................................ L.4 Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup Dosen Pendamping .................................... L.5

Pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai Raw Material Pengganti Batubara pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Oleh: Taumy Alif Firman, Aris Wahyu Widiyanto dan Barri Pratama Universitas Diponegoro Semarang

RINGKASAN
Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini mengalami krisis energi listrik total. Hal ini dapat dilihat dari total daya terpasang PLN (Perusahan Listrik Negara) yang sudah mencapai 26.000 MW (Mega Watt) dengan beban puncak yang sudah mencapai 24.000 MW, sedangkan daya efektifnya hanya sekitar 25.000 MW, sehingga apabila terjadi pembengkakan beban listrik maka PLN tidak memiliki cadangan listrik lagi. Krisis listrik mengisyaratkan bahwa suplai energi listrik tidak dapat mengimbangi tingginya laju permintaan yaitu 7-8 % per tahun yang jauh di atas tingkat pertumbuhan energi listrik sebesar 3 % per tahun. Akibat krisis listrik ini maka sistem interkoneksi listrik di Indonesia diperkirakan terancam mengalami pemadaman listrik bergilir hingga tahun 2010. Hal ini dikarenakan penurunan daya di sejumlah pembangkit PLN dan swasta, kenaikan beban pemakaian listrik di berbagai daerah serta ketidaklancaran pasokan BBM (bahan bakar minyak) ke sistem pembangkit listrik. Sejak tahun 2006 pembangkit listrik berbahan bakar batubara memiliki jumlah paling besar yaitu 37,88 % dibandingkan pembangkit listrik lain. Bahan bakar batubara ini dimanfaatkan sepenuhnya sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang pada awal operasi menggunakan bahan bakar minyak. Penggunaan batubara sebagai pengganti bahan bakar minyak pada sistem (PLTU) merupakan bentuk diversifikasi pemanfaatan batubara sebagai energi yang diakibatkan karena peningkatan harga bahan bakar minyak, tetapi penggunaan batubara ini menyebabkan permasalahan baru yaitu ketergantungan ketersediaan batubara yang lama kelamaan akan habis karena bersifat tidak terbaharukan dan menimbulkan pencemaran lingkungan akibat pelepasan gas buang berbahaya seperti NOx, SOx, CO dan CO2 serta partikel dan unsur mikro seperti merkuri. Akibat permasalahan ini maka perlu adanya raw material baru yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pada sistem PLTU. Salah satu raw material yang dapat dimanfaatkan adalah penggunaan RDF (refuse derived fuel). Refuse derived fuel (RDF) merupakan bahan bakar yang dibentuk seperti krayon dengan mencampurkan batu abu ke sampah yang telah dipisahkan dari sampah tidak terbakar. Bahan bakar RDF ini, tidak akan membusuk walaupun disimpan dalam waktu lama, serta sangat praktis untuk pengangkutan. Keuntungan dalam penggunaan RDF sebagai energi adalah kemudahan dan ekonomis dalam pembuatan serta hasil pembakarannya sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan energi fosil berupa batubara dan minyak bumi begitupun juga dengan keberadaan senyawa dioksin dan furon hanya ditemukan dalam skala ppb

10

(parts per billion). Pembuatan RDF memanfaatkan keberadaan sampah dengan jumlah dan kualitas sangat banyak. Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan suatu format pengelolaan sampah yang ramah lingkungan (environmental friendly) dan memiliki nilai ekonomis tinggi serta memperkenalkan sistem penggunaan refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar yang bersumber dari sampah. Metode penulisan karya tulis yang digunakan meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan analisis sintesis mengenai pemanfaatan sampah sebagai bahan pembuatan RDF. Pembuatan RDF dari sampah terdiri atas 4 tahap utama yaitu proses pemecahan (crushing process), proses pengeringan (dryng process), proses pemisahan dan pemecahan kembali (sorting and crushing process) dan proses pemadatan (soliditying process). Hasil dari proses ini berupa RDF yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti batubara pada PLTU. Hal ini dikarenakan nilai kalor yang dihasilkan antara RDF dan batubara hampir sama yaitu 3.000-4.000 kkal/kg. Berdasarkan nilai konversi energi dan jumlah sampah dari beberapa kota di Indonesia maka energi listrik yang dihasilkan dengan memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar adalah sebesar 158.676 MW per jam. Nilai ini melebihi jumlah kapasitas listrik dari crash program pembangunan PLTU sebesar 10.000 MW yang tahap I direncanakan selesai pada tahun 2011, sehingga pemanfaatan RDF sangat diharapkan sebagai upaya mengatasi permasalahan sampah dan energi listrik yang terjadi di Indonesia.

11

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Keberadaan dan keberdayaan energi listrik di suatu negara sangat menunjang sistem perekonomian negara tersebut. Tanpa keberadaan dan keberdayaan energi listrik akan menghambat hingga menghentikan aktivitas masyarakat dan dunia usaha, terhambatnya pengembangan perekonomian dan pembangunan suatu bangsa. Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini mengalami krisis energi listrik total. Hal ini dapat dilihat dari total daya terpasang PLN (Perusahan Listrik Negara) yang sudah mencapai 26.000 MW (Mega Watt) dengan beban puncak yang sudah mencapai 24.000 MW, sedangkan daya efektifnya hanya sekitar 25.000 MW, sehingga apabila terjadi pembengkakan beban listrik maka PLN tidak memiliki cadangan listrik lagi.

