Você está na página 1de 4

A. Pertumbuhan Ekonomi Milik Siapa? GB (Grameen Bank) mengedepankan microcredit sebagai kebijakan bagi masyarakat ma rginal, terutama perempuan.

GB adalah Bank yang dikelola secara independen oleh warga miskin dan menolak intervensi sistem perbankan konvensional karena secara ideologis, GB berposisi di kiri terkait dengan preferensi pada kesejahteraan nas abah-nasabahnya sebagaimana konsepsi koperasi. Namun GB tidak anti kanan karena tidak menolak globalisasi dan pasar bebas asal mengikutsertakan si miskin. Jalan tol globalisasi tidak seharusnya dikuasai oleh truk-truk raksasa negara-negara maju dengan menyingkirkan becak-becak di negara dunia ketiga. Kredit mikro didas ari asumsi bahwa kewirausahaan tidak harus melulu profit, melainkan sebuah inves tasi yang digerakkan oleh kesadaran sosial. Kredit mikro adalah salah satu lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi. Sebagian pendapat mengatakan bahwa kredit mikro berfungsi sebagai minyak pelumas dari me sin pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan GNP. Padahal seharusnya pertumbuhan d iukur melalui target-target pengurangan jumlah penduduk miskin dan layanan terha dap mereka. Pembangunan harus bersandar pada isu HAM sehingga harus didefinisika n ulang mengacu pada pendapatan perkapita 50 % populasi termiskin, bahkan kalau perlu 25 % kualitas hidup populasi terbawah terangkat. Kritikus sering mengatakan bahwa kredit mikro tidak memberikan kontribusi signif icant terhadap pembangunan sebuah negara. Yunus membantahnya dengan analogi kere ta api yang sering dipakai dalam menganalisis strata sosial ekonomi manusia. Ker eta api ditarik oleh lokomotif yang terletak di depan atau didorong dari belakan g, atau keduanya. Namun sebenarnya masyarakat memiliki mesin sendiri-sendiri. Oleh sebab itu gabun gan kekuatan seluruh mesin akan mendorong seluruh perekonomian maju. Strata sosi al di gerbong-gerbong belakang tidak boleh lepas kendali, sehingga harus didoron g oleh lokomotif yang disebut dengan kredit mikro. Logikanya, dorongan lokomotif ini akan membuat kereta bertambah laju, bukannya melambat. Sesuatu yang gagal d ilakukan oleh sebagian besar proyek-proyek pembangunan. Selama ini investasi ben dungan, pembangunan jalan, jembatan, pembangkit listrik dan bandara meningkatkan efisiensi mesin-mesin di gerbong kelas satu berlipat-lipat, namun apakah otomat is meningkatkan kapasitas mesin di gerbong belakang? Belum pasti. B. Jalan Terjal Interaksi GB (Grameen Bank) dengan WB (World Bank) Sam Daley Harris, direktur eksekutif RESULT bersama John Hatch dari FINCA dan Yu nus mulai mereka-reka target ambisius untuk menggapai 100 juta keluarga termiski n terlibat dalam kredit mikro dalam 10 tahun kedepan (1996-2005). Visi tersebut kemudian dideklarasikan dalam Pertemuan Puncak Kredit Mikro (Micro credit Summit ) yang digelar pada tanggal 2-4 Februari 1997 di Washington D.C. 3000 orang dari 137 negara hadir menyaksikan sambutan Hillary Clinton, Ratu Sofia (Spanyol) dan Tsutomu mantan PM. Jepang. Hillary mengatakan bahwa : Kredit mikro bukan hanya soal memberi orang peluang ekonomi. Ini menyangkut komu nitas, tanggung jawab dan cara pendang tentang bagaimana kita semua saling terhu bung dan tergantung di dunia masa kini. Ini adalah pengakuan bahwa negara kami, nasib para penerima tunjangan kesejahteraan di Denver atau Washington terjalin t ak terelakkan dengan kita semua. Ini soal pemahman tentang bagaimana mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan di India atau Bangladesh akan memantulkan kemb alimanfaatnya bagi seluruh komunitas dan menciptakan ladang subur agar demokrasi bisa hidup dan bertumbuh, karena masyarakat memiliki harapan dan masa depan. Yunus terharu dengan kehadiran para kepala negara dalam konferensi tersebut, ter masuk perwakilan lembaga-lembaga donor, praktisi, perusahaan, lembaga keuangan i nternasional, ornop, dewan pendukung dan anggota-anggota parlemen. Dalam pidaton ya, ia menegaskan tekadnya untuk menggapai target karena kredit adalah HAM, bagi an paling strategis dalam penanggulangan kemiskinan. Ia telah melihat sendiri fa kta tersebut dengan mata cacing . Yang lebih menggembirakan pada pertemuan itu adalah

agaimana komitmen menghapuskan kemiskinan uruh pihak terutama lembaga-lembaga donor dan IFAD). Jim Wolfensohn turut hadir di uk mengimplementasikan kredit mikro dalam

melalui kredit mikro digalang oleh sel (WB,UNDP, Unicef, UNFPA, Unesco, USAID antara mereka dan berkomitmen sama unt program WB .