Krisis listrik mengisyaratkan bahwa suplai energi listrik tidak dapat mengimbangi tingginya laju permintaan yaitu 7-8 % per tahun yang jauh di atas tingkat pertumbuhan energi listrik sebesar 3 % per tahun (Kuswardono, 2007). Akibat krisis listrik ini maka sistem interkoneksi listrik di Indonesia diperkirakan terancam mengalami pemadaman listrik bergilir hingga tahun 2010. Hal ini dikarenakan penurunan daya di sejumlah pembangkit PLN dan swasta, kenaikan beban pemakaian listrik di berbagai daerah serta ketidaklancaran pasokan BBM (bahan bakar minyak) ke sistem pembangkit listrik (KOMPAS, 2008).

Menurut Munawir (2007) bahwa sejak tahun 2006 pembangkit listrik berbahan bakar batubara memiliki jumlah paling besar yaitu 37,88 % dibandingkan pembangkit listrik lain. Bahan bakar batubara ini dimanfaatkan sepenuhnya sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang pada awal operasi menggunakan bahan bakar minyak. Penggunaan batubara sebagai pengganti bahan bakar minyak pada sistem (PLTU) merupakan bentuk diversifikasi pemanfaatan batubara sebagai energi yang diakibatkan karena

12

peningkatan harga bahan bakar minyak, tetapi penggunaan batubara ini menyebabkan permasalahan baru. Menurut World Coal Institute permasalahan akibat penggunaan batubara yaitu ketergantungan ketersediaan batubara yang lama kelamaan akan habis karena bersifat tidak terbaharukan dan menimbulkan pencemaran lingkungan akibat pelepasan gas buang berbahaya seperti NOx, SOx, CO dan CO2 serta partikel dan unsur mikro seperti merkuri. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 1990 dalam Achmad (2004) menyatakan bahwa penggunaan batubara memberikan emisi berupa gas CO2 yaitu sebesar 29 % dari total 45-50 % kontribusi terbentuknya efek rumah kaca. Nilai ini setara dengan penggunaan minyak bumi. Akibat permasalahan ini maka perlu adanya raw material baru yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pada sistem PLTU. Salah satu raw material yang dapat dimanfaatkan adalah penggunaan RDF (refuse derived fuel).

Keuntungan dalam penggunaan RDF sebagai energi adalah kemudahan dan ekonomis dalam pembuatan serta hasil pembakarannya sangat ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan energi fosil berupa batubara dan minyak bumi (Bortman et al, 2002). Pembuatan RDF memanfaatkan keberadaan sampah dengan jumlah dan kualitas sangat banyak yang diakibatkan karena pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Peningkatan volume timbunan sampah memiliki hubungan sebanding dalam hal pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah yang tidak menggunakan metode dan teknik pengelolaan sampah ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan, sehingga dengan pemanfaatan sampah dalam pembuatan RDF dapat mengatasi permasalahan energi sekaligus permasalahan sampah dan terwujud sistem pengelolaan sampah berwawasan lingkungan (environmental friendly). Selain itu pemanfaatan RDF akan mendukung program pemerintah dalam mendorong percepatan crash program pembangunan PLTU sebesar 10.000 MW yang tahap I direncanakan selesai pada tahun 2011.

13

Perumusan Masalah Krisis listrik di Indonesia diperkirakan akan terjadi sampai tahun 2015 sehingga akan mengganggu aktivitas perekonomian bangsa. Salah satu penyebab permasalahan krisis listrik adalah ketersediaan dan pasokan bahan baku yang terhambat dan kurang ke berbagai sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Untuk mengatasi masalah ketersediaan bahan bakar maka dapat digunakan refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar pengganti batubara yang berasal dari sampah. Penggunaan RDF sebagai bahan bakar memiliki berbagai keuntungan diantaranya ekonomis dan mudah dalam pembuatan, serta bersifat ramah lingkungan.

Tujuan dan Manfaat Penulisan Penulisan karya tulis ini memiliki tujuan dan manfaat antara lain: a) Memberikan suatu format pengelolaan sampah yang ramah lingkungan (environmental friendly) dan memiliki nilai ekonomis tinggi. b) Memperkenalkan dan memperkaya sistem penggunaan refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar. c) Memberikan solusi tentang permasalahan ketersediaan bahan bakar pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). d) Membuka pemikiran tentang adopsi ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan energi yang ada di Indonesia. e) Mendukung program pemerintah dalam pembangunan PLTU berkapasitas 10.000 MW.

14

BAB II. TELAAH PUSTAKA

Refuse Derived Fuel (RDF) Refuse derived fuel (RDF) merupakan bahan bakar yang dibentuk seperti krayon dengan mencampurkan batu abu ke sampah yang telah dipisahkan dari sampah tidak terbakar. Bahan bakar RDF ini, tidak akan membusuk walaupun disimpan dalam waktu lama, serta sangat praktis untuk pengangkutan. Hasil pembakaran RDF ini dipengaruhi oleh kualitas homogen pada proses pembuatan sehingga menghasilkan pembakaran yang stabil (APEC, 2005).

RDF biasanya dalam bentuk irisan padatan yang telah melalui treatment pemanasan bertekanan pada autoclave. Pada umumnya, RDF terdiri atas sebagian besar komponen organik dan plastik dari sampah padatan serta sampah padat lain yang dapat terbiodegradasi.

Batubara Batu bara adalah sisa tumbuhan dari zaman prasejarah yang berubah bentuk dan awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Tingkat perubahan yang dialami batu bara, dari gambut sampai menjadi antrasit disebut sebagai pengarangan dan memiliki hubungan yang penting dalam menentukan tingkat mutu batu bara.

Batu bara dengan mutu yang rendah, seperti batu bara muda dan sub-bitumen biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah. Batu bara muda memiliki tingkat kelembaban tinggi dan kandungan karbon rendah sehingga kandungan energinya rendah. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat dengan sifat fisik berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon lebih banyak, tingkat kelembaban lebih rendah dan menghasilkan energi lebih banyak. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

15

Kandungan Karbon/ Energi dari Batubara Tinggi


Persentase Penggunaan Cadangan Dunia

Tinggi

Kandungan Kelembaban dari Batubara

Batubara dengan Mutu yang Rendah 47 %

Batubara Keras 53 %

Batubara Muda 17 %

Sub-bitumen 30 %

Bitumen 52 %

Antrasit <1%

Termal Batubara Ketel Uap

Metalurgi Batubara Kokas

Penggunaan

Sebagian Besar untuk pembangkit Listrik

Pembangkit Listrik, Produksi Semen, Penggunaan untuk Industri

Pembangkit Listrik, Produksi Semen, Penggunaan untuk Industri

Pembuatan Besi dan Baja

Dalam Negeri/ Industri Termasuk Bahan Bakar Minyak Tanpa Asap

Gambar 2.1 Diagram kandungan energi dan tingkat kelembaban berbagai jenis batubara. Dari gambar 2.1, dapat dilihat bahwa jenis batubara ini merupakan jenis batubara yang banyak terdapat di Indonesia. Pada umumnya pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar pada sistem pembangkit listrik adalah batubara dengan jenis batubara muda, sub-bitumin dan bitumin dengan nilai kalor sebesar 4.800 kkal/kg.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan kapasitas 25 MW, suhu 500 0C, tekanan 65 kg/cm2, boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun kapasitas terpasang masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100200 MW, maka boilernya harus dilengkapi super hiter, ekonomizer dan tungku

16

tekanan. Kemudian turbinnya bisa melakukan pemanasan ulang dan arus ganda serta pendingin generatornya masih menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan mempunyai tekanan 131,5 kg/cm2 dan suhu 540 0C serta bahan bakarnya masih menggunakan minyak bumi.

Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak menggunakan minyak bumi tetapi menggunakan batu bara. Batu bara yang dipakai secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas rendah. Bila batu bara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedangkan bila batu bara yang dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti sulfur, nitrogen dan natrium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna batubara menjadi rendah (Almanda, 2004). Sampah Sampah merupakan barang-barang atau bahan-bahan buangan rumah tangga dan pabrik yang tidak digunakan lagi dalam bentuk padat. Sampah berasal dari campuran berbagai bahan baik yang tidak berbahaya maupun bahan-bahan berbahaya. Secara umum komposisi sampah di setiap kota bahkan negara dapat dilihat pada Tabel 2.1, yaitu: Tabel 2.1 Komposisi sampah diberbagai kota (Achmad, 2004) No Jenis sampah Jumlah (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kertas dan katun Logam Gelas Sampah halaman dan dapur Kayu Plastik, karet dan kulit Lain-lain 35 7 5 37 3 7 6

17

Dari Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa komposisi sampah terbanyak berasal dari sampah rumah tangga. Hal ini dikarenakan meningkatnya populasi penduduk di setiap daerah sehingga jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga semakin meningkat.

Pembagian Jenis Sampah Pada umumnya, jenis sampah terdiri atas 2 bagian yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah Organik Sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi dan potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun. Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari sampah organik setiap harinya. Pembusukan sampah organik terjadi karena proses biokimia akibat penguraian materi organik sampah itu sendiri oleh mikroorganime dengan dukungan faktor lain yang terdapat di lingkungan. Metode pengelolaan sampah organik yang paling tepat tentunya adalah melalui pembusukan, yang dikenal dengan pengomposan.

Sampah Anorganik Sampah anorganik atau sampah yang tidak mudah busuk adalah sampah yang tersusun dari senyawa anorganik, berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Contohnya adalah botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng dan logam. Sebagian sampah anorganik tidak dapat diuraikan oleh alam sama sekali dan sebagian lain dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Pengelolaan sampah anorganik sangat erat hubungannya dengan penghematan sumber daya alam yang digunakan untuk membuat bahan-bahan tersebut dan pengurangan polusi akibat proses produksinya di dalam pabrik. Berbagai jenis sampah dan sumbernya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

18

Tabel 2.2 Jenis sampah dan sumbernya (Suryanto dan Diana, 2005) No 1. Jenis Sampah basah Sifat - Sampah dari hasil penyiapan dan pemasakan makanan - Sampah pasar - Sampah hasil penanganan, penyimpanan dan penjualan produk - Mudah terbakar (combustible) seperti: kertas, karton dan sebagainya - Tidak mudah terbakar (non combustible) seperti: logam, kaleng, kawat, gelas Residu hasil pembakaran baik pada proses pemasakan dan pemanasan dari hasil proses insenerasi Debu, daun-daunan Kucing, anjing, kerbau Sumber Rumah tangga, rumah makan, institusi, toko dan pasar

2.

Sampah kering

Rumah tangga, rumah makan, institusi, toko dan pasar

3.

Abu/debu

4. 5.