Padahal beberapa tahun sebelumnya, pada 1986, cek-cok hebat terjadi dengan Conab le (Presiden WB saat itu) ketika Yunus diundang oleh Patricia Young pada telecon ference peringatan Hari Pangan Sedunia yang disiarkan ke 30 negara. Yunus menola k keras klaim Conable yang menyatakan bahwa WB selama ini telah memberikan bantu an untuk Grameen hingga ia terpaksa menghardiknya bahwa mempekerjakan ekonom-eko nom pintar tidak otomatis melahirkan kebijakan yang menguntungkan kaum miskin da n Yunus tidak menyukai cara berbisnis WB yang kerap mengambil alih proyek yang m ereka danai . Grameen pernah menolak pinjaman lunak US$200 juta dari WB karena d isertai intervensi baik terhadap Grameen maupun Pemerintah Bangladesh mengenai b agaimana harus mengelolanya. Proyek Dungganon sebagai replikasi Grameen untuk menangkal gizi buruk anak-anak di pulau Negros Filipina pada tahun 1989 pernah mengajukan bantuan kepada PBB, n amun tidak pernah terrealisasi meskipun empat misi untuk meneliti proposalnya te lah dikirimkan dengan segala tetek bengek birokrasinya. Sampailah ia pada kesimp ulan bahwa cara kerja lembaga donor multilateral telah salah arah. Bisnis konsul tan mengasumsikan bahwa negara-negara penerima bantuan perlu dibimbing pada seti ap tahapan proses mulai identifikasi, persiapan, pelaksanaan. Donor dan konsulta n sering bertindak arogan dan melumpuhkan inisiatif-inisiatif lokal. Pasca perseteruan 1986 tersebut, Grameen menegaskan untuk tetap menolak diajari menjalankan kredit mikro oleh WB. Akhirnya WB memutuskan untuk membentuk organis asi kredit mikronya sendiri di Bangladesh dengan memadukan metode grameen dan me tode program kredit mikro lainnya. Karena ide tersebut dianggap tidak realistis maka Pemerintah Bangladesh menolaknya, hingga WB tersinggung dan mencoret Bangla desh dari dokumen proyek untuk ditawarkan kepada Sri Lanka . Sejak itu Yunus mul ai mempelajari sepak terjang lembaga donor dalam penggelontoran uang ke Banglade sh melalui berbagai cara termasuk mekanisme penyuapan. Di sisi lain, sebagian be sar uang itu dimanfaatkan untuk pembelanjaan barang dan infrastruktur dari luar negeri yang tidak terkait langsung dengan pengentasan kemiskinan. Kritik terhadap WB yang tiada habisnya membuat wartawan USA menanyakan apa yang dia lakukan seandainya Yunus menjadi Presiden WB. Jika Lewis Preston (Presiden W B saat itu) menegaskan bahwa tujuan utama WB adalah memerangi kemiskinan dunia m aka sebaiknya Kantor Pusat WB dialihkan ke Dhaka. Dikelilingi oleh orang-orang y ang menderita dan miskin memungkinkan WB bisa mengatasi masalah lebih cepat dan realistis sekaligus menyaring orang-orang yang benar-benar fokus pada kinerja me merangi kemiskinan. Alasan lain adalah efisiensi, karena gaji di Dhaka jauh lebi h murah. Jalan menuju akur dengan WB tidaklah mudah, namun independensi GB selalu menarik minat banyak pihak untuk mendonorkan pinjaman jangka panjang dengan skema terlu nak. Salah satu yang tertarik adalah mantan mitra Yunus saat menjadi Dewan penas ihat Aga Khan Foundation di Geneva, Ismail Serageldin. Kendatipun saat itu telah menjadi wakil presiden WB, namun kepekaannya sebagai akademisi terhadap orang m iskin masih sangat besar. Awalnya Yunus tidak yakin jika WB mau bekerjasama deng an GB, karena WB selalu bekerjasama dengan pemerintah. Negosiasipun terjadi tahu n 1993. Sebelumnya GB kerapkali kesulitan mengalang dana internasional untuk kep entingan peningkatan kapasitas, terutama bagi cabang-cabang GB di luar Banglades h. Maka didirikanlah Grameen Trust. Lobi sana-sini untuk menggalang dana hanya d isambut USAID dengan US$ 2 juta, padahal kebutuhannya US$ 100 juta. Akhirnya dis epakati, WB menghibahkan US$ 2 juta tanpa jaminan pemerintah (karena Yunus biasa nya selalu menolak intervensi dan kompensasi pinjaman dana WB). Dana tersebut be rasal dari dana serbaguna (discretionary fund) presidennya. Untuk menambah dana, Ismail membentuk CGAP (Consultatif Group Agrichulture Program) dengan dana hiba