Buangan dari jalan raya Bangkai binatang

Rumah tangga, rumah makan, institusi, toko dan pasar Jalan raya, trotoar Jalan raya, pemukiman, rumah pemotongan hewan Pabrik dan pembangkit listrik Pembangunan dan perbaikan gedung Rumah tangga, hotel, rumah sakit, toko dan industri Instalasi pengelolaan air limbah dan septic tank

6. 7. 8.

Sampah industri

9.

Buangan dari pengelolaan makanan, scrap, metal scrap Buangan sisa Sisa-sisa pipa dan material konstruksi konstruksi bangunan Buangan khusus Buangan B3 (padat, cair, debu, gs) yang bersifat mudah meledak, patogen, radioaktif Residu hasil Padatan residu dari screening dan pengelolaan limbah grid camber (penangkap pasir), limah dari septic tank

Dari Tabel 2.2 dapat diketahui bahwa hampir semua aktivitas kehidupan menghasilkan sampah, sehingga perlu adanya sistem pengelolaan sampah sebagai solusi permasalahan sampah yang semakin hari semakin meningkat. Salah satu solusi yang tepat adalah pemanfaatan sampah sebagai sumber energi sehingga dapat dimanfaatkan lebih lanjut seperti sebagai raw material pengganti batubara pada sistem PLTU.

19

BAB III. METODE PENULISAN

Metode penulisan karya tulis ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu pengumpulan data, pengelolaan data dan analisis sintesis.

Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencarian data yang berupa telaah-telaah atau studi dari pustaka dan observasi. Studi Pustaka Studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan data teoritik atau referensi yang berhubungan dengan karya tulis yaitu sampah dan pengelolaannya, RDF dan nilai kalornya. Sumber yang digunakan berupa text book, jurnal hasil penelitian dan buku-buku yang dijadikan referensi. Kajian Data Penelitian Kajian data penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauh mana arah perkembangan penelitian dari tema yang diangkat dalam karya tulis ini yaitu pembuatan RDF dari sampah dengan teknologi pirolisis. Data yang didapatkan merupakan data sekunder yang berasal dari penelitian paten maupun data yang berasal dari jurnal penelitian. Observasi Observasi bertujuan sebagai metode awal dalam mengetahui seberapa besar jumlah dan karakteristik sampah di masyarakat (TPS dan TPA) serta bagaimana pengelolaan sampah yang dihasilkan.

Pengolahan Data Data sekunder yang diperoleh dari proses pengumpulan data diolah kemudian dirancang untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan tema. Pemilihan dan pengelolaan data dengan tema sangat penting karena akan mempengaruhi gagasan baru yang akan dikembangkan dalam karya tulis ini. Pada proses pengelolaan data lebih diutamakan data yang berasal dari proses observasi, penelitian paten

20

(United State Patent) tanpa meninggalkan data yang berasal dari jurnal hasil penelitian. Analisis Sintesis Analisis sintesis bertujuan untuk menggali segala peluang, keuntungan dan kerugian dari metode yang selama ini berkembang dalam hal pengelolaan sampah. Kemudian dilakukan transfer gagasan untuk mencari alternatif dalam proses pemanfaatan RDF dari sampah dengan menggunakan teknologi pirolisis sebagai bahan bakar rumah tangga, industri dan pembangkit tenaga listrik. Dari proses transfer gagasan ini diharapkan adanya rekomendasi yang dapat digunakan sebagai solusi permasalahan atas tema yang diangkat sehingga dapat dijadikan acuan kedepan dalam penelitian yang lebih lanjut baik dari segi pengelolaan sampah maupun dari segi energi.

21

BAB IV. ANALISIS DAN SINTESIS

Analisis Nilai Kalor dari Berbagai Jenis Sampah Penggunaan sampah sebagai bahan pembuatan RDF harus diketahui nilai kalor dari jenis sampah tersebut. Menurut Wiradarma (2002) pemanfaatan energi panas dari sampah dapat menghasilkan energi listrik sebesar 3,25 MW dengan rata-rata nilai kalor seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Nilai kalor rata-rata dari berbagai jenis sampah Jenis sampah % Kalor spesifik (kJ/kg) 4.170 17.530 17.910 19.940 17.720 26.230 Nilai kalor (KJ/kg) 2.864,79 1.104,39 2.077,56 498,5 584,76 550,83 -

68,70 Sampah makanan 6,30 Aneka kertas 3,10 Kaca/ gelas 11,60 Plastik 0,90 Logam 2,50 Kayu 3,30 Kain/ tekstil 2,10 Karet 0,10 Baterai 1,40 Lain-lain Sumber: Wiradarma (2002)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa nilai kalor terbanyak terdapat pada sampah makanan yang berasal dari rumah tangga. Menurut Budiman (2005) menyatakan untuk mendapatkan listrik maka sampah harus mempunyai kalor atau nilai panas yang tinggi. Kalor tinggi itu berasal dari sampah makanan, kertas dan plastik.

Desain Alat pembuatan Refuse Derived Fuel (RDF) Pembuatan RDF dari sampah terdiri atas 4 tahap utama (Gambar 4.1) yaitu proses pemecahan (crushing process), proses pengeringan (dryng process), proses pemisahan dan pemecahan kembali (sorting and crushing process) dan proses pemadatan (soliditying process).

22

Gambar 4.1 Desain alat pembuatan RDF. Dari Gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa sampah yang diperoleh dari tempat pembuangan kemudian dimasukkan kedalam sistem penampungan sampah sebelum diolah menjadi RDF. Tahap pertama adalah proses pemecahan sampah atau pereduksian ukuran sampah. Menurut Dumbaugh (1988) dalam United States Patent bahwa ukuran RDF adalah sekitar 6 inci dan dapat direduksi lagi sampai ukuran 2 inci. Selanjutnya hasil dari proses ini dialirkan gas bertekanan tinggi yang bertujuan untuk menghilangkan kadar air dan menghilangkan bau busuk pada sampah.

Tahap ketiga adalah pemecahan dan pemisahan komponen yang tidak dapat diolah menjadi RDF. Pemecahan ini bertujuan untuk mereduksi kembali sampah yang telah dikeringkan dan dipisahkan dari kandungan besi dan aluminium menggunakan sistem pemisahan magnetik sehingga besi dan aluminium akan

23

terpisahkan dari proses. Selain itu pada proses ini sampah dicampur CaO untuk membunuh mikroorganisme pembusuk (Lanang, 2005). Tahap terakhir dari proses ini adalah dengan memadatkan kembali RDF yang dihasilkan dengan mesin pemadat. Padatan RDF (Gambar 4.2) yang dihasilkan dapat berupa pellet atau briket dengan densitas tinggi, memiliki tingkat kekuatan yang baik, lebih stabil, homogen dan tahan lama (Bortman et al, 2002).

Gambar 4.2 Padatan refuse derived fuel (RDF). Menurut Lanang (2005), RDF yang dihasilkan memiliki nilai kalori sebesar 3.000-4.000 kkal/kg dengan karakteristik seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4. 2 Karakteristik RDF No 1. 2. 3. 4. Karakteristik Kandungan uap Kandungan volatil Abu Karbon Jumlah (%) 7,2 64,6 21,9 6,3

Sumber; SELCO International Limited (2007) Karakteristik dari RDF yang dihasilkan memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan nilai kalor dari sampah sebelum diolah menjadi RDF (Tabel 4.1). Nilai kalor dari RDF ini dapat dimanfaatkan sebagai raw material pengganti batubara pada sistem PLTU.

24

Proses Terjadinya Energi Listrik pada PLTU dengan Bahan Bakar RDF Menurut Almanda (2004) bahwa pembakaran bahan bakar pada PLTU akan menghasilkan uap dan gas buang yang panas. Gas buang itu berfungsi juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di atas lapisan mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke pembersih yang di dalamnya terdapat alat pengendap abu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara melalui cerobong. Sedangkan uap dialiri ke turbin yang akan menyebabkan turbin bergerak, tapi karena poros turbin dikopel dengan poros generator akibatnya gerakan turbin itu akan menyebabkan pula gerakan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Pembakaran bahan bakar yang biasanya menggunakan batubara dapat digantikan dengan penggunaan RDF. Hal ini dikarenakan nilai kalor yang dihasilkan antara RDF dan batubara hampir sama yaitu 3.000-4.000 kkal/kg. Berdasarkan nilai konversi energi (Lampiran 1) dan jumlah sampah dari beberapa kota di Indonesia (Lampiran 2) maka energi listrik yang dihasilkan dengan memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar adalah sebesar 158.676 MW per jam. Nilai ini melebihi jumlah kapasitas listrik dari crash program pembangunan PLTU sebesar 10.000 MW yang tahap I direncanakan selesai pada tahun 2011.

Potensi Pengembangan RDF di Indonesia Potensi pengembangan RDF di Indonesia sangatlah bagus karena didukung ketersedian sampah yang sampai saat ini sulit diatasi. Pemanfaatan sampah dari beberapa kota di Indonesia dapat mentupi sebesar 54 % dari total kebutuhan listrik nasional pertahun (Lampiran 1). Keuntungan menggunakan RDF sebagai bahan bakar dibandingkan dengan bahan bakar fosil adalah emisi yang dihasilkan berupa gas NOx, SOx, CO dan CO2 sangat rendah begitupun juga dengan keberadaan senyawa dioksin dan furon hanya ditemukan dalam skala ppb (parts per billion). Keuntungan yang lain adalah pembakaran RDF akan mengurangi efek rumah kaca sebagai salah satu sumber penyebab Global Warming.

25

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Sampah dari aktivitas warga dapat dirubah menjadi RDF yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan sumber energi. 2. Karakteristik RDF yang dihasilkan dari sampah memiliki nilai kalori sebesar 3.000-4.000 kkal/kg dengan densitas tinggi dan tingkat kekuatan yang baik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai raw material pengganti batubara pada sistem PLTU menghasilkan energi listrik sebesar 158.676
MW per jam.

3. Penggunaan RDF sebagai bahan bakar sangat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan efek rumah kaca dan berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia.

Saran Potensi pembuatan RDF di Indonesia sangat baik dengan ketersediaan sampah yang sangat melimpah sehingga perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai penerapan teknologi RDF sebagai bahan bakar penghasil listrik yang meliputi fasilitas pendukung dan sumber daya manusia.