h US$ 30 juta dari WB. Yunus ditawari posisi Ketua Kelompok Penasihat Kebijakann ya. Dengan posisi itu Yunus mudah berhubungan dengan kelompok praktisi dan lemba ga donor dan bekerjasama menetapkan langkah global kredit mikro. Melalui CGAP inilah Yunus leluasa mengegolkan misinya, termasuk menyuntikkan dan a ke tiga replikasi utama GB, yaitu CARD (Filipina), SHARE (India), dan Dunggano n (Filipina) . Replikasi Grameen juga merambah Arkansas setelah diminta oleh Bil l Clinton selaku Gubernurnya. Negosiasi dihadiri oleh Hillary diatur oleh Ron Gr zywinski dan Mary Hougthon, bankir Chicago yang senantiasa berjuang keras meyaki nkan Ford Foundation untuk mendukung GB. Kedua bankir tersebut dikenalkan dengan keluarga Clinton oleh Jan Piercy teman sekamar hillary saat kuliah. Belakangan GB di arkansas diubah namanya menjadi Good Faith Foundation untuk memudahkan ada ptasi dengan penduduk USA. Setidaknya membuat Ron dan Mary untuk tidak perlu lag i menjawab pertanyaan nasabah tentang asal muasal nama Grameen. C. Posisi Ideologis GB GB membangkitkan nilai-nilai sosial dengan memposisikan para nasabah sebagai pem egang saham. Kemanfaatan sosial diprioritaskan bagi perempuan miskin. Jika dalam kapitalisme, bisnisman dianggap sebagai manusia sejati yang mendapatkan privile ge-privilege tertentu seperti pembebasan pajak, prioritas akses tanah, proteksi pasar maupun pengakuan sosial, maka GB membalikkan pandangan tersebut untuk kepe ntingan orang miskin. Sebagai bisnis sosial, GB anti maksimalisasi laba, tetapi memaksimalkan laba dan manfaat sosial sekaligus. Meskipun Yunus muda menganut kiri tengah progresif dengan paham ekonomi marxist tetapi spektrum ideologi politik GB mengambil jalan tengah, tidak kiri atau kana n. Netralitas GB bermuka ekstrem kanan ditunjukkan pada dukungan terhadap pemeri ntahan yang ramping, komitmen pada pasar bebas, mendorong lembaga usaha. Sedangk an wajah ekstrem kiri terlihat dari ketidak percayaan pada laizzes faire, upaya penciptaan perusahaan yang berkesadaran sosial (jika perlu didorong dengan insen tif) dan intervensi melalui berbagai paket-paket kebijakan maupun layanan tanpa pemerintah. Kendatipun fakta menunjukkan kecenderungan kiri, baginya skenario st rategis yang harus tercapai adalah menciptakan trust untuk membuka ruang bagi pe rekonomian global yang ramah sosial dan lingkungan. Berkenaan dengan komitmen kredit mikro dunia, WB adalah salah satu lembaga inter nasional yang terikat dengan kewajiban tersebut. Salah satu program WB yang mene rapkan kredit mikro adalah UPP. Kemiripan dengan GB terletak pada nilai-nilai so sial yang ditanamkan, termasuk pendefinisian kemiskinan oleh masyarakat sendiri. Jika GB melakukan interview kepada para peminjam untuk memaknai bebas miskin ma ka di UPP, komunitas merumuskannya melalui FGD. D. Landasan Kinerja Pada pertemuan nasional kedua tahun 1982, GB menutup lokakarya dengan Keputusan Sep uluh . Sepuluh keputusan tersebut ini bertambah menjadi enam belas dalam lokakarya 1 984 di Joydevpur. GB tidak pernah membayangkan betapa dalamnya keputusan ini aka n mempengaruhi anggota-anggotanya. Kini anggota kami di setiap cabang Grameen sa ngat bangga menyitir Keputusan Enam Belas yang isinya sebagai berikut: 1.Kami akan mematuhi dan mengembangkan 4 prinsip GB: disiplin, persatuan, kebera nian dan kerja keras di semua bidang kehidupan kami 2.Kami akan mengupayakan kesejahteraan bagi keluarga 3.Kami tidak akan tinggal di rumah yang bobrok. Kami akan memperbaiki rumah-ruma h kami dan berkerja untuk mengupayakan pembangunan rumah baru begitu ada kesempa tan 4.Kami akan menanam sayur mayur sepanjang tahun. Kami akan banyak makan sayur da n menjual sisanya 5.Selama musim tanam, kami akan menanam benih sebanyak mungkin 6.Kami harus menyusun rencana untuk menjaga agar keluarga kami kecil. Kami akan menekan pengeluaran. Kami akan menjaga kesehatan.

7.Kami akan mendidik anak-anak kami dan memastikan bahwa kami mampu membiayai pe ndidikannya 8.Kami akan selalu menjaga kebersihan anak-anak dan lingkungan kami 9.Kami akan membangun dan menggunakan lubang kakus (tomy:repro 28 Dec 2009)

Você também pode gostar