26

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Penerbit ANDI Yogyakarta. Jakarta. Akselerasi Pertukaran Teknologi Lingkungan (APEC). 2005. Teknologi Pengolahan Sampah Jepang. KAWASAKI JUKO Co.Ltd. Jakarta. Almanda, D. 2004. Meningkatkan Efisiensi PLTU Batubara.

www.energi.lipi.go.id. [14 Februari 2009]. Anonim. 2008. Listrik Jawa-Bali Terancam Pemadaman Bergilir.

www.antaranews.com. [21 Maret 2009]. Dumbaugh, G, D., Louisville, Ky; United States Patent. 13 Agustus 1987. System of Handling Refuse Derived Fuel Utilizing Same to Fire Power Plants. No. Patent; 4.774.893. Brotman, M., Peter, B., Mary, A, C., William, P, C., and William, F. 2002. Environmental Encyclopedia. Third edition. Volume 1. GALE Group Inc. Farmington Hills. Budiman. 2005. Mengelola Sampah Tak Perlu Teknologi Mahal. www.bppt.go.id. [21 Maret 2009]. DIGILAB AMPL. 2006. Warga Depok Bertekan Hapuskan Predikat Kota Terkotor. www.digilab.com. [29 Maret 2009]. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. 2009. Hari Peduli Sampah Nasional, Satu Hari Tanpa Kantong Plastik. www.jatimprov.go.id. [29 Maret 2009]. Dwinanda, R. 2004. Sampah. Laporan Republika Online. KOMPAS. 2008. Krisis Listrik Hingga 2009. www.cetak.kompas.com [20 Maret 2009]. Kuswardono, T. 2007. Kampanye Energi Alternatif. www. walhi.or.id /kampanye /energi /energi _info_ 310504. [21 Maret 2009]. Lanang, R, WTP. 2005. Kajian Perencanaan Permintaan dan Penyediaan Energi di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Perangkat Lunak LEAP. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

27

Munawir, W. 2007. Ironi, Krisis Listrik di Negeri Kaya Sumber Energi. OPINI. Harian Umum PELITA. Edisi Jumat, 27 Maret 2009. Saida, 2008. Mengelola Sampah Menuju Makassar Zero Waste.

http://www.tribun-timur.com/view.php?id=113410. [29 Maret 2009]. SELCO International Limited. 2007. MSW Processing Plant. www.selco.co.in. [23 Maret 2009]. Suryanto, D. A., dan Diana, S. 2005. Kajian Potensi Ekonomis dengan Penerapan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Depok. Di dalam: Seminar Nasional PESAT 2005. Universitas Gunadarma. Jakarta. ISSN: 18582559. Wiradarma. 2002. The Energy Potency of Municipal Solid Waste to Supply Electricity in Mataram Regency. Rekayasa Vol. 3; No.1. Universitas Mataram. Mataram.

28

LAMPIRAN

Lampiran 1

PERHITUNGAN ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN Jumlah sampah yang dihasilkan perhari dari berbagai kota 68.004 m3.
Jumlah RDF yang dihasilkan = x 68.004 m3. = 34.002 m3. Jumlah energi yang terkandung = 34.002 m3 x 4.000 kkal/kg = 34.002 x 1.000 x 4.000 J/kg x 1.000 x 4.2 = 5,712336 x 108 MW Jumlah energi listrik yang dihasilkan per jam = 5,712336 x 108 MW : 3.600 sekon = 158.676 MWH

Jumlah energi listrik yang dihasilkan selama 1 tahun = 158.676 MWH x 365 hari = 57916740 MWH = 57,92 TWH

Berdasarkan tingkat kebutuhan listrik tahun 2007 yaitu sebesar 107 TWH maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan RDF dapat menutupi kebutuhan listrik sebesar 54 % dari total kebutuhan listrik di Indonesia per tahun.

29

Lampiran 2 JUMLAH SAMPAH YANG DIHASILKAN DARI BEBERAPA KOTA DI INDONESIA Tabel L.1 Jumlah Sampah Berbagai Kota No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kota Medan Jakarta Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Tangerang Bekasi Depok Denpasar Makassar Bogor Jumlah Volume Sampah per hari (ton/m3) 4.000 25.000 7.500 6.000 5.700 1.283 1.200 8.040 3.000 2.400 1.676 2.205 68.004

Sumber; Saida, 2008; DIGILAB AMPL, 2006; Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim, 2009; Dwinanda, 2004 Jakarta sebagai ibukota Negara, merupakan kota penghasil sampah terbanyak. Pada umumnya sampah yang dihasilkan berasal dari sampah rumah tangga.

30

Lampiran 3 PROGRAM PEMBANGUNAN PLTU

Untuk mempercepat ketersediaan listrik PLN membuat program untuk membuat 35 PLTU dengan total tenaga 10.000 MW. Ketiga puluh lima PLTU tersebut tersebar di jawa dan luar jawa. Untuk Jawa dibangun 10 buah PLTU dan diluar pulau Jawa sebanyak 25 PLTU dengan rincian sebagai berikut: Tabel L.2 Kapasitas PLTU di Pulau Jawa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pembangkit PLTU 1 Banten PLTU 2 Banten PLTU 3 Banten PLTU 1 Jawa Barat PLTU 2 Jawa Barat PLTU 1 Jawa Tengah PLTU 2 Jawa Tengah PLTU 1 Jawa Timur PLTU 2 Jawa Timur PLTU 3 Jawa Timur Kapasitas 1 x 625 MW 2 x 300 MW 3 x 315 MW 3 x 330 MW 3 x 350 MW 2 x 315 MW 1 x 600 MW 2 x 315 MW 1 x 660 MW 2 x 350 MW

Tabel L.3 Kapasitas PLTU di luar Pulau Jawa No 1 2 3 4 5 6 7 8 Pembangkit PLTU NAD PLTU 2 Sumatra Utara PLTU Sumatra Barat PLTU 3 Bangka Belitung PLTU 4 Bangka Belitung PLTU 1 Riau PLTU 2 Riau PLTU Kepulauan Riau Kapasitas 2 x 100 MW 2 x 200 MW 2 x 100 MW 2 x 25 MW 2 x 15 MW 2 x 10 MW 2 x 7 MW 2 x 7 MW

31

Lanjutan Tabel L.3 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 PLTU Lampung PLTU 1 Kalimantan Barat PLTU 2 Kalimantan Barat PLTU 1 Kalimantan Tengah PLTU Kalimantan Selatan PLTU 2 Sulawesi Utara PLTU Sulawesi Tenggara PLTU Sulawesi Selatan PLTU Gorontalo PLTU Maluku PLTU Maluku Utara PLTU 1 NTB PLTU 2 NTB PLTU 1 NTT PLTU 2 NTT PLTU 1 Papua PLTU 2 Papua 2 x 100 MW 2 x 50 MW 2 x 25 MW 2 x 60 MW 2 x 65 MW 2 x 25 MW 2 x 10 MW 2 x 50 MW 2 x 25 MW 2 x 15 MW 2 x 7 MW 2 x 15 MW 2 x 25 MW 2 x 7 MW 2 x 15 MW 2 x 7 MW 2 x 10 MW

32

Lampiran 4 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis 1 Nama Tempat/tanggal lahir Alamat Asal : Taumy Alif Firman : Wotu, 11 April 1987 : Desa Sausu Piore Kec. Sausu Kab. Parigi Moutong Sulawesi Tengah 94373 Alamat Semarang : Jl Banjarsari No 17, Kel Tembalang, Semarang 50275 Alamat E-mail Pengalaman Organisasi : talif_chem@yahoo.co.id : - Senat Mahasiswa F MIPA (Wakil Ketua/Tahun 2006) - Rohis F MIPA (Staff Hubungan Luar/ Tahun 2006) - Rohis F MIPA (Staff KSIS/ Tahun 2007) - BEM FMIPA ( Staff POSDM/ Tahun 2007) - BEM KM UNDIP ( Staff Departemen Riset/Tahun 2007) - KSPM Valensi ( Ketua/Tahun 2007) Telepon Kost HP Pendidikan : 024 7461544 : 0852 460 83512 : SD N No 198 Lampenai SLTP N 3 SAUSU SMA N 1 PALU ( 1999 ) ( 2002 ) ( 2005)

Pelatihan yang pernah di ikuti : Latihan Dasar Organisasi oleh HMK jurusan Kimia F MIPA UNDIP tahun 2006

33

Pelatihan Gender oleh Pusat Penelitian Gender UNDIP tahun 2006 Pelatihan First Step to Be Inventor oleh Plasma Tech UNDIP 2006

Pelatihan Karya Tulis Ilmiah oleh Departemen PSDM BEM UNDIP tahun 2006

Pelatihan Metodologi Penelitian oleh BEM FMIPA Tahun 2006

LKMM I tahun 2006 oleh BEM FMIPA

Penulis 2

Nama Tempat/tanggal lahir Alamat Asal

: Aris Wahyu Widiyanto : Grobogan, 16 Agustus 1987 : Desa Cingkrong RT07/ 08, Kec. Purwodadi Kab. Grobogan, Jawa Tengah 58151

Alamat Semarang

: Jl Banjarsari Gg Iwenisari No 34, Kel Tembalang, Semarang 50275

Alamat E-mail Pengalaman Organisasi

: aris_doww@yahoo.co.id : - Kelompok Studi Islam Matematika ( Staff Kaderisasi/ Tahun 2007) - Rohis F MIPA ( Staff Syiar/ Tahun 2008) - BEM F MIPA ( Staff PSDM/ Tahun 2008)

Pengalaman Karya Tulis Telepon Kost HP Pendidikan

:: 024 76482577 : 081575528628 : SD N 4 CINGKRONG SLTP N 5 PURWODADI SMA N 1 PURWODADI ( 1999 ) ( 2002 ) ( 2005 )

34

Pelatihan yang pernah di ikuti : - Pelatihan Sistem Operasi Windows dan Linux oleh HMM jurusan Matematika F MIPA UNDIP tahun 2005 - Latihan Dasar Organisasi oleh HMM jurusan Matematika F MIPA UNDIP tahun 2006 - Pelatihan Metodologi Penelitian oleh BEM F MIPA Tahun 2007 - LKMM I tahun 2007 oleh BEM F MIPA - Pelatihan Public Speaking oleh BEM F MIPA tahun 2008

Penulis 3 Nama Tempat/tanggal lahir Alamat Asal : Barri Pratama : Ujung Pandang, 14 Mei 1989 : Dusun Cangkring Desa Gumul Kec. Karang Nongko Kab. Klaten Jawa Tengah Alamat Semarang : Jl. Banjarsari Gg. Nirwanasari I No. 24C, Tembalang, Semarang 50275 Alamat E-mail Pengalaman Organisasi : bary_usaka7@yahoo.com : - Dewan Ambalan SMA N 1 Klaten (Pradana/Tahun 2006) - Rohis SMA N 1 Klaten ( Ketua Ketakmiran/Tahun 2006) - BEM F MIPA (Staff PSDM/Tahun 2008) - Rohis F MIPA (Ketua Humas/Tahun 2008) - HMB (Staff Hublu/Tahun 2008)

35

- FOSTIBI (Staff PnD/Tahun 2008) - Haliaster (Anggota/Tahun 2008) - IKAHIMBI Jawa II (Staff Penelitian/Tahun 2008) - KAMMI komfak MIPA ( Staff KP/Tahun 2008) Telepon Rumah HP Pendidikan :: 0856 4022 1393 : SD N GUMUL II SMP N 1 JOGONALAN SMA N 1 KLATEN ( 2001 ) ( 2004 ) ( 2007)

Pelatihan yang pernah di ikuti : Latihan Dasar Organisasi oleh HMB jurusan Biologi F MIPA UNDIP Tahun 2007 Pelatihan Metodologi Penelitian oleh BEM F MIPA Tahun 2007 LKMM I oleh BEM F MIPA Tahun 2007 Leadership Training oleh KAMMI Kompass Tahun 2007 Public Speaking and MC Training oleh BEM F MIPA Tahun 2008 Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah oleh HMB jurusan Biologi F MIPA UNDIP Tahun 2008 Entrepreneurship Training oleh KAMMI Daerah Semarang Tahun 2008 Pelatihan Kehumasan oleh KAMMI Daerah Semarang Tahun 2008 Pelatihan Penulisan Essay oleh KAMMI Daerah Semarang Tahun 2008

36

Lampiran 5 DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING 1. Nama Lengkap 2. Tempat & Tgl.Lahir 3. Kedudukan dan Jabatan 4. Alamat Kantor 5. No. Telp. Kantor 6. Alamat Rumah : Drs. Budi Raharjo, MSi : Purworejo/ 05 Juni 1963 : Dosen Biasa Negeri : Jur. Biologi FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang, Semarang : (024) 76480923 : Jln Bukiti Cemara Indah 4 Blok CD/19 Bukit Kencana Jaya, Tembalang, Semarang 50271 ::: budi206@yahoo.com : 0815 7580 7574 : 15 tahun :

No. Telp. No. Fax Email No. HP 7. Masa Kerja 8. Riwayat Pendidikan

No. 1. 2.

Jenjang S1 S2

Tempat pendidikan Universitas Jenderal Soedirman PWT Institut Teknologi Bandung

Tahun Lulus 1990 2004

Bidang Ilmu Mikrobiologi Mikrobiologi

9. Riwayat Pekerjaan No. 1. 2. Tahun 1992 1993-Sekarang Riwayat Pekerjaan CPNS Undip PNS Undip

10. Penelitian yang dilakukan: No. 1. Tahun 2006 Judul Penelitian Pengaruh Ekstrak Fermentasi Rhizobakteri dan Air Kelapa terhadap Pertumbuhan Akar pada Stek Batang Jarak (Jatropha curcas L) Inokulasi Rhizobakteri Pensintesis IAA pada Tanaman Kedelai, Kacang hijau, Jarak dan Buah naga Inokulasi Rhizobakteri Pelarut fosfat pada Tanaman Kedelai, Kacang. Isolasi dan Penapisan Rhizobacteri Toleran CU dan mampu Mensintesis IAA dari Rizosfer Kedelai (Glycine max L.) Jabatan Ketua

2. 3. 4.

2006 2006 2003

Ketua Ketua Ketua

37

11. Publikasi Ilmiah: No. 1. Nama Seminar/ Jurnal/Buku/Lainnya Pelarutan Fosfat Anorganik oleh Jurnal Sains & Kultur Campur Jamur Pelarut Matematika Fosfat Secara Invitro Efektivitas Zat Tumbuh Alami Majalah Ilmiah dari Ekstrak Fermentasi Biologi Bioma Rhizobakteri dan air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Akar pada Stek Batang Jarak (Jatropha curcas L.) Formula Pupuk Biologi Pelarut majalah Ilmiah Fosfat dengan Mwnggunakan Biologi Bioma Tanah Gambut sebagai Agen Pembawa Mikroba Analisis Aktivitas invitro Nitrat Buletin Anatomi dan Reduktase Daun Kacang Tanah Fisiologi Produksi IAA Isolat 1.3 dari Rhizosfer Kedelai Isolasi dan Penapisan Rhizobacteri Toleran CU dan mampu Mensintesis IAA dari Rizosfer Kedelai (Glycine max L.) Pertumbuhan Miselium Bibit Jamur Kuping Cokelat (Auricularia auricular judae) dan Tiram (Pleurotus ostreatus) pada media substitusi biji Jagung Propagasi Miselium Jamur Kuping (Auricularia aurcula) dengan Proses Marcescent sebagai Upaya Pengadaan Bibit Namur seacara Massal. Majalah Ilmiah Biologi Bioma Jurnal Sains & Matematika Judul tulisan S/J/B/L Jurnal Vol/Thn. April 2007 Desembe r 2006

2.

Jurnal

3.

Jjurnal

Juni 2006

4.

Jurnal

5. 6.

Jurnal Jurnal

XIII, Maret 2005 Juni 2004 Oktober 2005

7.

majalah Ilmiah Biologi Bioma

Jurnal

Juni 2005

8.

Jurnal Sains & Matematika

Jurnal

Vol. 14, No. 1 Januari 2006

12. Keanggotaan dalam asosiasi/Himpunan Ilmiah/Profesi: No. 1. Tahun 2006 PERMI Keanggotaan

Você também pode gostar